NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Dirimu

Antara Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kiara Safira Azzahra harus menelan pil pahit mendapati kekasihnya tiba-tiba tidak ada kabar berita. Ternyata ehh ternyata, kekasihnya......

😱😱😱😱

Penasaran????

Yuk kepoin cerita author yang bikin kalian mewek-mewek baper abiss....

Hanya disini.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Elo nggak balik?" tanya Kia pada Banyu yang setia menunggunya di RS.

"Kenapa?" tanyanya.

"Kalau elo mau balik, balik aja. Gue nggak apa-apa kok," kata Kia. Kia tidak enak karena Banyu yang menungguinya di RS. Dia kan laki-laki.

Pemuda itu nampak tercenung.

"Gue kepo," ucapnya tiba-tiba. Kia mengerutkan keningnya dalam.

"Sebenernya orang yang sering gebukin elo tuh siapa sih? Hobi banget bikin tato di tubuh elo!" kelakarnya. Kia menganga lebar.

"Bukan urusan elo?" balas Kia. Dia menghembuskan nafasnya berat, seberat beban hidupnya.

"Emang bukan urusan gue. Tapi gue perduli," balas Banyu.

Kia terperanjat. Lalu dia berusaha untuk mengatur diri supaya tidak terlihat terkejut.

"Itu namanya penganiayaan. Kalau dilaporkan---bisa kena tuh?" ucapnya, "Elo mau gue yang lapor!"

Kia menoleh cepat. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

Kia menghembuskan napasnya berat.

"Karena yang ngelakuin ini nyokap gue," suaranya lirih, mengandung luka yang teramat dalam.

"Alasannya?" Banyu menautkan kedua alisnya.

Kia mendesah dalam sunyi, wajahnya tertutup bayang-bayang kelabu. Tatapannya kosong, seakan jiwa kecilnya terkubur dalam kehampaan yang pekat—sepi yang menggerogoti setiap sudut hatinya tanpa ampun.

"Karena katanya gue anak pembawa sial!" kata Kia.

Banyu justru terkekeh kecil, "Alasan macam apa itu?" katanya.

Kia menundukkan kepalanya. Air mata menggantung di pelupuk mata. Tidak terjatuh. Karena memang ia berusaha untuk menahannya.

Tak lama setelah itu ---Anne datang ke ruangan. Senyumnya lebar. Ditangannya, dia membawa buah-buahan.

Beruntungnya, Kia masih mempunyai teman seperti Anne. Saat dirinya menelpon untuk meminta tolong karena tubuh tak sanggup lagi bertahan ---Anne langsung datang. Gadis itu begitu selalu perduli dengan caranya sendiri.

"Kenapa kesini? Gue jadi ngerepotin elu?" ucap Kia, Anne hanya nyengir.

"Gue sengaja datang untuk nemenin elo disini. Nih gue bawain buah sama cemilan. Dari mama gue sih?" ujarnya, tersenyum tengil.

"Tante Amanda tau gue dirawat?" kaget Kia.

"Yups, Tau," angguk Anne.

"Elo cerita?"

"Gue nggak cerita, tapi saat gue pamit mau nginep di rumah sakit, dia tau," katanya.

"Ih, gue jadi nggak enak, Ne," ucap Kia.

"Di enakin aja." Ucap Anne sambil nyengir, "Besok katanya dia mau datang!"

Anne menoleh ke arah Banyu yang masih setia menunggui Kia. Pemuda itu tersenyum kecil, tapi masih keliatan tampan.

"Terimakasih ya, Nyu. Elo boleh pulang!" suruh Anne.

"Elo ngusir gue? Padahal gue pengen nginep disini?" katanya.

"Nggak. Nggak. Mana boleh kayak gitu?" protes Anne.

"Gue tidur di luar deh?"

"Tetep nggak boleh!" Anne melarang. Sementara Kia hanya tersenyum kecil melihat keduanya.

"Terima kasih banyak ya, Nyu?" ucap Kia dengan tulus.

"Yakin nggak mau gue temenin?" tanya Banyu, tersenyum jahil.

"Kalian berdua cuma cewek-cewek loh? Kalau ada yang ketok-ketok pintu, awas loh ya!"

