Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast, game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali, mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!
Perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
...----------------...
...----------------...
...Matahari telah tepat di atas ketika Wazeng dan timnya melangkah masuk ke dalam Adventurer Guild....
Mereka berjalan perlahan menuju NPC pemberi quest yang sedang duduk. NPC tua berjubah coklat itu, dengan rambut beruban, bangkit dari kursinya ketika melihat mereka datang membawa gulungan kain tua, cincin perak kecil, medali berkarat, dan batu kuno dengan ukiran serigala.
Wazeng meletakkan satu per satu barang baran itu di atas meja "Ini... yang kau minta. Semua sudah kami temukan."
NPC perlahan membuka gulungan kain, matanya berkaca-kaca "Ini... ini benar-benar milik keturunan keluargaku... kalian menemukannya." ucapnya menahan haru
Dia mengambil cincin perak dan menggenggamnya erat, lalu menatap Wazeng dan yang lainnya dengan mata yang dalam. "Ini bukan hanya harta. Ini kenangan, bagian dari diriku yang hilang. Kalian bukan sekadar petualang... kalian penjaga jiwa."
...[QUEST COMPLETED: "Legacy in the Depths"]...
...Reward:...
...500.000 Gold...
...50.000 Team Points...
...50.000 EXP masing-masing anggota...
...[SYSTEM]...
...[TEAM RANK UP – KAGE NO HIKARI]...
...[RANK D > RANK C > RANK B > RANK A]...
...Wazeng Lv. 65 > 73...
...Vogaz Lv. 65 > 73...
...Eimi Lv. 42 > 54...
...Hazuki 44 > 55...
Suasana di dalam guild mendadak menjadi hening. Beberapa player mulai memperhatikan, dan berbisik bisik soal mereka, Kage no Hikari.
NPC resepsionis wanita mendekat dengan senyum penuh pengakuan "Mulai hari ini, nama Kage no Hikari akan muncul di papan peringkat nasional Adventurer Guild." ia menyerahkan sebuah emblem kristal batu berwarna biru pada Wazeng, dan tiga lainnya lewat inventori.
Hazuki tersenyum kecil, masih tidak percaya "Kita... Rank-A?"
Eimi memeluk lengan Hazuki dari samping dan melompat lompat kecil dengan ceria "KITA RANK-A DAN NAIK LEVEL, KAK~" tawa bahagianya tak tertahankan
Vogaz menyeringai, sedikit menyikut Wazeng "Kurasa kita perlu mulai belajar cara jadi orang penting." Wazeng hanya terseyum tipis.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Langit kota Ravathen mulai memerah. Cahaya senja menyorot samar wajah lelah namun puas milik keempat petualang itu....
"Eh,btw... soal Carnage Cavern tadi, kok rasanya... terlalu gampang, ya? Musuhnya cuma dua orc di akhir. Itu pun, nggak sebanding sama atmosfir seremnya dungeon itu." ujar Vogaz heran
Mata Wazeng menoleh sedikit "Yah... Mungkin memang boss akhirnya si Fenrir itu satu-satunya alasan dungeon itu disebut neraka."
Hazuki berpikir sejenak "Tidak... dulu waktu aku dan tim lamaku masuk, kami juga melawan banyak monster. Memang kecil-kecil... tapi jumlahnya puluhan. Dan terus muncul."
"Mungkin... dungeon itu tidak reset?" timpal Eimi
Semua terdiam, tanpa sadar mereka telah tiba di penginapan mereka, di Ember Inn, mereka melangkah masuk, seperti biasa aroma semerbak lavender memenuhi lobby— NPC resepsionis memberikan sapaan singkat dan mereka pun naik menuju kamar masing-masing,
Hazuki melepas armornya dan menjatuhkan tubuh ke atas ranjang empuk dan memeluk bantal, lalu menutup diri dengan selimut "Huuh... tempat tidur lebih nyaman dari pelukan siapa pun..."
