Sejak teknologi berkembang bertahun tahun yang lalu, perusahan game nomor satu di dunia yaitu Tensegame telah mengeluarkan versi Alpha dari game berjudul Glory Saga yang sebelum nya masih dalam tahap perkembangan dan masih bernama Crown heroes.
Nara Ananta adalah seorang lelaki berumur dua puluh lima tahun yang mengalami kecelakaan dan harus di rawat di rumah sakit selama beberapa tahun, setelah sembuh Nara kesulitan mencari pekerjaan hingga akhirnya seorang teman merekomendasikan game Glory Saga agar ia bisa mendapatkan pekerjaan dari sana.
Nara Ananta lalu memulai petualangannya sebagai Kane dan perlahan lahan mulai menorehkan jejak jejak perjalanan nya di dalam game.
"Kane? bukankah itu adalah nama dari seorang pemain legendaris dari crown heroes?"
"akhirnya king sword Kane telah kembali."
Nara Ananta atau Kane perlahan lahan menjadi terkenal tanpa disadarinya.
perjalanan Nara Ananta sebagai Kane pun dimulai dan menorehkan lagi gelar legendaris milik nya untuk di kenal dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Jannah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sembuh
Seorang suster wanita menghadap seorang dokter pria yang sedang menulis sesuatu dengan serius di kertasnya, matanya tampak berbinar dan gembira menunggu sang dokter menyelesaikan tulisannya.
"Semua nilai pasien sudah menyentuh angka 80%, sekarang kau bisa memberitahunya bahwa ia sudah boleh pulang. Dokter itu menaruh pulpen nya dan memberikan kertas yang telah ditulisnya kepada suster di depan nya dengan senyuman.
"Terima kasih dokter!"
Suster itu mengambil kertasnya dan berseru kegirangan, setelah pamit dengan dokter, ia keluar dengan cepat dari ruangan, dan berlarian di koridor dengan senyuman lebar, menahan teriakan gembira yang hampir keluar dari mulutnya.
Suster itu menuju ruangan pasien yang telah dirawat olehnya selama beberapa tahun terakhir, suster itu membuka ruangan familiar itu dan berseru keras memanggil.
"Nara"
Ruangan itu milik seorang pasien lelaki muda yang bernama Nara, ruangan itu menampung dua tempat tidur, satu tempat tampak rapi dan tak tersentuh terlihat tak digunakan, sedang yang lainnya terlihat jejak seseorang, sepiring buah di nakas dan sebuah tiang infus yang baru selesai digunakan.
pasien tidak berada di atas ranjang, melainkan duduk di pojok ruangan menghadap jendela sambil memegang sebuah gitar tua, ia memetik gitar itu tanpa nada hanya memetik satu senar di satu waktu.
mendengar pintu yang terbuka cukup keras, pasien itu- Nara menoleh dengan heran.
"Vana? Ada apa."
Nara meletakkan gitarnya dan menghampiri vana suster wanita yang telah merawatnya selama ia sakit.
"Coba lihat."
Vana menyodorkan kertas yang baru saja didapatkan dari dokter Nara dengan kegembiraan, ia tanpa sadar meninggikan suaranya.
Nara meraih kertas itu dengan heran, ia mengangkat alisnya menatap vana sesaat lalu melihatnya, namun sebelum ia membaca nya vana sudah lebih dulu tertawa dan berseru kepadanya.
"Kau sudah diizinkan pulang! yey."
Vana meloncat loncat kegirangan dan tertawa sangat bahagia, mendengar seruan itu mata coklat Nara bergetar, ia terkejut dan segera menatap kuat kertas di tangan nya.
ia menyusuri setiap kata dengan cepat, beberapa kata paling penting terlihat, membicarakan tentang kesembuhan, nilai bagus, kondisi optimal, perizinan pulang dan yang paling penting sebuah tanda tangan dokter di akhir kertas.
Nara mengangkat matanya dan bertemu mata gembira vana, Nara lalu tertawa bahagia.
"Akhirnya."
