NovelToon NovelToon
Kau Lah Cinta Terakhir Ku

Kau Lah Cinta Terakhir Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Time Travel / Cinta Terlarang
Popularitas:764
Nilai: 5
Nama Author: Thalireya_virelune

Aku, Ghea Ardella, hanyalah seorang gadis pecinta sastra,menulis mimpi di antara bait-bait senja,
terobsesi pada harapan yang kupanggil dream,dan pada seorang pria yang kusebut my last love.

Dia, pria asal Lampung yang tak pernah kusentuh secara nyata,hanya hadir lewat layar,namun di hatiku dia hidup seperti nyata.

Aku tak tahu,apakah cinta ini bersambut,
atau hanya berlabuh pada pelabuhan kosong.

Mungkin di sana,ia sudah menggenggam tangan wanita lain,sementara aku di sini, masih menunggu,seperti puisi yang kehilangan pembacanya.

Tapi bagiku
dia tetaplah cinta terakhir,
meski mungkin hanya akan abadi
di antara kata, kiasan,
dan sunyi yang kupeluk sendiri.


Terkadang aku bertanya pada semesta, apakah dia benar takdirku?atau hanya persinggahan yang diciptakan untuk menguji hatiku?

Ada kalanya aku merasa dia adalah jawaban,
namun di sisi lain,ada bisikan yang membuatku ragu.
is he really mine, or just a beautiful illusion?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thalireya_virelune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rahasia di balik senyum

Aku dulu sering melakukan hal yang tidak senonoh dengan mantan-mantanku.

Mungkin karena itulah Tuhan memberiku hukuman, menjauhkan aku dari jodohku.

Entah kenapa aku begitu yakin kalau Reza adalah jodohku, tapi aku sadar semua itu tetap rahasia Tuhan.

Namun, walaupun dia bukan jodohku,

dia bukan sekadar takdir yang lewat.

Bagiku, dia adalah cinta terakhir cinta

yang akan selalu tinggal di hatiku.

"Tapi kini dia sudah milik Nancy"batinku bergetar.

"Akankah suatu saat nanti Reza mencintaiku?,Atau justru selamanya hatinya tak akan pernah berpaling padaku?"

Jika itu benar terjadi ,itu Artinya aku tidak akan pernah menikah selamanya.

Karena bagiku, jika bukan dengan dia, maka tak akan pernah dengan siapapun.

"Apa aku harus menjadi cantik dulu baru bisa dihargai? Padahal aku sadar, aku ini kotor penuh dosa, siapa yang mau melihatku dengan tulus?"lirihku.

Aku sadar diri,apa yang akan bikin Reza jatuh cinta kepadaku? Aku cantik aja tidak,masih suci juga enggak.

Aku sudah terlalu kotor untuk layak dicintai,sudah Tuhan kasih aku ujian aku malah berulah,dan kini aku sama sekali tidak ada harganya lagi.

Reza?dia sudah bersama Nancy. Dia sudah bahagia tanpa aku.

Tapi meski hatiku remuk, aku masih ingin percaya, percaya bahwa Tuhan tidak sepenuhnya membenciku. Mungkin ini bukan akhir, mungkin ini hanya cara-Nya mengajarkanku arti penantian.

Tapi aku sudah terlalu lelah,karena aku terlalu mencintai Reza.

Rasanya sesak ketika ia tak lagi bersamaku, seperti ada ruang kosong di dadaku yang tak bisa diisi siapa pun.

Tiba-tiba, tanganku meraih ponsel. Dengan gemetar aku mencari lagu yang selama ini jadi luka sekaligus obat,lagi itu berjudul tinggal kenangan.

Begitu bait pertama terdengar, hatiku runtuh. Liriknya seakan menceritakan persis tentang aku dan Reza. Tentang pertemuan yang begitu indah, lalu ditinggalkan begitu saja tanpa sempat aku siap.

Air mataku jatuh satu-satu, membasahi layar ponsel.

"Pernah ada, rasa cinta"Suara ku pecah, bergetar, seperti sedang merobek luka lama yang belum sembuh.

Air mataku turun semakin deras, membasahi wajahku tanpa bisa aku sendiri hentikan. Tangaku gemetaran, memegang ponsel seolah dari sana aku bisa meraih kembali sosok Reza yang telah di miliki wanita itu.

Setiap lirik yang aku dengar dan aku lantunkan,bagai pisau yang menusuk dada ku sendiri.

"Antara kita, kini tinggal kenangan..." suaraku makin lirih, patah-patah karena isakan yang tak tertahan.

“Ingin ku lupakan. semua tentang dirimu...”

“Namun tak lagi kan seperti dirimu... oh bintangku..” nyanyianku semakin lirih, tenggelam oleh sesak yang menghantam dadaku.

Aku tersedu, suaraku semakin sumbang. Setiap kata yang kuucapkan terasa seperti belati yang menusuk hatiku sendiri. Lagu ini bukan lagi sekadar nada, melainkan luka nyata yang kutanggung.

“Reza...” aku berbisik di sela tangisan, suaraku hancur. Lagu terus berputar, tapi aku sudah tak kuasa bernyanyi.

Yang tersisa hanyalah isakanku yang memenuhi kamar, bersama hati yang remuk berkeping-keping.

