Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerimis di musim panas
Langit cerah di tengah musim panas, angin yang meniup dahan-dahan hitam cemara. Hari yang cukup indah untuk menikmati langit di hiasi awan-awan putih. Mobil merah melaju di tengah hutan dengan pelan, sang pengendara membuka atap mobil dan menikmati angin yang menerpa wajahnya di iringi alun musik yang ia sukainya.
Tanpa ia duga, di tengah perjalananya tetesan hujan mengenai wajahnya melihat ke arah langit tak ada awan gelap di sana terpaksa ia kembali menutup kembali atap mobil.
Rintik hujan di tengah musim panas, menjadi penenang bagi hutan Alaska, saat melaju dengan mobilnya ia melihat di kejauhan seorang wanita tengah menarik koper di samping jalan hutan nampak kesulitan. Mobil berhenti tepat di samping wanita itu.
“Naiklah” pria itu membuka kaca mobilnya dan tak menduga siapa yang di lihatnya. “Anna!" dengan helaian rambut basah menempel di wajahnya, mata biru muda yang cerah nampak kelelahan.
Wanita itu menatap heran padanya, ia mengambil jaket di kursi belakang dan keluar dari mobilnya berjalan pada wanita itu.
“Rowan” katanya dengan ramah, Rowan menggunakan jaketnya untuk melindungi kepala Anna dari rintikan hujan.
“Naiklah, akan ku antarkan” Rowan menatap Anna dengan dalam, Anna tersenyum dan mengangguk akan menarik kopernya.
“Masuklah” Rowan menarik koper Anna dengan mudah membawanya, Anna terdiam sesaat kemudian masuk di kedalam mobil dengan perlindungan jaket rowan di kepalanya. Kemudian Rowan meletakan koper Anna di kursi belakang. Anna memperhatikan keadaan mobil yang sangar rapih dan bersih.
“Kemana kau akan pergi?” Rowan memasuki mobil dan memakai seat beltnya.
“Toko bibi ku di samping danau” Anna mengusap-ngusap air di wajahnya, tiba-tiba rowan memakaikan seat belt padanya dan membuka laci mobil memberikan kotak tisu padanya.
“Terimakasih” Anna mengeringkan wajahnya.
“Sudah lama tidak bertemu” Rowan membuka obrolan di tengah perjalanan mereka.
“Yaaa” jawab singkat Anna melirik padanya mencoba mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria ini.
“Kita satu sekolah, aku pernah satu kelas dengan mu” Rowan tertawa ringan, ia mengerti Anna mungkin tidak akan mengenalnya karena ia sosok yang di kagumi saat mereka sekolah.
“Ahhh, jadi kita pernah satu kelas. Maafkan ku tidak mengingatnya begitu jelas” Anna dengan canggung.
“Tak masalah” Rowan tersenyum tipis dan danau sudah terlihat di depan mereka, mobil berhenti di depan sebuah toko dengan cat putih rintikan hujan pun berhenti.
Rowan turun terlebih dahulu, membukakan pintu mobil untuk Anna dan membawakan kopernya menuju halaman toko itu. Di dalam toko seorang wanita dewasa melihat dua orang di halaman ia memperhatikannya namun tidak menghampiri mereka.
“Terimakasih telah mengantarkan ku” Anna tersenyum manis padanya.
“Bukan apa-apa” Rowan memperhatikan Anna ia ragu untuk sesaat, meliha Anna akan masuk ke dalam toko ia mengumpulkan keberaniannya.
“Anna, apa kau memiliki waktu di akhir pekan?” tanya Rowan dengan hati-hati menatap Anna.
“Hah?” Anna tak menyangka pria ini akan mengajaknya. Mendengar itu Rowan memahaminya wanita cantik seperti Anna tidak akan mungkin mau pergi denganya yang biasa-biasa saja.
“Baiklah, mungkin lain kali” Rowan dengan canggung dan sedikit kecewa memasukan tangan di saku jeansnya.
“Tentu saja, kemana?” jawab Anna dengan cepat.
“Sungguh?” Rowan tak menyangkan Anna mau pergi bersamanya, Anna mengangguk.
“Yes!!!!” Rowan sangat senang.
“Bagaimana dengan marine park?” tanya Rowan dengan wajah yang antusias.
“Tak masalah” Anna setuju.
“Baiklah, aku akan menjemput mu di akhir pekan”
“Terimakasih, Sampai jumpa!!!” Rowan memasuki mobilnya dan melambaikan tangan padanya, Anna tersenyum kecil melihat tingkah Rowan dan mobil pun pergi.