*****
Prosedur pemulangan dilakukan dengan cepat namun tidak terburu buru, setelah cek up sekali sebagai pemeriksaan terakhir, pemberian obat dan saran saran dari dokter, Kane diizinkan untuk pergi dari rumah sakit,
akhirnya ia berhasil pulang setelah terjebak di sini selama hampir dua tahun lamanya.
Selama Nara dirawat di rumah sakit ini, Nara mengembangkan hubungan yang cukup baik dengan tiga orang suster dan dokter yang sering merawatnya.
mendengar Nara diperbolehkan pulang mereka berkumpul di bangsal Nara untuk merayakan kesembuhan nya dan mengucapkan selamat, sekaligus memberikannya hadiah.
"Selamat"
Vana dan dua suster lainnya tersenyum gembira kepada Nara sambil membawa hadiah dan sebuah kue.
"Kalian ini, berlebihan sekali seperti ulang tahun" Nara tertawa menerima kue bundar dengan cream putih juga tulisan sembuh di atasnya.
"Berlebihan apanya, anak tampan ku akan pergi, ini harus dilakukan." Suster wanita paling senior berseru sambil menggoda nya.
"Ei..ei..Nara jangan lupakan kami, berkunjung sesekali dan bawa makanan enak."
Suster yang lain berkedip ke arah Nara sambil menyerahkan tiga tas hadiah ke tangan nya Nara yang menganggur.
"Kau juga bisa membawa pacar mu kesini, perkenalkan dengan Tante Tante mu ini."
Vana menambahkan sambil menggoda Nara, ia menyenggol bahu nya mereka semua lalu tertawa dan menggoda Nara hingga wajah nya sangat merah.
Tak lama dokter datang membawa surat surat penting milik Nara dan sebuah tas hadiah yang lebih besar dari yang lain nya.
"Terima kasih om, Tante." Nara berterima kasih dengan tulus.
"sehat dan jangan sakit lagi, jangan lupa untuk kontrol kesehatan tepat waktu" sang dokter menepuk bahu Nara, Nara mengangguk.
setelah serangkaian ucapan selamat tinggal Nara pergi, para suster mengantarkan nya hingga kedepan rumah sakit, Nara lalu memasuki rumah sakit dan melambaikan tangan ke arah mereka.
Nara memandangi bangunan rumah sakit yang telah merawat nya selama beberapa tahun terakhir ini dengan nostalgia, hari hari sulit ia lewati disini hingga ia sembuh seperti sekarang, jadi tempat ini penuh dengan kenangan.
*****
Nara tinggal di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota namun masih sangat dekat dengan jalan utama, Nara tinggal di sebuah apartemen kecil bertingkat dua.
lantai satu di huni oleh seorang kakek berumur enam puluh tahun ia tinggal bersama istri nya dan juga pemilik dari apartemen ini, Nara tinggal di lantai dua dan apartemen ini telah menjadi apartemen yang ia sewa selama hampir lima tahun.
Nara memasuki apartemen dan bertemu sepasang kekasih tua itu dan menyapa mereka, kakek dan nenek gembira menyambutnya, setelah bertukar sapa dan berbincang sesaat tentang kesehatan masing masing Nara lalu masuk ke apartemen nya.
Nara merapikan barang barang nya dan mulai menatap apartemen yang telah ia rindukan.
selama dua tahun terakhir di rumah sakit ia harus mengandalkan sepasang paruh baya di lantai bawah untuk menjaga apartemennya, tempat ini menjadi sangat bersih walau Nara sudah lama tak berdiam di sini, Nara hanya perlu membersihkan sedikit di beberapa tempat dan menata barang barang yang tak terpakai lagi.
Setelah serangkaian kegiatan bersih bersih, Nara duduk di balkon beristirahat sambil menatap matahari tenggelam dan menyesap secangkir coklat dingin, ia juga membuka handphone nya dan mulai melihat lihat berita terbaru.
Nara adalah pemuda berumur dua puluh lima tahun, ia hidup mandiri dan merantau jauh dari tanah kelahirannya, dua tahun lalu Nara mendapatkan masalah di kesehatan nya yang cukup mengganggu kegiatan sehari hari hingga ia harus di rawat di rumah sakit selama dua tahun penuh.