Eimi tertawa pelan sambil melepas mantelnya dan menyisir rambut "Dari semua dungeon yang kita lalui, yang satu ini... paling bikin jantung berdebar."
Hazuki mengangguk pelan "Kurasa lebih seram Hidden Cavern karena kita benar benar bertarung mati matian... Tapi aku senang... tidak ada yang hilang kali ini."
Mereka tertawa kecil bersama.
...----------------...
Di kamar sebelah— Vogaz tengah meregangkan tubuhnya, duduk di kursi dekat jendela sambil menggulung perban tipis di lengannya. "Zeng... tahu nggak, kita makin kelihatan keren tiap naik rank."
Wazeng berbaring di kasur, menatap langit-langit "Keren bukan tujuannya. Tapi ya... rasanya aneh. Tim yang bahkan belum genap sebulan terbentuk, sekarang... Rank-A."
Vogaz mengigit putus perbannya, lalu menoleh sejenak pada Wazeng "Gimana kalau kita naik Rank-S, buka rekor baru sebagai tim tercepat? Bikin orang gemetar pas dengar nama Kage no Hikari."
Wazeng tersenyum tipis "Aku lebih suka membuat sistem ini gemetar."
Saat itu pula,...Tok tok...
Terdengar ketukan di pintu.
NPC: "Maaf mengganggu, tapi... ada seseorang yang mencarimu. Dia menyebut namanya... Vanessa."
"Wah. si Lady Dimitrescu tanpa topi..." ujar Vogaz sedikit terkejut
Wazeng berdiri, mengambil jubahnya. Dan bersiap "Kenapa dia datang? Apa soal Rank tim ya..."
...----------------...
...----------------...
Wazeng, Vogaz, Eimi, dan Hazuki keluar dari penginapan secara bergiliran. Mereka mengenakan pakaian santai, namun tatapan siaga tetap terasa.
Di ujung teras, berdiri seorang wanita anggun berambut hitam keunguan terikat tinggi. Tubuhnya tegap namun ramping, dilapisi jubah hitam. Di bahunya, seekor elang raksasa beristirahat tenang—matanya merah menyala, memindai keempat pemain itu dengan tajam.
Vanessa menatap mereka dengan senyum tipis "Kalian cepat keluar. Aku suka itu."
Hazuki berbisik pada Eimi "Berbeda dari yg kemarin, sekarang dia terlihat karismatik banget..."
"Dan burungnya juga kece banget, apa itu tipe beast?" balas Eimi dengan mata berbinar.
Vanessa mengangguk pelan, tangannya menyentuh leher Talon, beast elangnya yang tampak seperti makhluk surgawi sekaligus predator.
Vanessa teringat sesuatu, lalu membungkuk sedikit "Namaku Vanessa. Seperti yang mungkin kalian tahu, aku adalah pendiri Kuro no Tsume Tim Rank-S."
"Ya... kami tahu." balas Vogaz datar
Vanessa tertawa kecil, menatap Vogaz "Kukira hanya Wazeng yg mengenalku, karena hanya dia yg berani mengintip lewat tab hologramku."
Vanessa memandangi mereka satu per satu. Matanya berhenti pada Wazeng, yang tetap tenang menatap balik. "Awalnya aku tidak percaya. Tapi begitu papan guild memperbarui data Rank-A, dan muncul nama... Kage no Hikari," ia mendekatkan wajahnya pada Wazeng, dengan suara pelan menggodanya "Aku tahu aku harus melihat kalian sendiri."
Wazeng sedikit mendorong kepala Vanessa, dan menjaga jarak "Dan sekarang kau sudah lihat kan. Apa yang ingin kau sampaikan?"
Vanessa menyilangkan tangan "Banyak. Bahkan sejak pertemuan pertama kita. Tapi yang pertama... aku ingin tahu lebih dalam, siapa kalian sebenarnya."
Hazuki melangkah pelan maju "Kenapa? Kau ingin menguji kami?"
