NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Tuan Jeremy

Tawanan Cinta Tuan Jeremy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Romansa / Gangster / Office Romance
Popularitas:103.5k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Xeena Restitalya, hidupnya selalu tidak menyenangkan setelah ibunya meningal. Ayahnya tak pernah peduli dengannya setelah memiliki istri dan juga anak lelaki.

Xeena harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Diusianya yang sudah 25 tahun, dia bersyukur masih diberi kesempatan bekerja di tengah sulitnya mencari pekerjaan.

Tapi siapa sangka, bos di tempat kerjanya yang baru itu begitu terobsesi kepadanya.

"Tetaplah di sisiku, kemanapun kau pergi, aku tetap akan bisa menemukanmu, Xeena."

Jeremy Suryoprojo atau Jeremy Wang, dia merupakan bos Xeena.

Pria yang selalu acuh terhadap orang lain itu tiba-tiba tertarik kepada Xeena.

Xeena yang hanya ingin hidup dengan tenang kini malah berurusan dengan bos obsesif sekaligus ketua Geng Wang.

Lalu bagaimana kehidupan Xeena setelah bertemu dengan Jeremy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawanan Cinta 01

Krompyang

Pagi hari yang sangat tenang itu diusik dengan sesuatu yang memekakkan telinga. Tapi gadis bermata coklat dan berambut ikal itu sama sekali tidak peduli. Dia memilih untuk diam dikamar dan kembali menaik selimutnya.

Pyar

Lagi, kali ini entah apa yang dilemparkan sehingga suaranya amat sangat nyaring.

"Asem, ini apa lagi sih. Pagi-pagi udah ribut aja. Ndak bisa lihat orang istirahat apa?"

Mau tidak mau gadis itu bangkit dari ranjangnya. Dia merapikan tempat tidur, dan kemudian bersiap untuk mandi. Hari libur yang seharusnya bisa ia gunakan untuk bersantai tapi ternyata ia harus mendengarkan kericuhan pagi ini.

Sebenarnya bukan libur, tapi dirinya tengah kehabisan masa kerja jadi lebih tepatnya dia sekarang pengangguran.

"Apa sih brisik banget?" ucap gadis itu kesal.

"Ck, jangan ikut campur. Aah iya mending beresin ini. Pas banget koe teko (kamu datang)," sahut pemuda dengan seringai di bibirnya.

"Dih siapa yang mengacau, siapa yang diminta ngebersin. Ndak mau, lakuin aja dewe (sendiri.)"

"Xeena! Xeena, balik ndak!"

Xeena Resistalya, wanita 25 tahun itu tidak memedulikan teriakan adiknya. Dia sudah tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Aldo ini hanyalah untuk membuatnya terlibat masalah. Dan pergi merupakan jalan terbaiknya.

"Xeenaaaaa!"

Suara Aldo yang memekik sungguh memekakkan telinganya. Tapi lagi-lagi Xeena tidak peduli. Dia malah semakin cepat melangkah pergi meninggalkan rumah. Berbekal motor bebek yang selama ini menemaninya kemanapun dia pergi, Xeena berhasil lepas dari tragedi keributan pagi itu.

"Huh, untung ndang mlayu (segera lari). Sialan bener si Aldo, seneng banget nyari gara-gara. Kenapa lagi coba dia pagi-pagi udah bikin ribut begitu."

Bruuum

Xeena semakin cepat melajukan motornya. Dia sungguh enggan jika harus kembali ke rumah. Dari kaca spion terlihat Aldo terus memanggilnya. Tapi Xeena sama sekali tidak peduli.

Usia Xeena 25 tahun dan Aldo 20 tahun. Namun Aldo sama sekali tidak memiliki sisi dewasa. Tingkahnya seperti anak kecil terlebih setiap menginginkan sesuatu.

Keluarga Xeena sebenarnya bukan termasuk di bawah garis kemiskinan. Mereka cukup mampu karena ayah Xeena yakni Sangaji memiliki sebuah toko bangunan yang bisa dikatakan cukup besar meski juga tidak besar sekali. Hanya saja selama ini Xeena selalu berusaha hidup mandiri.

Semua itu karena Aldo dan juga Wita. Setelah ibu Xeena meninggal, kehidupan Xeena sungguh sangat berubah. Dia harus melakukan banyak hal segalanya sendiri termasuk menghasilkan uang bagi dirinya.

"Haah, kapan aku bisa keluar dari rumah ini. Tabunganku jelas ndak cukup buat minggat dari rumah. Apalagi aku baru aja habis kontrak." Xenna menggerutu sepanjang mengendarai motornya.