Anna menarik kopernya memasuki toko dan berbiacara pada wanita di dalam.
......................
Akhir pekan pun tiba, Rowan menempati janjinya ia menjemput Anna keduanya pergi bersama untuk pertama kalinya. Setelah itu keduanya sering menghabiskan waktu di akhir pekan bersama sepanjang musim panas.
Pada musim dingin, Rowan menyatakan perasaanya pada Anna. Ia telah menyukai Anna saat mereka sekelas namun Rowan tidak memiliki cukup keberanian untuk mendekat atau hanya berteman dengannya. Anna menerima perasaan Rowan yang tulus padanya, mereka resmi berkencan setelah itu dan menjadi pasangan selama tiga tahun ke depan.
Hingga perusahaan Rowan bangun telah cukup berhasil, ia memutuskan untuk melamar Anna menjadi tunangannya saat musim semi. Setelah bertunangan dengan Anna, Rowan menjadi lebih ambisius untuk meningkatkan perusahaan yang di bangun untuk lebih kokoh dan stabil.
Rowan berhasil melakukanya, perusahaan yang di bangunnya dengan bantuan dari ayahnya kini menjadi perusahaan furniture kayu yang mengekspor produknya ke beberapa negera bagian di amerika hingga Kanada.
Rowan berhasil membangun rumahnya sendiri, ia pun menikahi Anna setelahnya. Mengadakan acara pernikahan di hutan dekat danau, keduanya sangat bahagia atas pernikahan mereka dan perjalanan Rowan membangun bisnisnya.
......................
“Selamat hari pernikahan yang ketiga, sayang” Rowan memberikan bunga saat makan malam romantis di rumah mereka.
“Ini untuk mu” ia memberikan sebuah kotak kecil dan mencium kening Anna.
“Apa ini?” Anna penasaran dan Antusias dengan hadiah Rowan, karena Rowan selalu memberikan apapun yang di inginkannya. Anna membuka kotak itu, terdapat kunci dan foto di dalamnya.
Ia mengambil kunci itu dan melihat foto itu sebuah bangunan di lantai dua terlihat, Anna tak percaya dengan hadiah ini dan menatap Rowan dengan tidak percaya.
“Sungguh?!!” Anna sangat senang ia melihat pada Rowan dengan antusias. Rowan mengangguk ia senang melihat istri tercintanya bahagia.
“Ahhhh!!!!!” Anna melompat-lompat gembira dan memeluk Rowan dengan erat.
“Terimakasih” ia mencium wajahnya, Rowan tersenyum bahagia memeluk Anna.
“Aku tak menyangka, kau akan melakukanya!!” Anna memeluk leher Rowan dan menatapnya dengan manja.
“Tentu saja, untuk mu aku akan berusaha mewujudkannya” Rowan mengelus wajah Anna, keduanya berciuman dengan indah di bawah bayang-bayang cahaya lilin di hari pernikahan ketiganya.
......................
Esok hari, keduanya mengunjungi studio itu untuk melihatnya. Anna sangat senang ia dapat membuka studio yoga dan mengajar di kelasnya sendiri.
“Kita membutuhkan banyak hal untuk mengisi studio ini” Anna menyilangkan kedua tanganya dan menatap ruangan besar di depanya.
“Pilih apapun yang kau sukai” Rowan memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya pada puncak kepala Anna.
“Sepertinya meja itu bisa tetap ku gunakan, bagaimana menurut mu?” Anna menoleh pada Rowan.
“Tentu saja” Rowan setuju.
“Bagaimana kalau kita mencobanya” Anna dengan lembut menghadap pada Rowan, meletakan tangannya yang indah di dada Rowan dan menatap bibir tipisnya dengan dalam.
“Yakin?” Rowan menarik tubuh Anna lebih dekat denganya, menatap dalam padanya bibirnya.
“Tentu saja, tirai itu masih menutupi ruangaan ini” Anna berjinjit berbisik lembut pada Rowan dan mengigit telinganya dengan gigitan yang menggoda. Rowan meliriknya, ia pun mengangkat tubuh Anna dengan mudah.
Keduanya bertatapan segera memulai dengan merasakan kelembutan bibir satu sama lain dengan antusias, seakan seseorang akan mencurinya. Cahaya menembus ruang kosong itu, dua bayangan mencurahkan rasa cinta mereka penuh kelembutan sentuhan dan gairah.
...----------------...