Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01 - Bangun
Sayup-sayup terdengar suara beberapa orang yang sedang berbincang-bincang dan sesekali tertawa yang membuat Sandra terbangun dalam ruangan bernuansa putih dan hijau tersebut. Matanya terasa berat, namun sandra perlahan lahan dapat membuka matanya meskipun hanya sedikit terbuka.
Matanya semakin menyipit ketika cahaya silau di atas langit-langit ruangan tersebut dan perlahan Sandra mulai sedikit menyesuaikan matanya dengan cahaya tersebut.
‘ini dimana? kenapa badan gue berat banget?’ pikinya
Dengan perasaan takut ia melihat ke sekeliling ruangan bernuansa putih tersebut perlahan ia pun menolehkan kepalanya yang terasa berat. Ia melihat beberapa orang yang ia kenali sedang mengobrol namun Sandra tak dapat mendengar dengan jelas.
‘kakak?’ pikirnya
Ia melihat dengan jelas kakaknya di depan matanya, Sandra memcoba membuka mulutnya yang terasa berat untuk memanggil kakaknya, namun ia merasakan sakit dan perih di tenggorokannya. Meskipun ia akhirnya dapat membuka mulutnya dengan berusaha keras namun tak ada sedikit pun suara yang keluar dari mulutnya.
‘suara gue. Suara gue nggak ada!’
‘aduh… sakit banget. Gue kenapa?’
‘kenapa gue nggak bisa gerak?’
‘ini dimana?’
‘kak, liat kesini kak. Please… aku kenapa?’
pikir Sandra panik dan hanya menatap kakaknya berharap kakaknya melihat kearah Sandra.
Pikirannya mulai berkecamuk dengan berbagai rasa takut, tanpa ia sadari setetes air mata pun keluar dari matanya. Sandra menangis dalam diam dengan rasa takut yang menyelubungi dirinya.
Di saat sedang asik mengobrol, Dery kakak Sandra sesekali menoleh kebelakang untuk melihat Sandra. Dan saat itu pula hatinya terasa panas sesaat ia melihat Sandra yang sedang menangis di ranjangnya dan sudah terbangun dari komanya dengan penuh air mata.
Tanpa sadar Dery pun bergegas menghampiri Sandra sambil memanggil namanya dengan tubuh dan hati bergetar.
“sandra?” ucapnya dengan suara lemahnya
“san, kamu udah bangun?” tambahnya dan mengelap air mata sandra dari pipinya
Melihat Dery yang berdiri begitu saja membuat yang lain pen terkejut dan ikut menghampiri ranjang Sandra. Hari itu adalah hari yang mengharu biru bagi mereka, setelah sekian lama mereka menanti pada akhirnya Sandra pun terbangun dari tidur panjangnya.
Tak selang berapa lama, dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan sandra. Keluarga Sandra pun di minta untuk menepi dan menunggu selama beberapa menit, dengan rasa cemas dan juga legah mereka pun menunggu dengan sabar.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter pun langsung membicarakan kondisi sandra saat ini bersama keluarganya, lalu dokter pun meninggalkan ruangan tersebut
“kamu itu kuat, jangan menyerah ya. Semuanya kan baik-baik saja” ucap dokter terseput kepada sandra.
Sandra hanya bisa tersenyum kepada dokter terseut dan dokter pun pergi meninggalkannya.
Ayah Sandra yang sedari tadi tidak mengatakan apapun kini mendekati Sandra. Dengan lemah lembut ia berkata kepada Sandra.
“Gimana perasaan kamu sekarang? Ada yang sakit? Pusing nggak?” tanya Ayahnya yang bernama Dodi
“pusing… sakit…” balas sandra terbata dan suara yang lemah
“iya nggak papa, nanti sakitnya juga ilang kok. Kamu yang sabar, yang kuat ya” balasnya menyemangati Sandra.
Dengan sayang ayah Sandra membelai kepala Sandra, salah satu hal yang selalu ayah Sandra lakukan dan Sandra menyukai tindakan ayahnya tersebut.
****
Sudah 2 hari setelah Sandra terbangun dari koma, meskipun begitu ia masih harus tetap tinggal di rumah sakit dan menjalankan beberapa terapi agar kondisi dan daya tahan tubuhnya kembali seperti sedia kala. kini ia hanya ditemani oleh kakak laki-lakinya, Dery.
