NovelToon NovelToon
MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

Status: tamat
Genre:Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Matabatin / Sistem / Tamat
Popularitas:684
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Dengan sisa-sisa tenaganya, akhirnya Anggapala berhasil membuat tempat untuk berteduh. Ia menyekah keringatnya dengan sebuah kain lusuh. Dalam kondisi seperti itu, terdengar dari samping suara langkah beberapa orang yang mendekatinya.
Mereka akhirnya hidup bersama dengan tujuan membangun sebuah tatanan kehidupan yang pada akhirnya banyak orang-orang yang hidup di daerah itu. Hingga dalam beberapa bulan saja, daerah itu menjadi tempat persinggahan para pedagang yang hendak ke arah Barat.
Pada akhirnya daerah itu sekarang menjadi sebuah daerah yang mempunyai banyak unsur seni dan budaya, bahkan daerah Cikeusik atau Gegesik mendapat julukan Kampung Seni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

BAB II

NAPAK TILAS TANAH CIKEUSIK

   Cikeusik atau Gegesik merupakan sebuah wilayah dari Kabupaten Cirebon yang berbatasan dengan wilayah Indramayu. Gegesik konon pada zaman dahulu memiliki Kitab atau Pedoman dan aturan kehidupan masyarakat yang diberi nama KANDHAGA. Kitab Kandhaga terbagi menjadi Tiga , yakni Kanghaga Giri , Kandhaga Mukti dan Kandhaga Murti. Kandhaga Giri berisikan tentang keluhuran budi untuk mencapai jenjang manusia yang sejati , Kandhaga Mukti berisikan berisikan tentang kewibawaan dan kehormatan sebagai manusia yang berharga diri , sedangkan Kandhaga Murti mengandung isi tentang sejatinya manusia sebagai hamba dengan segala rasa syukur kepada Hyang Maha Pencipta , Alloh SWT.

   Dalam perjalanan hidup manusia yang ditakdirkan untuk berjuang dan mengarungi kehidupan ini dengan basis berkembang demi kelangsungan hidup yang penuh kedamaian dan ketentraman untuk kesejahteraan makhluk sebagai manusia yang bersifat fana. Dengan dasar itulah maka manusia membentuk sebuah tatanan kehidupan berupa aturan-aturan yang tertuang dalam sebuah ajaran kehidupan untuk mewujudkan sebagai khalifah bumi melalui ajaran yang baik. Untuk itulah terbentuknya kitab-kitab sebagai sebuah pedoman kehidupan , sehingga kelak akan tercipta sebuah tatanan hidup yang penuh kedamaian.

   Tanah Cikeusik yang syarat dengan sejarah para sesepuh ini adalah bagian dari sejarah perjalanan kehidupan yang menurut cerita orang tua begitu tabu untuk diungkap atau diceritakan kepada anak cucu. Hal inilah yang menjadikan masyarakat awam akan sejarah dan pada akhirnya lupa akan jati diri. Sejarah sangatlah penting bagi generasi muda untuk lebih mengenal dirinya sebagai salah satu cara untuk mencapai sebuah harapan. Dengan sejarah hidup akan bersahaja , dengan sejarah kita kenal akan arti kehidupan dunia. Untuk itu penulis akan memaparkan perjalanan seorang anak manusia yang kini tak pernah disebut dalam sejarah masyarakat lokal , semua merasa bahwa dirinya yang telah membentuk seperti sekarang , semua lupa akan jasa keberhasilan para leluhur.

   Al kisah , dalam keadaan sempoyongan , seseorang melangkah terhuyung-huyung mendekati sebuah pohon , tangannya gemetar , wajahnya menatap ke depan seolah-olah mengawasi situasi di tempat itu. Sambil memegang batang pohon , ia duduk sambil bergumam , " untunglah aku selamat dari kejaran orang-orang tadi ". Ia memandang sekeliling , matanya tertuju pada sebuah hamparan tanpa tumbuh sepohon pun. Dalam hatinya ia berkata andai saja di sana ada tempat untuk berteduh , tentu akan membuat dirinya tenang. Namun yang ia dapat hanya hamparan tanah kosong. Ia pun akhirnya dengan sedikit tenaga yang tersisa , ia bangkit untuk mencari makanan. Akhirnya setelah beberapa lama , ia menemukan pohon berbuah , ia ambil buah yang matang dan di makanlah buah itu. Segar juga rupanya buah ini , gumamnya.

*Setelah menghabiskan buah itu , ia berjalan mengelilingi sekitar , tiba-tiba ia melihat ada sisa puing-puing bangunan , ia pun mendekat dan matanya memandang sekeliling. " Aneh " katanya. Sambil berbisik sendiri , ia melangkah untuk mencari sesuatu , " aneh , ada bekas bangunan tapi tak ada apapun di sini , apa bangunan ini bekas peradaban zaman dulu " , katanya*. Dengan rasa penasaran , ia bergegas untuk mengumpulkan kayu bekas yanh masih bisa dipakai.