Vanessa menggeleng "Tidak. Aku ingin memastikan kalian bukan ancaman." balasnya lembut
Eimi berkedip bingung "Ancaman...? Kenapa kami jadi terdengar seperti penjahat?"
Vanessa menoleh perlahan ke arah Eimi, suaranya sedikit menajam "Karena dalam waktu kurang dari dua minggu, tim yang tidak terdaftar tiba-tiba muncul dan langsung menyelesaikan pencarian di Carnage Cavern, tempat yang ditinggalkan banyak tim karena... kematian."
Semua terdiam. Angin malam melintas perlahan.
Wazeng menghela napas pendek"Aku tidak peduli pada reputasi. Tapi kalau tujuanmu adalah tahu siapa kami..."
Ia perlahan mengangkat tangannya ke udara dan membuka Tab Hologram-nya memunculkan emblem tim, serta seluruh stat mereka, membiarkan Vanessa melihat secara langsung
...[KAGE no HIKARI]...
...[TIM RANK-A]...
...Wazeng (Assasin) Lv.73...
...Vogaz (Assasin) Lv.73...
...Eimi (Mage) Lv.54...
...Hazuki (Fighter) Lv.55...
Vanessa menatap Tab itu. Talon di bahunya mengeluarkan suara klik tajam, seolah memberi persetujuan.
Vanessa mengangguk pelan "Aku tidak pernah percaya pada tim yang muncul tiba-tiba. Tapi... kalian benar benar melampaui perkiraanku."
Vanessa tersenyum kecil untuk pertama kalinya. Lalu ia menjulurkan tangan kanan ke arah Wazeng. "Bukan sebagai musuh. Tapi mungkin... sebagai partner beda tim. Aku ingin melihat sejauh mana kalian bisa melangkah."
Wazeng menatap tangannya sejenak, lalu menjabatnya perlahan. "Mungkin Rival? Itu lebih baik daripada sekutu palsu."
...----------------...
...----------------...
Setelah percakapan dan kesepakatan di teras penginapan, Wazeng, Vogaz, Eimi, dan Hazuki kembali ke kamar masing-masing.Langkah mereka perlahan, lelah, tapi hati mereka tenang.
...----------------...
Di Bawah Sinar Bulan, Vanessa masih berdiri di luar, di bawah pohon besar. Angin malam meniup lembut rambutnya.
Talon mengepakkan sayapnya dengan lebar, lalu terbang cepat ke langit gelap tanpa suara.
Vanessa menatap langit kosong sejenak, kemudian menutup mata "Empat orang... satu tim. Mereka terlalu cepat naik... terlalu banyak keberuntungan." gumamnya
Beberapa menit berlalu. Talon kembali turun dari langit, hinggap lembut di bahu Vanessa— Matanya menyala merah. "Setelah kuperiksa, Fenrir masih di dalam. Terisolasi. Tertidur. Tak ada tanda-tanda interaksi."
Vanessa mengangguk ringan. Ia membalik tubuh perlahan, wajahnya teduh... tapi bibirnya melengkung membentuk senyum tipis yang penuh makna. "Bagus. Kalau begitu... mereka belum sejauh itu."
Talon berkedip pelan. Memiringkan kepalanya "Mereka hanya kroco yang kebetulan tahu pintu."
Vanessa menatap ke arah jendela kamar Wazeng "Kroco, ya...? Atau ada potongan teka-teki yang belum kupahami. Yang jelas, aku akan selalu memperhatikan kalian."
Vanessa menatap telapak tangannya sendiri, tangan yang tadi menjabat milik Wazeng. "Rival? Maaf Wazeng, tapi aku tidak suka berbagi. Apalagi kalau soal Fragment Beast."
Angin dingin berhembus. Lalu ia melangkah pergi... meninggalkan keraguan yang menggantung.
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe
Gak harus, ini bukan CS (chat story).🙏🙏
Sehat selalu, selamat berkarya.😊