NovelToon NovelToon
Anak Yang Tidak Diakui

Anak Yang Tidak Diakui

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:150.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

MOHON MAAF
TAHAP REVISI
Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.

Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.

Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.

Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Nirmala semakin erat memeluk tubuh anaknya, seolah ingin menghapus luka yang tidak terlihat, Isak tangisnya kian pecah, namun di selah-selah tangisnya ia membisikkan sebuah doa untuk anaknya yang terlalu cepat belajar arti kecewa.

  "Alaska ... maafkan Ibu, andai bisa Ibu akan menghapus semua luka yang ada dihatimu Nak," ucapnya dengan tatapan teduh.

  Alaska segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak Ibu ... Ibu tidak perlu meminta maaf, Alaska sudah cukup memiliki seorang Ibu saja," ucapnya berusaha menenangkan hati ibunya.

   Hening sejenak menyelimuti ruangan ini hanya terdengar helaan nafas panjang, dan detak jantung yang berpacu karena emosi, di dalam hal ini, Alaska sadar, jika dirinya tidak bisa memilih dari rahim siapa ia di lahirkan, namun dia bisa memilih bagaimana dia akan menginjak kehidupan yang akan datang.

   "Bu ... sudahi tangismu," pinta anaknya. "Ini sudah menjadi takdir Laska, sebagai anak Laska tidak bisa memilih untuk dilahirkan di rahim siapa? Tapi ... Laska berhak menentukan masa depanku, kita berjuang bersama-sama lagi ya, untuk melupakan masa lalu," ucapnya sambil menghapus air mata sang Ibu dengan ibu jarinya.

Hati ibu mana yang tidak terkoyak, mendengar ucapan teduh dari sang anak, meskipun ia tahu anaknya sendiri tengah menahan luka itu bertahun-tahun yang dipeluknya sendiri.

 "Nak ... kalau kau butuh sandaran, bahu ibumu ini masih kokoh Nak ... kau bisa kapanpun menuangkan keluh kesahmu di dalam dekapan Ibu," ucap Nirmala dengan nada yang bergetar.

   "Tidak ... Bu, kedua bahu ibu sudah cukup, menampung beban luka ku ... dari semenjak aku kecil sampai sebesar ini," tolak anaknya itu. "Sekarang Ibu lihat sendiri anak Ibu bukan bocah kecil lagi, yang suka merengek ... Sekarang Laska sudah besar sudah saatnya kita bangkit mengubur dalam-dalam masa lalu kelam itu," imbuh Laska.

  Nirmala sejenak mulai menatap sang anak dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya. "Anakku ... tubuhmu boleh tinggi dan usiamu boleh dewasa, tapi ... seorang Ibu akan selalu menganggap anaknya seperti anak kecil yang dulu selalu ia gendong di bawa kemanapun dia pergi," tutur Nirmala sambil menepuk pelan bahu anaknya.

  Saat ini keduanya sama-sama saling belajar berdamai dengan masa lalu, dan mengubur luka yang sudah lama bersemayam di dalam hati keduanya. Nirmala tersenyum puas seolah luka itu tidak pernah ia rasa begitu juga dengan Alaska yang mulai belajar tertawa lepas, keduanya punya cara yang sama untuk menyembuhkan luka itu.

  ☘️☘️☘️☘️

  Tiga hari sudah Laska menikmati hari liburnya bersama dengan ibunya dan momen itu dipergunakan sebaik mungkin untuk membuat sang Ibu bahagia. Tapi di pagi ini, tangan kokoh itu harus melepas dekapan ibunya karena cuti liburnya sudah berakhir.

  Dengan berat hati Alaska meninggalkan wanita paruh baya yang selalu terngiang di setiap detik langkahnya. "Bu, Laska pamit dulu ya, jaga diri Ibu baik-baik," pamit anak itu.

Nirmala hanya mengangguk, meskipun berat namun hatinya harus mantap melepas sang anak dalam mengemban tugas. "Pergilah ... Nak," ucap Nirmala sambil menepuk bahu anaknya.