   Senja mulai tampak dari ufuk Barat , layung pun kian merambah dalam kegelapan sore itu , tampak sinar redup dihiasi cahaya lintang Raina , menambah suasana menjelang gelap menyatu dalam keheningan. Sosok orang itu duduk dalam kesendirian dengan pikiran yang carut marut , di depan sana ada suluh api yang membentuk api unggun kecil. Keheningan semakin mencekam seiring merambahnya malam , angin sepoi pun menusuk badan , dengan lelahnya sosok itu merebahkan tubuhnya di dalam gubuk yang ia dirikan tadi. Tampak bangunan gubuk itu terdiri dari empat tiang yang berdiri dengan balutan tali dari akar , di atasnya banyak jerami sebagai atap sebagai penutupnya , juga ada suluh dari tumpukan ranting kering dan di samping gubuk itu terdapat pohon yang berbuah. Dengan rasa capeknya , sosok orang itu lelap dalam tidur , wajahnya lusuh , pakaiannya banyak bercak-bercak kotoran , ia tertidur dalam kelelahan yang amat sangat.

   Dalam kesendiriannya sosok orang itu menjalani hidup penuh dengan kesabaran. Hari berganti hari , tak terasa ia hidup sendiri selama beberapa bulan di tempat itu. Hingga suatu hari dengan berjalan menuju gubuk yang ia dirikan , di saat akan membuka pintu gubuk , tiba-tiba terdengar suara langkah beberapa orang yang mendekatinya. Dengan waspada , sosok itu akhirnya berjumpa dengan empat orang laki-laki. Ke-empat orang yang datang itu ternyata pemuda yang usia sebaya. Sosok orang yang di gubuk itu menoleh dan bertanya , " siapa kalian dan dari mana hingga sampai di tempat ini " katanya. Salah satu dari mereka menjawab , " maaf ki sanak , kami mohon bantuan dari ki sanak agar diperkenankan untuk berlindung di tempat ini , kami dalam pengejaran orang-orang yang telah merampas wilayah kami , sekali lagi kami mohon perlindungannya ".

   Akhirnya setelah mendengar penjelasan dari ke-empat pemuda tadi , sosok di gubuk itu mengizinkan mereka untuk tinggal di situ. Ternyata sosok yang di gubuk itu bernama Ki Bugulun, dan empat pemuda tadi terdiri dari Bulhun , Mardi , Mahdi dan Madropi.

   Demi menjalani kehidupannya mereka membangun beberapa tempat untuk kelayakan hidup. Setiap hari mereka selalu bekerja tanpa lelah , membuat jalan untuk menghubungkan dengan tempat lain , dan pada akhirnya banyak para kafilah yang melintas di tempat itu. Dalam beberapa bulan saja tempat telah banyak yang mampir bahkan ada juga di antara mereka yang betah di situ dan membuat tempat untuk tinggal.

   Semakin banyak orang yang tinggal di tempat itu , semakin ramai pula suasananya. Hingga pada suatu hari , Ki Bugulun mengajak di antara mereka untuk membentuk suatu tatanan kehidupan yang layak. Pada akhirnya , dari hasil rembugan itu terbentuklah sebuah tatanan dengan terpilihnya Ki Bugulun sebagai Ketua Adat , dengan dibantu oleh beberapa asisten dengan julukan Kerani Umum dipegang oleh Mardi , Kerani Sosial dipegang oleh Bulhun , Kerani Adat oleh Mahdi dan Kerani Dana dipegang oleh Madropi. Setelah pembentukan tatanan dan aturan di tempat itu , maka pada saat itu , masyarakat telah berjumlah sekitar 513 orang , dan tempat itu diberi nama Pedukuhan Cikeusik.

*Dengan terbentuknya sebuah tatanan yang berupa aturan di dalam kehidupan bermasyarakat , sejak itu pula berdiri sebuah pedukuhan Cikeusik yang rakyatnya hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan yang merata. Suatu hari Ki Bugulun selaku Ketua Adat memanggil para Keraninya di sebuah bangsal rembugan. Duduk dengan penuh wibawa dan tatapan yang tajam akan masa depan , sambil tersaji beberapa makanan hasil bumi , dan disebelah makanan itu terdapat sebuah teko dari bahan tanah liat , juga gelas berisi minuman hangat. Di depan Ki Bugulun , tampak Bulhun yang sedang membuka sebungkus kawung , Mahdi membawa sebuah tas dari bahan jerami , sedangkan Mardi menuangkan minuman dari teko , juga Madropi yang dari tadi mencorat-coret catatan pribadinya. Dalam suasana yang penuh kehangatan itu , berkata lah Ki Bugulun . " Anak-anakku , mengapa dan kenapa kalian aku undang di bangsal ini , dengan maksud dan tujuan adalah untuk membicarakan rencana pembangunan pedukuhan , yakni selama ini , pedukuhan kita telah menjadi tempat yang nyaman dan damai , sehingga dari hari ke hari telah banyak yang menetap di tempat kita ini , dan anggap mereka semua sebagai keluarga kita , saudara kita. Yang harus kalian urus adalah kesejahteraan mereka , aku tidak ingin di antara mereka yang kelaparan ataupun tidak mampu , berikanlah kepada mereka kebebasan untuk mengolah tanah garapan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. "Coba Mardi , dari mana saja asal mereka , tentu kamu sudah mencatatnya asal usul mereka*." *kata Ki Bugulun*.

