Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama dan kedua sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya sepert
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 11 — Pertemuan Kembali
Kabar terjadinya peperangan membuat Liu Yuwen berpikir ulang terhadap rencana yang sudah ia susun. Yang pasti perang besar aliran putih dan hitam ini akan berdampak pada tujuannya yang ingin mengumpulkan sepuluh artefak lain.
"Bukankah kau kesini untuk mencari Bunga Krisan Es itu, lebih baik kau mengambilnya terlebih dahulu dan masalah artefak, sebaiknya kau harus mencari lebih banyak lagi informasi." Bai Huahua memberikan saran.
Liu Yuwen akhirnya menyetujui usulan roh pedang tersebut, ia kemudian pergi memasuki Ibukota dengan melewati benteng.
Dengan kecepatannya, para penjaga tidak mengetahui bahwa seseorang telah menyusup ke dalam Ibukota tanpa seizin mereka. Lagipula, mereka saat itu terlalu sibuk untuk menangani para pengungsi yang hampir tidak ada habisnya.
Liu Yuwen melompati setiap atap bangunan sembari menuju tempat istana kekaisaran berada. Di tengah perjalanan, Liu Yuwen mengerutkan dahi saat ada seseorang yang sedang mengejarnya.
Berpikir ada penjaga yang menyadari keberadaannya karena telah masuk tanpa izin, saat Liu Yuwen menoleh, dirinya justru mendapati orang yang mengejarnya itu adalah sesosok yang ia kenal, seketika Liu Yuwen langsung menghentikan langkahnya.
***
Orang yang mengejar Liu Yuwen ternyata adalah Aruna, wanita ras elf yang dulu pernah ia tolong.
Aruna sedang berada di Ibukota dan memang tengah menunggu Liu Yuwen tiba di sana. Aruna mengetahui Liu Yuwen akan kesini karena mendapatkan informasi dari cabang Asosiasi Terang Bulan di Kota Avion sebelumnya.
Tanpa basa-basi, Aruna langsung memeluk Liu Yuwen dengan erat. Sudah sejak lama bagi gadis itu tidak bertemu dengan pria yang sudah menolongnya tersebut.
"Aku tidak menduga kau ada disini?" Liu Yuwen tersenyum lembut sambil mengelus pipi Aruna.
Aruna tersipu. "Bagaimana dengan kabar Tuan?"
"Cukup baik, dan jadi lebih karena bertemu denganmu."
Pipi Aruna memerah, ia tidak menyangka Liu Yuwen akan menjawabnya seperti itu.
"Apa Tuan kesini untuk mencari Bunga Krisan Es?"
"Hm? Bagaimana kau mengetahuinya?"
"Bukankah itu alasan dulu Tuan harus pergi kesini."
Liu Yuwen menggaruk kepalanya, ia jadi teringat saat-saat perpisahannya dengan Aruna di Kota Dharavi, dirinya memang beralasan demikian pada gadis tersebut.
Liu Yuwen kemudian menanyakan tentang bunga itu pada Aruna yang ternyata membuat Liu Yuwen langsung kecewa.
"Ketika turnamen diberhentikan di tengah acara, kami mendapatkan informasi kalau Bunga Krisan Es yang sebelumnya dijadikan sebagai hadiah pemenang turnamen telah dibeli pada Matriark sekte Nada Kehidupan."
Turnamen yang diperuntukkan generasi muda mendadak mengalami kericuhan yang tidak lain disebabkan oleh Liu Yuwen yang menyimpan artefak di cincin ruangnya secara diam-diam.
Sekte-sekte besar terutama Sekte Api Baja ingin mengambil artefak tersebut dari Liu Yuwen namun pemuda itu jelas menolaknya.
Sebenarnya masalahnya tidak berhenti sampai di sana, Xiao Lang yang berpihak pada Liu Yuwen untuk membiarkan pemuda itu menyimpan artefaknya sendiri melakukan pertarungan dengan Jiao Piao selaku Patriark Sekte Api Baja.
Situasi menjadi lebih buruk ketika Gong Lian dan Niu Sashuang juga ikut terlibat dalam perselisihan tersebut hingga membuat pertempuran antar aliran putih hampir terjadi.
Akibat konflik ini turnamen generasi muda langsung dibatalkan, Gong Lian kemudian memberikan penawaran pada Feng Xian kalau tidak ingin Sekte Nada Kehidupan jadi musuh kekaisaran yaitu dengan menjual Bunga Krisan Es pada perempuan tersebut.
"Aku tidak yakin bunga itu masih ada Tuan, mengingat khasiatnya yang tinggi pastinya seseorang sudah memakainya." Aruna mengakhiri penjelasannya.