Alaska memberikan pelukan hangat sebelum akhirnya kakinya melangkah pergi meninggalkan sang Ibu, sementara Nirmala hanya bisa menatap punggung anaknya dari kejauhan, air mata lolos membasahi pipinya, di dalam hati ia hanya bisa berdoa, semoga sang Anak selalu berada di jalan yang lurus.

☘️☘️☘️☘️

Mobil yang ditumpangi oleh Alaska mulai melaju meninggalkan desa kelahirannya tatapan lelaki itu begitu dalam namun di dalam hati ia sudah menentukan jalan kedepannya, sekarang ia bukan sekadar berlatih namun tugas besar sudah menantinya.

Tidak terasa mobil yang ditumpangi Alaska masuk ke pintu gerbang Markas Asrama TNI, di sini Laska lansung turun dari mobil dan bertemu dengan teman-teman seangkatannya yang sudah balik terlebih dahulu.

"Bro ... baru datang ya," ucap Alex, musuh bebuyutan Alaska yang sekarang menjadi teman dekat.

Sejenak pandangan Alaska mulai beralih ke punggung tangan Alex yang dibalut dengan perban. "Lex tanganmu kenapa?" tanya Alaska.

"Oh ini ... biasa kecelakaan ringan pas latihan kemarin," sahut Alex.

"Makanya hati-hati Lex," sahut Alaska.

Perjalanan pertemanan mereka begitu panjang dari menjadi musuh hingga pada akhirnya mereka menjadi sahabat yang saling menjaga, di dunia militer ini, Alaska mulai menaruh tas ranselnya sementara Alex sedang mendekati dan tiba-tiba saja ia menyeletuk dengan ciri khasnya yang prontal dan terang-terangan.

"Las! Kemarin aku periksa di klinik militer," ucap Alex bercerita.

"Terus," sahut Alaska singkat.

"Ya elah, tanya kek di klinik ada siapa aja? Kaku sekali hidupmu," celetuk Alex.

"Memangnya di klinik ada apa?" tanya Laska dengan heran memang temannya satu ini suka mancing emosinya.

"Heeeemb, mau tahu aja apa tahu banget," goda Alex.

"Menurutmu," sahut Alaska.

"Dasar ya si kutub utara, untung temanku, kalau tidak ..."

"Kalau tidak ... apa!" kata Alaska sedikit menaikan intonasinya.

"He he, sabar bro, yaudah mulai sekarang aku mau bercerita ya," jelas Alex. "Kemarin aku ke klinik, dan ternyata dokter Airin sekarang tugas di sana juga, jadinya aku sedikit berbunga-bunga melihat dokter idaman para lelaki di taruna dulu sekarang pindah ke klinik markas kita cuy," ucapnya dengan semangat seraya memancing Alaska.

"Oh hanya itu saja," sahut Alaska.

Sejenak Alex mulai menghampiri temannya itu, dan menatapnya dengan tatapan yang serius. "Kamu yakin tidak ingin tahu ceritaku lebih lanjut, Las ... jangan bohongi aku," ucapnya dengan tanda tanya.

"Maksud kamu," sahut Laska sambil memicingkan matanya.

"Dokter Airin kemarin sempat menanyakan kamu, dan dia juga bertanya kenapa akhir-akhir ini kamu menghindarinya?" tanya Alex yang akhirnya sedikit keceplosan.

"Itu bukan urusanmu Lex," sahut Alaska.

"Benar itu bukan urusanku, tapi setidaknya kau beri kepastian dong sama dia, ingat, Las Airin itu sangat mencintai kamu, dan kamu tahu, banyak pria yang ingin mendekatinya tapi apa! Hati Airin sudah terpaut denganmu, dan aku juga tahu sebenarnya kau mempunyai rasa yang sama dengan dia," ungkap Alex.

