NovelToon NovelToon
War Of The Gods

War Of The Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di langit berbintang, seorang pria misterius bertopeng perunggu duduk di atas perahu kecil, membawa rahasia yang mampu mengguncang alam semesta. Ia telah kehilangan segalanya. ayah, ibu, sahabat, dan Yin’er, wanita yang tak tergantikan di hatinya. Demi memenuhi janji pada Yin’er, ia mengorbankan setengah sumber kehidupannya untuk menciptakan sebuah Klon Dao, wujud sempurna dari gabungan hidup mereka.
Namun, keputusannya menimbulkan kemarahan Zingtian, pria berjubah merah yang memanggilnya bajingan dan memperingatkan bahaya besar yang mengintai. Terlepas dari peringatan itu, proses penyatuan berlangsung selama sebulan, melahirkan jiwa janin istimewa yang bahkan disentuh oleh Kitab Takdir.
Kini, jiwa itu akan dikirim ke dunia kecil ChangYuan, disegel kekuatannya, agar tumbuh merasakan pahitnya dunia kultivator. Di balik keputusan itu tersembunyi rencana besar, rahasia para dewa, dan masa depan yang akan mengubah seluruh tatanan langi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebangkitan!!

Di sebuah kamar megah dengan lantai batu giok yang mengilap, aroma bunga samar memenuhi udara. Tirai sutra tipis bergoyang pelan diterpa angin lembut dari jendela terbuka. Hiasan-hiasan mahal, guci antik berukir naga, serta lukisan tinta bergaya kuno menghiasi setiap sudut. Meski indah dan penuh kemewahan, saat ini suasana kamar tersebut dibungkus keheningan yang berat.

Di tengah ruangan, seorang pria muda tergeletak kaku di lantai. Tubuhnya tak bernyawa, wajahnya pucat bagaikan lilin, dan di dadanya terdapat bekas tusukan yang telah mengering. Namun anehnya, tak seorang pun masuk ke kamar itu sejak peristiwa tersebut terjadi. Pintu tertutup rapat. Dunia di luar terus berjalan, seolah kematian di sini hanyalah angin lalu.

Hening. Sepi. Beku. Seakan ruangan ini telah diputuskan dari hiruk-pikuk kehidupan.

Namun jauh di dalam Laut Kesadaran, di ruang tanpa bentuk dan tanpa batas yang tak terikat tubuh ataupun waktu, seorang pria berpakaian putih perlahan membuka mata. Tatapannya kosong, dipenuhi kebingungan. Ia berdiri di hamparan kehampaan, dikelilingi kabut tipis berwarna abu-abu pucat. Tidak ada suara. Tidak ada kehidupan. Hanya dirinya, kesunyian, dan cahaya redup yang menggantung di udara.

Ia mulai melangkah pelan tanpa arah, langkahnya terpantul di permukaan tak kasat mata yang tak berujung.

Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara lembut seorang wanita memecah keheningan.

"Tuan muda! Tuan muda! Kau kenapa?"

Nada suara itu bergetar, dipenuhi kecemasan. Gema suaranya menyusup ke telinga pria itu, bagaikan sinar pertama yang menembus kabut pekat.

Sekejap kemudian, kesadarannya tersentak kembali ke dunia nyata. Di sisi tubuhnya yang tergeletak di lantai, seorang pelayan wanita berlutut dengan wajah pucat panik. Kedua tangannya mengguncang bahu pria muda itu dengan putus asa.

"Tuan muda! Bangunlah! Tolong jangan buat hamba takut…"

Tak ada jawaban. Napasnya tertahan, wajahnya pucat tanpa setetes darah.

Mata sang pelayan berkaca-kaca. Panik mulai menguasai hatinya. Tanpa berpikir panjang, ia berlari keluar, langkahnya terburu-buru di lorong panjang. Gaun pelayannya berkibar tertiup angin, suaranya lenyap ditelan jarak.

Kesunyian kembali menguasai kamar.

Sesaat kemudian, kelopak mata pria yang tergeletak itu perlahan terbuka. Sorot matanya awalnya redup, lalu sedikit demi sedikit berkilat. Ia menatap langit-langit kamar, napasnya terengah pelan.

"Apa… yang terjadi padaku? Mengapa aku…"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimat itu, rasa sakit yang luar biasa menyerang kepalanya. Seolah ribuan jarum menusuk otaknya dari dalam. Tubuhnya bergetar, kedua tangannya memegangi kepala, napasnya memburu, dahinya basah oleh keringat dingin.

Di dalam Laut Kesadarannya, dua arus ingatan mengalir deras, saling bertabrakan dengan kekuatan yang nyaris memecah pikirannya. Satu adalah ingatan yang asing, satu lagi adalah memori seorang pria yang telah mati.