Nara tak memiliki ijazah perguruan tinggi, sekolah terakhirnya adalah sekolah menengah ke atas, Nara merantau agar mendapatkan pekerjaan yang layak, namun dua tahun lalu penyakitnya datang, kini Nara harus menjadi pengangguran.
Lima tahun terakhir dunia telah mengalami perubahan signifikan dari era modern menuju era teknologi, banyak sekali hal hal dalam kehidupan yang berubah begitu cepatnya.
di awali dengan berkembang pesatnya teknologi seperti artificial intelegent atau dikenal sebagai AI dan juga robot, kehidupan manusia mulai mengalami perubahan.
banyak sekali pekerjaan pekerjaan yang kini digantikan dengan robot dan Ai, akibatnya populasi pengangguran manusia kini meningkat.
Bukan hanya itu, karena pengembangan ini juga mulai lebih banyak lagi berdiri bangunan bangunan tinggi pencakar langit dan pabrik pabrik untuk mendukung pembuatan robot dan pengembangan ai.
hal ini menggerus wilayah hutan hijau sedikit demi sedikit, dunia yang dulunya kaya akan alam asri nan penuh keindahan pun telah tergantikan oleh dunia cyber city.
Ai dan robot memiliki kecerdasan yang tinggi, hal ini menyebabkan persaingan ketat untuk syarat mendapatkan pekerjaan, syarat syarat untuk mendapatkan pekerjaan pun menjadi lebih tinggi dan sulit.
persaingan ketat yang terjadi mengharuskan manusia memiliki skill-skill yang tinggi, banyak, dan dapat bersaing dengan kecepatan ai dan robot juga perkembangan teknologi lainnya
Nara sebagai orang yang absen dengan dunia selama kurang lebih 2 tahun sudah tertinggal dalam segala bidang, belum lagi ia tidak memiliki ijazah perguruan tinggi.
karena sekarang Nara sudah kembali menjalani kehidupan normal, ia harus mendapatkan pekerjaan lagi sesegera mungkin, karena tabungannya sudah terkuras habis untuk pengobatannya,
tapi Nara menghela nafas panjang, sebagai orang yang tertinggal agak sulit untuknya bersaing dengan orang-orang dan mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan bisa jadi mustahil.
Nara menggaruk kepalanya rasanya ingin kembali ke rumah sakit saja menjadi pasien dan dirawat tanpa khawatir, tapi Nara juga tidak mau sakit lagi.
itu melelahkan lebih dari bekerja.
Nara meletakkan handphonenya, menghabiskan coklat panasnya, lalu berpikir bagaimana ia akan bekerja dan menghasilkan uang sekarang.
Esok harinya Nara memulai aktivitasnya pagi-pagi sekali, karena ia sering beristirahat di rumah sakit, Nara sudah gatal untuk beraktivitas, iya dipenuhi dengan energi. Nara memakai baju olahraga nya, dan memulai aktivitas pertamanya yaitu berlari.
Nara berlari mengelilingi daerah sekitar apartemennya, menyapa sepasang orang tua di apartemen bawah yang juga telah bangun dan sedang sarapan, Nara lalu berolahraga sambil memperhatikan sekitar.
dunia benar-benar sudah lebih maju sepanjang mata melihat Nara menemui hampir di mana saja robot-robot melakukan pekerjaan yang dulu dilakukan manusia, menyapu jalan,membuang sampah, menyiram tanaman, bahkan membawa anjing jalan-jalan.
Setelah berlari hingga sampai batas nya Nara lalu pergi ke rumah makan untuk sarapan pagi, Nara pergi ke rumah makan yang dulu adalah langganannya, ia memesan nasi goreng dan segelas teh hangat.
kebetulan ini adalah waktu di mana anak-anak sekolah juga sarapan pagi, warung makan ini berada di dekat wilayah sekolah, jadi tidak heran ada anak sekolah yang sarapan pagi disini.
"pokoknya hari ini aku akan menyelesaikan Misi!"
" aku akan menaikkan 5 level hari ini"
"setelah menyelesaikan misi, ayo pergi ke kota rovanis,di sana ada danau cantik!"
