NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Matahari bersinar hangat. Malam yang panjang akhirnya berganti dengan pagi yang cerah.

Kawanan burung tampak berterbangan di atas langit. Beberapa hewan bergerak menjauh dari pasukan yang mengarah ke gua batu dan tempat tinggal suku pedalaman palsu.

Sisa-sisa pertarungan kemarin masih tampak. Beberapa pohon terlihat bertumbangan di tanah. Cukup banyak peluru yang berserakan di tanah. Badan pohon berlubang dan ranting-ranting saling menumpuk.

Tim bantuan yang pergi ke gua setelah kelompok Bernard pergi segera ditarik mundur, begitupun dengan sebagian kelompok pencari, yang tersisa hanya segelintir orang yang masih berjaga di lokasi. Musuh berhasil melarikan diri dan seakan menghilang.

Donald menatap lapangan luas yang merupakan tempat tinggal suku pedalaman palsu. Di beberapa rumah yang terbuat dari batu, ia dan pasukannya menemukan beberapa peralatan canggih yang disembunyikan di bawah tanah.

Donald menuruni lapangan, mengamati satu pasukan yang pergi ke dalam gua. Informasi dari tim bantuan sebelumnya digunakan dengan sebaik mungkin. Pasukan berusaha memetakan jalur gua dan berusaha membuka jalan yang sebelumnya tertutup karena ledakan.

"Garrick, di mana pun kau harus tetap hidup," ujar Donald seraya menyentuh bekas bangunan tempat tinggal bangunan suku pedalaman palsu. "Aku harus mengakui jika orang yang berada di balik suku pedalaman palsu ini adalah orang yang cerdas. Alexander bahkan terkejut ketika mendengar kabar ini."

Salah seorang pria mendekati Donald, mengawasi keadaan sekeliling. "Donald, aku mendengar jika ada kelompok lain yang sudah memasuki hutan tempat tinggal kita. Mereka sepertinya bawahan dari Rebel."

Donald mengembus napas panjang. "Kita akan serahkan masalah ini pada Morgan dan yang lain. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Kita harus fokus pada tugas kita di sini. Hari ini kita harus mengetahui kabar mengenai Garrick dan yang lain."

Pasukan terus mengerahkan semua yang mereka bisa untuk menemukan jejak Bernard, Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken. Waktu seperti beranjak pelan, tetapi kecemasan dan kekhawatiran justru terus meningkat.

"Sinyal nyaris menghilang di tempat ini, terlebih ketika sudah memasuki gua bagian dalam. Hal itu mengakibatkan arus informasi dan komunikasi tersendat dan membutuhkan banyak waktu untuk sampai."

Donald memasuki tenda, melihat beberapa orang yang tengah berkutat dengan banyak komputer dan beberapa peralatan lain. "Apa sudah ada kemajuan, Arron?"

"Kami masih mencoba untuk menemukan petunjuk keberadaan Tuan Bernard dan yang lain. Seperti dugaanku, keberadaan tim yang masuk ke gua menghilang dari radar di tempat yang sama dengan kelompok Tuan Bernard dan kelompok bantuan."

"Bagaimana dengan kelompok pencari yang mengatakan soal jalan yang dilalui musuh untuk melarikan diri?" Donald menatap layar yang menunjukkan beberapa titik hutan.

"Mereka belum memberikan kabar lagi pada kita. Kabar terakhir yang mereka sampaikan adalah mengenai penemuan sebuah sungai yang berlokasi jauh di bawah gua."

Arron mengetik cepat. Layar menunjukkan peta wilayah hutan Daintree dilihat dari udara. Sebuah hamparan luas hutan tersambung hingga perbatasan Vistoria, Havreland, dan Lytora. Sebuah titik kecil tampak berkedip-kedip.

Seorang pria berlari ke dalam tenda, mendekat pada Donald dan Arron. "Kelompok di dalam gua mengirimkan pesan. Jalur yang tertutup sudah berhasil dibuka. Mereka mendapatkan petunjuk yang tinggalkan oleh kelompok Tuan Bernard di jalur yang mereka lalui. Mereka saat ini terus bergerak ke dalam gua."

"Pastikan keselamatan mereka dan pastikan arus informasi bisa terus terhubung dengan mereka. Kita membutuhkan informasi dari mereka," kata Donald.

Seorang pria lain segera memasuki tenda, menghampiri Donald dan Arron. "Aku ingin menyampaikan informasi mengenai penemuan sungai yang terletak jauh di bawah gua. Kelompok kita menemukan bekas barang-barang milik manusia di beberapa titik sungai. Mereka sedang menelusuri sungai saat ini."

"Kemungkinan bekas barang-barang itu berasal dari musuh. Mereka bersembunyi di sebuah tempat yang sulit dijangkau.

Kelompok kita harus berhati-hati karena musuh sudah mengenal hutan ini jauh lebih lama dari kelompok kita."

Donald mengembus napas panjang, menunggu dengan perasaan bimbang dan penuh kekhawatiran. Musuh yang berhasil tertangkap tidak mau mengatakan apapun soal siapa mereka, atasan mereka, dan apa yang sedang mereka lakukan hingga sekarang.

Waktu terus beranjak menuju siang. Informasi terus diupdate meski harus memakan waktu yang lebih lama. Kelompok yang memasuki gua sudah berada di dekat reruntuhan bebatuan. Mereka bergerak berdasarkan petunjuk yang mereka dapatkan di sepanjang jalur.

Kelompok yang memasuki gua terdiri dari banyak orang dengan kelompok utama berjumlah enam orang. Setiap mereka melewati sebuah tempat, akan ada satu orang yang tinggal di tempat itu. Tujuannya adalah agar bisa menyampaikan informasi kepada orang-orang yang berada di luar gua. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok yang melakukan pencarian di sekitar hutan.

