NovelToon NovelToon
Dimanja Sahabat Sendiri

Dimanja Sahabat Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Dokter / Office Romance
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Aruna adalah seorang perawat di poli psikiater yang bekerja bersama sahabat lamanya, Dirga — seorang dokter psikiater . Persahabatan mereka yang telah terjalin sejak SMA berlanjut hingga dewasa, bahkan keluarga mereka pun saling mengenal dekat. Namun kehidupan Aruna berubah ketika ia mulai menerima teror misterius dari seseorang yang terus mengintainya. Ketakutan membuatnya mencari perlindungan pada Dirga tanpa berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tekanan batin itu, keduanya juga menghadapi desakan orang tua masing-masing untuk segera menikah.

Dalam kebingungan dan rasa terdesak, Aruna dan Dirga akhirnya sepakat menikah. Bagi Dirga, pernikahan itu hanyalah cara memenuhi keinginan keluarga. Namun bagi Aruna, keputusan itu menyimpan alasan tersembunyi . Seiring waktu, Dirga mulai melihat sisi lain dari Aruna: trauma, luka, dan rahasia masa lalu yang membuatnya hancur dalam diam.
Akan kah Cinta akan menyatukan mereka atau mungkin akan memisahkan keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2.Malam Pertama Bohongan

Menjelang sore, kursi bambu sudah ditumpuk, tenda mulai dibereskan. Anak-anak masih berlarian di halaman, tapi di ruang tamu dua ibu masih ribut sendiri.

“Udah, kalian masuk kamar aja gih. Buruan bikin cucu, biar rame rumah!” seru Bunda Laras sambil terkekeh.

“Iya bener!” timpal Mama Lidya. “Lagipula tadi Dirga udah kebelet anu, katanya.”

Tawa pecah. Dirga hampir nyungsep saking malunya, wajahnya merah padam. Aruna yang berdiri di sampingnya mencubit pinggangnya jahil.

“Lo beneran kebelet anu, Ga?”

“Apaan sih, Run! Ya kalau Mama maunya gitu… gue jabanin lah,” balas Dirga sok gagah, padahal telinganya merah kayak kepiting rebus.

Aruna ngakak kecil, dan Dirga buru-buru menarik tangannya masuk kamar. Pintu langsung dikunci rapat.

“Eh, ngapain dikunci segala?” protes Aruna, tapi tangannya cepat-cepat memutar kunci lagi.

Dirga mengernyit. “Kenapa lo buka lagi? Lo mau ada orang nyelonong masuk?” Ia kembali mengunci, tapi kali ini Aruna menempelkan telapak tangannya di gagang pintu, napasnya tak beraturan, menutup lubang kunci dengan buru-buru.

Suara Aruna bergetar halus. “Gue nggak suka kalau kamar dikunci.”

Dirga sempat menatap curiga. Ada kilatan asing di wajah Aruna—sesuatu yang lebih dalam dari sekadar protes biasa. Namun Aruna buru-buru mengalihkan perhatian, menyilangkan tangan di dada.

“Jadi, maksud lo tadi… jabanin apa, hah?”

Dirga melepaskan jas pelan, senyum nakal bermain di bibirnya. “Ya jabanin lo lah. Masa jabanin tetangga.”

Ia maju dengan langkah santai, tapi cukup membuat Aruna mundur hingga terdorong ke kasur. Wajahnya bercampur antara gugup, kaget, dan—sesuatu yang lebih gelap.

“Eh—Ga!” suaranya tercekat, lebih mirip bisikan.

Dirga menatapnya dengan lembut kali ini. “Tenang, Run. Malam ini… kita resmi jadi pasangan beneran.”

Namun kalimat itu justru menyulut sesuatu di benak Aruna. Sekejap, bayangan lama menghantam ingatannya: sosok pria mendorongnya kasar ke ranjang, tangan kejam merobek pakaiannya, tamparan panas membekas di pipinya. Nafasnya jadi patah-patah, dadanya sesak, tubuhnya gemetar tak terkendali. Air mata langsung jatuh tanpa bisa dicegah.

Aruna terhuyung, seperti kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

Detik berikutnya, suara tawa meledak memecah suasana.

“Bwahahaha!” Dirga tiba-tiba terbahak, tubuhnya jatuh ke sisi ranjang sambil memegangi perut. Melihat ekspresi panik Aruna, ia mengira itu bagian dari drama kocaknya. “Astaga, Run, lo kenapa? Lagi latihan drama? Mukalu kayak habis ditinggal kabur pengantin!”

Aruna tak menjawab. Ia berlari ke kamar mandi dengan langkah gontai, nyaris tersandung. Dirga spontan menoleh, senyumnya luntur. Tatapannya berubah ragu, ada sebersit rasa bersalah.