“bang…” panggil Sandra
“iya, kenapa?” tanya Dery
“Aku kenapa sih?” tanya Sandra
Dery pun sejenak terhenti dari kegiatannya dan memandang kearah Sandra. Ia bingung harus dari mana ia menjelaskan apa saja yang terjadi kepada Sandra, dan seperti yang dilihatnya bahwa Sandra tidak mengingat insiden yang menimpanya.
Keluarga Sandra sudah membicarakan hal tersebut kepada dokter, dan dokter pun mengatakan bahwa hal itu wajar terjadi terlebih apa pasien yang mengalami benturan dikepalanya. Dikatakan pula bahwa hilang ingatan tersebut hanya bersifat sementara, namun dalam beberapa kasus ada juga yang tidak dapat mengingatnya kembali.
Dery pun berdiri dan mendudukan dirinya di kursi sebelah ranjang Sandra. Dengan berusaha menenangkan diri ia pun menghela nafasnya.
“hah… abang bingung mau mulai dari mana” ucap Dery.
Sandra hanya menatap Dery dengan penuh harap agar Dery mau menceritakan hal tersebut. Dery yang melihat Sandra pun menceritakannya
“aku cerita ke intinya aja okey” ucap Dery
“iya nggak papa” jawab Sandra
“kamu itu 3 tahun lalu kecelakaan, kecelakaan yang parah banget. Sampe-sampe kamu harus menjalani operasi yang lama, terutama bagian kepala kamu. Kamu bahkan kritis, dan syukurnya itu Cuma sebentar. Meskipun kamu itu akhirnya koma dan baru dua hari yang lalu kamu bangun” jelas Dery
Sandra mendengar penjelasan dari Dery pun menjadi sedikit mengingat kejadian tersebut. Tak mengucapkan kata, Sandra hanya terdiam dihadapan Dery.
“aku koma berapa lama?” tanya Sandra memastikan
“behh… akmu itu emang suka tidur, tapi siapa sangka kalo kamu tidur sampe 3 tahun nggak bangun-bangun” ucap dery dengan nada bercanda agar suasana di ruangan tersebut tidak terasa suram.
“hahaha, pantes aja badanku sakit semua. Gerakinnya susah banget, apalagi waktu aku baru bangun kan nggak bisa gerakin badan aku sama sekali. Aku bahkan ngira kalo aku itu lumpuh loh bang” dengan mimik wajah yang mengemaskan.
“kamu tuh ya kalo ngomong itu di saring dulu gitu loh... jangan asal ngejeplak aja tuh mulut ” ujar Dery sambil menyentil pelan kening sandra.
“aduh... sakit bang... ” rengek sandra manja.
Perlahan Dery pun mengelus kening sandra dengan lembut
“nggak kok, dokter bilang itu wajar aja, kamu itu udah kayak putri tidur tau nggak, Cuma bedanya kalo Aurora itu kan Sleeping Beauty kalo kamu mah Sleeping Ugly” canda Dery.
Dengan kesal sandra pun bersusah payah melayangkan tangannya berniat memukul Dery, namun tentu saja gerakan yang lemah tersebut dapat dengan Mudah dihindari oleh Dery.
“resek lo bang, lo laper ya” ucap Sandra kesal
“iya gue laper. Abang pergi dulu ya, cari makan dulu. Heheh” ucap Dery
“pergi deh, nyebelin lu disini” usir Sandra
Deri pun pergi meninggalkan Sandra sendirian.
Beberapa menit setelah Dery menutup pintu, Sandra hanya terdiam melamun.
“3 tahun” ucapnya tanpa sadar
Pikiran Sandra saat ini sedang melayang mengingat kembali ke masa-masa 3 tahun yang lalu. Saat dia masih sehat, memiliki banyak teman, dan mimpi yang sedang ia raih. Namun, semua itu hancur begitu saja oleh sebuah hal yang tentu saja di luar prediksi Sandra.
Ia mengingat betul perasaannya saat itu. perasaan takut, kesal, marah, namun juga tak berdaya. Kini perasaan kalut tersebut kembali mengisi relung hati Sandra yang paling dalam.