NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Bella

Cinta Untuk Bella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Saquel dari Novel "Janda untuk om Duda"


Semenjak mamanya menikah dengan tuan muda Danendra, perlahan kehidupan Bella mulai berubah. Dari Bella yang tidak memiliki ayah, dia menemukan Alvaro, sosok ayah sambungnya yang menyayangi dirinya selayaknya anak kandungnya sendiri.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebuah insiden membuat semua berbalik membencinya. Bahkan mama kandungnya ikut mengabaikan dan mengucilkan Bella, seolah keberadaannya tidak pernah berarti.

Di tengah rasa sepi yang mendalam takdir mempertemukan kembali dengan Rifky Prasetya , dokter muda sekaligus teman masa kecil Bella yang diam-diam masih menyimpan rasa sayang untuknya. Bersama Rifky, Bella merasakan arti dicintai dan di lindungi.


Namun, apakah cinta masa lalu mampu menyembuhkan luka keluarga yang begitu dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Adel dan Bella berdiri di dapur, tangannya sigap menaruh piring yang berisi hidangan pembuka di atas trolli. Sebentar lagi acara makan malamnya akan segera di mulai, appetizer atau hidangan pembuka akan di hidangankan terlebih dahulu.

"Enak banget jadi orang kaya ya, Bel. Udah dewasa pun ulang tahun masih dirayain. Aku? Boro-boro, dari bayi mungkin nggak pernah ngerasain yang namanya ulang tahun," ucapnya sambil tertawa kecil.

Bella tersenyum tipis, matanya menatap ke arah langit-langit sejenak seolah mengingat masa lalu yang pernah ia nikmati, meski tidak berlangsung lama. "Dulu waktu kecil aku pernah rayain ulang tahun, tapi sudah besar tidak lagi" ucap Bella tersenyum kecut.

"Kita harus kerja keras, biar bisa rayain ulang tahun seperti mereka" ucap Adel dan di angguki oleh Bella. Bella merindukan momen perayaan ulang tahunnya bersama keluarganya, biasanya ulang tahun dia dan Naka di rayain bersama, tetapi semenjak peristiwa itu sudah tidak lagi.

"Ayo kita selesaikan ini, kita harus memberikan pelayanan yang memuaskan untuk keluarga Danendra" ucap Adel.

Deg....

Jantung Bella berdetak kencang, napasnya tiba-tiba terasa berat dan dadanya sesak. Ia menunduk sejenak, mencoba merangkai potongan ingatan yang tercecer. Tatapannya kosong, lalu perlahan menyadari malam ini adalah ulang tahun Naka, saudara tirinya. Perasaan takut dengan penolakan mereka membuat hati Bella was-was.

Bella menggigit bibir bawahnya, mencoba menenangkan diri. Tangannya mengepal erat di belakang tubuhnya, berusaha mengendalikan gejolak emosi di dalam tubuhnya. Matanya menatap ke arah ballroom, berharap semua akan berjalan lancar tanpa cela. Namun bayang-bayang keraguan tetap menghantui, membuat malam itu terasa lebih berat dari biasanya.

Bella terdiam sesaat, matanya kosong menatap deretan piring berisi aneka hidangan pembuka yang berkilau di bawah lampu kristal ruangan itu. Suasana riuh pesta ulang tahun yang megah seakan mengaburkan pikirannya. Tiba-tiba suara Adel yang membuyarkan lamunannya membuat dada Bella berdebar.

"Kamu kenapa bengong, Bel? Ayo kita keluar, kita harus sajikan semua minuman dan makanan ini ke para tamu undangan," ucap Adel dengan nada sigap, menyentuh bahunya perlahan.

Bella tersentak, lalu mengangguk cepat, mencoba menepis rasa cemas yang belum sepenuhnya hilang. "Eh, iya, ayo Del," jawabnya, suaranya sedikit bergetar.

Bella menarik nafas dalam lalu menghembuskannya lewat mulut, setelah itu dia mendorong trolli yang berisi hidangan pembuka menuju ke meja makan mereka.

