NovelToon NovelToon
Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pelakor jahat
Popularitas:616
Nilai: 5
Nama Author:

Islana Anurandha mendapati dirinya terbangun di sebuah mansion besar dan cincin di jemarinya.

​Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari rumah istana terkutuk ini. “Apa yang sebenarnya kamu mau dari aku?”

​“Sederhana. Pernikahan.”

​Matanya berbinar bahagia saat mengatakannya. Seolah-olah dia sudah lama mengenalku. Seakan-akan dia menunggu ini sejak lama.

​“Kalau aku menolak?” Aku bertanya dengan jantung berdebar kencang.

​Mata Kai tidak berkedip sama sekali. Dia mencari-cari jawaban dari mataku. “Orang-orang terdekatmu akan mendapat hukuman jika kamu menolak pernikahan ini.”

Islana berada di persimpangan jalan, apakah dia akan melakukan pernikahan dgn iblis yg menculiknya demi hidup keluarganya atau dia melindungi harga dirinya dgn lari dari cengkraman pria bernama Kai Itu?

CHAPTER 02

Chapter 02

Aku menggerakkan tangan dan kakiku. Tapi yang aneh adalah tempat tidurku benar-benar sangat berbeda dari biasanya. Tempat tidurku yang keras dan tidak wangi sama sekali sangat berbeda kali ini. Rasanya berada di atas awan yang begitu empuk dan wanginya melebihi shampoo yang sering aku pakai.

​Aku tidak ingin terbangun sama sekali karena tempat tidur ini begitu hangat dan nyaman. Tapi matahari seperti memintaku untuk bangun dari alam bawah sadar dan kembali ke realita.

​Aku pun membuka mataku dan menatap langit-langit. Pada awalnya tidak ada ingatan apapun yang bisa aku ulangi semalam. Tapi bentuk langit-langit kamarku dengan lampu chandelier putih membuatku terbangun seketika.

​Ini bukan kamarku. Aku melihat sekeliling. Semuanya bernuansa putih. Jendela kaca besar dengan tirai berwarna putih, sofa panjang berwarna senada dan sebuah piano besar berada di ujung ruangan. Tidak ketinggalan sebuah televisi lima puluh inchi menyita perhatianku.

​Tidak hanya itu, aku memakai gaun piyama berwarna putih lengkap dengan outer tebal. Memori tiba-tiba kembali seperti air terjun di kepalaku yang pusing tujuh keliling di pagi hari ini.

​Seseorang menculikku. Pria dengan siluet misterius. Bersuara berat dan aku pingsan ketika bertemu dengannya. Dan pingsan itu karena dia.

​Aku turun dari tempat tidur dan langsung membuka pintu. Di lorong yang mirip seperti istana kerajaan inggris itu, aku tidak mendapati siapapun disana. Tanpa pikir panjang aku berlari dengan cepat dan membuka pintu satu per satu. Berusaha mencari jalan keluar. Tapi semuanya bukan pintu keluar, melainkan kamar-kamar kosong yang tidak kalah mewahnya.

​Seseorang berdeham di belakangku. Saat aku menoleh seorang pria lengkap dengan jas mahalnya menatapku tapi ketika dia melihat pakaianku dia menundukkan kepala untuk menghindari melihat badanku. “Maaf.”

​Suaranya berbeda dengan pria semalam. Tapi dia juga bukan salah satu dari pria yang yang membius aku. Siapa dia?

​“Siapa kamu?” suaraku bergetar.

​Pria dengan rahang indah itu masih tidak mendongak sama sekali. “Maaf jika aku yang pertama bertemu anda, seharusnya para pelayan yang datang kesini. Tapi mereka pikir anda akan bangun satu jam lagi.”

​“Kenapa aku ada disini?” aku tidak ingin mendengar penjelasan mengenai hal lain.

​“Karena,”

​“Omar.” Suara lain membuat kami berdua menoleh.

​Disana berdiri pria dengan wajah yang pernah aku lihat. Suaranya adalah suara yang aku kenali semalam. Ya, itu dia. Pria yang menculikku tanpa alasan yang jelas. Psikopat kelas atas.

​Aku mengamati wajahnya. Dia...dia pria yang ada di berita itu. Matanya yang tajam, rahangnya yang sempurna dan hidung mancungnya begitu menggoda.

​Mulutku terbuka sejenak sebelum tertutup kembali ketika dia berjalan tanpa melepaskan pandangannya dariku.

​“Kamu nggak seharusnya disini. Ini tempat terlarang.” Pria dengan suara berat dan penuh otoritas menegur laki-laki di depanku.

​Omar menjauh dariku. Wajahnya merasa bersalah. “Maaf, aku sedang berada di lantai bawah. Suara pintu terbuka dan menutup dengan keras membuat aku naik kesini.”

​Pria dengan tatapan seperti elang itu seperti tidak puas. Dia seperti mengontrol emosinya dengan mengepalkan tangannya. “Keluar dari rumah ini sampai aku panggil lagi.”

​Omar mengangguk dan pergi tanpa mengucapkan kata-kata lainnya.

​Sekarang, di lorong sepi ini hanya ada aku dan pria ini. Aku mundur perlahan hingga menabrak pintu di belakangku. “Kenapa aku disini? Kamu melakukan penculikan. Kamu tau kalau di kota ini nggak ada yang bisa melewati hukum?”

​Pria itu melihat pakaianku dan melihat kakikku yang tidak ada alas kaki. “Kamu bisa sakit jika berjalan di marmer tanpa alas kaki.”

​Apa?!

