'Bagai pungguk yang merindukan bulan' atau 'Hanya sebuah mimpi belaka'.
Itu lah kata-kata yang tepat untuk Eriska seorang gadis gendut yang berusia 18 tahun dengan latar belakang seorang yatim piatu miskin yang nekat mencintai pria bertitel seorang tentara.
Bagaimana jalan kehidupan Eriska untuk mendapatkan cinta dari seorang Narendra Hadinata seorang tentara dari keluarga berada yang taat aturan keluarga nya.
"aku mencintaimu Narendra Hadinata".
"bermimpi lah Eriska, kau dan aku bagaikan langit dan bumi".
.
.
.
.
cerita ini hanya fiktif belaka. tidak terlalu ikut dengan kenyataan yang ada.
dan di sini menceritakan perjuangan hidup seseorang yang sudah tersakiti.
.
.
.
bantu like,vote dan komen yang membangun ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HELLO 11. PRIA KESAYANGAN
Hanya keheningan yang saat ini terjadi. Narendra berjalan dengan sangat pelan menuju kamar yang sudah di sediakan untuk Eriska.
Sementara itu Eriska hanya mengikuti saja tanpa berbicara apapun. Eriska sangat muak berhadapan dengan pria ini. Dan dia enggan untuk saling sapa atau bahkan saling berbicara. Karena bagi nya saat ini pria di depan nya ini tidak wujud sama sekali. Jadi itu lebih mudah untuk menanggapi nya.
Hingga sampai di depan pintu yang akan menjadi kamar Eriska dengan segera Narendra membuka pintu itu dan menggantungkan kunci nya di pintu.
"Ris.. ini kamar kamu.. Saya ingin..
Tanpa menunggu Narendra menyelesaikan kalimat nya Eriska malah mengambil kunci itu dan langsung masuk tanpa sepatah kata pun. Bahkan Eriska menutup pintu kamar itu dengan sangat kuat. Seolah-olah Eriska sengaja mengusir Narendra secara tidak langsung.
Narendra terdiam di depan pintu kamar Eriska yang baru tertutup dengan sangat kuat masih belum bergerak dari tempat itu. Tubuh nya kini terpaku seolah-olah tidak bisa bergerak. Eriska lagi-lagi menolak nya seperti saat dia turun dari boat tadi.
Respon Erika tadi ternyata menyadarkan Narendra jika wanita itu benar-benar sudah menghapus ingatan masa lalu nya saat dia mengejar nya. Narendra mengerti luka yang pernah dia gores di hidup Eriska begitu dalam dan besar. Apalagi ada campur tangan ibu nya dan juga Bella yang semakin memperburuk hubungan Eriska dengan diri nya. Padahal mereka berdua tidak terikat hubungan apapun.
"apa tidak ada lagi kesempatan untuk sebuah maaf?". gumam Narendra dengan sangat pelan. Sambil menahan sesak di dada nya akibat penolakan dari Eriska saat ini.
"tapi tak mengapa Ris.. Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan maaf mu". Ucap Narendra lagi lalu pergi dari depan kamar tersebut.
Narendra percaya suatu hari nanti Eriska akan memaafkan nya dan juga kembali menatap nya dengan mata yang penuh dengan binaran rasa cinta. Mungkin suatu hari nanti dia akan bersama Eriska atau mungkin itu hanya harapan kosong milik Narendra yang tidak akan pernah menjadi nyata.
Sementara itu Eriska yang ada di dalam kamar meletakan tas nya dan langsung menjatuhkan tubuh nya di ranjang berukuran single yang cukup lembut dan nyaman. Eriska sungguh lelah hari ini.
Lelah batin dan juga raga. Lelah dengan perjalanan yang cukup jauh dan juga lelah dengan pria di masa lalu yang kini malah hadir mengganggu kehidupan nya saat ini.
"jika mereka akan mempermalukan ku lagi maka kali ini aku akan melawan nya".
Eriska menatap langit-langit kamar nya dan kenangan demi kenangan yang buruk kembali menghantui nya. Saat dia di permalukan, saat dia di usir dan juga saat keputusasaan ketika melihat adik nya kelaparan dan di berhentikan dari sekolah. Walaupun sudah enam tahun berlalu luka nya masih ada dan nyata.
Eriska beruntung saat itu bertemu dengan nenek kandung nya. Dan bagaimana jika dia tidak bertemu nenek nya waktu itu bukan kah penderitaan nya akan terus berlanjut hingga sekarang. Dan semua itu karena Narendra dan ibu nya.
Eriska kini menutup kedua mata nya dengan sebelah tangannya. Dan kembali setetes air mata kini menetes dari mata nya. Mengingat kembali penderitaan yang dulu pernah dia alami. Dan juga perjuangan diri nya yang dihantui dendam saat meraih semua yang dia memiliki saat ini.
