NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Tersiksa karena Tidak Tampan

Edo Tegar Ferdias, dipaksa melompat-lompat jongkok seperti kodok oleh 5 teman sekelasnya. Remaja Kurus itu sudah sangat kelelahan, kakinya gemetar. Ditambah lagi matahari siang bersinar terik. Siksaan ini makin terasa seperti neraka.

Edo ingin sekali berhenti melompat-lompat, tapi jika berhenti, 5 siswa yang sedang mengelilinginya pasti langsung menghajarnya lagi.

“Woy kodok jelek. Kenapa berhenti?” seru salah seorang dari 5 orang itu yang bernama Edgar dengan nada merendahkannya.

“Ma–maaf!” sahut Edo yang berhenti melompat sebentar hanya untuk mengatur napasnya, lalu lanjut lagi.

“Bagus. Terus melompat-lompat sampai besok. Haha!” ledek Edgar puas, lalu diiringi tawa bersama 4 teman gengnya.

Edgar sendiri memang sosok ketua geng dari 4 orang yang mengelilingi Edo. Dia terkenal di SMA 7 sebagai cowok paling tampan dan paling diidolakan cewek-cewek, namun dia juga terkenal sebagai siswa paling sering membuat onar.

Sedangkan Edo yang sedang lompat-lompat itu. Cuma seorang siswa yang dianggapnya sangat tidak penting karena memiliki paras sangat jelek. Sampai-sampai dianggap layak untuk disakiti.

Beberapa jam yang lalu, Edgar mendapatkan nilai 25 dari ulangan matematika. Kemudian dia tidak sengaja melihat paras jelek Edo dari kejauhan. 

Hanya gara-gara itu lah, Edgar lalu menyeret Edo ke lapangan belakang sekolah bersama gengnya, menghajar Edo sampai babak belur, lalu menyuruhnya melompat-lompat hingga sekarang.

Sebenarnya, Edgar dan gengnya hampir setiap hari memperlakukan Edo dengan buruk. Mereka bilang: melihat paras Edo bikin emosi jadi naik.

Bukan cuma Edgar, tapi hampir semua penghuni sekolah memang setuju akan hal itu. Sampai-sampai Edo dijuluki sebagai siswa perusak pemandangan sekolah.

Rambut pendek kaku; warna kulit sawo kematangan; hidung sangat tumpul; dua gigi kelinci besar yang sampai-sampai menyembul keluar meski menutup mulut; dan juga punya tompel besar di pipi kiri.

Hanya gara-gara tidak good looking, dia jadi dibenci.

Sungguh kehidupan yang tidak adil untuk Edo. 

Padahal, dia sendiri juga tidak ingin terlahir dengan paras begitu. Edo juga ingin hidup normal seperti anak lainnya, punya teman akrab dan bisa memiliki pacar.

“Sampai kapan aku harus hidup menyedihkan kaya ini?” keluh Edo dalam hati. Dia sudah tidak kuat dengan kehidupannya sendiri. Tersiksa hampir setiap hari.

Brugh!

Bola mata Edgar seketika membulat tatkala melihat Edo berhenti melompat dan duduk tertunduk lemah di tanah. Edgar cepat-cepat menghampiri Edo dan mencengkram kerah bajunya.

“Berani-beraninya! Aku belum nyuruh kamu berhenti. Mau kami hajar lagi, hah?” geram Edgar sambil menggertakkan giginya.

“Ma–maaf, Gar. Aku capek banget. Gak sanggup lompat-lompat lagi,” sahut Edo dengan nada penuh memohon.

“Wah berani ngelawan dia, tuh. Jangan kasih ampun, Gar!” Salah satu teman Edgar memanas-manasi.

“Betul, tuh. Hajar saja sampai babak belur lagi!” tambah salah satu teman Edgar.

“Enggak, Gar, aku gak ngelawan. Aku beneran capek,” mohon Edo dengan sangat memelas.

Edgar tersenyum miring. Saran dari dua temannya dinilai cukup menarik . Tangan kanannya pun mulai mengepal kuat dan perlahan diangkat ke atas.

Ekspresi Edo kembali ketakutan lagi. “Ampun, Gar … !” mohonnya.

“Kau … wajah jelekmu itu benar-benar bikin aku kesal. Orang kaya kamu, pantasnya mati saja!” geram Edgar

Pukulannya pun dilayangkan cepat menuju wajah Edo.

Edo menutup mata rapat-rapat. Pasrah.

“Berhenti!” 

Tiba-tiba terdengar suara perempuan berteriak lancang, membuat Edgar menghentikan laju pukulannya yang belum mendarat di wajah Edo.

Semua orang menoleh ke sumber suara. Itu ternyata dari Putri, si ketua kelas. Siswi yang juga menyandang gelar cewek paling cantik di sekolah.

“Lagi-lagi ngehajar anak jelek itu. Apa kalian gak ada kerjaan lain?” tegur Putri dengan tatapan sinis dan menyilangkan tangan di dada.

“Itu urusan kami. Ngapain kamu ikut campur?” balas Edgar sewot. Tidak suka Putri mengganggu kesenangannya.

Putri menghela napas panjang. “Kalau mau ngehajar itu anak, jangan di sekolah. Gara-gara kalian, kelas kita dapat nilai kesopanan paling buruk!”

“Halah. Peduli apa aku. Pergi sana cewek pengganggu!” Edgar tidak mau kalah.

Putri beralih menatap wajah Edo yang terlihat jelas seperti orang yang setengah sadar karena kelelahan.

“Lepasin Edo, atau kulaporin kalian ke pak kepala sekolah. Kalian tahu kan, aku ini anak pak kepala sekolah. Aku bisa bikin kalian semua dikeluarkan dari sekolah jika aku mau!” ancam Putri yang kali ini kata-kata tegasnya membuat Edgar dan gengnya jadi ciut.

