Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.
Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.
SELAMAT MEMBACA..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10: Pertarungan Terakhir
Senja mulai menghiasi hamparan bunga matahari. Pancaran sinar senja terpantul sangat indah menghiasi mahkota bunganya. Tenang menyelimuti hamparan itu hingga tiba-tiba sesuatu melesat dengan cepat jatuh di tengah-tengahnya.
WUSHHH…
Sesuatu itu tidak lain dan tidak bukan adalah ratu reyna. Dia terhempas jauh hingga jatuh di tengah hamparan bunga matahari. Karena kerasnya benturan dengan tanah membuat dia tak sadarkan diri.
…
Viola semakin mendekat kearah hamparan bunga matahari. Dilihatnya ratu reyna jatuh tersungkur disana. “rasakan itu.” Gumam viola dengan senyum jahatnya. Dia lalu mendekati ratu reyna perlahan. Ditendangnya tubuh itu dengan sekuat tenaga. “Bangun kau. Peri pengecut.” Ucapnya.
Ratu reyna tidak bergerak sedikitpun.
Viola mencoba menyentuh bagian nadi ratu reyna. “dia masih hidup ternyata.” Gumamnya.
Viola mencoba menunggunya beberapa saat. Kemudian tubuh ratu reyna mulai bergerak. Dia spontan menghindar. Sedikit menjauh. Was-was jika ada serangan mendadak.
“halo, reyna. Selamat sore.” Viola tersenyum tipis.
"apa yang kau perbuat pada desa orchidia?." Bentak ratu reyna.
"aku hanya membuat sedikit hiburan disana. Tenang saja. Tidak usah khawatir." jawab Viola dengan nada santai.
"Kau berbohong. Aku tidak bisa mempercayaimu lagi, Viola."
Dengan sekuat tenaga. Ratu reyna membentuk kembali gelembung pelindung pada tubuhnya. Lalu dengan nafas tersengal ia kepakkan sayap ke langit.
"Ini adalah pertarungan terakhir kita. Hidup dan matiku akan ku pertaruhkan semuanya." kedua bola mata ratu reyna seketika memutih. Lalu berganti warna menjadi merah muda. Seolah tubuhnya telah dikendalikan oleh kekuatannya sendiri.
Viola dengan cepat menyusulnya ke atas langit. Kedua tangan dan kakinya dipenuhi dengan cahaya berwarna hijau.
"Baiklah. Sepertinya ini akan menjadi akhir bagimu, reyna."
KIPP...
KIPP...
Ratu reyna dengan lincah mengepakkan sayapnya dan berputar mengelilingi viola. Menjadikan pusaran berwarna merah muda yang sangat kencang. Lalu dengan sekejap lubang di kedua sayapnya kembali terbuka.
"Sekarang kau takkan bisa menghindari seranganku."
DRRTT... TRAT... TRAT...
Tembakan laser kembali membabi buta di dalam pusaran itu. Viola kewalahan menangkis serangan itu. dia juga tak sanggup menembus pusaran angin yang sangat kencang itu.
DRRTT... TRAT... TRAT...
Serangan laser untuk kesekian kalinya. Mengenai tepat pada kedua bahu viola. Seketika tubuhnya jatuh berdebam di permukaan hamparan bunga matahari.
Pusaran itu tiba-tiba menghilang. Ratu reyna telah menghentikan serangan. Tapi ada satu hal yang ia lupakan. Gelembung pelindung akan cepat menyusut jika ia membuat pusaran dengan waktu yang cukup lama. Angin yang sangat kencang, perlahan dapat membuat pelindung itu menipis dan mudah untuk ditembus.
"Apakah kita pernah bertarung sebelumnya?" ucap viola. Napasnya terengah-engah.
"Mungkin pernah. Tapi itu sudah berlalu bertahun-tahun, viola."
"Apakah kau lupa dengan kekuatanmu sendiri, hah?"
"Tidak. Buktinya aku bisa membuatmu terluka." jawab ratu reyna dengan tatapan sinis.
Viola perlahan bangkit. Cahaya berwarna hijau terlihat kembali aktif di kedua tangannya.
WUSHHH...
Viola menghilang.
Ratu reyna tidak menyadari jika gelembung pelindungnya telah menipis. Dia terlalu merasa panik ketika viola menghilang dari hadapannya. Dia bersiap dan membentangkan sayapnya lebar-lebar.
WUSHHH...
Ratu reyna telat menyadari. Viola telah muncul tepat diatas kepalanya. Belum sempat ratu reyna menghindar. Sebuah kilatan cahaya berwarna hijau yang sangat besar, perlahan muncul dari kedua telapak tangan viola.
"Selamat tinggal, jadilah abadi dan menghiasi hamparan bunga matahari ini."
BLARRR...
Kilatan cahaya itu tepat mengenai sekujur tubuh ratu reyna. Pelindung itu dengan mudahnya ditembus oleh serangan viola.
Beberapa detik setelah terkena serangan, ratu reyna hanya terdiam. Dia tak mampu menggerakkan seluruh tubuhnya. Namun dia merasa bahwa dia masih hidup.
"Kau akan abadi, sahabatku." Gumam Viola.
KREK...
KREK...
Dari ujung kaki, perlahan tubuh ratu reyna mengeras. Lalu semakin merambat hingga ujung kepala. Dan kini telah sempurna, sekujur tubuhnya telah membatu.
Sunyi. Hamparan bunga matahari terlihat damai dengan keindahan senja di langitnya. Dan pertarungan dua sahabat kini telah usai.
......bersambung......