Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 11 - Harus Bagaimana?
“Apa Kenzo tak serius dengan hubungan kami sehingga dia selalu menunda waktu untuk memperkenalkan aku pada keluarganya?” Bianca bergumam dalam hati. Dia sungguh kecewa dengan sikap Kenzo yang tidak sesuai dengan keinginannya. Meski merasa tidak enak hati dengan Kenzo, tapi sebisa mungkin Bianca menunjukkan wajah baik-baik saja di depan kekasihnya itu.
“Sayang, ayo kita pulang.” Ajak Kenzo saat waktu baru menunjukkan pukul sepuluh malam.
Bianca melirik jam tangan yang melingkar di pergeralahan tangannya. Dahi Bianca pun mengkerut setelah melihat jam berapa saat ini. “Kamu beneran ajak aku pulang jam segini? Sekarang masih jam sepuluh loh, Sayang.”
“Maafin aku, ya. Aku gak bisa lama-lama di luar. Tubuhku rasanya kurang fit. Aku ingin beristirahat supaya besok tubuhku lebih fit dan manggung besok gak mengecewakan.” Balas Kenzo.
Bianca menghela nafas. Meski masih ingin bersama dengan Kenzo, tapi dia menghargai keputusan Kenzo dan tidak ingin memaksa juga.
Tidak sesuai dengan perkataannya pada Bianca, nyatanya Kenzo tidak pulang untuk beristirahat. Dia justru pergi ke rumah kontrakan Meisya untuk memastikan kondisi wanita yang baru menjadi istrinya itu.
“Kamu ngapain datang ke sini? Tiba-tiba banget tau gak?” Tanya Meisya dengan wajah bingung.
“Pertanyaan kamu aneh.” Kenzo langsung saja menyelonong masuk setelah menjawab. Membuat Meisya menarik tangan pria itu agar Kenzo menghentikan pergerakannya.
“Aneh gimana? Seenaknya aja bilang aku aneh. Seharusnya kamu ngaca, yang aneh itu siapa. Kamu tiba-tiba datang ke sini dan asal masuk ke rumahku tanpa izin. Apa sikapmu itu gak lebih aneh?!” Omel Meisya.
Kenzo yang kini sudah duduk di atas kursi menatap intens wajah Meisya sembari melipat kedua tangannya di dada. “Aku pikir aku gak perlu pakai meminta izin segala sama kamu. Toh kita sudah menikah. Jadi aku bebas keluar masuk ke rumah ini tanpa izin lebih dulu.”
Meisya melotot mendengar jawaban Kenzo. Sungguh jawaban yang sama sekali tidak terpikirkan oleh dirinya. Meisya bahkan hampir lupa jika dirinya dan Kenzo sudah menikah.
“Apa kamu udah menyiapkan barang-barang apa saja yang akan dibawa pindah ke apartemen?” Tanya Kenzo. Mengabaikan Meisya yang masih diam saja saat ini.
Dengan wajah polosnya Meisya menggelengkan kepalanya. Membuat Kenzo menghela nafas dan segera bersuara kembali. “Biar aku yang bereskan barang-barangnya. Tunjukkan saja kepadaku barang-barang mana yang mau dibawa ke apartemen!”
Meisya cepat menggeleng. “Jangan bersikap seenaknya di rumahku. Meski kita sudah menikah, kamu gak berhak mengatur hidupku. Aku harap kamu tidak lupa dengan kesepakatan yang udah kita buat sebelumnya!”
“Baik, kalau seperti itu mau kamu, aku bisa terima. Tapi aku minta kamu buat mengangsur menyiapkannya. Karena besok aku akan datang kembali ke sini dan membawamu pindah ke apartemen!”
Meisya memilih diam saja. Rasanya dia tidak punya tenaga untuk berdebat dengan Kenzo. Dari pada berdebat, lebih baik dia meminta Kenzo untuk pergi saja.
“Tetanggaku di sini gak ada yang tau kalau kita udah nikah. Jadi aku harap kamu sadar diri untuk pergi dari sini sebelum membuatku berada dalam masalah!”
Kenzo sebenarnya masih ingin tetap berada di sana. Memastikan Meisya dan janinnya baik-baik saja. Namun, dia juga tidak ingin membuat Meisya kesal pada dirinya. Dan akhirnya memilih untuk menuruti perkataan Meisya.
