NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pijakan yang berbeda

Flashback Hara saat SMP

Pukul 06.15 seharusnya Hara sudah berjalan kaki menuju halte bus untuk ke sekolahnya, namun ia sedikit terlambat kali ini karena harus mengeringkan rok nya yang baru saja tersiram susu akibat ulah kakak nya.

“Kering gak rok lu?”

Itu suara kak Samuel yang dengan santai melewati kamar Hara, namun tak ada jawaban saat itu membuat Samuel tetap berjalan menjauh dari kamar adiknya.

Hara berjalan sedikit cepat ke arah pintu rumahnya untuk mengambil sepatu yang terkadang sudah disiapkannya, ia sering menyiapkannya tepat di depan pintu agar lebih cepat memakainya.

Ia telaten mengikat tali sepatu yang sejujurnya sudah usang untuk ukuran siswa angkatan baru di sekolahnya, sesekali ia melihat ke arah sepatu kedua kakaknya yang jauh lebih bagus dari miliknya.

“Mah, aku sama Dita berangkat ya!” seru Samuel sambil melangkah pergi

Betul, kalian tak salah baca. Samuel berpamitan kepada orang tua nya hanya menyebutkan dirinya dan Dita (Kakak kedua Hara).

Bukan hal asing bagi Hara.

Ia melangkah keluar melewati pagar rumahnya menatap mobil silver yang di naiki oleh Samuel dan Dita, lalu berbalik ke arah berlawanan dan berjalan dengan tenang.

Tak masalah bagi Hara selama ia masih bisa tinggal dengan baik, makan dengan layak, bersekolah dengan layak, baginya perlakuan seluruh keluarga itu tak mengganggu sama sekali.

Sekitar pukul 06.55 ia baru sampai di pintu gerbang yang sudah ditutup perlahan oleh satpam sekolahnya, namun nasib baik masih memihak nya 5 menit sebelum bel berbunyi ia sudah menapaki halaman sekolah nya.

Ia siswa angkatan baru di sekolah ini, usia Hara baru saja menginjak 13 tahun sekarang. Namun sayangnya, Hara tak memiliki banyak teman bahkan sejak Masa Orientasi Siswa (MOS) berlangsung ia sama sekali tidak mendapatkan teman. Barulah ketika sudah ditentukan kelas saat itulah Hara mendapatkan teman satu-satunya yang bernama Dewi Azzari.

“Hara!”

Hara menoleh ke arah lorong sebelah kanannya, didapati Dewi yang tengah membawa tumpukkan buku hampir menutupi seluruh wajahnya.

“Tolong dong, bawain ini sebagian” ujar Dewi seketika sampai di hadapan Hara

Tanpa pikir panjang Hara mengambil sebagian tumpukkan yang dibawa oleh Dewi.

“Ini buat bacaan kita nanti, kalo di kelas ada jamkos kita bisa baca-baca tanpa harus ke perpus lagi hehehe”

Hara tak menanggapinya ia malah langsung berjalan ke lorong sebelah kirinya menuju kelas yang paling pojok. Dewi sudah biasa akan kelakuan Hara yang seperti itu, ia sama sekali tak tak tersinggung karena sejauh ini yang Dewi rasa bahwa Hara adalah anak yang baik.

“Oke pelajaran ibu cukup sampai disini ya, jangan lupa PR nya dikerjakan. Besok kita periksa bareng-bareng, baik ibu tinggal dulu ya, selamat istirahat anak-anak”

Sudah dua mata pelajaran yang Hara lalui kini waktunya istirahat, biasanya Hara tak pernah kemana-mana ia akan menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku atau tertidur di kelas.

Kali ini Hara memilih membaca buku yang dibawakan Dewi tadi pagi, sedangkan Dewi ia tengah sibuk menyantap bekal yang ia bawa dari rumahnya.

“Hara”

Hara tak menjawab panggilan dari Dewi ia tetap fokus membaca buku pilihannya

“Hara, aaaaaa” Dewi seketika menurunkan buku bacaan Hara yang menghalanginya lalu menyodorkan sendok berisi nasi dan telur

“Makan sendiri aja, aku gak laper” ujar Hara yang kembali menghalangi wajahnya dengan buku

Dewi bersikeras ingin menyuapi Hara hingga menimbulkan pergerakan yang cukup fatal membuat nasi, telur dan sedikit bumbunya tumpah mengenai rok yang dipakai Dewi.