Laska mulai menarik nafas dalam-dalam, banyak hal yang harus ia setarakan bersama dengan Airin bukan hanya status sosialnya saja, tapi juga status keluarganya, ia tahu Airin seorang dokter yang memiliki latar belakang dari orang berada sementara dirinya.

"Makasih ya Lex sudah perhatian banget, jujur saja diantara temanku yang lain kau yang paling peka mengenai kisahku yang tak berujung ini," ucap Alaska.

"Itulah gunanya teman Bro," sahut Alex.

"Tapi Lex antara aku dan dokter Airin ada tembok besar yang tidak bisa aku tembus, perbedaan kita terlalu jauh, dia seorang dokter sementara aku hanya seorang abdi negara, dia dari keluarga terpandang dan terhormat, sementara aku hanya punya seorang ibu yang selalu berjuang untuk kebutuhanku, rasanya aku tidak mampu untuk membahagiakan nya Lex," ungkap Alaska dengan jujur.

"Bro aku tahu ini tidak mudah, tapi sebagai teman, aku harus mengarahkan mu Bro, kejar cintanya, karena aku tahu dia sangat mencintaimu, buktikan pada dunia kalau kamu bisa membahagiakannya terutama keluarganya," pesan Alex yang diangguki oleh Alaska.

Di siang ini suasana matahari begitu terang, sama hal nya dengan suasana hati Alaska yang layaknya di sinari dengan kata-kata semangat dan dukungan dari Alex, teman yang dulu paling membencinya sekarang selalu menjadi garda terdepannya.

☘️☘️☘️☘️

Keesokan harinya.

  Pagi datang menyapa, suasana asrama sedikit tegang tidak seperti biasanya, Alaska baru saja membersihkan perlengkapannya, suara peluit terdengar memanggil para prajurit untuk memasuki aula komando. langkah-langkah prajurit terdengar serempak, memenuhi lapangan dengan bau seragam baru mereka yang mempunyai ciri khas tersendiri.

  Seorang perwira menengah berdiri tegap dihadapan barisan, tatapannya begitu tajam menyapu semua barisan. "Prajurit!" suaranya terdengar lantang membuat suasana hening seketika.

  “Laporan intelijen menyebutkan, ada aksi unjuk rasa besar di pusat kota. Situasi berpotensi ricuh dan melibatkan massa dalam jumlah banyak. Kalian ditugaskan untuk membantu aparat menjaga ketertiban.”

  Alaska berdiri tegap kedua tangannya mengepal di sisi tubuh, dibalik wajahnya yang tenang ia menyimpan rasa khawatir, kali ini ia bukan lagi sekedar baris berbaris, tapi ini tugas nyata, yang akan menempatkannya langsung di tengah-tengah kerumunan, bahkan bisa berubah beringas kapan saja.

   Komandan melanjutkan kembali, “Ingat! Kalian ditugaskan untuk mengamankan, bukan memprovokasi. Jaga kedisiplinan, jaga nama baik kesatuan, dan yang terpenting, lindungi masyarakat!”

Serentak, barisan menjawab lantang, “Siap, Komandan!”

  Alaska menarik nafas panjangnya dalam diamnya ia teringat wajah ibunya yang melepasnya kemarin pagi, sejenak kata-kata ibunya mulai menggema di dalam benaknya, bahwa apapun yang terjadi dilapangan harus dihadapi tanpa rasa gentar.

  Barisan mulai dibubarkan setelah komandan memberikan arahan, para prajurit bergerak cepat menuju kendaraan taktis yang sudah berderet halaman markas. Suara mesin truk militer meraung, bercampur dengan dentingan senjata dan perlengkapan yang saling beradu.

  Di tengah kesibukan itu, seorang rekan menepuk bahu Alaska. "Las, ini untuk yang pertama kalinya kita diberi tugas langsung," ucap teman yang bernama Dimas itu.

Alaska menanggapinya dengan sedikit senyuman dan anggukan. "Bener banget, semoga tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, aku sih maunya semua aman."

