Misda terpaksa harus bekerja di kota untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya. Saat Dikota, mau tidak mau Misda menjadi LC di sebuah kafe. Singkat cerita karena godaan dari teman LC nya, Misda diajak ke orang pintar untuk memasang susuk untuk daya tarik dan pikat supaya Misda.
Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti cerita novelnya di SUSUK JALATUNDA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Aku tidak mau kalah dengan wanita binal itu. Gara-gara Rosminar, om Handoyo lupa akan janjinya. Katanya aku akan mendapatkan peran penting di film terbaru garapan sang sutradara Jenimar. Tapi nyatanya, justru aku hanya mendapatkan pemeran pembantu saja," ucap Amely dengan geram.
Saat ini Amely bersama sang asistennya mendatangi sang dukun di sebuah kampung pinggiran kota. Keduanya masih di dalam mobil di sore itu untuk suatu tujuan. Amely merasa kalau susuk pemikat yang sudah dia gunakan tidak berfungsi. Nyatanya dirinya bisa dikalahkan oleh Rosminar. Hingga Handoyo sendiri seperti tidak menghiraukan dirinya. Bahkan seperti yang sudah ia lihat dan dengar, sang produser itu sedang menjalin hubungan dengan Rosminar. Ditambah lagi Rosminar telah mendapatkan peran penting di film terbaru yang disutradarai oleh Jenimar.
"Mel, aku pikir wanita murahan itu sudah mengguna-guna om Handoyo. Hingga om Handoyo sudah terpikat dengan dirinya. Dukun mana lagi yang bisa mengalahkan Ki Jombrang, orang pintar yang sudah memberikan dan memasang susuk pemikat padaku," oceh Amely.
Asisten pribadi yang dipanggil Mel itu mengerut keningnya. Wanita muda yang sudah lama bekerja sebagai asisten pribadi Amely itu tentu saja sudah paham bagaimana sifat dan kehidupan majikannya.
"Saya rasa wanita cantik itu juga menggunakan susuk pemikat. Tentu saja selain mengguna-guna om HandoyoHandoyo supaya menjadi tergila-gila dengannya," kata Mel sang asisten pribadi yang sebenarnya nama lengkapnya adalah Melina Sari. Amely menyipit bola matanya sambil menatap ke samping di mana Melina Sari tetap fokus menyetir mobil.
"Hem, benar juga. Seorang model dan juga aktris seperti wanita jalang itu, pasti akan melakukan apapun untuk bisa mrncapai puncak. Dia tidak akan mengandalkan kecantikan dan bodinya yang bagus. Pasti akan lari ke orang yang memiliki supranatural supaya dia bisa laris manis dalam karier nya," sahut Amely.
Melina Sari terkekeh-kekeh. Dalam hatinya tentu saja bicara. Bagaimana dengan bos nya sendiri yang juga selalu meminta bantuan pada orang pintar untuk mendapatkan apa yang dia mau. Termasuk meminta tolong pada orang pintar supaya bisa memikat orang-orang yang melihat nya. Terkhusus untuk seseorang yang telah dia incar nya.
"Hai, kenapa kamu justru terkekeh seperti mentertawakan ku, hah?" gertak Amely. Dia tentu saja paham kenapa sang asisten nya mentertawakannya. Melina Sari semakin tertawa lepas.
"Hahaha, bagaimana dengan anda sendiri? Bukankah bos sama halnya dengan wanita cantik itu? Sama-sama meminta bantuan dengan orang pintar," kata Melina Sari.
"Hem, oke oke! Sekarang yang menjadi permasalahan nya adalah kenapa aku bisa kalah dengan wanita itu? Bahkan om Handoko sampai tidak mau melihat aku saat dia bersama wanita binal itu. Dan satu lagi aku ingatkan padamu, Meli! Berhentilah menyebut wanita itu dengan embel-embel wanita cantik. Aku ini bos kamu. Tentu saja kamu harus memuji aku dengan segudang prestasi dan kecantikan ku," oceh Amely dengan sewot.
"Baik, bos! Maaf!" sahut Meli sambil memperlambat laju mobil yang dia kemudikan karena sebentar lagi telah tiba di rumah tinggal sang dukun atau orang pintar yang selalu dikunjungi oleh Amely.