“Cewek gak asik. Selalu aja gini. Yuk guys. Cabut!” tatih Edgar sambil melepas kasar cengkraman tangannya dari kerah seragam Edo.

“Makasih, Put, udah nolongin aku.” Edo berucap dengan penuh senyuman setelah Edgar dan gengnya pergi jauh. Dia datangi Putri dengan langkah tertatih-tatih.

Menyadari Edo datang mendekat, wajah Putri berubah kecut. Dia pun cepat-cepat balik badan seakan jijik.

“Aku nolong bukan peduli sama kamu. Memangnya siapa yang bakalan peduli sama cowok muka kaya kamu!” Putri melangkah pergi.

Kata-kata Putri memang selalu menusuk hati Edo dengan sakitnya. Akan tetapi, Edo selalu gagal untuk membenci cewek yang selalu menguncir rambutnya itu.

Meski Putri tak jarang ikut-ikutan mengina paras Edo seperti cewek-cewek lainnya, tapi malah dialah yang menjadi orang satu-satunya yang sering datang menyelamatkan Edo dari perbuatan Edgar, seperti yang telah ia lakukan tadi.

Entah apa alasannya, namun perbuatannya itu membuat Edo diam-diam mengagumi Putri. Putri dianggapnya sebagai pahlawan dan cewek impian.

Diam-diam juga, Edo menyimpan rasa suka ke Putri. Namun, Edo sadar diri akan kualitas wajahnya.

“Cowok jelek sepertiku, mana mungkin bisa jadi pacarnya,” gumam Edo sambil terus melihat punggung Putri yang makin menjauh.

Bell sekolah berbunyi tanda jam sekolah selesai. Para siswa berhamburan keluar melewati pintu gerbang. 

Edo pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena jarak rumahnya cukup dekat dan hanya butuh perjalanan 5 menit saja.

Selama perjalanan, Edo meringis kesakitan. Sekujur tubuhnya nyilu-nyilu, serta beberapa titik di wajahnya lebam karena bekas pukulan Edgar dan gengnya tadi siang.

Di jalan perumahan yang dilaluinya, Edo tiba-tiba melihat seseorang yang ia kenal tak jauh di depannya. Dan orang itu punya wajah tampan.

“Denis!” panggil Edo.

Denis menoleh ke belakang. Saat tahu siapa yang memanggil, wajahnya seketika menampakkan kemalasan.

Denis sendiri adalah adik kandung Edo yang juga bersekolah di SMA 7. Edo sudah duduk di kelas 3, sedangkan Denis masih di kelas 1.

Iya … memang cukup aneh. Denis terlahir tampan, tapi wajah Edo malah berbanding terbalik dengan adiknya sendiri. Jika mereka disuruh berdiri berdampingan, tidak ada orang yang akan percaya kalau mereka kakak-adik.

“Pulang bareng, yuk,” ajak Edo antusias saat tiba dan ikut berjalan di samping Denis.

“Abang ngapain dekat-dekat? Kalau ada teman-temanku lihat bisa malu aku!” sahut Denis sambil sedikit menjauhkan diri.

“Aku cuma ngajak pulang bareng doang.”

“Gak boleh! Aku di sekolah sering dikata-katain gara-gara punya abang muka jelek,” protes Denis.

Perkataan Denis sebenarnya menyakiti perasaan Edo, namun ia tetap berusaha ramah karena ingin mengakrabkan diri dengan adik satu-satunya ini.

“Tapi aku ini abangmu. Masa sebagai kakak gak boleh akrab sama adik sendiri?”

Denis tiba-tiba berhenti berjalan. Ia menoleh ke sang kakak lalu mendorongnya kuat-kuat sampai-sampai Edo terjengkang di tanah. 

Edo syok dengan sikap kasar adiknya yang tiba-tiba ini.

“Mau di sekolah, di rumah, Abang enggak boleh akrab sama aku. Malu aku!” bentak Denis dengan tatapan benci kepada Edo. 

Denis lalu bergegas pergi, meninggalkan Edo yang terdiam dengan hati yang remuk. 

Denis memang sejak lama selalu menekankan kepada Edo agar jangan dekat-dekat kepada dirinya.

Bahkan di rumah pun, Denis enggan untuk mengakrabkan diri dengan sang kakak.

Denis tidak peduli dengan Edo. Bahkan saat menyaksikan sang kakak diganggu oleh Edgar dan gengnya, Denis hanya diam menyaksikan.

Denis di sekolah masuk jajaran 10 besar cowok ganteng. Ia merasa jika akrab dengan sang kakak akan mencoreng gelarnya itu.

Bagi Denis, Edo sudah tidak dianggap sebagai kakak kandung setelah sang ayah meninggal 2 tahun yang lalu. 

Tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, Edo kembali berdiri dan melanjutkan perjalanan pulang. Yang ia inginkan sekarang hanyalah mengobati luka dan lebam di sekujur tubuhnya. Lalu istirahat.

Soal perlakuan kasar Denis tadi, Edo tidak mau memperpanjang lagi. Dia cuma berharap, suatu hari nanti sang adik bisa menerima kekurangan kakaknya ini.

Edo akhirnya sampai di depan sebuah rumah gaya minimalis berlantai dua dengan halaman yang cukup luas. Dia ingin cepat-cepat masuk lalu pergi beristirahat.

Tapi baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, sang ibu datang buru-buru dari arah samping.

Tak tanggung-tanggung, sang ibu langsung menampar keras pipi Edo sampai jatuh tersungkur.

“Anak enggak tahu diri!” sergah si ibu yang bernama Ratna itu.

1
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!