NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:98.6k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Depan Api Unggun

Boqin Changing melangkah satu langkah ke depan. Telapak kakinya menghentak tanah dengan ringan.

Duk!

Getaran halus menyebar seperti riak air. Detik berikutnya, tanah di seluruh area perkemahan bergetar pelan. Retakan tipis muncul di bawah tubuh-tubuh yang tergeletak, lalu satu per satu mayat itu seolah ditarik oleh sesuatu dari bawah. Tanah terbuka, menelan mereka tanpa suara jeritan, tanpa percikan darah. Dalam beberapa tarikan napas saja, ratusan jasad telah lenyap sepenuhnya, seakan tidak pernah ada pembantaian di tempat itu. Permukaan tanah kembali rata, menyisakan hanya bau darah yang samar dan keheningan yang berat.

Sha Nuo menatap pemandangan itu dengan alis sedikit terangkat. Untuk pertama kalinya sejak tadi, ekspresinya menunjukkan keterkejutan yang tulus.

“Berapa banyak elemen yang kau kuasai sebenarnya?” tanyanya, nada suaranya tak lagi sepenuhnya santai.

Boqin Changing menatap tanah sesaat, lalu mengangkat bahu tipis.

“Entahlah,” jawabnya sederhana, seolah pertanyaan itu tidak penting.

Sha Nuo tertawa pendek.

“Kau benar-benar gila,” katanya sambil menggelengkan kepala.

Boqin Changing tidak menanggapi. Ia hanya mengangkat tangannya dan menyentuh cincin ruang di jarinya. Kilatan cahaya muncul sesaat. Dua buah tenda sederhana namun kokoh, lengkap dengan alas tidur dan perlengkapan lainnya, muncul di hadapan mereka. Selimut, matras, dan beberapa peralatan kecil tersusun rapi seolah sudah dipersiapkan sejak lama.

Ia melirik ke arah keluarga Shang. Shang Mu masih terlihat tegang, Zhiang Chi jelas belum pulih dari guncangan emosional, sementara Shang Ni tampak linglung, matanya sesekali kosong menatap tanah.

“Malam ini kita bermalam di sini,” kata Boqin Changing tenang. “Biarkan mereka beristirahat agar pikiran mereka kembali jernih..”

Sha Nuo mengangguk setuju tanpa banyak bicara. Keduanya bergerak cepat mendirikan tenda. Selanjutnya, kayu-kayu kering dikumpulkan. Tak lama kemudian, api unggun menyala, cahayanya menari-nari di wajah mereka, mengusir dingin malam dan sedikit demi sedikit melunakkan suasana yang mencekam.

Zhiang Chi menggenggam tangan Shang Ni, lalu menarik putrinya masuk ke dalam tenda. Shang Mu membantu membuka penutupnya, memastikan keduanya bisa beristirahat dengan layak. Dari dalam tenda, terdengar napas tertahan dan isakan pelan yang berusaha ditekan.

Di luar, para pria akhirnya duduk mengelilingi api unggun. Cahaya api memantul di wajah mereka yang lelah dan penuh pikiran. Tidak ada tawa, tidak ada percakapan keras. Hanya suara kayu terbakar dan desir angin malam.

Shang Mu memecah keheningan lebih dulu, suaranya rendah.

“Terima kasih… atas bantuan kalian hari ini. Tuan Nuo kau benar-benar hebat.”

Sha Nuo hanya mengibaskan tangan, seolah hal itu bukan masalah besar. Boqin Changing menatap nyala api, matanya tenang namun dalam.

“Ini belum berakhir,” katanya pelan. “Malam ini terjadi hanyalah permulaan.”

Api unggun berderak pelan. Bara merahnya memantul di mata Boqin Changing dan Sha Nuo yang duduk berhadapan, sementara Shang Mu sedikit menjauh, memberi ruang bagi dua pendekar itu berbincang.

Beberapa saat berlalu dalam keheningan, hingga Sha Nuo akhirnya menyeringai dan memecah suasana.

“Kalau begitu,” katanya santai sambil menusuk kayu dengan ranting, “kenapa kita tidak langsung menyerang ibukota saja?”

Shang Mu menoleh kaget, sementara api unggun berderak lebih keras seolah ikut terkejut.

Sha Nuo melanjutkan, nadanya penuh keyakinan. Ia menatap Boqin Changing.

“Dengan kemampuanku dan kau, istana itu bukan apa-apa. Temboknya bisa runtuh dalam semalam. Kaisar sekarang bisa kita tarik keluar seperti tikus dari sarangnya.”

Ia tertawa kecil, jelas bukan sekadar bercanda.

Namun Boqin Changing tidak ikut tertawa. Pandangannya tetap tertuju pada api.

“Jangan gegabah,” ucapnya tenang.

Sha Nuo mengangkat alis.

“Gegabah? Sejak kapan kata itu cocok untuk kita?”

Boqin Changing menghela napas pelan.

“Misi kita bukan hanya membuat Paman Mu merebut kembali tahtanya,” katanya. “Masih ada satu hal yang lebih penting.”

Shang Mu menegakkan tubuhnya.

“Shang Yuan…” gumamnya lirih.

Boqin Changing mengangguk pelan.

“Kita harus menemukan keberadaan anaknya yang lain. Kakak dari Shang Ni. Jika kita menyerang ibukota sekarang, orang-orang yang mengendalikan bayangan bisa saja bergerak lebih dulu… atau lebih buruk, membunuhnya.”

Api unggun kembali sunyi. Sha Nuo tidak langsung menjawab.