"Elo jangan nakut-nakutin deh....!" sewot Anne, "Sudah sana pulang! Kalau ada elo di sini, kita yang nggak nyaman!"

"Emang gue ngapain? Orang gue nggak ngapa-ngapain juga?"

"Iya, tapi kita nggak bebas. Elo kan cowok?" sungut Anne.

"Iya, Nyu. Elo mending pulang. Gue tau---elo kan harus kerja di cafe?" kata Kia.

"Thanks ya dah nyempetin waktu nungguin gue di sini?"

Banyu tersenyum manis. Ia senang bisa membantu Kia.

"Elo yakin baik-baik aja tanpa gue?" tanyanya.

"Gue baik-baik aja kok," jawab Kia,"Lagian udah ada Anne?"

"Kalau kangen, telepon ya? Si Anne tahu nomor gue?" cengir nya.

"Idihhh kangen. Kepedean elu....Dah sana balik.......!" usir Anne, sengaja ngusir.

"Iya, gue balik," sewot Banyu, wajahnya manyun, membuat Kia tersenyum tipis.

"Semoga cepet sembuh, Ya Cantik !" katanya , sedikit menggombal, dan setelah itu Banyu keluar dari ruangan Kia dirawat.

Kia mematung. Matanya mengerjap lucu. Baru kali ini dia di gombali seorang cowok.

Bukannya tak ada yang suka, hanya saja--- setiap cowok yang mau deketin Kia takut duluan lantaran gadis itu sudah menatap galak dan judes.

Jarang tersenyum. Tapi tetep cantik dan manis.

"Elehh, elehh, elo tersipu-sipu? Elo suka dia?" heboh Anne. Kia langsung menabok lengan sahabatnya itu.

Anne tertawa senang karena berhasil menggoda sahabatnya.

"Gue baru liat elo bisa tersipu-sipu juga dipanggil cantik?"

"Apaan sih, Ne?"

Hahahaha.......

Aneh tapi nyata.

Biasanya, Kia akan marah jika dipanggil cantik. Apalagi kalau dikatai gadis imut dan manis, kemarahannya bisa berkali-kali lipat. Dia lebih suka dipanggil gadis judes atau galak. Tapi entah kenapa, saat Banyu memanggilnya dengan sebutan cantik, Kia justru tak bisa menahan senyum malu yang tersipu di wajahnya.

******

Di sudut kafe yang penuh keramaian, Ratu tiba-tiba menarik lengan Regan dengan ragu. Matanya menatap penuh harap, tapi Regan malah mengernyit kesal. Tanpa banyak bicara, ia dengan kasar menghempaskan tangan Ratu, membuat gadis itu terpaku sejenak, napasnya tertahan. Hening memenuhi jarak di antara mereka, sementara Ratu mencoba menenangkan hatinya yang tercekat.

Tatapan Regan tajam setajam pisau, menatap Ratu dengan pandangan geram dan kesal.

Bagaimana tidak geram dan kesal, sudah diputus tapi tetap saja ngejar-ngejar.

Regan muak. Regan jengkel.

Gadis itu benar-benar tidak punya malu.

"Gue nggak mau putus!" katanya.

Saat ini mereka berada di parkiran sebuah kafe.

"Gue dah muak sama elo, Ratu! Berhenti ngikutin gue?" marah Regan.

"Gue masih cinta dan sayang sama elo?" katanya. Mata Ratu sudah berkaca-kaca.

"Berenti ngomong kayak gitu! Elo tau ---hubungan kita terlalu dipaksakan. Gue dah capek!"

"Dipaksakan apa sih? Gue sayang sama elo dari hati gue. Gue tulus sama elo, Beb?"

Regan tersenyum sinis, "Sayangnya gue nggak?"

Regan langsung masuk ke dalam mobilnya. Saat Ratu hendak ikut masuk, pemuda itu segera mengunci pintu dari dalam, tidak mengizinkannya masuk. Ratu pun menggedor-gedor kaca jendela mobil dengan putus asa. Namun, Regan sudah terlalu muak dan sama sekali tidak peduli.

Sekali tancap gas, mobil itu melesat cepat meninggalkan Ratu yang masih berdiri mematung.

