NovelToon NovelToon
MUTIARA SETELAH LUKA

MUTIARA SETELAH LUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Keluarga / CEO / Penyesalan Suami / Ibu Pengganti
Popularitas:528
Nilai: 5
Nama Author: zanita nuraini

“Mutiara Setelah Luka”

Kenzo hidup dalam penyesalan paling gelap setelah kehilangan Amara—istrinya yang selama ini ia abaikan. Amara menghembuskan napas terakhir usai melahirkan putra mereka, Zavian, menyisakan luka yang menghantam kehidupan Kenzo tanpa ampun. Dalam ketidakstabilan emosi, Kenzo mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh dan kehilangan harapan untuk hidup.

Hidupnya berubah ketika Mutiara datang sebagai pengasuh Zavian anak nya. Gadis sederhana itu hadir membawa ketulusan dan cahaya yang perlahan meruntuhkan tembok dingin Kenzo. Dengan kesabaran, perhatian, dan kata-kata hangatnya, Mutiara menjadi satu-satunya alasan Kenzo mencoba bangkit dari lembah penyesalan.

Namun, mampukah hati yang dipenuhi luka dan rasa bersalah sedalam itu kembali percaya pada kehidupan?
Dan sanggupkah Mutiara menjadi cahaya baru yang menyembuhkan Kenzo—atau justru ikut tenggelam dalam luka masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 PERNIKAHAN YANG TIDAK DI INGINKAN

Langit sore mulai memerah ketika Kenzo duduk di ruang tamu rumah keluarga Amara. Ruangan itu terasa terlalu senyap untuk ukuran dua keluarga besar yang sedang membicarakan masa depan. Di meja, hidangan sudah disiapkan, tapi tak satu pun dari mereka menyentuhnya. Kenzo hanya menggenggam ponselnya, menunggu pesan dari wanita yang selama ini ia cintai—Adele, kekasihnya selama dua tahun terakhir.

Namun sejak siang ponselnya sunyi.

Ibunya duduk di sebelahnya, sesekali melirik tajam agar Kenzo bisa bersikap lebih sopan. “Tolong simpan dulu ponselnya. Kita sedang membicarakan sesuatu yang penting,” bisiknya.

Kenzo menarik napas panjang. “Aku tidak mengerti kenapa harus sampai seperti ini. Aku sudah bilang aku punya pilihan sendiri.”

Ayah Amara yang dari tadi hanya mengamati, tersenyum tipis. “Kenzo, perjodohan ini sudah lama dibicarakan oleh keluarga kita. Ini bukan keputusan terburu-buru.”

Amara duduk di ujung sofa. Tatapannya tertuju ke meja, bukan pada Kenzo. Dia tahu Kenzo tidak menginginkan ini. Bahkan sejak pertemuan pertama mereka dua minggu lalu, sikap Kenzo jelas menjauh. Tapi Amara tidak membenci siapa pun. Ia menerima perjodohan ini karena menghormati orang tuanya, bukan karena ia berharap dicintai oleh Kenzo.

Ibu Kenzo memecah ketegangan. “Pernikahan akan diselenggarakan sebulan lagi. Kedua keluarga sudah siap. Kami hanya perlu memastikan kalian berdua tidak keberatan.”

Kenzo mendongak cepat. “Aku keberatan.”

Suasana langsung menegang. Ayah Amara menatapnya lebih serius.

“Kami paham kamu mungkin memiliki seseorang,” ujar ayahnya tenang. “Tapi pernikahan ini bukan hanya soal perasaan. Ini tentang masa depan bisnis keluarga juga.”

Kenzo mengepalkan tangan. “Jadi aku hanya alat?”

“Kenzo!” seru ibunya, mencoba menghentikan sikap keras kepala itu.

Sejak tadi Amara hanya mendengarkan. Dia tahu posisinya: calon istri yang bahkan tidak dipilih. Ia mencoba tersenyum kecil dan berkata pelan, “Kalau memang Kenzo tidak menginginkan ini… aku bisa bicara dengan orang tua untuk membatalkan.”

Semua orang langsung menoleh padanya.

Ibu Kenzo menggeleng. “Tidak, Nak. Kamu tidak salah. Kami sangat menyukai kamu.”

Ayah Amara menatap putrinya dengan lembut. “Bukan kamu yang harus mengorbankan perasaanmu. Perjodohan ini keputusan keluarga. Tugas kalian hanya menjalankan.”

Kenzo tertawa kecil, tapi tidak lucu. “Jadi aku dipaksa? Kalau begitu, jelas aku tidak akan pernah mencintai Amara. Kalian semua harus tahu itu dari awal.”

Amara menunduk dalam. Kata-kata itu menusuk, meski ia sudah menduga. Kenzo tidak menyembunyikan apa pun.

Ayah Kenzo berdiri. “Cukup. Kamu akan menikah. Kamu akan belajar bertanggung jawab. Setidaknya hormati keputusan keluarga yang sudah membesarkanmu.”