“Selain itu,” lanjut Boqin Changing, suaranya tetap datar, “kita juga harus menghitung kekuatan musuh terlebih dahulu.”

Sha Nuo menyandarkan tubuhnya ke belakang.

“Maksudmu?”

“Pastikan siapa  saja orang yang dulu dikirim Kaisar Kekaisaran Xin, Xin Da kepada para pemberontak,” jawab Boqin Changing. “Kita harus tahu pendekar sekelas apa yang ada di sini.”

Sha Nuo tertawa kecil, kali ini bernada mengejek.

“Wah, wah… siapa sangka Boqin Changing bisa bicara sepanjang ini. Kedengarannya seperti kau takut.”

Boqin Changing akhirnya menoleh. Tatapannya tenang, tanpa sedikit pun gelombang emosi.

“Aku tidak takut.”

Ia berdiri, api unggun memantulkan bayangannya yang panjang di tanah.

“Aku hanya ingin paham keadaan sepenuhnya sebelum melangkah. Jika salah langkah…” suaranya sedikit menurun, “…yang jatuh bukan hanya musuh. Akan ada banyak korban yang tidak bersalah.”

Sha Nuo terdiam sejenak. Senyumnya perlahan memudar.

“…Hmmmm. Kau memang merepotkan,” gumamnya, lalu tertawa pendek. “Tapi aku mengerti maksudmu.”

Ia menatap ke arah tenda tempat Shang Ni dan Zhiang Chi beristirahat.

“Baiklah. Kita lakukan dengan caramu. Tapi jangan terlalu lama. Tanganku sudah gatal.”

Boqin Changing kembali duduk.

“Kesabaran juga senjata,” jawabnya singkat.

Di bawah langit malam yang sunyi, api unggun terus menyala. Di balik ketenangan itu, langkah-langkah menuju badai besar mulai disusun dengan hati-hati.

Shang Mu menghela napas panjang, seolah baru sekarang beban di dadanya sedikit terangkat. Ia menatap api unggun yang mulai mengecil, lalu berdiri perlahan.

“Sudah larut,” katanya pelan. “Kita sebaiknya beristirahat. Besok… masih banyak yang harus kita lakukan.”

Ia lalu merogoh jubahnya. Dari dalam, sebuah benda bulat berkilau lembut muncul di telapak tangannya, Mutiara Gerbang Dimensi. Cahaya biru pucat di permukaannya berdenyut samar, menandakan energi ruang sedang diisi kembali.

Shang Mu melangkah mendekat dan mengulurkannya kepada Boqin Changing.

“Ini milikmu,” ucapnya sungguh-sungguh. “Tanpanya, mungkin kami tidak akan kembali.”

Boqin Changing menatap mutiara itu sejenak. Tidak ada ekspresi terkejut atau puas di wajahnya. Ia hanya tersenyum tipis, senyum yang nyaris tak terlihat, lalu menerima benda itu dan menyimpannya kembali ke dalam cincin ruangnya.

“Santai saja Paman,” katanya tenang. “Mutiara ini memang diciptakan untuk saat-saat seperti tadi.”

Shang Mu mengangguk hormat, lalu berbalik menuju tendanya. Boqin Changing berdiri. Tangannya bergerak ke pinggang, menggenggam gagang Pedang Neraka Kegelapan. Dengan satu gerakan ringan, ia mencabut pedang itu dan menancapkannya ke tanah di dekat perkemahan.

Clang!

Suara logam menggema pelan, namun terasa berat, seolah menghantam sesuatu yang tak kasatmata. Begitu ujung pedang menembus tanah, udara di sekitar mereka langsung berubah. Api unggun bergetar sesaat, lalu kembali stabil. Bayangan di sekeliling perkemahan tampak memanjang, berlapis, dan terasa… hidup.

Sha Nuo melirik pedang itu, lalu mendengus kecil.

“Kau bahkan tidak pernah berniat tidur tanpa pengawalan, ya?”

“Daripada kita yang berjaga, biarkan Roh Pedang ini akan berjaga,” jawab Boqin Changing singkat. “Selama malam ini, apa pun yang berniat mendekat akan berpikir dua kali… jika masih bisa berpikir.”

Sha Nuo tertawa pelan.

“Semoga saja tidak ada siluman atau orang bodoh yang tersesat kemari.”

Boqin Changing tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah kegelapan di luar cahaya api unggun. Di sana, angin malam berdesir pelan, membawa aroma tanah dan darah yang telah terkubur. Namun di balik semua itu, tidak ada satu pun kehadiran asing yang berani melangkah lebih dekat.

Malam pun berlalu dengan tenang. Tenang yang rapuh, dijaga oleh bilah pedang hitam yang tertancap diam, dan oleh roh kelam yang menunggu jika ada ancaman yang muncul.

1
Vanz Gao
Super Master Nuo 😅😅😅
HINATA SHOYO
lanjuttt gasspolllllll crazy up thorr
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
Ipung Umam
lanjutkan terus menerus 👍🏻
Ipung Umam
mantap thor 👍🏻👍🏻
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
zkr junior
jadi kurang seru
Mamat Stone
teruskan Thor

💥💥💥💥
Mamat Stone
nanggung banget Thor
🔥🔥🔥
ira citra
luar biasa
Anonymous
lanjuttkaaannn
John Travolta
mantul
John Travolta
lagiiiii 😍
hamdan
super sekali
hamdan
mantulita
Duroh
lagi thor
Joko
gasssssss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!