Kedua arus itu saling menyatu, berbaur dalam proses yang kacau, menyakitkan, namun perlahan-lahan menjadi satu kesatuan yang utuh.

Nama pria yang tubuhnya kini ia tempati adalah Chen Yu.

Gambaran-gambaran masa lalu muncul silih berganti. Ia melihat seorang bayi yang ditemukan di hutan oleh sepasang kakek-nenek petani dari Desa Qingyun. Sejak saat itu, Chen Yu dibesarkan seperti cucu kandung.

Hari-harinya sederhana namun damai. Pagi hari diisi dengan membajak ladang bersama sang nenek, sore membantu sang kakek memasang jerat di hutan. Malam hari, ia mendengarkan kisah-kisah kuno yang diceritakan neneknya di depan perapian.

Namun kebahagiaan itu tak berlangsung selamanya.

Saat berusia tujuh belas tahun, sang kakek menghembuskan napas terakhir karena usia tua. Belum sebulan berlalu, sang nenek pun jatuh sakit dan menyusulnya. Di ranjang kematiannya, nenek memegang tangan Chen Yu erat-erat.

"Yu’er… di dunia ini… jangan mudah percaya pada siapa pun… Kecuali jika hatimu benar-benar yakin mereka pantas dipercaya…"

"Nenek…" Chen Yu menahan tangis.

"Dan ingat… dunia ini tak seindah cerita rakyat. Ada dunia lain, tersembunyi dari mata orang biasa… dunia para kultivator. Dunia yang keras… kejam. Jika kau lemah, kau akan ditindas. Tetapi jika kau kuat… maka banyak orang yang akan menunduk di hadapanmu."

Chen Yu kecil hanya mengangguk sambil terisak, belum sepenuhnya memahami arti kata-kata itu.

Neneknya lalu menceritakan tentang sistem kultivasi, jalan panjang yang dapat dilalui manusia untuk menembus batas, mengendalikan kekuatan langit dan bumi, bahkan mencapai keabadian.

Di dunia kecil ChangYuan, semua makhluk hidup dan elemen dunia dipersatukan oleh energi primordial yang disebut YuanQi. Energi ini mengalir dari Lembah Yuan, pusat tersembunyi yang diyakini sebagai Sumber Asal Langit dan Bumi.

Kultivator menapaki Jalan Yuan (Dao Yuan), menempuh perjalanan untuk mengasah tubuh, jiwa, dan tekad agar menyatu dengan YuanQi.

Tujuh Tingkatan Kultivasi Dao Yuan

(Setiap tingkatan memiliki tiga tahap: awal, menengah, akhir)

Jujing

Mengumpulkan YuanQi ke dalam tubuh untuk membuka meridian dan memperkuat fondasi fisik. Tubuh mulai diselimuti aura tipis YuanQi.

LiJing

Memurnikan dan menyaring YuanQi agar stabil. Mengisi DanTian Yuan, inti energi dalam tubuh. Tubuh menjadi lebih ringan, luka sembuh lebih cepat.

HunJing

Menyatukan YuanQi dengan kesadaran jiwa, memperkuat HunYuan atau Jiwa Asal. Dapat merasakan aliran YuanQi makhluk lain.

RongJing

YuanQi mulai berpadu dengan elemen alam seperti api, angin, petir, dan lainnya.

XianJing

Memanifestasikan bentuk roh dalam pertempuran, membentuk YuanPhantom, avatar spiritual atau roh pelindung.

Tong Tian

Terhubung langsung dengan energi langit dan hukum dunia, mempengaruhi gravitasi, waktu, bahkan ruang. Kultivator pada tahap ini laksana dewa.

Sheng Yuan

Menyatu dengan Sumber YuanQi, tubuh menjadi wadah energi abadi, bebas dari penuaan dan penyakit, berpeluang naik ke Alam Dewa.

Ketika aliran memori itu mereda, Chen Yu yang kini berjiwa asing, perlahan membuka matanya lebar. Ia memandang telapak tangannya, menggenggamnya, merasakan denyut kehidupan.

"Apa aku bangkit dari kematian?"

Tatapannya tajam. Bukan lagi kosong, melainkan penuh tekad. Ia tahu, ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar kelahiran kembali.

Ia berdiri. Lantai dingin menyentuh kakinya, namun ia tak peduli.

"Aku tak tahu siapa yang membunuh ku… tapi aku akan mencari tahu. Jika dunia ini sekejam kata nenek, maka aku akan menjadi lebih kejam lagi. Bukan demi balas dendam… tetapi demi bertahan hidup."

Langit di luar jendela mulai berwarna merah darah, menandakan senja telah tiba.

