NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 6

PEWARIS TERHEBAT 6

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”

Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.

“Tidak!”

Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.

Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.

“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”

Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Apa yang terjadi?”

Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Miguel bergegas berdiri. Darah menetes dari kepalanya hingga ke tangan dan tanah. Tatapannya berapi-api, menampilkan amarah yang menggebu-gebu. Ia tidak pernah merasa semarah ini selama beberapa tahun terakhir. Terakhir kali ia merasa sangat murka adalah saat dendamnya yang berkecamuk pada keluarga Ashcroft bertahun-tahun lalu.

"Pak Tua," ujar Bruce seraya mendekat, mengamati keadaan Miguel. Ia sontak terhenyak saat melihat tatapan yang mengerikan. Meski masih belum bisa menggunakan kemampuan, tetapi firasatnya mengatakan jika ia sebaiknya menjauh dari Miguel sekarang. "Hawa pria tua itu seperti pembunuh."

Miguel perlahan berdiri, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia menyadari jika dirinya sudah tidak berada di masa-masa emasnya lagi. Tubuh rentanya menjadi salah satu penghalangnya, tetapi ia tidak ingin kalah dari orang-orang yang pandai menggunakan alat. Setelah pertarungannya dengan George pertama kalinya, ia mengakui kelemahannya, dan untuk itulah ia berlatih sangat keras.

Miguel memberi tanda pada Bruce, Gray, dan Bennet untuk menjauh. Ia menyeka darah, tersenyum mengerikan.

George tersenyum ketika melihat keadaan Miguel. "Pria tua itu sangat marah padaku. Sial, dia sepertinya ingin menghabisiku sekarang. Akan tetapi, aku penasaran dengan apa yang akan dia lakukan untuk membalasku."

Di saat yang sama, Luc Besson masih berdiri di atas dahan pohon, mengamati jam tangannya. Asap hitam perlahan menyebar ke sekeliling, menunjukkan beberapa batang kayu yang saling bertumpuk.

"Kau tidak akan mati, bukan?" Luc Besson tersenyum ketika melihat sebuah tangan tergeletak tidak bergerak di antara batang-batang pohon.

"Bennet, bantu aku memperbaiki alat-alat kita selagi Bruce dan pria tua itu melawan George. Kita juga harus menolong Baba. Aku yakin getaran itu yang sudah menyerang Baba," kata Gray sembari memberi anggukan pada Bruce.

"Aku mengerti." Bennet mengangguk.

Miguel berjalan beberapa langkah, melepaskan jasnya hingga tubuhnya bagian atas terekspos. Ia menjatuhkan sebuah pemberat dada dan lengan, lalu melemparkan benda-benda itu ke sebuah pohon hingga tumbang.

Miguel juga melepaskan ikat pinggang yang kemudian berubah menjadi cambuk besi yang kuat, disusul melepaskan pemberat pada pergelangan kakinya.

Gray, Bennet, Bruce, Luc, dan George sontak terkejut.

"Sialan! Kau membuatku sangat iri, Pak Tua. Bagaimana kau bisa bergerak sangat cepat dengan pemberat-pemberat itu selama ini." Bruce tersenyum. "Ini pasti akan menjadi pertarungan yang menyenangkan."

Bruce seraya bersiap siaga, memberikan tanda pada Gray dan Bennet untuk pergi.

Gray dan Bennet segera menjauh dari lokasi pertarungan, menoleh pada Bruce dan Miguel. Mereka mengambil beberapa alat yang berserakan di tanah. Keduanya segera melompat ke samping ketika sebuah serangan datang.

"Aku mengkhawatirkan Baba. Ledakan tadi sangat besar, hampir setara dengan ledakan awal. Baba tidak bisa menggunakan kemampuannya, dan dia tidak memiliki senjata. Jika kita tidak cepat, dia akan berada dalam bahaya," ujar Gray.

"Pria tua bernama Luc Besson itu sangat menyebalkan. Dia ingin menguji kita sampai dia ingin mencelakai kita semua," ketus Bennet.

Gray mengambil beberapa alat di saku celana, memperbaiki sebuah sarung tangan. "Sudah lebih dari tiga puluh menit sejak kemampuanku menghilang. Kita ternyata memang lemah tanpa kemampuan dan persenjataan kita."

"Kau membuatku semakin jengkel." Bennet memutar bola mata, memperbaiki ular robot milik Bruce. "Robot ular ini sangat menyeramkan."

Gray mengambil robot anjing miliknya, berhenti berlari. "Bennet, kau harus memperbaiki robot anjing ini sekarang juga. Kau harus fokus memperbaikinya selama aku pergi menemui Baba."