“Apa gue terlalu keterlaluan barusan?” gumamnya, menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Tapi ia cepat-cepat menggeleng, mencoba menepis pikirannya sendiri. “Ah, paling cuma gue yang kebanyakan mikir. Efek sering ngadepin pasien psikologis kali, jadi suka overthinking.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keheningan menelan kamar. Sampai suara lirih-lirih dari luar pintu terdengar.

Aruna keluar perlahan dari balik selimut, wajahnya kembali datar, seolah menutup rapat apa yang barusan terjadi. Tapi sebelum mereka sempat bicara lebih jauh, bisik-bisik samar dari balik pintu terdengar jelas.

“Kayaknya Bunda Laras sama Mama Lidya lagi nguping,” desis Dirga, matanya menyipit curiga.

Aruna mendesah panjang sambil menepuk jidat. “Mereka nggak bakal berhenti kalau kita nggak kasih pertunjukan kecil. Bisa-bisa semalaman kita digedorin.”

Senyum jahil merekah di bibir Dirga. “Oke. Ayo kita kasih show.”

Aruna sempat melotot, tapi akhirnya tertawa kecil. Mereka berdiri di atas ranjang, saling menggenggam tangan, seperti sepasang aktor yang siap naik panggung.

“Satu… dua…” Dirga menghitung pelan.

“Pelan-pelan, Ga. Jangan keras-keras,” bisik Aruna, menahan tawa sambil pura-pura mendesah.

Dirga mengedip nakal. “Run… gue masukin pelan-pelan aja. Gue janji nggak sakit,” ucapnya dengan nada mendayu, jelas dibuat ambigu.

Aruna menatapnya setengah mati ingin tertawa. “Astaga, lo tuh ngomong apaan sih…” bisik Aruna tapi ia tetap ikut main, lalu mereka kompak melompat bersama. Kasur berderit keras, menambah efek dramatis.

“Dikit lagi, Run… sabar ya…” Dirga menahan suara, seperti sedang menahan sesuatu.

“Ahh… Ga…” Aruna mendesah panjang, kali ini begitu meyakinkan sampai-sampai ia sendiri hampir ngakak.

Di balik pintu, kedua ibu saling berpegangan tangan. Wajah mereka merah padam menahan senyum, mata berbinar penuh harap.

“Ya Allah, jeng… sebentar lagi kita gendong cucu!” bisik Bunda Laras penuh emosi.

“Alhamdulillah…” sahut Mama Lidya dengan mata berkaca-kaca.

Namun karena terlalu bersemangat, Mama Lidya tidak sengaja menekan gagang pintu. Klek! Pintu terdorong lebar, dan keduanya terhuyung jatuh.

" brukk!"

tergeletak tepat di ambang pintu kamar Aruna dan Dirga.

.

.

.

Bersambung.

Karna pintunya nggak di kunci para mama - mama malah nyusruk 😅, kira - kira mereka ketahuan nggak ya???

Makasi sudah membaca bab ini guys jangan lupa tinggalkan jejak yaa. ❤

1
vj'z tri
🫣🫣🫣🫣 akhirnya Dirga tahu juga 🥹🥹
vj'z tri
😱😱😱😱🫣🫣🫣 tidak run kamu dlm bahaya
Hanik Andayani
nanti juga ketahuan run ,
Hanik Andayani
busyet ini emak2 pada kepo , 😄
Wida_Ast Jcy
hahaaa.... mainannya ini malah buat copot jantung kak🤣🤣🤣🤣 aduh
vj'z tri
kalau lu masih gak berubah ren setelah dengar ini 🤧🤧🤧🤧aku ingin marah lampiaskan tapi ku hanyalah sendiri disini ingin aku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa🤧🤧🤧🤧
Kutipan Halu: wkwkwk
total 1 replies
dilafnp
pacaran jalur halal ternyata..
dilafnp
udah nikah aja nih? padahal aku ngarepnya tadi ada flirting flirting pas di tempat kerja
dilafnp
liat biodata keduanya aja kebayang gue romancenya 😍😍
iqbal nasution
buktikan dirga... harga diti itu
iqbal nasution
kalo udah nikah, harus macam2.
vj'z tri
🤧🤧🤧🤧 pada bicara seenak udel nya sendiri
Kutipan Halu: iyaa kan kk makannya banyak org2 kasus pelecehan ngk mau speak up😭😭
total 1 replies
vj'z tri
cie cie bakal nyengir terus ini 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: kawal sampai kawin kk🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kaus ora koe
Mingyu gf😘
hayo loh ketahuan gak nih🤣
Hanik Andayani
menunggu konflik , tapi jangan konflik berat kak👍
Hanik Andayani
wkwkwk hadeh ganteng2 ini orang bikin esemosi pak dokter 🤣
Hanik Andayani
nah kan ganteng , semangat baca nih , aku mampir ya kak
Hanik Andayani
ah terlalu 😄
Hanik Andayani
cantik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!