NovelToon NovelToon
Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?


Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Masalah

Nerina sedang asyik membaca bukunya,sambil menunggu jam masuk, sedangkan Alia masi ada urusan dengan tim cheeleadersnya.

"Kenapa buku ini membosankan" guman Nerina lalu menutup bukunya.

Tetapi saat ia mau memasukkan bukunya ke dalam laci, tiba tiba terdengar suara pukulan di atas mejanya.

"Jangan sok polos deh lo" teriak Reina yang sudah berada di hadapannya bersama Lara dan Jena.

"Kenapa kalian pagi pagi sudah mmebuat keributan" ujar Nerina lalu berdiri menatap ke arah Reina.

"Kemapa lo takut, ga ada yang ngelindungi lo?"ujar Reina sambil menunjuk nunjuk ke arah Nerina.

"Kenapa aku harus takut denganmu?aku tidak bersalah" ucap Nerina santai.

"Sini lo cewek kampung yang sok kecantikan di depan Ethan" ujar Reina lalu menjambak rambut Nerina yang membuat mata birunya berkilat tajam.

"Lepasin!!!" teriak Nerina.

"Apaa??Sekarang lo takut?" tanya Lara lalu mengambil buku Nerina dan merobeknya.

Mata Nerina yang berkilat biru semakin tajam saat rambutnya dijambak kasar oleh Reina. Rasa sakit bercampur kesal membuat hatinya bergetar hebat, hingga tanpa sadar kekuatan mermaid di dalam dirinya bangkit.

Seketika, angin tipis seperti hembusan air mendorong tubuh Reina mundur beberapa langkah.

"Apaan nih?" Reina terkejut, wajahnya sejenak pucat, namun gengsi dan amarah membuatnya pura-pura tenang.

"Lo berani dorong gue ya? Dasar cewek kampung sok cantik!" teriaknya.

Reina kembali maju dengan kasar, tangannya hampir menjambak rambut Nerina lagi. Di sisi lain, Lara dan Jena sudah mulai merusak barang-barang Nerina di meja buku-buku dilempar, pulpen patah, bahkan tas Nerina ditendang ke lantai.

"BERHENTI!!!" suara Ethan tiba-tiba menggema di dalam kelas. Ia bersama Jacob dan Haidar baru saja masuk, dan langsung melihat pemandangan itu.

Ethan dengan cepat menarik tubuh Nerina ke belakang dan memeluknya erat, seolah ingin melindunginya dari semua serangan yang dilontarkan Reina.

"Cukup, Reina! Lo udah keterlaluan."

Jacob dengan wajah dingin segera berdiri di depan meja, menahan tangan Jena yang mau merobek buku Nerina.

"Berhenti sebelum gue yang rusak barang barang lo"

Haidar menyingkirkan Lara dengan kasar. "Lo pikir ini punya lo? Seenaknya ngerusak barang orang"

Nerina yang masih dipeluk Ethan merasa jantungnya berdegup kencang. Ia gemetar, bukan karena takut, tapi karena sadar kekuatannya hampir terbongkar.

Reina menatap Nerina dengan penuh kebencian.

"Lo… lo pasti udah bicarin yang jelek tentang gue ke Ethan kan! Gue nggak bakal tinggal diam, Nerina"

Sementara Ethan menatap tajam ke arah Reina dan gengnya.

"Sekali lagi lo sentuh dia, lo berurusan sama gue" ancam Ethan.

Reina dan gengnya segera pergi meninggalkan kelas itu, lalu Ethan menenangkan Nerina dan membantu merapihkan rambutnya lagi. Sedangkan Jacob dan Haidar membantu membereskan barang barang Nerina yang berceceran di lantai.

"Itu ratu drama selalu aja buat ulah" ujar Haidar yang ikut kesal.

"Kayaknya kita harus tegasin ke mereka" ujar Jacob sambil menatap ke arah Ethan.

Sedangkan Ethan,masi merapihkan rambut Nerina dan menenangkannya.

"Tenang, Ner. Ini salah aku malah kamu yang jadi korban" ujar Ethan.

"Tenang ethan, aku tidak apa apa" ujar Nerina lembut.

Ethan tersenyum lalu menatao ke arah Jacob dan Haidar.

"Kita harus ketemu sama si Reina dan gengnya itu" tegas Ethan.

"Harus, kalau ga mereka bakal buat ulah buat nyakitin Nerina" ucap Haidar.

Alia yang baru kembali dari urusan di tim cheeledearsnya merasa syok melihat Nerina di kelilingin Ethan, Jacob dan Haidar.

"Apa apa ini, kenapa kalian disini. Kalian gangguin Nerina ya?" tanya Alia sambil menatap secara bergantian ke ketiga pria itu.

Nerina menarik napas panjang, lalu menoleh ke arah Alia.