Bella bergerak menyusuri meja-meja yang dipenuhi para tamu undangan berjas rapi dan gaun elegan, wajah-wajah penuh ambisi dan senyum diplomatis.

Bella mencoba bersikap profesional, dia tersenyum ramah sambil menyerahkan piring-piring kecil ke hadapan para pebisnis terkenal itu, meski dadanya sesak oleh beban yang tak terlihat. Tangannya sempat bergetar saat menaruh hidangan tersebut di depan seorang pria paruh baya, namun dia segera menarik napas panjang, menahan gugup agar tidak terlihat.

Di salah satu sudut meja, terlihat Rifky menatap Bella yang sibuk mengangkat nampan berisi piring-piring berisi hidangan pembuka, wajahnya tersenyum tipis namun matanya tampak sayu. Bella, dengan seragam pelayan yang rapi, berjalan di antara meja-meja tamu tanpa sekalipun menatap ke arah keluarganya. Suaranya lembut saat ia menyapa tamu, mencoba menutupi kegelisahannya.

Rifky merasa bingung dengan hal tersebut. Bella saudara Naka tidak ikut merayakan ulang tahun, justru menjadi pelayan di acara saudaranya sendiri. "Itu bukannya Bella, ya? Kenapa dia ikut menyajikan makanan? Bukankah seharusnya dia duduk di sini bersama kita, dia kan saudaramu" tanya Rifky yang di penuhi rasa penasaran.

Naka menghela napas pendek, mencoba menepis perasaan aneh itu. "Aku tidak tahu, mungkin dia penasaran ingin jadi pelayan," jawabnya datar, dia juga merasa terkejut melihat Bella menjadi pelayan di acara ulang tahunnya.

Usai melayani meja yang lain, kini giliran Bella menyajikan hidangan di meja khusus keluarganya. Nafasnya terasa berat seolah setiap tarikan dan hembusan udara membawa beban yang tak terlihat. Jantungnya berdegup kencang, suara detaknya memenuhi telinga, menandakan ketegangan yang menggerogoti keberaniannya. 

Di sekeliling meja itu, wajah-wajah keluarganya yang tampak bahagia, tak satu pun menoleh padanya. Senyuman kaku terukir di bibir Bella, berusaha menutupi kegugupan yang mengusik hatinya. Tangannya lincah mengangkat piring-piring berisi hidangan hangat, meletakkannya satu per satu di depan mereka tanpa sepatah kata.

Tiba-tiba, suara lembut dan ramah memecah keheningan. “Kak Bella, kamu bekerja di sini?" seru Maureen membuat perhatian mereka semua .

"Oh...ternyata dia bekerja sebagai pelayan di restoran ini" hina Audy.

"Cocoklah, namanya juga orang miskin. Sudah pantas menjadi pelayan" timpal Oma Julia.

Bella menghela napas panjang, mencoba sabar mendengar semua hinaan dan cacian dari mereka. Tanpa keluarga Danendra dia memang orang tidak punya, tapi menjadi seorang pelayan bukanlah pekerjaan yang hina.

Arumi menatap putrinya yang menyajikan hidangan di hadapannya dengan perasaan campur aduk, merasa sedih melihat putrinya bekerja sebagai pelayan.

"Silahkan menikmati, tuan, nyonya." Ucap Bella profesional, seakan tidak mengenal keluarganya.

Tanpa menunggu jawaban, ia segera berdiri dan melangkah pergi, tubuhnya gemetar menahan beban perasaan yang tak mampu diungkapkan.

Arumi duduk kaku, wajahnya tertunduk dan pandangannya jauh menghindari sosok Bella yang baru saja meninggalkan ruangan. Ada rasa malu dan bersalah yang terpancar dari raut wajahnya, seolah keberadaan Bella di sana membuatnya merasa kecil dan tak berdaya. Tangannya mengepal di atas meja, berusaha menahan gejolak emosi yang berkecamuk dalam hatinya.

Alvaro, menggenggam tangan istrinya berusaha menenangkannya. "Kamu tidak apa-apa sayang? Kamu tidak usah malu, toh para tamu undangan tidak tahu kalau Bella adalah anakmu" ucap Alvaro.