Nara sarapan sambil mendengarkan perbincangan anak-anak SMA yang berada di meja sebelahnya, pembicaraan familiar, namun tidak dimengerti Nara, seperti pembicaraan tentang game.
"Nara?"
saat fokus makan seseorang memanggilnya, dan ternyata itu adalah teman bekerja Nara dulu.
"hei.. benar ini kau, hai bro apa kabar."
Dia adalah lelaki seumuran dengan Nara bernama Fatha.
"Fatha, lama tidak bertemu bro." Nara membalasnya, mereka lalu melakukan tos tinju, lalu fatha memesan makanan, iya duduk di depan Nara dan mereka mulai berbincang.
"Pergi ke mana kau? lama sekali tidak melihatmu."
"Begitulah kesibukan" Nara malu mengatakan iya sakit selama 2 tahun penuh.
"kau tahu setelah kau keluar waktu itu, aku juga keluar."
Fatha menceritakan ia tidak bisa bekerja dengan baik tanpa Nara, karena saat itu Nara satu-satunya teman dekatnya, setelah Nara keluar dari perusahaan ia kesulitan bekerja sendiri, merasa terlalu berat.
Fatha akhirnya keluar juga setelah Nara 3 bulan keluar lebih dahulu.
Nara mengangguk mengerti, jika dipikir perusahaan mereka dulu memang toxic, tak salah patha juga keluar.
"kau bekerja di mana sekarang?"
"tentu saja di glory Saga, di mana lagi."Nara mengerjap bingung, glory Saga? pekerjaan apa itu. fatha juga ikut bingung, ia terkejut.
"Nara apakah kau masuk ke gua dan hibernasi? masa kau tidak tahu apa itu glory Saga." Nara menggaruk kepalanya.
saat di rumah sakit untuk mencegah hal-hal aneh terjadi pada mentalnya, Nara jarang membuka handphonenya, apalagi radiasi dari alat-alat elektronik terlalu tinggi dan ia tidak bisa menggunakannya.
dan walaupun bisa Nara sangat sulit mencerna kejadian yang ada di luar sana, jadi nara tidak mengikuti perkembangan dunia, ia lebih fokus pada penyembuhannya, saat itu juga bukan waktu yang tepat untuk mencerna gosip dunia.
"begitulah.. sibuk, kau tahu. aku bahkan bisa menghitung berapa jam aku membuka internet selama 2 tahun terakhir."
Yah.. sibuk sakit.
"Glory Saga itu adalah game, tetapi bukan game biasa, Nara. kau dulu seorang gamer juga kan. kau sering sekali bermain game, Glory Saga ini game yang sudah maju, namanya virtual reality kita bisa masuk dunia game."
Nara mengerti game virtual reality sudah ada sebelum Nara masuk rumah sakit, iya bahkan sempat memainkannya, tapi tidak ada yang namanya game Glory Saga.
"Maksudmu seperti Crown Heroes?" itu nama game virtual yang dulu dimainkan Nara.
"benar sekali, tapi glory saga lebih maju, lebih canggih, itu seperti itu isekai! Dunia baru, kau harus mencobanya."
Fatha bersemangat dan mulai menjelaskan tentang glory Saga. "tapi kau sibuk sekali Nara, kau bekerja apa sekarang?" Fatha tiba-tiba bertanya.
"aku sudah berhenti sibuk, sekarang aku pengangguran."
"nah pas sekali! di Glory Saga kau bisa mencari uang."
"Benarkah!" Nara bersemangat dan mulai mendengarkan Fatha lebih serius, fathal lalu mulai menjelaskan lebih dalam hingga Nara mendapatkan pengertian.
"jika kau bermain, hubungi aku. aku akan membantumu naik level, kita bisa bekerja bareng lagi seperti dulu." Nara dan Fatha menyelesaikan makan mereka dan akhirnya berpisah.
sepanjang jalan pulang, Nara memikirkan perkataan fatha jika glory Saga bisa menghasilkan uang, maka Nara bisa mencobanya, masalah bisa atau tidaknya tentu saja Nara bisa, toh mana ada anak lelaki yang tidak bisa bermain game, Nara bergegas pulang penasaran ingin bermain game itu.