Gray mengambil robot ular dari tangan Bennet. "Tersisa empat menit lagi sebelum waktu habis. Kita harus bertahan sampai waktu habis. Tapi, akan lebih baik jika kita bisa mengalahkan George, Gideon, dan Gabriel sekaligus memberi pelajaran pada Luc Besson."

Bennet mengawasi sekeliling, mengembus napas panjang. "Baiklah, aku mengerti. Kau harus berhati-hati Gray."

George melesatkan tembakan dari tempatnya pada Gray dan Bennet. "Ini pertarungan yang sangat menyenangkan.”

George dan Bennet bergerak ke dua arah yang berada. Bennet membawa robot anjing seraya mengawasi keadaan sekeliling, begitupun dengan George yang sibuk memperbaiki robot ular seraya terus berlari.

"Aku harus menemukan tempat yang aman untuk memperbaiki robot anjing ini. Aku tidak boleh menjadi beban," gumam Bennet.

George melihat notifikasi peringatan di layar ketika Miguel menyerangnya. Lemparan besi Miguel berhasil terhalang oleh pelindung. Akan tetapi, tak lama setelahnya, Miguel melesat sangat cepat ke arahnya.

"Itu lompatan yang sangat kuat dan tinggi, Pak Tua." Bruce memuji, bersiap dengan sebuah rantai besi di tangannya.

Miguel menatap George tak berkedip, menghindari misil yang mengarah padanya dengan sangat cepat, memukul pelindung sekuat mungkin.

George terkejut ketika melihat jumlah kekuatan pukulan Miguel. "Pukulan itu sangat kuat. Aku pasti akan mati jika terkena pukulan itu secara langsung. Sayangnya, kau tetaplah manusia, Pria Tua. Kau tidak akan...."

Miguel menendang pelindung hingga George terdorong. Ia mendarat di rantai, melompat setinggi mungkin ke udara.

George terdorong dan tiba-tiba tertarik ke bawah saat sesuatu menarik kakinya. Ia terkejut ketika Miguel sudah berada di atasnya dan melesatkan tendangan ke arahnya. Pelindung seketika bergetar. "Sial! Tendangannya kali ini bahkan lebih kuat dibandingkan pukulannya."

Bruce menarik George sekuat tenaga ke bawah, mengabaikan serangan aliran listrik dari anjing robot milik George. "Ayolah, Pak Tua."

George melesat naik dengan alat di sepatunya. Akan tetapi, Bruce menariknya ke bawah sekuat tenaga, dan di saat yang sama Miguel terus menghantam tendangan padanya. "Ini kerja sama yang sangat luar biasa. Aku ... hah!"

George terkejut ketika sebuah tendangan menggetarkan pelindung hingga retak. "Tidak mungkin! Bagaimana bisa dia melakukannya?"

Miguel menghantam pukulan bertubi-tubi tanpa henti meski tangannya mulai mengeluarkan darah. Ia melesatkan pukulan hingga pelindung retak di beberapa bagian. Bruce terus menarik George ke bawah dengan sekuat tenaga meski ia sudah sangat lemah.

Miguel melompat setinggi mungkin, memutar tubuh di udara, melesatkan pukulan dengan sekuat tenaga ke arah pelindung. Serangannya berhasil menggetarkan pelindung hingga retak kembali. George sempat panik dalam waktu satu detik, dan hal itu digunakan Miguel dan Bruce untuk menyerang.

George sudah berada cukup dekat dengan tanah, dan Miguel melesatkan tendangan hingga George ambruk dan terdorong beberapa langkah ke belakang.

Bruce bergegas mengambil jam tangan dan sebuah pistol George ketika penghalang terbuka. Ia menahan serangan listrik hingga nyaris melumpuhkan tubuhnya. Miguel tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan menghantam pukulan. Akan tetapi, anjing robot milik George muncul dan melindunginya.

Bruce segera melompat mundur, bergerak sangat cepat untuk meretas jam tangan. Ketika robot anjing tidak aktif, Miguel sontak melesatkan pukulan ke arah George hingga pria itu terlempar ke belakang dan menabrak pohon..

Bruce melesatkan tembakan bertubi-tubi, tetapi George masih mampu bertahan dengan terbang ke udara. "Sial, dia masih saja bisa bertahan. Tapi, bagaimana dengan ini?”

1
MELBOURNE
sabar sabar
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
Muantuaappp../Good/ Lanjut Thor..
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
makin berkembang dan makin seru ceritanya. lanjut thor... /Good/semangat...
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg bayak la tor
MELBOURNE: sabar guyss
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku yang baik hati
Glastor Roy
update ya torrr ku yang
MELBOURNE: udah diupload semua yaa
tunggu sebentar
total 2 replies
Glastor Roy
tor up ya
Glastor Roy
update
Glastor Roy
update ya torrr ku
MELBOURNE: sabar prosess
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!