Hara sontak terkejut ia langsung membersihkan rok Dewi dengan tangan nya, membuat Dewi sedikit tersenyum setidaknya dia masih punya empati pikirnya.

“Karena kamu udah numpahin bekel aku, sekarang gantinya antar aku ke kamar mandi buat bersihin ini”

Tanpa banyak basa-basi Hara segera bangkit dan mengikuti Dewi menuju kamar mandi yang letaknya cukup jauh sampai ia harus melewati lapangan.

BUUKK

Sebuah bola voli menghantam kepala Dewi sangat keras

“Aakkhhh, Hara” Dewi memegangi kepala nya dengan tubuh yang juga ikut terguncang

Hara reflek memegang kedua bahu Dewi dan menatap ke arah bola itu berasal, dalam pandangannya beberapa siswa tengah menertawakan kejadian singkat tersebut termasuk siswa laki-laki yang kali ini berlari menghampiri mereka berdua

“Ahahaha sorry” kekeh nya

Rahang Hara mengeras, bisa-bisanya dia masih tertawa? Batin Hara.

Lama tak mendapat jawaban siswa laki-laki itu hendak kembali ke lapangan, namun Hara dengan cepat menginjak kaki anak itu menggunakan sepatunya yang usang

“Sorry” ucap nya menaikkan kedua alis nya dan berlalu menggandeng tangan Dewi

Sontak teriakan siswa itu menggelegar di lanjut dengan semua perkataan buruk dan sumpah serapah tentunya. Namun Hara tetap melenggang pergi melewati beberapa siswa yang juga tengah memperhatikan mereka.

“Ahahaha kamu ini ya kok kepikiran aja sih nginjek kaki dia, mana dia gak pake sepatu lagi” tawa Dewi tak ada hentinya mengingat kejadian barusan

Namun tak bohong bahwa Dewi menyukainya, Hara memang terbilang cuek namun ia sangat peka terhadap sekitar. Dewi juga merasakan hal yang berbeda dari diam nya Hara, Dewi sudah menebak mungkin Hara aslinya tak sediam, sedingin itu. Ia dapat menebak bahwa Hara pasti memiliki hati yang hangat, Dewi berniat mencari tahu lebih jauh lagi namun untuk sekarang begini saja sudah cukup selebihnya akan ia cari tahu sedikit demi sedikit.

“Hara kapan-kapan kita belajar bareng di rumah kamu boleh gak?” tanya Dewi

Mereka sudah berjalan menuju gerbang karena ini sudah waktunya pulang

“Di luar aja, gak usah di rumah” jawab Hara

“Kenapa?”

“Rumah ku berantakan, malu.”

“Maklum lah, pasti kamu punya adek kan”

“Enggak, aku anak terakhir.”

Dewi tak melanjutkan bicaranya ia malah menghentikan langkahnya memperhatikan Hara dari atas sampai kebawah, dan Dewi baru menyadari bahwa dari mulai rambut Hara yang sedikit berantakan, baju seragam yang mulai kuning, rok yang juga mulai luntur, kaos kaki yang kendur, sepatu yang usang dan sedikit sobek di bagian tumitnya.

Dewi amat prihatin melihat teman sebangkunya itu seperti tidak terurus, mungkin Hara anak kurang mampu batinnya.

“Hara! tungguin aku!” seru Dewi sambil berlari menghampiri Hara

Ia menggenggam lengan Hara meski terkadang ditepis oleh Hara namun Dewi tak kalah keras ia tetap mempertahankan genggaman nya pada Hara sambil tersenyum menang.

“Hara, aku mau temenan sama kamu sampe kapanpun. Kalo ada apa-apa jangan sungkan bilang atau minta tolong ke aku ya, jangan sendirian sekarang ada aku, Hara” bisik Dewi yang terdengar jelas di telinga Hara

Hati nya luluh saat itu Hara dengan wajah nya yang datar, sikapnya yang dingin, cuek, dan monoton kini merasakan sakit di hatinya ketika Dewi berkata demikian, ia baru tersadar bahwa selama ini selalu menelannya semua sendiri. Namun apakah mempercayai Dewi adalah sebuah pilihan tepat?.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!