Meski hanya dugaan, tetapi Liu Yuwen sependapat dengan apa yang dikatakan Aruna.
"Jadi rencanamu membuat Pil Bunga Krisan itu gagal?" Bai Huahua bertanya didalam pikiran Liu Yuwen.
"Lebih tepatnya mungkin belum waktunya aku membuat pil tersebut." Liu Yuwen menghela nafas panjang.
"Tapi kenapa kau terlihat tidak kecewa."
"Aku kecewa, hanya saja sudah memperkirakan bagian terburuknya." Liu Yuwen tersenyum tipis.
Menyadari laporannya membuat Liu Yuwen kecewa, Aruna mengajak Liu Yuwen ke penginapan Asosiasi Terang Bulan yang ada di Ibukota.
Liu Yuwen mengerutkan dahi ketika melihat bangunan penginapan itu yang terkesan mahal dan mewah.
Penginapan itu memiliki tujuh lantai dengan bangunan yang cukup luas. Aruna menjelaskan selain penginapan, Asosiasi Terang Bulan juga telah membangun restoran, toko pil, dan penjualan senjata di Ibukota.
"Kalian benar-benar telah membuat asosiasi ini berkembang ya?" Liu Yuwen tersenyum canggung.
"Ini berkat Tuan, tanpa anda hasil ini tidak akan diperoleh."
Aruna kemudian mengajak Liu Yuwen masuk ke penginapan mewah itu yang sudah dikosongkan dari para penyewa, gadis ras elf itu sempat menambahkan bahwa penginapan yang mereka datangi merupakan yang termahal di ibukota.
Biasanya hanya orang-orang kaya atau kultivator yang menginap disini, tentu saja harga yang mahal juga dipengaruhi oleh pasilitas penginapan tersebut yang sangat baik.
Ketika Liu Yuwen memasuki penginapan itu, sudah ada puluhan gadis ras elf yang sudah menunggunya di pintu masuk.
Mereka berbaris di dua sisi, kiri dan kanan lalu ketika Liu Yuwen muncul dari pintu masuk, mereka langsung membungkukkan badan dan memberikan hormat pada Liu Yuwen.
Liu Yuwen menarik nafas yang dalam, sampai sekarang ia belum terbiasa dengan penghormatan gadis-gadis ras elf itu yang menurutnya dirasa berlebihan. Terakhir kali Liu Yuwen mengalami kejadian ini ketika di Kota Avion.
Liu Yuwen duduk di kursi yang sudah disediakan, kursi yang lebih terlihat seperti singgasana sehingga membuat Liu Yuwen terkesan seperti raja apalagi Aruna dan gadis ras elf lain langsung berlutut ketika dirinya duduk.
"Aku tidak tahu apa yang kau perbuat sejak beringkarnasi tapi aku tidak menduga kau akan menaklukan banyak gadis seperti ini..."
Liu Yuwen mendengar Bai Huahua tertawa dalam pikirannya, tawa itu tidak hanya keras tetapi juga mengandung ejekan.
Liu Yuwen menanggapinya dengan senyuman canggung, tapi nyatanya Bai Huahua tidak berhenti sampai di sana. "Sejak kapan kau ingin jadi raja, seingatku kau menolak jabatan ayahmu yang seorang kaisar."
"Ini juga bukan keinginanku..." Liu Yuwen tersenyum kecut.
Liu Yuwen segera mengalihkan perhatiannya pada Aruna daripada mendengar tawa Bai Huahua yang kini semakin ingin menggodanya.
Terlepas rencananya yang mendapatkan Bunga Krisan Es gagal, tujuan Liu Yuwen untuk mengumpulkan sepuluh artefak tidak berubah. Liu Yuwen menanyakan keberadaan artefak tersebut pada Aruna, barangkali gadis itu mungkin mengetahuinya.
"Artefak? Tuan juga menginginkan benda tersebut?" Aruna terkejut.
"Ya, saat ini aku berencana mengumpulkan semua artefak itu ditanganku. Apakah kau mengetahuinya."
Aruna terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk, ia menjelaskan bahwa dirinya mengetahui keberadaan empat artefak itu dimiliki sekte besar aliran putih sementara enam lagi di tangan aliran hitam.
"Kami hanya berhasil mengumpulkan informasi mengenai sepuluh artefak sementara dua artefak lagi tidak diketahui."
"Aku lah yang memiliki dua sisa artefak tersebut..." Liu Yuwen mengeluarkan dua artefaknya yang sukses membuat Aruna dan gadis elf lain terkejut.