  "Ya benar banget, karena kita datang bukan untuk mencari musuh, melainkan melindungi rakyat, agar tetap aman," sahut temannya itu.

Alaska menepuk bahu sahabatnya itu, kali ini dengan lebih mantap. “Tenang. Selama kita pegang disiplin, kita bisa lewati ini.”

Tak lama kemudian, peluit panjang terdengar. Seluruh pasukan segera naik ke kendaraan masing-masing. Alaska menatap langit sejenak sebelum melompat naik ke truk. Dalam hati, ia kembali mengulang doa ibunya: semoga langkahnya selalu dilindungi.

☘️☘️☘️☘️

  Truk militer sampai di pusat kota, suara teriakan terdengar riuh, di balik atap terpal truk, Alaska dapat melihat bendera-bendera kecil berkibar, poster yang diangkat setinggi tangan, dan juga wajah-wajah merah yang penuh amarah.

  Begitu kendaraan berhenti, para prajurit meloncat turun dengan sigap. Barisan segera dibentuk, tameng dipasang, dan suara komando menggema, “Bersiap!”

  Alaska berdiri diantara barisan rekan-tekannya, tatapannya tajam mengamati lautan manusia di hadapannya. Suara teriakan semakin terdengar jelas, dorongan dari masa begitu kuat, hampir saja para aparat dibuat kuwalahan. Asap dari ban yang bakar mengepul pekat ke udara membuat suasana semakin mencengkam.

Di depan kantor pemerintahan itu puluhan mahasiswa berdiri dengan memegang spanduk yang terbentang lebar dengan isi tulisan yang cukup tebal. "Berantas korupsi, tegakkan keadilan untuk kamu rakyat kecil."

  Di tengah-tengah para pendemo itu, mata Alaska menangkap, seorang mahasiswi yang begitu berani menyampaikan aspirasinya dengan begitu lantang.

 "Kami rakyat kecil sudah muak dengan janji-janji palsu pemerintah, sudah saatnya Indonesia maju dengan memberantas para koruptor yang meraja rela, tikus-tikus berdasi itu harus segera diusut tuntas!" teriakannya begitu lantam dengan menggunakan speaker toa.

 Kemudian puluhan mahasiswa dan masyarakat menyahuti ucapan mahasiswi tersebut dengan serempak. "Benar sekali Indonesia harus maju dan merdeka," sahutnya disertai dengan tepuk tangan yang gemuruh.

 Awalnya demo berjalan dengan damai, namun dari arah belakang para provokator mulai masuk bertindak anarkis, melempar beberapa botol kaca di dihadapan gedung pemerintahan. Polisi semakin menguatkan tamengnya, dorongan massa semakin kuat sehingga membuat para aparat merapatkan barisan menggenggam erat tameng dengan begitu kuat.

  Suasana semakin ricuh, massa mulai tidak bisa di kendalikan, Alula, seorang mahasiswa yang menjadi orator tadi, begitu panik, bertahun-tahun mengikuti demo, baru kali ini ia terjebak dari kerumunan masa dan terpisah dari kelompoknya.

  Asap gas air mata ditembakkan, menyebar cepat, membuat banyak mahasiswa batuk dan menangis. Di tengah kepanikan itu, Alaska melihat seorang gadis muda berambut panjang yang tampak terjebak. Tubuh mungilnya terdesak ke pagar, kedua tangannya terangkat mencoba menahan dorongan dari segala arah.

 “Tolong…!” suaranya nyaris tenggelam dalam hiruk-pikuk.

Seorang polisi mengayunkan pentungan ke arah kerumunan. Refleks, Alaska melompat maju, menarik lengan gadis itu tepat sebelum pukulan menghantam. Dengan cepat ia menutup wajah si gadis dengan punggungnya sehingga pentungan itu sedikit mengenai pundaknya.

  "Auuu," ucap Alaska tengah lirih.

  "Kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.

“ Sudah, cepat ikut aku!” seru Alaska tegas.