Kenzo terdiam, bukan karena setuju, tapi karena tahu perdebatan ini hanya akan berakhir dengan masalah lebih besar. Dia beranjak dari sofa.

“Aku butuh udara.”

Tanpa menunggu izin, ia berjalan keluar rumah. Pintu tertutup agak keras.

Keheningan menguasai ruangan.

Ibu Amara menyentuh tangan putrinya. “Nak, kamu tidak harus merasa bersalah. Kenzo hanya perlu waktu.”

Amara mengangguk, meski hatinya berat. “Aku mengerti, Bu.”

Ia memahami apa yang diharapkan semua orang darinya: menjadi istri yang baik. Tak peduli suaminya mencintainya atau tidak.

---

Di luar, Kenzo menyandarkan tubuh pada pagar rumah. Ponselnya akhirnya bergetar.

Adele: “Kita bisa bicara? Datang ke apartemenku.”

Tanpa pikir panjang, Kenzo memesan taksi online dan pergi. Ia tidak kembali masuk ke rumah. Tidak pamit. Tidak peduli.

---

Apartemen Adele gelap ketika ia tiba. Kenzo mengetuk pintu dengan cepat.

“Adele? Ini aku.”

Pintu terbuka. Adele muncul dengan wajah lelah. “Masuk.”

Kenzo memeluknya begitu saja. “Aku tidak mau dinikahkan. Aku mau kamu. Kita kan sudah bicara soal masa depan bersama.”

Adele membalas pelukan itu. lalu melepaskan nya,ken...

saat ini adele mengenakan dress ketat,tipis kurang bahan warna merah anggur yang membentuk tubuhnya.Rambut nya terurai namun wajah nya sembab ,mata nya bengkak seolah habis nangis berjam jam.

Duduk dulu ken.

"Ken ... bisik nya lirih aku takut"

kenzo memegang wajah nya "takut apa" aku di sini.

aku takut kamu pergi dari ku...aku cuma punya kamu dan kamu satu satu nya laki laki yang pernah ku cintai sebegini gila.

Kenzo menelan ludahnya tak pernah melihat adele selemah ini.

Adele menempelkan kening pada dada kenzo tubuh nya bergetar

" aku bukan siapa siapa,ken .. bukan dari keluarga besar kayak kamu... Tapi aku cinta kamu,ken cinta yang bikin aku gak bisa tidur dan gak bisa makan .

Air mata adele jatuh.

Aku takut kamu nikah sama dia,terus kamu lupa sama aku... tinggal sama dia tidur sama dia... dan punya keluarga sama dia.

Kenzo memejamkan mata kata kata itu menusuk,adele mengangkat wajah nya dengan mata basah

jangan tinggal kan aku ken...

aku gak minta kamu putusin keluarga kamu tapi,aku cuma ...gak mau kamu pergi dari hidupku.

Adele menangis dalam pelukan kenzo...

* * * * * * * * *

Seminggu kemudian, pernikahan tetap dipersiapkan oleh kedua keluarga. Undangan mulai dicetak. Gaun Amara sudah dipesan. Semua berjalan cepat, seakan drama antara Kenzo dan Adele tidak pernah terjadi.

Kenzo menjalani hari-hari itu dengan marah yang dipendam. Ia tidak bicara banyak. Tidak tersenyum. Tidak mencoba mengenal Amara.

Amara melihat itu semua dengan hati yang pasrah. Ia tidak menangis atau meminta belas kasihan. Ia hanya berusaha melakukan hal yang benar.

Ketika mereka menjalani sesi foto prewedding yang dipaksakan, Kenzo berkata tanpa emosi,

“Kita akan menikah, tapi jangan berharap apa pun. Aku tidak akan mencintai kamu.”

Amara menjawab pelan, “Aku tidak meminta apa pun, Kenzo.”

Kalimat itu membuat Kenzo menoleh. Ia tidak mengerti kenapa Amara masih terlihat tenang.

“Kenapa kamu begitu menerima semua ini?” tanya Kenzo tajam.

Amara tersenyum kecil. “Karena aku tidak ingin membuat keadaan lebih sulit untuk keluarga. Dan… aku percaya seseorang bisa belajar mencintai perlahan meski tidak dari awal.”

Kenzo mencibir. “Aku tidak akan berubah.”

“Kalau begitu, aku tetap akan menghormati kamu sebagai suami,” jawab Amara.

Jawaban itu membuat Kenzo kehilangan kata.

Untuk pertama kalinya, ia menyadari wanita yang dipaksakan menjadi istrinya mungkin jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Dan ia semakin membenci keadaan itu.

Pernikahan mereka tinggal tiga minggu lagi, dan tidak ada tanda-tanda situasi akan membaik.

Tapi semua orang sudah tahu:

Pernikahan ini bukan awal bahagia.

Ini adalah awal luka yang akan bertambah dalam.

---

berambung....

Haii readers selamat sore.. Selamat membaca

Tinggalkan jejak kalian,like komen vote and hadiah nya.. Dan subscribe..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!