Kruuuccccuk

"Ugh sial, mana laper lagi," keluhnya pelan.

Xeena melihat ke kanan dan ke kiri, mencari warung yang sekiranya bisa untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Akhirnya dia menemukan satu tempat makan yang ia anggap cocok untuk sarapan. Sebuah warung gudeg. Meskipun dia jarang memakan gudeg untuk sarapan, tapi saat ini dia merasa itu pilihan yang paling cocok.

Sembari menyantap makanannya, Xeena membuka surat elektronik yang ada di ponsel. Dia berharap dari sekian banyak lamaran-lamaran yang ia kirim setidaknya ada satu atau dua pemberitahuan untuk datang wawancara.

Sudah satu bulan ini Xeena menganggur. Itu lumayan membuatnya was-was. Jika terus begini, maka apa yang ia cita-citakan akan terbengkalai.

Sangaji, sebagai ayah dia sungguh keterlaluan. Sangaji selalu sibuk dengan tokonya sehingga abai dengan segala hal tentang Xeena. Apalagi mata Sangaji sudah dibutakan dengan Wita--ibu tiri Xeena.

Maka dari itu, diusia Xeena yang sekarang ini seharusnya dia sudah selesai dengan pendidikan S1 nya. Namun Xeena harus menunda kuliahnya di tengah jalan karena keterbatasan biaya.

Sungguh aneh bukan, dengan dalih biaya kuliah Aldo lebih banyak, Xeena diminta mengalah. Dan Sangaji hanya diam saja ketika Wita bicara demikian.

"Ibu, aku kangen sama Ibu," ucap Xeena tiba-tiba.

Ketika membuka ponselnya, Xeena melihat foto Liliana yang ia gunakan sebagai wallpaper ponsel. Air matanya tanpa sadar meluncur dengan sendirinya. Ia ingin sekali kembali ke masa dimana dia hidup bersama ibunya. Tapi tentu saja semua itu tidak bisa. Waktu tak dapat diputar dan dia harus menjalani apa yang saat ini sedang terjadi.

"Nah ketemu. Di sini kamu rupanya."

"Ck, apaan si Do. Ngapain kamu ngikutin aku ha?"

"Pulang, aku laper. Masakin sesuatu buatku."

"Wegah ( tidak mau)!"

Aldo, entah kapan pemuda itu mengikuti Xeena, tapi yang jelas dia sudah berada di sisi Xeena. Aldo yang dibesarkan dengan sellau disuapi, membuat anak itu sama sekali tidak dewasa dan juga manja. Umurnya sudah 20 tahun tapi sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa.

Meskipun laki-laki hal dasar seperti membuat makanan untuk dirinya sendiri seharusnya bisa. Menggoreng telor atau sekedar membuat mie, tapi Aldo tidak. Dia selalu menyuruh orang lain melakukannya untuk dirinya.

"Ck pulang cepet. Aku laper ini." Aldo ternyata masih terus mendesak.

"Lha yang laper perut mu kok aku yang kamu suruh. Masak sendiri, makanya mandiri jangan manja. Jangan selalu jadi anak ibu. Wanita mana yang nantinya mau sama kamu. Laki model kamu itu bibit-bibit patriarki," ucap Xeena kesal.

Sreeet

Ceklek

Bruuuum

Xeena tidak peduli dengan wajah Aldo yang merah padam karena marah. Baginya sudah jadi makanan sehari-hari untuk selalu ribut dengan adik tirinya itu.

Dan setiap keributan yang terjadi, pasti ujung-ujungnya dia yang disalahkan. Wita selalu merajakan putranya sedangkan Sangaji hanya bersikap acuh tak acuh. Sungguh membuat Xeena semakin tidak betah untuk lebih lama hidup di rumah itu.

"Sekarang harus kemana lagi ini? Mau pulang ke rumah juga males banget. Sekarang sih oke karena wanita itu ndak ada di rumah, tapi nanti kalau udah pulang serasa babu aku ada di rumah."

Xeena mengusap wajahnya kasar. Dia seolah tidak punya tempat tujuan. Rumah yang seharusnya merupakan tempat untuk pulang dan menghilangkan semua kelelahan malam menjadi tempat sumber segala keburukan dalam perasaannya.

Gadis itu kembali melihat ke belakang, dia malas saja jika Aldo mengikutinya lagi. Tapi ternyata tidak, Aldo sama sekali tidak terlihat di belakang sana berarti anak itu tidak mengikutinya.

"Ke rumah Melky aja kali ya. Semoga dia lagi ada di rumah."

