Di balik senyum manis dan mata indah Narynra, terdapat kesedihan mendalam yang disebabkan oleh pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya. Sebelum pernikahan itu, Narynra membuat perjanjian rahasia dengan ibu tirinya yang hanya diketahui mereka berdua. Apakah isi perjanjian itu? Sementara itu hubungan Narynra dengan Kaka tirinya tidak pernah akur, dan situasi semakin buruk setelah ayahnya terkesan selalu membela kakak tirinya, membuat Narynra merasa tidak betah di rumahnya. Akankah Narynra dan kakak tirinya bisa berdamai?
Narynra kemudian bertemu Kayvan, seorang pria yang tampan dan perhatian. Setelah pertemuan pertama, Kayvan terus berusaha mendekati Narynra, dan mereka akhirnya menjalin hubungan asmara.
Sementara itu, seorang pria misterius selalu memperhatikan Narynra dari kejauhan dan terus mengirimkan pesan peringatan kepada Narynra bahwa Kayvan tidak baik untuknya. Siapa pria misterius ini? Apa tujuannya? Akankah Narynra bahagia bersama Kayvan atau atau bersama yang lain?,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Midnight Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
isi perjanjian
Narynra pergi keluar kota, dia ingat dengan Villa yang Bundanya berikan kepadanya dulu, dan yang terpenting Ayahnya tidak tau tentang villa itu, karna dulu bundanya membeli villa itu dari tabungannya sebelum menikah dan pemilik villa itu masih atas teman bundanya.
Narynra ngirimkan pesan pada Tiffany untuk menyusul dia ke villa. Setelah perjalanan cukup lama akhirnya dia sampai di villa miliknya.
"Haruskah aku memberitahu Kayvan, tapi kita baru saja menjalin hubungan, masa aku langsung melibatkan dia ke dalam masalahku" Narynra sedikit bimbang namun kemudian dia memutuskan untuk mengurungkan niatnya memberi tahu Kayvan.
Terlintas kenangan bersama Bundanya di Villa ini, Villa yang dulunya sering dia gunakan untuk liburan berdua dengan Bundanya sebelum Bundanya meninggal.
Tiffany yang menerima pesanan dari Narynra pun langsung menyusul Narynra ke alamat villa yang Narynra kirim. Sekitar jam 2 siang Tiffany baru sampai Villa.
"You okey?"
"No"
"Why? Tell me"
"Ibu tiri gue hamil"
"What? Seriously?"
"Yah, dah gue kecewa"
"Kecewa? Tunggu, gue sedikit ga paham deh. Maksudnya lo kecewa karna dia hamil atau apa?"
"Yah karna dia hamil"
"Gue tau selama ini lo belum terima ibu tiri lo dan gue juga tau lo ga benci dia. Trus kayak, maksud gue tuh lo kecewa dia hamil tuh gimana maksudnya?"
"Ya karena dia langgar perjanjian kita"
"Wait! Perjanjian? Maksudnya kalian punya perjanjian gitu?"
"Iya, sebelum dia nikah sama ayah gue, kita buat perjanjian. Dan isi perjanjiannya itu dia ga boleh punya anak dari ayah gue"
"Hah! Lo bikin perjanjian begitu?"
"Iya, karna perjanjian itu gue mau buat ngrestuin dia nikah sama ayah gue"
"Ayah lo tau perjanjian itu?"
"Ya engga lah, itu perjanjian antara gue dan dia aja"
"Tapi seharusnya di usia ibu tiri lo yang sekarang, bukannya juga emang udah susah ya buat punya anak"
"Iya, tapi apa? Nyatanya dia hamil kan, padahal tiap bulan buat jaga-jaga gue suruh rutin minum obat untuk mencegah kehamilan, tapi entah dia minum atau ga tuh obat gue ga tau"
"Trus, gimana?"
"Ya gue ga tau gue harus gimana intinya gue kecewa, dan ga mungkin juga gue nyuruh dia gugurin kandungannya. Biar gimanapun yang di dalam kandungannya itu calon adek kandung gue"
Tiffany menghembuskan nafasnya. "Hm..... Menurut gue, lo di sini dulu buat beberapa waktu biar lo tenang"
"Ya itu juga rencana gue, bukan cuma beberapa waktu sih, tapi mungkin untuk waktu yang lama."
"Gue temenin lo di sini"
"Makasih ya"
Keesokan harinya Kayvan datang ke rumah Narynra. Membawa bucket bunga mawar. "Tok... Tok.... Tok..." Kayvan mengetuk pintun dengan perlahan. Beberapa saat kemudian Elisya membukakan pintu.
"Pagi Tante"
"Pagi, kamu....."
"Saya Kayvan Tante, Tante ga inget saya?"
"Oh iya, saya inget, ada perlu apa ya kamu ke sini?"
"Saya mau ketemu anak Tante, Naryn"
"Narynra ga kasih tau dia pergi kemana? Bukankah dia pacarnya" batin Elisya. "Naryn nya ga ada di rumah"
"Pergi kemana ya Tante?"
"Sebaiknya kamu hubungin dia sendiri, jujur aja Tante juga ga tau dia pergi kemana pesan Tante ga di balas telfon Tante juga ga di angkat, Tante dan Naryn lagi ada sedikit masalah"
"Oh begitu ya Tante, ya udah kalau begitu saya pamit dulu Tante"
Kayvan pergi meninggalkan rumah Narynra dengan penuh tanda tanya kemana perginya Narynra. Niat memberi kejutan malah dia yang dapat kejutan.
Sementara di Villa Narynra tengah menikmati udara segar di halaman bersama Tiffany. Ponsel Narynra berdering dia pun mengangkat panggilan video dari Kayvan.
"Halo" kata Narynra dan Kayvan bersama
"Kamu dimana? Tadi aku ke rumah kamu. Tapi kamu nya ga ada"
"Aku di luar kota"
"Kirim aku tempatnya, aku nyusul kamu kesana"
"Ga usah ya, aku lagi butuh waktu untuk tenang"
"Oke, aku ngerti, kamu jaga diri ya, kalau ada apa-apa langsung hubungin aku, aku selalu ada buat kamu"
"Iya, makasih ya"
"Jangan lama-lama ya di luar kotanya nanti kalau aku kangen gimana?"
"Ya kan kita bisa video call"
"Maunya ketemu. Ehh itu di samping kamu siapa?"
"Tiffany" Narynra menggeser sedikit arah kameranya agar wajah Tiffany terlihat
"Oh kirain siapa. Liat nih aku udah bawain kamu bucket segede ini kamunya ga ada di rumah". Kayvan menunjukkan bucket bunga di sampingnya. "mau ngasih kejutan malah aku yang dapat kejutan"
"Hehe... maaf ya ga kasih tau kamu aku pergi, kamu juga ga ngabarin aku dulu kalo mau ke rumah"
"Namanya juga mau ngasih kejutan ya kalo ngabarin dulu ga jadi kejutan dong"
"Haha iya. Makasih ya buat bucket nya aku suka, ngomong-ngomong kamu mau ke kantor kah? Pake jas rapih"
"Iya niatnya abis nganter bucket mau langsung ke kantor, ada meeting yang ga bisa di wakilkan"
"Ya udah, aku tutup telfonnya kamu mau meeting kan, hati-hati di jalan ya, see you"
"See you too"