Semenjak remaja Alvaro dan keluarga besar Danendra tidak pernah lagi mengenalkan Bella ke hadapan publik, membuat semua orang tidak mengenal gadis itu. Mereka mengira anak sambung Alvaro sedang berada di luar negeri.

Arumi mengangkat wajahnya perlahan, memaksakan senyum tipis yang hampir tak terlihat. "Tidak apa-apa kok, Mas," jawabnya dengan suara lembut namun tegar. "Ayo kita cicipi makanannya." ucap Arumi berusaha tetap tenang, agar tidak menimbulkan keributan.

Tak lama Arumi bangkit dari tempat duduknya, membuat Alvaro bertanya.

"Kamu mau kemana sayang" tanya Alvaro.

"Maaf mas, aku mau ke toilet dulu sebentar" jawab Arumi.

"Mau aku antar?" tawar Alvaro.

"Tidak usah mah, aku sendiri saja. Cuma bentar kok" tolak Arumi.

Alvaro menganggukkan kepalanya, lalu membiarkan istrinya pergi ke toilet seorang diri.

Arumi berlalu meninggalkan meja makan, dan melangkahkan kakinya menuju ke suatu tempat. Wanita itu tidak ke toilet melainkan mencari keberadaan Bella. Setelah menemukannya, dia menarik tangan Bella dan membawanya keluar ballroom.

"Ada apa ma?" bingung Bella.

"Kamu sengaja kan bekerja di sini? Kamu sengaja ingin membuat mama malu kan Bella?" tanya Arumi dengan suara tertahan penuh amarah.

Bella menghela nafas pelan, sambil menatap wajah mamanya dalam. "Aku tidak berniat mempermalukan mama, dari dulu aku memang bekerja di sini ma. Kalau aku tahu yang merayakan ulang tahun di sini adalah putramu, sudah pasti aku akan menolak pekerjaan ini" ucap Bella memberikan sedikit sindiran kepada mamanya. Mamanya itu lebih menyayangi Naka daripada dirinya anaknya sendiri.

"Mama ingatkan, jangan pernah panggil aku mama, atau mengakui kami keluargamu. Karena semua tamu undagan di sini tidak ada yang tahu kamu anakku" ucap Arumi memperingati putrinya.

"Baik nyonya Arumi, saya mengerti" ucap Bella dan pergi meninggalkan Arumi yang berdiri mematung, entah mengapa hatinya terasa nyeri ketika mendengar sang putri memanggilnya dengan sebutan nyonya. Padahal semua itu atas kemauan dirinya.

1
Vivi Zenidar
cerita nya bagus..... menguras emosi.... aq suka
Ikha nugraha
buat semua benci mauren
Les Tary
moureen ga punya malu
Euis Maryam
jangan sampai bela di sakiti juga sama Rifki thor kasian
Nureliya Yajid
lanjut thor
Novi Pardosi
gimana dengan sakitnya Bella?
Ariany Sudjana
kapan sih Maureen ini kena batunya? semua keluarga Danendra membela terus, hanya kairen yang masih waras
Sani Srimulyani
semoga Bella selalu bahagia.
Euis Maryam
lanjutkan
Helen@Ellen@Len'z
gak suka lihat bella lg senang dpt makanan dr rifky trus mau ngadu sm papa pokonya sy gak suka maureen ya rhor hrp bella kuatkan hati dan mental jika papanya dtg menyerang bella tiba2
Nureliya Yajid
lanjut thor
Ariany Sudjana
Maureen itu bisa apa sih? dikit-dikit ngadu, dasar anak manja
Yuni Songolass
gak suka dengan maureen thor
Nofita Sari
emang yaa maureen ini tukang ngadu
up lagi thor
Galuh Setya
tjor kok g da lnjtn si belanya
Riskazputri
👍❤️👍❤️👍❤️👍
uuuu
semangat thor, kita siap menunggu
Nofita Sari
ngomong² bella update lgi gk yaa apa sudah tamat..
La Rue
tetap semangat ya Author
Nancy Nurwezia
bagus gitu novelnya kok ditolak sih..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!