NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Penggoda

Pesona Wanita Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Bersama

Sore harinya, Melisa dan ayah Rudy bersiap untuk mengikuti pernikahan sodara dari pihak ibu angkatnya yang bernama Lusiana. hari itu Melisa menggenakan dress pendek di atas lutut dengan model yang cukup glamor.

Pakaian itu Melisa dapat dari ibunya, karena ia tahu bahwa dress itu akan cocok dipakai oleh Melisa.

Karena kondisinya yang masih sakit dan tidak memungkinkan untuk hadir pada acara pernikahan keponakannya, akhirnya yang mewakilinya untuk bisa hadir adalah sang suaminya dan Melisa, anak angkatnya.

Mereka memakai mobil ayah Rudy yang tidak begitu mewah, karena Rudy hanya bekerja sebagai asisten manager saja. Tetapi gajinya cukup bahkan lebih untuk menghidupi keluarganya.

Di dalam mobil Rudy menatap kecantikan Melisa yang kian hari kian memukau. Terlebih lagi Melisa pandai berdandan dan menjaga badannya tetap ramping. Di tambah kulitnya yang putih bening, sangat tidak kontras dengan Rudy yang memiliki kulit sawo matang.

Saat kecil ia juga tidak mengerti bahwa kulitnya bisa berbeda dengan kedua orang tuanya, karena Lusi cenderung memiliki kulit kuning Langsat.

Bahkan para tetangga tidak tahu bahwa Melisa hanya anak angkat. Yang tahu ia anak adopsi hanya keluarga dari pihak ibu angkatnya, Lusiana.

"Kamu sangat cantik mel....!!" Puji Rudy yang sibuk menatap wajah melisa sembari tangannya sibuk memutar stir mobil menuju ke gedung yang di tuju.

"Terima kasih Ayah juga tampan.'' puji balik Melisa.

Namun memang nyatanya ayah Rudy cukup tampan, terlebih ayah angkatnya memiliki banyak bulu halus di sekitar rahangnya. Menambah kesan macho dan sek51, itu adalah pria impiannya.

Mobil berhenti tepat di gedung pernikahan yang telah di sewa keluarga dari pihak ibunya, melisa turun dari mobil dan menggandeng tangan ayahnya.

Kedatangan mereka di sambut oleh keluarga pengantin, semua memuji kecantikan Melisa. Bahkan Rudy pun mulai merasakan suka sejak Melisa telah tumbuh remaja. Kecantikan Melisa melebihi wanita seusianya di kampung.

Didalam sana Melisa memisahkan diri dari keluarga ibunya, ia memilih ngobrol dengan saudara ibunya yang cukup akrab dengannya.

Meninggalkan ayahnya yang tengah mengobrol juga dengan keluarga Lusi. Rudy menatap dari kejauhan Melisa yang asik bercanda dengan saudara yang seumuran dengan Melisa.

Melisa diajak makan bersama keluarga setelah ia cukup banyak mengobrol, belum lagi dari tadi perutnya sudah keroncongan minta diisi.

Rudy yang lebih dulu menyantap makanannya pun mendekati Melisa yang baru saja juga menyantap sajian makan ala eropa.

"Setelah makan kita langsung pulang ya Mel, ini sudah malam dan sepertinya akan turun hujan." Ucap Rudy.

"Baik ayah, biarkan Melisa selesaikan makannya dulu ya?"

"Oke lanjutkan makananmu."

Melisa pun menghabiskan makanan yang ada dipiringnya, setelah itu ia pamit pulang kepada sepupunya yang telah dulu mendahului dirinya untuk menikah.

Kebetulan anak dari bibinya, atau adik dari ibu angkatnya itu perempuan dan usianya sudah 21 tahun.

"Selamat ya kak atas pernikahan kalian." Ucap Melisa menjabat tangan mempelai.

"Iya sama-sama Mel, om terima kasih juga sudah datang." Jawab keponakan Rudy dari istrinya Lusi.

"Iya sama-sama." Jawab Rudy yang ikut menyalami kedua mempelai.

Tepat pada jam 8 malam, Rudy pamit pulang kepada keluarga isterinya, saat ia baru keluar dari gedung dan akan menuju parkiran, hujan turun cukup deras.

Melisa berlari kecil, begitu juga dengan Rudy yang menggandeng tangan Melisa hingga keduanya telah berada di dalam mobil.

keduanya terlihat basah, Rudy langsung menyalakan mobilnya dan keluar dari parkiran. melihat Melisa basah, Rudy mengambil sapu tangan handuk yang ia biasa taruh di dasbord.

"Nih pakai ini...!'' sambil memberi benda kecil berwarna putih itu.

''Thanks ayah.'' jawab Melisa dan langsung meraih handuk kecil itu untuk menyeka air pada wajah dan baju nya.

jedeeerr....

Bunyi petir mulai menyambar, hujan pun turun sangat lebat. Belum lagi penglihatan sedikit kesusahan saat menyetir, tidak ingin terjadi kecelakaan, akhirnya ayah Rudy menepikan mobilnya di tempat yang aman.

"kita berhenti di sini duu ya mel.."

"Iya ayah, lagian ini hujannya deras sekali.'' jawab Melisa.

"Ayah telepon ibu dulu ya, supaya ibu gak cemas.''

Melisa hanya mengangguk sambil tangannya sibuk mengeringkan rambutnya, tak lama kemudian Rudy menghubungi isterinya yang saat itu sedang di temani oleh tetangga samping rumahnya.