Sementara itu, kelompok Stryker tengah berkumpul di tanah lapang dengan mobil-mobil besar yang mereka gunakan sebagai sarana transportasi. Beberapa anggota berjaga di sekitar pintu masuk dan jalan-jalan. Beberapa bekas pakaian suku pedalaman terlihat menumpuk di sisi pintu masuk.

"Tuan Stryker menduga jika kelompok itu adalah kelompok Alexander Ashcroft. Mereka memiliki banyak senjata dan peralatan canggih. Selain itu, mereka memiliki kemampuan yang luar biasa, terbukti dengan pasukan kita yang berhasil dipukul mundur. Sekitar sepuluh orang anggota kita bahkan berhasil disekap dan lima diantaranya harus meregang nyawa," ujar seorang pria paruh baya yang berdiri di tengah kerumunan.

"Hanya saja, hal itu masih berupa kemungkinan dan dugaan. Untuk tahu kebenarannya, kita harus bisa menangkap beberapa anggota mereka dan mengorek informasi dari mereka," lanjut pria itu.

Lima orang pria mendatangi kerumunan. "Bagaimana dengan orang-orang itu? Apa mereka sudah pergi dari tempat ini?"

"Sama sekali tidak, Tuan Stam. Mereka justru semakin melebarkan pencarian. Kami melihat sekelompok orang kembali memasuki gua. Kelompok lain berada di sekitar bekas perkampungan, dan sisanya menyebar ke seluruh hutan untuk mencari jejak keberadaan kita. Aku sudah mengirimkan sinyal pada pasukan untuk mengetatkan penjagaan."

"Dasar brengsek!" Stam meludah, menatap penuh kekesalan. "Bagaimana dengan keenam orang yang lebih awal memasuki gua? Apakah mereka sudah ditemukan?"

"Kami belum menemukan keberadaan mereka, Tuan. Kami hanya mendapatkan beberapa potongan kain yang sobek di beberapa tempat. Orang yang terjatuh dari ketinggian pun belum diketahui keberadaannya hingga saat ini."

"Sialan!" Stam mencengkeram pria yang berbicara barusan. "Aku sudah mempercayakan penjagaan padamu, Zex. Tapi, kau justru bekerja serampangan sehingga kejadian ini terjadi. Kau seharusnya langsung menghabisi orang-orang itu ketika mereka menginjakkan kaki mereka di hutan Daintree."

Stam mendorong Zex hingga terjatuh. Semua anggota pasukan hanya diam tanpa berani bicara atau menolong Zex.

"Aku ingin orang-orang itu segera pergi dari hutan ini secepatnya. Mereka tidak boleh sampai tahu apa yang sedang kita kerjakan di tempat ini. Jika mereka masih berkeliaran, Tuan Stryker akan menghabisi kita."

Semua anggota pasukan tampak terkejut dan ketakutan di saat bersamaan.

"Tuan Stryker sudah menyiapkan pasukan untuk menghancurkan orang-orang itu.

Kita akan bergabung dengan pasukan secepatnya. Pastikan semuanya berjalan dengan sebaik mungkin." Stam terkekeh pelan.

Sementara itu, Stryker dan Shane tengah berada di dalam ruangan.

"Aku memiliki sebuah rencana yang bagus," ujar Stryker seraya tertawa.

"Apa itu, Ayah?"

Stryker berdiri dari sofa, tertawa. "Aku ingin kau pergi ke hutan Daintree dan memimpin langsung penyerangan pada orang-orang itu. Tapi, kau tidak akan berangkat seorang diri, melainkan bersama seseorang yang kau benci."

"Siapa orang yang kau maksud, Ayah?" tanya Shane seraya bangkit, menatap Stryker lekat-lekat. Ia mulai menerka-nerka siapa sosok yang dimaksud ayahnya.

Stryker tertawa, menghadap Shane. "Aku ingin kau berangkat bersama Pedro."

"Pedro?" Shane terkejut dan kesal di saat bersamaan. Ia memang ingin bertemu dengan pria itu dan kembali bertarung ulang.

Kekalahannya tidak boleh terulang kembali.

"Kenapa kau diam, Shane? Apa kau ketakutan atau justru ingin menolak permintaanku?"

Shane menggeleng, merasa senang dan tertantang di saat bersamaan. "Tentu saja aku tidak takut, Ayah. Aku ... hanya terkejut dengan perkataanmu. Dibandingkan takut, aku justru merasa senang karena bisa bertemu dengan Pedro dan kembali bertarung ulang dengannya. Kau benar-benar ayah yang pengertian."

"Kita lihat apakah kau akan menjadi kalah seperti sebelumnya atau justru berhasil membalikkan keadaan."

Stryker duduk di sofa, mengambil ponsel dari saku celana, menghubungi seseorang. "Aku akan menghubungi Hector untuk meminjam Pedro selama beberapa waktu. Jika menolak, maka aku akan memutuskan kerja sama dengan mereka. Bersiaplah, Shane."

"Aku mengerti, Ayah."

Hector tengah berada di ruang kerjanya, menonton tayangan berita mengenai demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai kota. "Keadaan sudah semakin memanas sekarang. Hanya butuh beberapa waktu lagi sampai kekacauan besar yang akan menjadi sejarah negara ini terjadi. Aku tidak sabar untuk menyingkirkan Luka Vane dari kursi kekuasaannya. Dia harus menggantikan jenderal Hugo di penjara."

Hector menoleh pada ponselnya yang berdering di meja. "Stryker?”

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!