Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Beruntung
Arabella berbaring dengan posisi membelakangi Mogan yang sedang tertidur.
Walaupun pria itu tidur Arabella sangat was-was dengan tubuhnya yang masih membalut selimut.
Fallback On.
Arabella memberontak dirangkum oleh Mogan, pria itu sangat kesal sadari tadi ia tidak bisa-bisa mencium bibir manis wanita itu.
Kesadaran mulai kembali pada pria itu, Adiknya juga sudah tidak memberontak lagi ingin diberi jatah.
Perlahan tangannya dilepas dari tubuh Arabella yang masih menangis sesegukan.
Dengan mimik wajah datar Mogan membangkitkan tubuhnya menuju ke kamar mandi.
Sedangkan Arabella merasa lega mahkotanya tidak jadi direngut oleh pria asing tersebut.
Namun air matanya masih saja mengalir di pelupuk mata indah tersebut.
Lima belas menit kemudian Mogan keluar dari kamar mandi menuju ke kasur kembali.
Dia tidak mengatakan apa-apa begitu juga dengan melirik Arabella, pria itu lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya kembali.
“Kali ini kau menang!”
Suara berat itu terdengar Semar-Semar di telinga Arabella dengan posisi membelakangi Mogan.
Fallback off
Begitulah, di antara mereka berdua belum terjadi hal yang tidak diinginkan .
Rasanya benar sangat tidak aman bagi Arabella yang hanya menggunakan selimut saja menutupi tubuh indahnya.
Apalagi selimut itu juga di gunakan oleh Mogan sebelah, ingin keluar dari kamar untuk mencari Bi Ratih apa mungkin ia keluar seperti itu.
Selimut yang digunakan oleh Mogan tertarik saat Arabella bangkit, sehingga membuat mata Mogan terbuka kembali.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Mogan dingin menatap ke arah Arabella yang sedang menunduk.
“Aku tidak melakukan apa-apa … hanya ingin ke kamar mandi,” bohong Arabella langsung berjalan menjauh dari ranjang tersebut.
Ettss … alih-alih mau ke kamar mandi, Arabella malah menuju ke pintu kamar tersebut.
Di buka pintu itu perlahan, tapi hal itu disadari oleh Mogan yang berada di atas kasur.
“Kau mau ke mana?” Lirih Mogan dengan sedikit berteriak.
Arabella tidak mempungkirinya ia malah menutup kembali pintu kamar tersebut setelah dirinya berada di luar.
“Di mana Bi Ratih,” batin Arabella belum menemukan sosok Bi Ratih setelah mencari di penjuru berada di lantai dua tersebut.
Pelan-pelan Arabella turun ke bawah, walaupun malu karena tubuhnya dibaluti dengan selimut Arabella tetap harus memenuhi Bi Ratih sebagai kepala pembantu di ramah ini untuk membantu dirinya.
Di bawa bukannya Bi Ratih yang ia dapatkan malahan si gadis remaja yang sedang duduk di ruang keluarga.
Remaja itu sangat dikenal oleh Arabella sebagai putri dari pria yang sudah berani menyentuhnya tadi.
“Hey! Apa kau tahu di mana Bi Ratih?” tanya Arabella ramah pada gadis remaja tersebut.
Namun si remaja tidak menyahut ataupun merespons ia hanya menatap Arabella dengan ujung matanya lalu kembali lagi pada iPhone di tangannya.
“He—- “
“Nyonya!”
Arabella sangat lega melihat Bi Ratih datang tiba-tiba ke situ.
“Saya mencari bibi sadari tadi …,” uja Arabella dengan wajah sedikit malu saat Bi Ratih memperhatikannya hanya membalut dengan selimut.
Pasti wanita di depannya itu sudah salah paham! mengira dirinya sudah macam-macam dengan majikannya pikir Arabella.
“Bi!” Panggil Arabella pelan menyadari Bi Ratih hanya melamun.
Benar seperti yang Arabella tebak Bi Ratih sempat salah paham mengira Arabella sudah ber uwu uwu dengan tuannya.
Karena siapa juga yang tidak mengira kalau Arabella hanya menggunakan selimut seperti itu.
Dari kejauhan Bi Ratih bisa melihat Mogan turun dari tangga dengan wajah datar seperti biasa, Arabella melihat kearah pandangan Bi Ratih.
Ternyata pria itu sudah turun dan keluar dari kamar, Megan berjalan ke arah mereka matanya tertuju pada elif yang sedang duduk memainkan iPhone di tangan.
“Elif … masuk ke ruang kerja Deddy!” ucapan Mogan mampu membuat elif menoleh dari pandangan Layar iPhone.
Gadis remaja itu hanya mengikuti Mogan dari belakang, Arabella bisa melihat ayah sama anak itu terlihat sama-sama dingin.
“Nyonya,” panggil Bi Ratih.
“Eh iya,” jawab Arabella menoleh kearah Bi Ratih yang sedang menatapnya.
“Nyonya tadi mencari saya?” tanya Bi Ratih penasaran.
“Iya Bi! Emm Boleh saya meminjam baju bibi sebentar,” pinta Arabella baru kali ini.
Selama hidupnya Arabella baru kali ini meminjam baju orang lain, biasa orang lain yang meminjam bajunya sangking banyak.
Bi Ratih paham ia membawa Arabella ke dalam kamar ia tempati saat tinggal di rumah itu.
Arabella memilih salah satu dress Bi Ratih, dress warna Mocca berbentuk A bermerek GUCCI.