"hasil yang ku dapat kan ini dalah hasil semangat yang penuh dengan dendam!". Gumam Eriska yang terlihat lelah saat ini. Dan kembali air mata nya menetes cukup deras.
Namun dering ponsel nya berbunyi tiba-tiba. Dengan segera Eriska mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menelpon nya saat ini.
"Adrian".
Dengan segera Eriska menghapus air mata nya dan jejak-jejak kesedihan nya sebelum menjawab telpon tersebut.
"halo mas!!".
"halo ibu dokter kesayangan nya Adrian Martadinata!! Apa buk dokter udah sampai di tempat tujuan??".
Terdengar suara berat seorang pria yang bahagia mendengar suara Eriska.
"udah mas. Baru aja sampe ni lagi mau istirahat". Jawab Eriska berusaha untuk menyembunyikan tangis nya tadi.
"Ris?? Kamu baik-baik saja??". Tanya Adrian yang dapat mendengar suara berat Eriska seperti seorang yang menangis.
"iya mas.. Aku baik-baik saja..aku hanya kelelahan di perjalanan menuju ke sini. Selebih nya aku baik-baik saja". Balas Eriska yang tidak ingin tunangan nya itu khawatir dengan keadaan nya saat ini.
Eriska tidak ingin Adrian malah nekat meninggalkan pekerjaan dan menyusul nya ke tempat ini jika Eriska mengatakan dirinya tidak baik-baik saja.
Karena Adrian termasuk pria yang nekat jika udah berurusan dengan Eriska dan kehidupan nya.
Terdengar suara menghelakan nafas dari Adrian saat mendengar kekasih nya itu tidak ingin cerita. Tapi Adrian juga tidak akan memaksa Eriska untuk cerita pada nya. Eriska adalah wanita yang sangat Adrian jaga semenjak 3 tahun terakhir ini. Dan baru tiga bulan yang lalu mereka resmi bertunangan.
Dan saat itu lah hari yang paling membahagiakan bagi Adrian karena Eriska menerima cinta nya setelah dua tahun mengejar wanita keras kepala itu.
"baiklah buk dokter... Istirahat lah yang cukup. Dan jaga kesehatan di sana. Kabarin mas ya kalau terjadi apa-apa di sana. Entar mas nyusul. Biar jadi pahlawan untuk calon istri mas". Ujar Adrian sambil bercanda dengan Eriska agar wanita itu melupakan rasa sedih nya.
Dan memang di akui oleh Eriska, Adrian adalah seorang pria yang mampu membuat nya tersenyum dan merasa di cintai. Pria itu pandai menghangatkan suasana saat Eriska bersikap dingin.
"jangan mas!! Nanti kerjaan kamu terbengkalai!!".
"tenang aja buk dokter. Papa selalu bisa di andalkan. Bahkan semalam mama nyuruh mas untuk ikut sama kamu ke sana. Mama khawatir kamu nggak betah tugas di sana. Tapi mas tolak karena mas mau buat buk dokter kesayangan mas rindu sama mas. Dan juga mas harus bekerja dengan giat agar uang nya bisa mas tabung untuk masa depan anak kita".
Eriska terkekeh mendengar ucapan dari Adrian. Padahal pria itu adalah pemimpin sebuah perusahaan besar yang cukup terkenal dan memiliki beberapa anak perusahaan. Dan Eriska yakin uang yang di miliki Adrian lebih dari cukup untuk masa depan anak nya.
"ya harus mas.. walaupun uang mas banyak tapi mas harus tetap bekerja. Asal ma tau tunangan mu ini termasuk wanita matre lohh". Eriska mulai bercanda pada Adrian dan hal itu membuat beban pikiran nya saat ini mulai menguap sedikit demi sedikit.
"mas nggak masalah tuh kalau tunangan mas matre. Jadi mas tinggal cari uang sebanyak-banyaknya agar kesayangan mas tetap di samping mas!!".
Eriska kini tertawa mendengar ucapan dari Adrian yang selalu bisa membuat suasana hati nya baik.
Kini kedua orang itu saling berbicara dan bergurau hingga Eriska lelah dan tertidur. Wanita itu melewatkan makan malam nya malam ini.
Eriska hanya akan istirahat untuk mengumpulkan energi buat besok yang dia yakini akan banyak kejadian yang tidak terduga. Tapi Eriska akan menghadapi nya dengan kuat. Setelah ini dia akan pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga nya dan juga tunangan nya.
Kali ini Eriska tidak sendirian jika mereka mengganggu Eriska maka Eriska punya orang yang akan membela nya.