​“Aku bertanya soal kenapa kamu melakukan ini! Dan kamu bertanya tentang alas kaki?!”

​Pria itu menundukkan kepalanya saat sudah berada di depanku. Aku terperangkap di antara kedua tangannya. Wangi maskulinnya benar-benar sama seperti yang aku cium tadi malam. Kenapa wangi ini terasa begitu memabukkan?

​“Kairav Raktaguna Arumbay. Panggil aku Kai,” pria itu membisikkan itu di telingaku.

​Dia sepertinya punya kebiasaan untuk berbisik. “Aku nggak peduli siapa nama kamu. Sekarang apa alasan kamu menculik aku seperti seorang psikopat di film hollywood?”

​“Kamu belum makan sama sekali sejak kemarin. Lihat wajah kamu begitu pucat. Kita akan makan bersama siang ini setelah kamu ganti pakaian.”

​Aku memicingkan mata. “Bagaimana kamu tau kalau aku belum makan dari kemarin?”

​Kai tersenyum. Senyuman yang bisa meluluhkan wanita manapun. Aromanya bahkan bisa membuat iri pria lain. “Aku tau semuanya tentang kamu,” dia masih berbisik. “kamu juga punya kebiasaan kurang fokus saat perut kamu belum terisi.”

​Kai mengambil tangan kiriku. Mengelus jari manisku.

​Bukan lebih tepatnya dia mengelus sebuah cincin di jari itu.

​Cincin dengan berlian berbentuk mahkota berada disana tanpa aku sadari.

​Untuk kedua kalinya bibirku terbuka lebar di depan pria psikopat ini.

***

Setelah berganti pakaian dengan penuh penolakan dariku, akhirnya aku duduk di meja yang sama dengan pria psikopat itu. Kami duduk bersebelahan dimana dia duduk di sisi ujung meja.

​Aku berdoa ratusan kali berharap jika ini hanya mimpi tapi ternyata hidupku bisa berubah seperti ftv hanya dalam satu malam saja.

​“Kamu harus makan banyak.” Kai meminta para pelayan dengan pakaian berwarna biru tua untuk membawa makanan lebih banyak lagi.

​Melihat makanan yang begitu banyak di depanku membuat perutku menari-nari ingin memakannya tapi mengingat serbet putih semalam lebih baik aku menghindari mengkonsumsi apapun di meja ini.

​“Kamu takut?”

​Dia sepertinya bisa membaca pikiranku. “Siapa yang percaya dengan pria penculik seperti kamu?”

​Ruangan itu mendadak sunyi karena suaraku. Beberapa pelayan terlihat saling lirik dan ketakutan mendengar ucapanku. Sementara Kai dengan wajahnya yang tidak bisa aku baca sama sekali, hanya diam.

​“Semuanya tinggalkan kami berdua,” Kai berkata dengan nada amarah datar.

​Semua keluar meninggalkan kami. Di ruangan makan yang bisa mengalahkan ruang makan Ratu Victoria ini, aku merasa seperti tahanan manusia yang siap ‘dijual’ oleh orang disampingku sekarang ini.

​“Cincin itu,”

​“Akhirnya kamu membicarakan cincin fenomenal ini,” aku melihat cincin di tanganku. “apa ini artinya....”

​“Kamu istriku,” Kai mengatakan dengan tanpa beban. “kamu berusaha melepaskan cincin itu sampai jarimu menjadi merah.”

​“Yang anehnya aku nggak bisa melepaskan ini sama sekali,” jariku masih merasa sakit karena ditarik ratusan kali. “kamu sepertinya juga tau ukuran jari manisku.”

​“Aku tau semuanya tentang kamu. Kamu hanya sia-sia menghabiskan waktu untuk melepaskan cincin itu. Lebih baik kamu mulai menerima apa yang akan ada dihidup kamu mulai dari sekarang.”

​Aku tertawa miris. Menertawakan hidupku seperti sinetron yang sering aku lihat di televisi. “Kamu sudah gila yah?”

​Kai melihatku dengan tatapan serius. “Aku bukan orang gila. Ini semua sudah seharusnya terjadi. Sayang sekali pertemuan kita terjadi dengan cara seperti ini.”

​Aku tidak akan kalah dari pria psikopat ini. Aku menatapnya tanpa bergeming. “Apa ini prank?”

​“Bukan.” Kai tersenyum mendengar jawabanku. Senyuman yang mengeluarkan lesung pipinya yang baru aku sadari.

​Aku harus fokus pada masalah, bukan wajahnya. Aku menghembuskan napas panjang. Aku harus keluar dari sini. “Apa aku punya pilihan?”

​“Nggak ada pilihan, cantik.”

​Aku tidak apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari rumah istana terkutuk ini. “Apa yang sebenarnya kamu mau dari aku?”

​“Sederhana. Pernikahan.”

​Matanya berbinar bahagia saat mengatakannya. Seolah-olah dia sudah lama mengenalku. Seakan-akan dia menunggu ini sejak lama.

​“Kalau aku menolak?” Aku bertanya dengan jantung berdebar kencang.

​Mata Kai tidak berkedip sama sekali. Dia mencari-cari jawaban dari mataku. “Orang-orang terdekatmu akan mendapat hukuman jika kamu menolak pernikahan ini.”

1
danisya inlvr
Gemes banget 😍
Irisa_Sherenada: Gemes* Sama Kai ya? 😊
Irisa_Sherenada: Genes Sama Kai ya Kak? 😘
total 2 replies
Inari
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
Irisa_Sherenada: Makasih kakak. Stay tuned yah 😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!