“Aku pergi. Tapi besok pagi aku akan kembali lagi!” Tegas Kenzo.
Meisya hanya diam saja. Dia membiarkan Kenzo keluar dari dalam rumahnya tanpa berniat mengantarkan Kenzo sampai ke depan rumah.
“Aku gak nyangka kalau dia sungguh gila. Main masuk ke rumahku tanpa berpikir dulu dan membuat keputusan sesuka hatinya!” Gerutu Meisya dalam hati.
Belum tinggal bersama dengan Kenzo saja, pria itu sudah berbuat sesuka hatinya. Bagaimana bila nanti mereka tinggal bersama. Meisya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di dalam rumah tangga mereka.
Tak lama setelah kepergian Kenzo, Meisya mendapatkan panggilan telefon dari Bianca. Merasa tak enak selalu mengabaikan panggilan telefon Bianca, Meisya pun mengangkatnya. Dia juga tidak ingin membuat Bianca jadi curiga jika sikapnya terlihat semakin berubah pada Bianca.
“Bianca, ada apa kamu telfon aku malam-malam begini?” Tanya Meisya saat panggilan telefon baru saja terhubung.
Tanpa basa-basi, Bianca langsung saja memberitahu maksud dan tujuannya. Membuat Meisya yang mendengarnya jadi terdiam beberapa saat. Ternyata alasan Bianca menghubunginya karena sikap Kenzo yang terasa berubah.
“Aku bingung sama Kenzo, kenapa dia selalu mengulur waktu memperkenalkan aku ke keluarganya. Apa lagi dia belum ada niatan buat nikahin aku. Padahal karir kami berdua udah bagus dan udah siap banget buat nikah!”
Meisya semakin bungkam. Andai saja Bianca tahu salah satu alasan Kenzo belum bisa menikahinya karena dirinya, entah apa tanggapan Bianca nanti.
“Mei, besok malam kita ngumpul yuk. Udah lama banget kita gak ngumpul lagi. Selagi besok kamu gak ada kegiatan manggung.” Ajak Bianca setelah tak mendapatkan jawaban dari Meisya.
“Emh…” Meisya bingung harus menjawab apa. Dia juga tak punya alasan untuk menolak karena Bianca memang cukup tahu scedulenya bulan itu.
“Aku gak nerima penolakan ya, Mei. Udah satu bulan ini kamu selalu aja nolak ajakan aku buat kumpul. Pokoknya besok malam kita harus kumpul. Kalau kamu gak datang, aku bakalan ngambek sama kamu!” Bianca sudah mengeluarkan jurus ancaman pada Meisya. Karena dia tahu Meisya adalah orang yang sulit untuk menolak jika dia sudah mengancam.
“Baiklah. Kirimkan aja lokasinya dimana besok.” Balas Meisya pada akhirnya.
Bianca senang sekali mendengarnya. Tak lama, panggilan telefon keduanya pun terputus dengan rasa senang di hati Bianca karena Meisya menuruti permintaan sekaligus keinginannya.
“Aku beneran bingung harus bagaimana. Aku juga takut kalau nanti Bianca tahu aku udah menikah dengan kekasihnya.” Gumam Meisya. Karena dirundung rasa galau, membuat Meisya tak melaksanakan perintah Kenzo untuk menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa pindah ke apartemen. Meisya justru terus berpikir bagaimana caranya supaya rahasianya dan Kenzo yang sudah menikah bahkan sebentar lagi punya anak tidak diketahui oleh Bianca. Bukan hanya pada Bianca saja, Meisya juga bepikir keras bagaimana caranya bisa selalu menutupi kehamilannya pada orang-orang. Karena semakin hari, perutnya pasti makin bertambah besar. Meisya yakin jika perubahan bentuk tubuhnya perlahan akan disadari oleh banyak orang termasuk Bianca nantinya.
“Ya Tuhan, aku sungguh bingung harus bagaimana. Aku gak mau karir yang selama ini aku impikan hancur begitu saja nantinya dengan berita kehamilanku. Tapi meski begitu, aku bersumpah kalau aku gak pernah menyesal anak ini ada di dalam tubuhku. Aku sangat mencintainya dan akan selalu mencintainya.” Gumam Meisya sembari memejamkan kedua kelopak matanya dengan perlahan.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....