Dia menatap Regan dengan mata membulat, tak percaya melihat perubahan sikap kekasihnya yang tiba-tiba dingin seperti es.

Dulu, Regan selalu hangat, penuh perhatian, tapi semenjak tahu Ratu dekat dengan dokter senior yang usianya tujuh tahun lebih tua darinya, di tempat koasnya, sikap itu berubah drastis. Ratu sendiri sempat terbuai, mengira kedekatan itu cuma main-main.

Rasanya bagai tersihir—dipuja, dimanja, seperti sedang menjalani kisah cinta yang selama ini hanya menjadi bayang-bayang kelabu di hidupnya bersama Regan yang selalu tenggelam dalam kesibukan tiada akhir. Namun, sosok dokter senior itu datang seperti angin segar yang merasuk ke dalam relung hatinya yang sepi. Setiap sentuhannya mampu mengobati kerinduan yang lama terkubur, setiap kata manisnya melumat dahaga yang tak pernah terpuaskan. Barang-barang mewah yang hadir di tangannya bukan sekadar hadiah, tapi janji kehangatan yang selama ini tak pernah dirasakan. Ratu terlena, lupa akan Regan—lupa bahwa dia pernah memiliki kekasih yang kini hanya menjadi sosok samar di antara gemerlap janji-janji dokter senior itu.

Tak heran, dia sering diajak mengikuti seminar-seminar kedokteran di luar kota, tinggal satu hotel, satu atap. Bohong jika mereka tidak melakukan sesuatu di luar batas. Namun pada akhirnya, hubungan gelap itu terbongkar juga. Regan mengetahuinya, melihatnya dengan mata kepala sendiri. Hari itu juga, Regan memutuskannya.

Dan kini, Ratu menyesali semua perbuatannya. Dia ingin kembali pada Regan, mengembalikan kekasihnya ke pelukan. Bagaimanapun juga, hubungan mereka terjalin sejak sama-sama duduk di bangku SMA. Rasanya tidak rela dia harus kehilangan Regan, tapi dia juga tidak bisa melepaskan dokter senior yang sudah menjadi simpanannya itu.

Bersambung.....

Komen dong biar ruamee..... 🤗🤗🤗🤗

1
Mintarti
lanjut thor
Aditya hp/ bunda Lia
semangat Kia ... 💪💪
Mintarti
woooee ternyata ratu ga punya aklak ank yg di banggakan jatuhlah dia
Mintarti
ibuk e edan kwi greget aku ,ibuk durhaka
Mintarti
sapa suruh tante ada udang dibalik rempeyek/Grin/
Mintarti
ntar lulus kedokteran ratu belum tentu laku
Mintarti
nasib baik tk ada yg tau sabar kia Alloh pd saatnya akan angkat derajat mu
Aditya hp/ bunda Lia
kayaknya Kia mau di suruh jadi pacar boongan lagi .... 🤭
Aditya hp/ bunda Lia
baca dari awal koq aku baru ngeh kalo ratu mantannya pak dosen itu kakak nya Kia .... faktor U dah makin lemot ajah nih otak ... 🙈
Aditya hp/ bunda Lia
harus super duper tegasnya pak dosen jahat juga gak apa-apa lah kalo Sama cewe ulet bulu modelan si ratu mah
Gustinur Arofah
klo bisa dilahirkan maunya di orang tua yg kaya raya, tak ada yg meminta untuk dilahirkan dr perbuatan apa pun, miris bgt klo sampe seperti itu. 😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata benar .... yakinlah Ki kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu
Oma Gavin
rumit banget hidup kia, tetap semangat dan tegar kia raih cita" mu tunjukkan pada mereka yg meremehkan mu
Gustinur Arofah
😭😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
Oh tidak jadi Kia anak dari si perampok? 😱
benarkah???
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata Banyu leukimia... 🥺🥺
Aditya hp/ bunda Lia
pasti di kasih kerjaan Sama om Guntur ...
Aditya hp/ bunda Lia
udah Kia Ama pak dosen ajah banyu sama Anne ... 🤭
Oma Gavin
ayo bayu gercep jgn sampai keduluan pak dosen
Aditya hp/ bunda Lia
cerita dosen muda selalu bikin nagih baca .... lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!