Tak heran Bi Ratih mempunyai pakaian bermerek semua walaupun kerjanya hanya asisten rumah tangga.
Perbedaan gaji Bi Ratih dengan pekerjaan kantor jauh lebih gede gaji Bi Ratih.
Mogan tidak tanggung-tanggung memberi gaji pada asistennya dengan jumlah besar jika mereka melakukan pekerjaan dengan becus.
“Nyonya tidak mandi dulu?” tanya Bi Ratih sopan.
“Sudah tadi Bi,” jawab Arabella sekilas sambil merapikan baju yang baru ia pakai itu.
“Emm itu nya … masih sakit tidak?” tanya Bi Ratih berniat baik jika Arabella masih sakit.
Setelah berhubungan ia bisa membuat air madu untuk pereda tapi dilihat dari cara jalan Arabella tidak terlihat seperti sakit atau nyeri.
“Maksud bibi?” Arabella bingung dengan pertanyaan Bi Ratih yang sama sekali tidak ia mengerti.
“It itu…,” lah Bi Ratih yang sekarang jadi gugup setelah bertanya hal itu tadi.
Arabella mengerti sekarang arah pertanyaan Bi Ratih.
”Bibi sudah salah paham, saya sama dia tidak melakukan apa-apa. Kebetulan baju saya tadi basah jadi saya buka pakai selimut ini,” jelas Arabella setengah berbohong setengah jujur.
Bi Ratih memukul pelan kepalanya, dirinya benar-benar salah paham setelah mendengar penjelasan dari Arabella yang sempat tadi membuatnya salah paham.
“Maaf nyonya! Saya benar-benar sudah salah paham terhadap nyonya,” ujar Bi Ratih tidak enak.
Arabella tersenyum.”Tidak papa Bi … dress ini terima kasih ya Bi, satu lagi Bi jangan panggil nyonya sama saya panggil nama Arabella saja,” jawab Arabella.
“Mana mungkin saya panggil begitu,” ujar Bi Ratih lagi.
“Mungkin kok Bi, lagian saya bukan nyonya rumah ini ngapain bibi panggil saya nyonya.” Arabella terkekeh.
***
Sedangkan di ruangan lain, tepatnya di ruangan kerja Mogan.
Elif bisa melihat Deddynya saat ini sedang menatapnya dengan dingin, walaupun tiap hari mendapat tatapan dingin dari Mogan! Elif merasa kali ini daddynya menatap dengan tatapan marah.
“Siapa yang mengajarimu bermain pistol?” tanya Mogan dengan tatapan yang sulit di artikan terhadap putrinya itu.
Seketika suasana menjadi mencengkeram, elif yang takut dengan kemarahan daddynya hanya bisa diam tidak berani menjawab.
Beberapa hari yang lalu Mogan mendapat laporan tentang putrinya dari anak buah, elif suka berlatih main pistol di gudang eraqq dekat dengan sekolahnya.
Mogan tidak suka putrinya melatih hal-hal sepeti itu, memang tidak pantas bagi elif untuk memegang benda berbahaya itu walaupun dirinya pengusaha pistol.
“Elif hanya tertarik saja ded,” jawab gadis remaja itu dengan pandangan masih menunduk.
“Untuk apa?”
Mogan terkenal sebagai seorang mafia penguasa pistol, bukan hanya seorang mafia saja Mogan juga dikenal sebagai CEO dari perusahaan PETRAN GRUB yang begitu terkenal di seluruh dunia.
“Elif minta maaf ded… Elif ingin seperti Deddy,” jawab anak itu.
Anak itu! Rahang leher Mogan terlihat tegang, urat-uratnya semua nampak! Dia sedikit pun tidak ingin Elif mengikuti jejaknya.
“MASUK kamar ambil baju lalu keluar dari RUMAH ini.”
Brramm
Bagaikan di sembar petir siang bolong pertama kali bagi Mogan bisa mengatakan itu pada Elif.
Elif pun menangis sesegukan, ia tidak memiliki keluarga berharga selain daddynya.
“Kau ingin seperti daddy kan! Jadi keluar dari rumah ini, di luar sana kau bebas bisa melakukan hal apapun yang ingin kau lakukan,” ucap Mogan dengan sinis.
Sebenarnya dari niatnya mengusir Elif bukan apa-apa, anak itu jika dirinya sudah marah maka hal yang sudah di perbuat tidak akan di lakukan lagi jika Mogan melarang.
Begitulah Mogan terlihat tidak peduli, tapi diam-diam ia perduli dengan caranya sendiri walaupun orang lain memandang dirinya sebagai ayah yang tidak pernah peduli pada anaknya.
Mogan orang yang paling berharga bagi Elif, pria itu satu-satunya keluarga bagi Elif dan tampa pria itu juga Elif tidak tahu kehidupannya entah bagaimana.
“Elif tidak mau pergi ded … Cuma Deddy orang yang berharga untuk Elif … Ded Maafin Elif! Janji mulai sekarang Elif tidak akan pergi ke gudang raqq,” ujar anak itu dengan wajah menunduk.
Ternyata suara Mogan mengusir Elif tadi terdengar ke telinga Arabella yang tidak sengaja lewat dari depan ruangan itu karena bosan berada di kamar selalu.
Pertama ia cukup terkejut namun setelah mendengar semua pembicaraan mereka dirinya entah kenapa jadi penasaran dengan dua orang di dalam ruangan itu.
Bersambung