*Mendengar pertanyaan dari Ki Bugulun , Mardi pun segera membuka catatan , dan berkata " Begini Ki , dari data yang Saya catat , di antara mereka terdiri dari 115 orang dari Jawa , 126 orang dari wilayah Majasari , 178 dari wilayah Ujung Krangkeng , 75 orang dari wilayah Galuh , 14 orang dari keturunan dan kita ber-lima , sehingga jumlah seluruhnya terdapat 513 orang ,Ki " katanya sambil menyodorkan catatan yang ia bawa.*

*Ki Bugulun menerima catatan dari Mardi , kemudian menatap Bulhun. Melihat tatapan Ki Bugulun , Bulhun pun segera berkata ,*

*" Maaf Ki , tadi siang beberapa orang dari mereka telah menyelesaikan pembuatan Balong yang ditengahnya ditanami pohon Bakung , sesuai amanat dari Ki Bugulun ". ujarnya seraya menyekah keringatnya dengan lengan bajunya.*

*Ki Bugulun tersenyum lepas setelah mendengar hasil kerja masyarakatnya yang penuh semangat. Kemudian beliau bertanya kepada Madropi, " bagaimana hasil kerjamu Madropi ?".*

*Dengan tangan meletakkan gelas minuman , Madropi berkata , "Begini Ki , amanat Panjenengan telah kita jalankan Ki , saya dan beberapa orang telah membuat sebuah hamparan tanah tanpa ada rumput sedikitpun , persis seperti alun-alun , dan rupanya pas buat mengumpulkan rakyat di pedukuhan kita ini " katanya sambil mengambil sepotong ubi yang digoreng*.

*Sambil menikmati hidangan yang tersaji , Ki Bugulun bertanya kepada Mahdi , " bagaimana hasil kerjamu , sampai dimana bangunan untuk kerja kita nanti " ujarnya. Dengan penuh percaya diri , Mahdi berkata , " hampir 80% Ki , tinggal besok kita pasang atap yang sudah kita buat untuk menutupnya , sesuai petunjuk Panjenengan bahwa bangunan itu menghadap ke arah Tenggara , kiranya sudah sesuai Ki , silahkan nanti Panjenengan lihat sendiri besok " demikian kata Mahdi*.

*Akhirnya rerembugan mereka sudah waktunya untuk ditutup lalu istirahat agar besok acara pengukuhan hasil kerja mereka dapat berjalan lancar dan tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri.*

"Oh iya Ki , besok acara peresmian hasil kerja masyarakat kita Ki , saya berharap Ki Bugulun sekiranya memberi nama atau julukan dari hasil kerja kita semua " , kata Bulhun sambil berpamitan bersama Mardi , Mahdi dan Madropi kepada Ki Bugulun.

*Sepeninggalnya Bulhun dan kawan-kawan , Ki Bugulun duduk sambil menatap ke depan dengan tatapan penuh harapan. Wajahnya sedikit kebingungan tentang nama atau julukan buat hasil kerja masyarakatnya. Lama beliau terdiam , dan tiba-tiba bergumam " Nah ini dia , kayaknya pantas untuk julukan dari hasil mereka , yah.....pantas, pasti pantas" gumamnya sambil menutup pintu kamar*.

1
ArtisaPic
Sebagai generasi muda perlu untuk mengenal sejarah, baik sejarah lokal maupun sejarah negara atau benua atau sejarah alam semesta. Dengan sejarah kita akan mengenal diri kita dengan norma-norma yang ada, tidak gegabah dan tidak rakus akan dunia. Hanya kedunguan yang menjadikan diri kita sebagai budaknya. Manusia bukan BUDAK DUNIA.
Jihan Hwang
salam kenal thor... yuk saling dukung
ArtisaPic
Gegesik kota asyik , Desa wisata , Gudangnya seni dan budaya.
Q.Sambling Gegesiklor
Cirebon
Jawa Barat
Kaylin
Bikin baper, deh!
ArtisaPic
ok , makasih , semoga sukses sll
Aiko
Hebat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!