"Aku akan menceritakan semuanya pada Ki Jombrang. Kenapa susuk pemikat yang aku miliki seperti tidak berfungsi ketika berhadapan dengan Rosminar. Siapa dukun sakti yang membantu Rosminar hingga bisa mengalahkan kekuatan Ki Jombrang," ucap Amely dengan berpikir keras. Melina Sari menyipit matanya. Seraya menghentikan laju mesin mobilnya karena sudah memasuki halaman rumah sang dukun.
"Nanti aku akan coba mencari tahu, bos. Wanita itu mempunyai dukun orang mana," sahut Melina Sari yang ikut penasaran dengan situasi itu.
Dimana kekuatan magis yang dimiliki oleh bos nya seperti tidak ada efek atau pengaruhnya saat berhadapan dengan Rosminar. Sehingga Rosminar lah yang saat ini bisa menguasai sang produser dengan kekuatan nya. Mungkin saja benar halnya dugaan antara Amely dan Melina Sari kalau Rosminar juga menggunakan susuk pemikat yang bisa memiliki kekuatan magis untuk menarik seseorang. Buktinya susuk pemikat yang dimiliki oleh Amely seolah-olah seperti sirna dan redup tatkala melawan kekuatan magis dari Rosminar.
"Nah, itu tugas kamu, Me! Cari tahu orang pintar yang membantu Rosminar untuk mencapai ambisinya," kata Amely. Melina Sari kembali terkekeh melihat bos nya begitu terobsesi mengejar mimpi dan karier nya. Saat ada orang yang menyaingi dirinya, Amely ingin menyingkirkan nya.
"Jangan khawatir! Sebelum kita mencari tahu semuanya, kita bicarakan masalah ini pada Ki Jombrang. Kenapa susuk pemikat yang bos pakai tidak berfungsi," kata Melina Sari. Amely menganggukkan kepalanya tanda membenarkan apa yang sudah dikatakan oleh asisten pribadi nya.
Dua wanita cantik dan muda itu turun dari dalam mobil. Dengan perlahan keduanya berjalan beriringan menuju pintu masuk rumah sang dukun. Di depan rumah sang dukun itu ada beberapa orang-orang yang duduk seperti menunggu antrian. Tampaknya hari Selasa ini, tamu Ki Jombrang banyak. Tentu saja mereka datang ingin meminta pertolongan pada sang dukun dengan segala permasalahannya.
Amely dan Melina Sari ikut duduk mengantri di depan rumah sang dukun yang cukup luas. Satu persatu orang keluar dari pintu masuk setelah beberapa menit di dalam mengutarakan segala keluhannya. Hingga satu jam kemudian orang kepercayaan Ki Jombrang mendekati Amely dan Melina Sari. Pria dengan kulit yang sudah keriput itu berbisik dengan Amely. Tidak lama kemudian Amely dan Melina Sari berdiri dan mengikuti pria tua yang tidak lain adalah orang kepercayaan Ki Jombrang.
Tatapan mata orang-orang yang sudah mengantri lama pun terlihat kurang suka saat melihat Amely masuk duluan. Namun dengan cueknya Amely melenggang masuk menjumpai sang dukun.
"Hem, ada apa gadis? Apa yang kamu keluhkan hari ini?" tanya Ki Jombrang saat Amely dan Melina Sari telah masuk di ruangan sang dukun bersama orang kepercayaan Ki Jombrang. Namun sejurus kemudian, pria tua itu meninggalkan mereka bertiga dengan segala kepentingan nya datang ke sang dukun.
"Begini Ki! Saya datang kemari karena merasa kalau susuk pemikat yang tertanam di wajah maupun sebagian tubuh ku seperti tidak ada kekuatannya," Keluhan Amely dengan sedih.
Ki tersenyum seringai. Ada bola mata yang liar menatap Amely. Bahkan sorot matanya tertuju pada bagian dada Amely yang membusung besar dan padat. Ini jauh berbeda dengan milik Melina Sari yang rata seperti tidak punya buah dada.
"Baiklah! Aku akan mengobati kamu. Tapi pengobatan ini hanya bisa dilakukan antara kamu dan aku saja. Jadi asisten pribadi kamu lebih baik menunggu di luar saja," ucap Ki Jombrang dengan bola mata tajam menatap wajah lekat Amely. Jakun nya naik turun saat melihat bagian yang membusung milik Amely. Tanpa ragu Amely menyuruh Melina Sari menunggu di luar hingga kini dalam ruangan pengap itu hanya ada Ki Jombrang bersama dengan Amely.