NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Paham

BRAK

Erlando datang dengan wajah kesalnya keruangan Alana. Untungnya pagi itu belum ada pasien. Dan jam praktek kerja Alana masih sekitar satu jam lagi.

Alana menoleh ke arah pintu ketika ia duduk menikmati kopinya di sofa. "Mas, kamu udah pulang? Kok enggak bilang? Kan aku bisa jemput di bandara."

Tanpa basa basi Erlando melemparkan beberapa photo kebersamaan Alana dan Eshan di meja. Alana sangat terkejut. Dia memandang kekasihnya dan tak mampu bicara.

"Jelaskan Alana! Apa dia lelaki yang mau di jodohkan dengan mu dulu?" Ucap Erlando masih dengan tatapan mautnya.

"Hmm benar! Dia Eshan, kemarin dia ajak aku jalan. Aku enggak ada hubungan apapun dengannya. Kita hanya berteman mas." Jawab Alana dengan bibir yang gemetar. Dia takut jika Erlando akan meninggalkannya.

"Berteman? Sambil berpegangan tangan maksud kamu?" Erlando makin geram melihat Alana yang hanya mematung.

Alana menelan salivanya dia tak kuasa bicara lagi. Memang salahnya tak meminta ijin pada Erlando sehingga kini mereka bertengkar. Padahal mamihnya sudah mewanti wanti Alana agar memberitahu Erlando. Namun Alana enggan.

Sehari yang lalu sebelum kepulangannya ke Jakarta, Erlando menerima paket. Saat ia membukanya ternyata photo Alana bersama pria lain. Dia juga tak tahu dari mana asal paket itu.

Saat itu juga Erlando membatalkan meetingnya. Dia lebih memilih pulang menemui Alana. Sejujurnya dia juga takut jika benar Alana mengkhianatinya.

"Bukan gitu mas kamu salah paham. Aku tadi udah jelasin kan kenapa aku bisa sama dia? Demi Tuhan mas, aku enggak ada hubungan apapun dengan Eshan. Aku juga kaget sewaktu Eshan pegang tangan aku." Lirih Alana.

Erlando mencoba menahan amarahnya. Dia tidak ingin emosinya membuat Alana ketakutan. Dan juga tidak mau perjuangannya mendapatkan Alana selama ini sia sia.

"Terus kenapa kamu enggak cerita sama aku? Kamu anggap aku apa? Atau ini alasan kamu mengulur waktu supaya aku tidak jadi melamar mu? Jawab Alana!"

Air mata Alana jatuh dipipinya dia mendekati Erlando dan memegang tangan kokoh yang selama ini menjaganya. Dia meraihnya dan menempelkannya di pipinya yang sudah basah.

"Mas, aku minta maaf karena udah buat kamu salah paham. Demi Tuhan aku mencintaimu. Kamu yang sudah menutup luka di hati ku. Tangan ini yang selalu menjaga ku. Aku harus gimana supaya mas percaya sama aku?" Tutur Alana dengan suara seraknya.

Erlando masih tak menjawab, dia menatap mata Alana. Kesal? Tentu saja! Meskipun Alana tidak selingkuh, tetap saja dia merasa kalau Alana mengkhianatinya. Terlebih lagi Eshan adalah pria yang sempat ingin di jodohkan dengan Alana. Rasa cemburu itu makin besar.

Erlando menarik Alana ke pelukannya. Sungguh dia tak ingin kehilangan wanita yang sangat amat ia cintai. Tangannya mengelus rambut Alana. Bibirnya tak bicara. Alana menangis dipelukannya.

"Jika kamu ragu padaku, kita bisa membatalkan rencana pernikahan kita. Aku akan ikhlas jika kamu tidak bisa menerima ku sebagai calon suami mu." Lirih Erlando.

"Kamu mau ninggalin aku mas? Ternyata kamu sama kayak Calvin. Aku kecewa sama kamu!" Alana menghempaskan tangan Erlando kasar. Dia tak habis pikir Erlando akan berkata seperti itu.

Ketika Alana akan pergi, Erlando menarik tubuh Alana dan mencium bibir yang ia rindukan. "Hmmmpt_"

"Aku mencintaimu Alana, sungguh! Jangan tinggalkan aku! Jangan sama kan aku dengan lelaki baj*ngan itu!" Tutur Erlando di sela sela pagutannya. Tangannya meremas lembut leher Alana. "Aku juga mencintaimu. Sshh mas...ahh!"

Suara desahan kecil mengalir dari bibir Alana ketika Erlando mengecup leher putih Alana. "Setelah gathering aku akan resmi melamar mu sayang."