Xeena melajukan motornya sedikit lebih cepat. Dia berniat untuk datang ke rumah Melky, teman SMA nya yang sampai sekarang masih berhubungan. Melky adalah satu-satunya teman yang memiiki hubungan dekat dengannya. Melky juga sering membantu Xeena di saat gadis itu dalam kesulitan.

Sesampainya di depan rumah Melky, Xeena mematikan motornya. Dia mengambil ponsel untuk menelpon temannya itu.

"Mel, di rumah ndak?"

"Ada, kenapa Xeen?"

"Aku sekarang ada di depan rumah mu."

Tanpa membutuhkan waktu lama, Melky langsung berlari ke luar dan menghampiri Xeena. Xeena tersenyum, dia sungguh merasa beruntung memiliki teman seperti Melky ini.

"Ini masih pagi udah keluyuran aja."

"You know lah, apa yang membuat aku kayak gini. Apalagi udah sebulan ini nganggur, kupingku dah berasa pengen berdarah karena selalu denger ocehan mereka tanpa henti. Ada info kerjaan ndak, Mel. Apa aja deh yang penting aku kerja. Aku pengen keluar dari rumah, ngekos. Kalau kayak gini terus lama-lama edan aku dibuatnya."

Hmmm

Melky terdiam sejenak. Dia bekerja di sebuah perusahaan yang lumayan besar di kota tersebut. Hanya saja untuk informasi lowongan jelas dia kurang tahu.

"Bentar aku tanyain temen yang di bagian HRD. Sapa tahu ada."

"Please, ada lah. Jangan sapa tahu ada. Mugo-mugo ono (semoga ada)."

Melky menoyor kepala Xeena. Anak ini minta tolong tapi maksa, begitu lah yang Melky katakan. Tapi Melky mengatakan itu hanya bercanda. Dia tahu persis bagaimana kehidupan berat yang dijalani temannya itu.

"Ada nih Xeen, tapi OG. Cuman itu yang sesuai sama kamu. Piye, gelem ra (gimana, mau tidak)?"

"Oke gelem (mau) yuk cuss. Pinjem baju dan minta kertas. Hari ini juga aku akan datang melamar."

TBC

Hai karya baru aku. Mohon bantuannya ya manteman untuk konsisten hehhe. Yang Arlo dah gagal soale hahhaha.

Selamat membaca ya.

Disclaimer: Karya ini tidak menggunakan bahasa baku. Jadi please jangan komen "kok bahasanya medok?"

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
gak usah dipikirin Aldo ortumu pergi aja skrng tinggal sama Xeena
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Jeremy inget ada Aldo lho 😅😅
Esther Lestari
wis bener Do metu teko omah....bapak ibukmu lagi puyeng iku.
Esther Lestari
eling Jer onok Aldo ndik apartemen....ojok sampek konangan Aldo😁
Azahra Rahma
emak Karo bapakmu wes gendeng do,,jorke wae
Azahra Rahma
awas nanti tiba² Aldo terbangun dan keluar kamar ya Jeremy
Srie Handayantie
pergii sajalah Aldo gak enak juga tinggal dimana dirumah Tidak ada kehangatan SMA sekali
Srie Handayantie
bisaaa aee tuh yg bilang rinduuu
marie_shitie💤💤
𝒘𝒂𝒉, 𝒌𝒖𝒅𝒖 𝒅𝒊 𝒂𝒎𝒖𝒌 𝒏𝒊𝒉 𝒃𝒊𝒏𝒊
marie_shitie💤💤
𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉𝒂𝒂𝒉𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒎𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
Dewi kunti
kamu sama kamu
marie_shitie💤💤
𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉𝒂 𝒌𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒑𝒖 𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒋𝒊
Dwi ratna
nikah sambil kuliah kn gk msalh jer
partini
bareng kn bisa nikah iya kuliah jg jalan
Inah Ilham
nyengir to kowe, ngono wae kok ndadak nganggo gengsi dan menggerutu
Esther Lestari
kapok kamu Sangaji kena tipu....siap2 melarat
marie_shitie💤💤
𝒅𝒂𝒉 𝒄𝒐𝒄𝒐𝒌 𝒌𝒍𝒐 𝒃𝒈𝒕𝒖
marie_shitie💤💤
𝒂𝒏𝒄𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒊𝒌
marie_shitie💤💤
𝒌𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒑𝒆 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒂𝒍𝒕𝒂𝒓 𝒋𝒂𝒏𝒋𝒊 𝒔𝒖𝒄𝒊
Azahra Rahma
otw jadian nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!