“Kenapa harus kamu yang pergi dari hidupku, Rez?” ucapku lirih di antara sesak napas karena tangisan.

Aku menatap kosong ke langit-langit kamar, air mata terus menetes tanpa henti.

“Apakah aku sekotor itu, Tuhan? Hingga aku harus dijauhkan dari laki-laki yang paling aku cintai?” suaraku pecah, penuh getir.

Aku meremas selimut, tubuhku bergetar hebat. Ada rasa benci pada diriku sendiri, rasa malu, dan juga putus asa.

Andai saja aku bisa kembali ke masa lalu, andai saja aku tidak seceroboh itu, mungkin ada kemungkinan Reza tidak akan pergi, mungkin aku tidak akan merasa sehancur ini.

Aku menggigit bibir, tangisku semakin keras. Dunia terasa sunyi, tapi hatiku berisik oleh suara penyesalan.

“Reza, aku rela kehilangan segalanya, asal jangan kamu. Kenapa harus kamu yang pergi?,kamulah cinta terakhir ku”

Tiba-tiba terdengar ketukan pelan di pintu kamarku.

Aku terperanjat, buru-buru menyeka air mataku dengan punggung tangan, berharap tidak ada yang menyadari betapa kacaunya diriku barusan.

“Nak, ada temenmu, si Arumi, main,” suara ibu terdengar dari balik pintu, lembut tapi cukup mengejutkanku.

Aku terdiam sejenak. Arumi ia sahabatku sejak SMP, yang dulu selalu ada di sisiku saat di SMK Taraka. Kami memang jarang bertemu setelah tidak satu sekolah lagi, tapi ikatan persahabatan kami tidak pernah hilang.

Perlahan aku bangkit, menatap wajahku di cermin. Mata sembab, pipi masih basah.

Aku buru-buru mengusapnya lagi, berusaha menyembunyikan jejak tangis yang baru saja menelanku.

“Ya, Bu... aku keluar sebentar,” jawabku dengan suara bergetar, mencoba terdengar biasa saja.

Di hatiku ada sedikit rasa lega. Kehadiran Arumi mungkin bisa mengalihkan sejenak luka ini.

Aku keluar kamar dengan langkah pelan, mencoba menutupi sembab di mataku dengan senyum tipis.

Di ruang tamu, Arumi sudah duduk santai sambil memainkan ponselnya. Begitu aku muncul, ia langsung berdiri dan tersenyum lebar.

“Ghea! Ya ampun, lama banget kita gak ketemu!” serunya, lalu memelukku erat.

Aku ikut memeluknya, meski hatiku masih berat. “Iya, Rum,aku kangen banget sama kamu.”

Arumi melepas pelukan, menatapku sebentar lalu tersenyum hangat.

“Aku kangen juga sama kamu. Rasanya udah lama banget gak ngobrol kayak dulu.”

Aku mengangguk, berusaha menahan air mata yang hampir pecah lagi. Aku tak ingin Arumi tahu kalau sebenarnya aku rapuh.

Arumi duduk kembali di sofa, lalu menepuk tempat kosong di sampingnya. “Udah sini, duduk. Cerita-cerita lagi kayak dulu. Aku pengen tahu kabar kamu sekarang.”

Aku pun duduk, pura-pura tersenyum padahal dalam hatiku kacau. Untuk sesaat, aku merasa tenang karena Arumi datang tanpa banyak tanya.

Aku duduk di samping Arumi, mencoba mengalihkan perasaan dengan candaan kecil. Kami ngobrol ringan tentang masa SMP dulu tentang guru killer yang suka marah kalau telat masuk kelas, tentang kantin kecil yang selalu penuh saat istirahat.

Arumi tertawa renyah, membuat suasana sedikit lebih hangat. Tapi aku tahu, tatapannya sesekali memperhatikan wajahku yang sembab.

“Eh, kamu masih inget gak, waktu kita dihukum berdiri gara-gara ketahuan nyontek bareng?” Arumi terkekeh.

Aku ikut tertawa kecil, tapi tawaku terdengar hambar. “Iya, inget banget, kamu sampe nangis pura-pura biar dilepasin guru, padahal nangis bohongan.”

Arumi nyengir, lalu menatapku dalam sejenak. Ia tidak langsung bicara, tapi aku tahu dia sedang mengamati.

“Ghea...” ucapnya pelan.

Aku menoleh. “Hm?”

Arumi tersenyum tipis, lalu menggeleng. “gak apa-apa sih. cuma kamu keliatan beda aja. Bukan kayak biasanya. Aku kangen Ghea yang ceria, yang suka ketawa keras tanpa mikirin apa-apa.”

Aku tercekat. Rasanya seperti ditusuk halus tanpa ia sadari. Aku mencoba tersenyum lagi, walau hatiku terasa semakin hancur. “Aku masih sama kok Rum...” ucapku lirih.

Arumi menepuk pundakku lembut. “Ya udah, kalau kamu bilang gitu. Tapi kalau ada apa-apa, kamu tau kan, aku selalu ada buat kamu.”

Aku mengangguk,sembari tersenyum tulus menatapnya.

1
Maira_ThePuppetWolf
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Luna de queso🌙🧀
keren banget thor, aku suka karakter tokohnya!
PsychoJuno
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!