"Bukan mereka yang ganggu aku, Alia. Reina sama gengnya tadi lagi-lagi nyari masalah. Untung Ethan, Haidar, sama Jacob datang nolongin aku" ucapnya pelan sambil merapikan bukunya yang sempat berantakan.

Mendengar itu, wajah Alia langsung berubah. Rasa bersalah bercampur kesal terlihat jelas di matanya.

"Astaga, Ner maaf banget aku ninggalin kamu sendirian. Harusnya aku nggak pergi lama tadi"

Alia mengepalkan tangannya, wajahnya memerah karena marah.

"Aku bener-bener muak sama Reina! Aku bakal langsung—" katanya sambil hendak melangkah keluar kelas.

Namun sebelum sempat keluar, Jacob menahan lengannya.

"Alia, jangan sekarang. Udah mau masuk jam pelajaran. Kalau kamu bikin keributan, malah yang ada nanti kamu terlibat masalah" ucap Jacob tegas.

Alia menatap Jacob dengan kesal, tapi kemudian ia menghela napas berat.

"Ya ampun… yaudah, kali ini aku tahan. Tapi serius, Reina udah kebangetan. Aku ga bakal tinggal diam lagi"

Ethan menoleh ke arah Nerina, lalu mengangguk pelan.

"Kita semua bakal jagain Nerina. Biar Reina tahu dia nggak bisa seenaknya lagi"

Nerina tersenyum tipis, meski hatinya masih berdebar karena kejadian tadi.

"Terima kasih kalian semua… aku nggak apa-apa, beneran"

Bel masuk berbunyi, membuat suasana tegang perlahan mereda. Mereka pun kembali ke tempat masing-masing, meski jelas di dalam hati masing-masing masih tersisa amarah terhadap Reina.

🐳🐳🐳🐳🐳

Mereka mengikuti pelajaran dengan baik walau sesekali Nerina harus menulis ulang karena catatannya telah dirobek. Bel istirahat akhirnya berbunyi. Alia dengan cepat berjalan keluar tepatnya ke tempat dimana Reina berada, Nerina yang takut Alia bakal kenapa napa segera mengikuti disusul Ethan dan yang lain.

Mereka sampai di taman depan, tepat dimana Reina dan gengnya kumpul.

"Heh ratu drama, sehari ga buat drama ga bisa ya?" teriak Alia yang membuat semua orang disana menoleh.

"Astaga...dia lagi dia lagi" ucap Lara.

"Lo kalau ga ganggu Nerina ga bisa h?kalah saing?" Alia mendekat ke arah Reina lalu menamparnya.

Reina memegangi pipinya yang terasa perih, wajahnya merah padam karena tamparan Alia.

"Kurang ajar lo!" teriaknya lalu mengangkat tangannya hendak membalas.

Namun sebelum telapak tangannya sempat mendarat, Jacob sigap berdiri di antara mereka. Ia menahan tangan Reina lalu mendorongnya mundur dengan dingin.

"Cukup, Reina. Kalau berani sentuh Alia lagi, jangan salahin gue kalau gue bakal bales"

Reina terhuyung ke belakang, matanya melotot penuh amarah. Tapi belum sempat ia balas bicara, Ethan sudah melangkah maju. Ia berdiri tepat di depan Reina, sorot matanya tajam menusuk.

"Reina, cukup. Jangan pernah bawa-bawa Nerina lagi. Dia nggak tahu apa-apa, jadi berhenti gangguin dia" ucap Ethan dengan nada tegas.

Reina menggertakkan giginya. "Kenapa kamu selalu belain dia, Ethan? Kamu buta, kan? Dia cuma cewek kampung—"

"BERHENTI!" suara Ethan meninggi, membuat semua orang di taman terdiam.

"Kamu pikir kamu siapa? Buat aku, kamu bukan siapa-siapa. Yang aku tahu, kamu cuma pengganggu. Dan maaf, kamu nggak akan pernah sebanding sama Nerina"

Ucapan itu menusuk langsung ke hati Reina. Wajahnya pucat, lalu matanya berkaca-kaca.

"Jadi… segitu rendahnya aku di matamu, Ethan?" suaranya bergetar.

Ethan hanya menatapnya datar, tanpa ragu.

"Ya. Karena kamu sendiri yang bikin dirimu jadi begitu"

Air mata Reina akhirnya jatuh. Ia membalikkan badan dengan cepat, berlari menjauh bersama Lara dan Jena yang kebingungan harus ikut atau menenangkan. Suasana taman mendadak hening, hanya menyisakan Nerina yang masih terkejut dengan semua ucapan Ethan tadi.

Alia menoleh ke Nerina lalu memeluknya.

"Udah, Ner. Sekarang mereka tahu kita nggak main-main"

🧜‍♀️🧜‍♀️🧜‍♀️

MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAAN VOTE SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHHH

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!