Langkah kaki terdengar dari arah pintu. Tak lama, dua sosok wanita masuk ke dalam kamar. Yang pertama adalah pelayan yang tadi berlari mencari bantuan. Di sampingnya berjalan seorang wanita cantik yang keanggunannya bagaikan bunga peony mekar di musim semi.

Tubuhnya ramping, lekukannya sempurna, dadanya membusung tinggi dengan keindahan yang mampu membuat banyak pria menelan ludah tanpa sadar. Pakaian sutra merah yang membalut tubuhnya memancarkan aura elegan, meski membiarkan sebagian lekuk tubuhnya terlihat.

Wajahnya seperti pahatan dewi, namun dingin dan tak tersentuh. Sorot matanya bagaikan es musim dingin.

Ia berdiri di depan Chen Yu, menatapnya tanpa emosi, lalu berkata datar.

"Apa yang terjadi padamu?"

"A… aku tidak apa-apa…" jawab Chen Yu, sedikit tergagap.

Dalam ingatan yang baru ia terima, wanita ini adalah istrinya. Namanya Muwan. Dua hari lalu, pernikahan mereka dilangsungkan.

Namun pernikahan ini bukanlah atas keinginan Chen Yu. Ketika neneknya meninggal, ia berniat memulai perjalanan mencari tahu tentang dunia kultivator. Namun di tengah perjalanan, ia dicegat oleh Mu Tuzhi, ayah Muwan sekaligus patriark Klan Mu, beserta rombongan kultivator.

Mu Tuzhi memaksa Chen Yu menikahi Muwan untuk menghalangi tekanan dari Klan Wen yang ingin menikahkan tuan muda mereka dengan Muwan. Sebagai imbalan, Klan Mu berjanji memberi sumber daya kultivasi dan membimbing Chen Yu di jalan kultivator.

Chen Yu sadar, menolak sama saja bunuh diri. Tawaran itu, meski dipaksakan, tidak buruk. Maka ia menerima.

Itulah awal segalanya… sampai tragedi penusukan itu terjadi. Menurut logika Chen Yu, besar kemungkinan pelakunya berasal dari Klan Wen.

Melihat Chen Yu hanya diam menatapnya, Muwan mengernyit.

"Heii, kenapa kau menatapku begitu?" suaranya sedikit kesal.

Chen Yu tersadar. "Maaf… aku hanya sedikit tidak fokus."

Muwan mendengus, berbalik hendak pergi, namun langkahnya terhenti. Tanpa menoleh, ia berkata, "Tujuh hari lagi aku akan kembali ke sekte. Selama itu, jangan membuat masalah. Berlatihlah dengan giat, agar kau tidak terlihat seperti sampah seperti sekarang."

Chen Yu menatap punggungnya yang perlahan menghilang di balik pintu. Bibirnya melengkung tipis. Kata-katanya kasar, tetapi di baliknya terselip perhatian samar yang tak ia mengerti.

1
WaViPu
Suhan ini agak sengklek/Facepalm/
YAKARO: iyakan
total 1 replies
HUOKIO
ngakak liat puyou/Facepalm/
HUOKIO
anjayy. ada Xu Hao.
apakah Xu Hao yang di novel satu lagi Thor?
YAKARO: Mungkin bro
total 1 replies
WaViPu
gass terus
WaViPu
hahaa ada ada Chen Yu
HUOKIO
wait². apa ni?
tekejut awak Ruoying hamil. berarti yang malam dihutan itu Ruoying beneran kikuk kikukin Chen Yu yang lagi tidur/Plusone//Facepalm/
HUOKIO
bangke. ngakak lihat chen yu/Facepalm/
Don Pablo
Menarik/Chuckle/
HUOKIO
chen yu. ngapa lu bgil/Facepalm/
HUOKIO
ngakak banget. chen yu agak bdoh ternyata/Facepalm/
HUOKIO
Gass ke sekte biar kuat💪
HUOKIO
semakin mantap👍
HUOKIO
Muwan kasar juga ya😄
HUOKIO
Mantap untuk awal.
WaViPu
wkwkwkwk ngakak thor 🤣
WaViPu
mantap thor. cukup menarik.
Nanik S
Waduh Istrinya tambah lagi... nanti berapa lagi perempuan yang dinikahi
Nanik S
Bikin bosen saja Tor
YAKARO: Hahaa. sabar kakak. Nanti kakak juga tau kenapa Chen Yu begitu ke MuWan. Takdir yang terikat akan selalu tarik menarik/Proud/
total 1 replies
Nanik S
Chen Yufei begitu lemah dihadapan Mu Wan
Nanik S
Pergi saja ke Sekte Tianmang di Kekaisaran Zhou.. lupakan semua dan hidup di Dunia baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!