Gadis itu terbatuk-batuk, matanya berair karena gas air mata, tapi ia menurut. Alaska melindunginya dengan tubuhnya sendiri, menyibak kerumunan sambil sesekali menahan dorongan mahasiswa yang panik. Setelah berhasil keluar dari pusaran massa, mereka berhenti di sebuah sudut jalan yang lebih tenang.

  Alula, gadis itu terengah-engah duduk di trotoar, wajahnya begitu pucat, akibat panik yang cukup mendera, sementara Alaska masih menatap wajah gadis itu, memastikan tidak ada luka yang serius.

"Maaf ya gara-gara melindungi ku pundak mu tadi kena pentungan polisi," ucap gadis itu dengan rasa bersalahnya.

  "Itu sudah menjadi tugasku untuk melindungi masyarakat," sahut Alaska terdengar begitu dingin.

  "Apapun itu aku sangat berterima kasih banget, padamu Letnan Alaska," ucap gadis itu, setelah membaca nama Alaska di dada kanannya.

  Di tengah ketegangan itu tiba-tiba saja seorang mahasiswa berteriak memanggil nama gadis itu. "Alula ... Kau baik-baik saja!"

  Sementara Alula membalasnya dengan mengacungkan ibu jarinya. "Ok."

Entah mengapa mendengar nama Alula di panggil, terdengar tidak asing di telinga Alaska meskipun ia baru bertemu gadis ini, namun di dalam hatinya seperti ada ikatan yang tidak kasat mata.

"Letnan ...," panggil Alula. "Jangan bengong," imbuhnya kembali.

Sejenak Alaska langsung tersadar dari lamunannya. "Oh ya Maaf. Baiklah kalau begitu kau jaga diri baik-baik ya, aku mau lanjut kembali."

Alaska pun langsung berlari ke arah kericuhan tadi, sementara gadis itu langsung berteriak. "Kapan-kapan aku akan mendatangi asrama mu sebagai tanda terima kasih!" teriaknya yang di dengan oleh Alaska.

Bersambung ....

Hayo yang tanya-tanya tentang Airin, Dia bukan anak dari Seno ya, dia itu dokter di barak yang disukai Alaska. ya intinya mereka saling suka.

1
Bunda HB
trbuka mata nya iyo pak,jgn padang duit trs nnt lupa akhirat 🤭🤭😄😄.
duit mu gk di bawa mati,tpi ank mu cinta mati sama prajurit bkn sama yg modal duit😄😄👍💪
Rohmi Yatun
aahh keren komandan👍👍..
Muhammad Rafli321
ceritanya sdkt membosankan,Nadira julid tp koq ga ada yg balas kata2 nya cm diem..cast lemah entah begini alurnya atau gmn,tp klo cerita monoton pembaca CPT bosan
Rini Hasmira
Tapi kalau airin muslim, gknada wali nikah artinya permihanannya gk sah donk thor
Ayumarhumah: iya kak... tungguin saja nanti ya ... he he
total 1 replies
Les Tary
akhirnya Airin segera menikah😄
Ani Basiati
lanjut thor
Bak Mis
semoga Alaska bisa memaafkan ayahnya
khadizah thea
pingin Airin dan Alaska ke jenjang nikah
Ani Basiati
lanjut thor
Bak Mis
kalau ingin hidup nya lebih baik tenang kedepan nya maafin aja
Bak Mis
akhirnya pulang selamat walaupun ada yg luka "
Bak Mis
lanjut lagi
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
semoga berhasil dan pulang dgn selamat
Bak Mis
semoga berhasil dan balik utuh buat keluarga nya
Bak Mis
semoga slalu bahagia kalian berdua
🌸ReeN🌸
kakak mu luka alula, tolong bantu alaska
🌸ReeN🌸
semiga alaska selamat, ngrti juga kl di daerah konflik gitu ya
Ani Basiati: lanjut thor
total 2 replies
jekey
😭😭😭😭😭
juwita
jgn" ada campur tangan Sadewa tugas Alaska
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!