Ciuman itu berlanjut lagi Erlando terus mengecap dan merasakan bibir manis Alana. "Udah mas, aku harus kerja." Ucap Alana yang melepaskan bibirnya. Tangannya masih berada di dada Erlando.

"Iya sayang, aku tunggu kamu sampai selesai yah."

"Boleh, nanti aku ke ruangan mas."

-

-

-

Selesai praktek Alana berjalan menuju ruangan Erlan. Tapi Jessica menghadangnya. "Kenapa?" Tanya Alana ketus.

"Aku satu kelompok sama kamu di acara gathering nanti. Semoga kita bisa jadi teman yah!" Ucap Jessica polos.

Alana sedikit curiga pada Jessica, pasalnya tiba tiba wanita ular itu sok akrab pada dirinya. "Jangan terlalu berharap. Jess. Takutnya nanti kamu kecewa."

"Wow...bukan jawaban seperti itu yang aku inginkan. Tapi baiklah. Eum by the way, kabar papihmu gimana? Sudah lama aku enggak lihat beliau." Tanya Jessica yang mulai memancing di air keruh.

"Untuk apa kamu tanya papih aku! Jangan macam macam yah! Apalagi sampai merusak pernikahan orang tuaku!" Geram Alana.

Jessica hanya tertawa kecil seolah meledek Alana. Dia tidak menjawabnya dan pergi melewati Alana begitu saja dengan tatapan tak terbaca. Alana sangat khawatir jika Jessica merencanakan sesuatu terhadap papihnya. Dia menghubungi Ray dan menceritakan semuanya.

Dia meminta Ray menjaga papihnya. Takutnya Jessica ingin menjebaknya. "Tenang non, serahkan pada saya. Wanita itu tidak akan berani macam macam." Ucap Ray di sebrang telepon.

"Iya pokoknya kamu harus di sisi papih. Aku enggak mau Jessica berbuat nekad. Dan jangan sampai mamih tahu. Rahasiakan ini."

"Baik non. Saya juga akan mengawasi Jessica!"

-

-

-

Alana kini sedang ada di ruangan Erlando. "Kenapa sayang? Muka kamu kayak gitu." Erlando melihat Alana yang kesal.

Terpaksa Alana menceritakan kejadian menjengkelkan tadi. Erlando paham apa yang Alana khawatirkan. "Tenang saja, dia tidak akan berani. Yuk ikut aku!"

"Kemana mas?"

Erlando mengajaknya pergi tanpa bilang tujuannya kemana. Dengan rasa penasaran Alana menuruti keinginan sang kekasih pujaannya. Dan mobil Erlando sudah sampai di gedung apartment miliknya.

"Kok kita kesini? Mas jangan macam macam yah, kita belum menikah. Bisa digantung aku sama papih." Gerutu Alana yang membuat Erlando tertawa sumbang.

"Ya enggak donk sayang. Ayo nanti kamu tahu."

Keduanya naik ke lantai atas. Ketika Erlando membawa Alana ke dalam, ternyata di ruang tamu sudah penuh dengan barang barang seserahan untuk melamar Alana. Mulai dari tas bermerk, sepatu, perlengkapan shalat, dan masih banyak.

Disana juga ada satu set berlian sebagai mahar untuk Alana. Erlando juga sudah menyiapkan rumah dan fasilitas lainnya untuk calon istrinya ini. Dia ingin membahagiakan Alana dengan caranya.

Alana sangat terkejut melihatnya. "Mas ini_?"

"Buat kamu sayang. Aku sudah mempersiapkan ini semua. Om dan tante ku akan datang dari Belanda setelah kamu pulang gathering. Aku tidak mau kehilangan dirimu. Aku ingin kita segera menikah." Jawab Erlando dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Yang Alana tahu memang Erlando sudah tidak punya orang tua. Dia di asuh oleh om dan tantenya. Erlando sendiri meneruskan bisnis warisan dari orang tuanya. Ditangannya bisnis itu berkembang pesat dan sudah membuka cabang dimana mana dari berbagai bidang.

Erlando menjadi pengusaha yang patut di perhitungkan. Namanya semakin melambung di tengah kesuksesannya. Maka tak jarang beberapa kliennya ingin menjodohkan Erlando dengan anak anak mereka.

Namun duda tampan itu enggan membuka hatinya. Hingga dia bertemu Rania dulu, dan menikahinya. Pernikahannya tak bertahan lama. Karena Rania mengidap kanker rahim.

Tangan Alana menarik kerah kemeja Erlando dan menyambar bibir Erlando. Merasa diberi lampu hijau oleh sang kekasih, pria mapan itu membalasnya dengan penuh hasrat.

"Hmmpt mas...!"

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!