"Hallo sayang, maaf kami belum bisa pulang. Di jalan hujan sangat deras.''

"Iya mas, aku tahu. Tadi juga kakak aku telepon.'' Jawab lusi, ketika kakak perempuannya menghubungi dan mengucapkan kedatangan suami dan anaknya.

Di telepon juga kakaknya mengatakan akan ada badai hujan, dan menyuruh Rudy dan Melisa tidak pulang untuk saat ini.

"Mas, kamu carilah hotel saja ya...!!"

"HOTEL? untuk apa?" Tanya Rudy bingung.

"Katanya Lisa adik aku, akan ada hujan badai, untuk amannya kamu bermalam saja mas." Titah lusiana yang cemas dengan keduanya jika memaksakan untuk melanjutkan perjalanan.

"Baiklah, nanti aku cari tepat menginap. Sudah dulu ya sayang."

Dan telepon pun di tutup, tanpa sengaja netra tajam Rudy menatap gunung twin milik Melisa yang terlihat begitu indah, dengan pakaian yang basah sehingga tercetak sangat jelas boba kepunyaan Melisa. Permandangan indah itu tercetak jelas di pelupuk mata Rudy.

Rudy hanya bisa menelan salivanya dengan kesusahan, ia pun segera memalingkan wajahnya. Melisa yang melihat pakaian ayahnya basah pun menyeka beberapa air yang membasahi ayahnya.

"Baju Ayah juga basah, sini Melisa lap dulu."

Tanpa persetujuan dari Rudy, tangan melisa langsung mengelap tvbvh serta wajah ayah Rudy yang terkena rintikan hujan tadi.

Suara petir menyambar, membuat Melisa reflek memeluk ayahnya. Jantungnya berdetak cepat ketika dua badan yang terasa dingin itu saling berdekatan

"Kamu kedinginan?"

"Iya ayah, biarkan Melisa seperti ini boleh?" Rajuk Melisa yang terbiasa manja.

"Boleh." Jawab Rudy kian gugup, namun ia menyukainya.

Melisa mendekatkan pipinya  pada alat ucap Rudy, dan tak ayal itu membuat Rudy tak t4h4n dan langsung mencari kehangat4n di bib*r Melisa.

Suasana yang mendukung pun membuat keduanya larut dalam kegiatan itu dan  Melisa pun juga ikut membalasnya.

"Ayah, jangan....cukup!!" Sergah Melisa saat tangan Rudy sudah masuk ke dalam dress tipis Melisa.

"Maaf, kata ibu kita di suruh ke hotel. Mau kan?" Ajak Rudy sambil membetulkan dress Melisa.

"Terserah ayah saja."

Keduanya pun membenahi dirinya dan Rudy pun menyalakan mesin dan melajukan mobil untuk mencari hotel yang terdekat.

Melisa terlihat dalam tingkah, ia berulang kali membuang wajahnya menghindari tatapan Rudy yang tidak ada bosannya menatap dirinya.

Saat itu hujan makin deras, hingga terlihat hotel setelah mobil melaju 15 menit. Rudy pun masuk ke dalam parkiran hotel.

Rudy juga membukakan pintu untuk Melisa, merasa di manjakan ayahnya Melisa berjalan dengan mengapit lengan ayahnya.

Dan kini mereka telah sampai di resepsionis hotel, dan Rudy mengeluarkan kartu tanda penduduknya.

"Mbak pesen kamar ya satu."

"Oke sebentar."

Salah satu karyawan hotel yang berjenis kelamin perempuan itu sibuk mencari kamar hotel yang kosong di komputernya.

"Baik ada kamar kosong dengan satu bed besar, bagaimana pak?"

"Iya pesan itu saja."

Setelah pengisian data selesai, Rudy pun mengajak Melisa untuk mengikuti petugas hotel yang mengarahkan kamar yang tadi di pesan Rudy.

Rudy memberikan tips dengan warna merah pada petugas tadi, Rudy dan Melisa kini telah berada di kamar.

"Melisa mandi air hangat dulu ya ayah, dingin."

"Jangan lama-lama mandinya, nanti kamu sakit."

"Iya ayah, tenang saja." Jawab Melisa sembari mengacungkan jempolnya pada Rudy.

Melisa pun masuk kedalam kamar mandi, ia mengisi bath up dengan air hangat, Melisa pun melepaskan baju basahnya dan masuk ke dalam kolam hangat itu.

Sedangkan di luar Rudy sedang duduk di tepi ranjang, pria dengan usia 45 tahun itu membayangkan peristiwa yang baru saja terjadi 1 jam yang lalu.

Di mana b*bir keduanya saling menyapa dan bertaut untuk pertama kalinya, dan ada gelenyar aneh dalam diri Rudy.

20 menit kemudian Melisa keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk kecil yang menutupi bagian privasinya.

Mata Rudy seakan keluar saat melihatnya, ini kali pertamanya Rudy melihat Melisa dengan cara yang berbeda.

"Ayah tidak mandi?"

"Iya ayah mandi dulu." Jawab Rudy kikuk.

Melisa mengambil bathrobe untuk ayah angkatnya.

"Pakai ini dulu ayah, nanti bajunya minta di keringkan di hotel saja." Ucap Melisa.

"Oke baik."

"Tapi Mel masa kamu pake handuk itu terus sampai bajunya kering?" Tanya Rudy.

"Tidak apa ayah, kan ada selimut." Jawab Melisa malu-malu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!