Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Retakan Besar
Nayla menghembuskan nafas panjang, ia memejamkan mata sejenak untuk mengabaikan segala bisikan yang ia dengar di belakangnya. Ia menatap lurus ke arah hakim yang tengah membaca gugatannya.
Dan saat hakim bertanya sekali lagi apakah keputusannya untuk bercerai sudah bulat, Nayla menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin.
"Iya. Saya tetap ingin bercerai tuan hakim." Ucapnya dengan mantap dihiasi senyum tipis diwajah cantiknya.
Mungkin orang-orang akan menganggapnya gila, saat tersenyum di situasi seperti itu. Pernikahan yang ia jalani selama 5 tahun harus kandas begitu saja. Walaupun memang ada rasa kecewa, sekarang ia jauh merasa lebih lega.
Stefan, mantan suaminya melirik ke arah Nayla dengan tatapan bingung bercampur menyesal. Ntah apa yang di sesalkan olehnya. Mungkin ia juga bertanya-tanya kenapa Nayla bisa tersenyum bahkan terlihat lebih lega tanpanya.
Selama ini Nayla telah menjadi istri dan pasangan yang begitu sempurna untuk Stefan. Hubungan keduanya terjalin begitu erat, mengingat mereka adalah teman sedari kecil. Pasangan yang begitu sempurna di mata orang-orang.
Namun, kebahagiaan itu langsung hilang begitu saja saat Stefan dengan terang-terangan membawa seorang gadis ke tengah hubungan pernikahan mereka. Dan secara tidak tahu malunya, ia ingin menjadikan gadis itu istri keduanya.
Sayangnya, Nayla bukanlah wanita bodoh yang hanya akan patuh pada keinginan suaminya. Tentu saja, Nayla menolak keras keinginan itu. Dan ia lebih memilih berpisah dengan suaminya daripada harus diduakan.
"Saya tetap ingin bercerai tuan hakim. Tak ada alasan bagi saya untuk tetap mempertahankan pernikahan ini. Lagipula, saya tak ingin menjadi penghalang bagi dua orang yang saling mencintai." Imbuh Nayla dengan nada setengah mengejek.
Kerumunan orang-orang di belakangnya langsung berbisik mencibir. Begitu juga Stefan yang langsung menatap tajam ke arahnya. Ia tahu, hal itu akan merusak harga diri dan reputasi stefan. Karena, semua orang akhirnya tahu kalau Stefan lah yang bermasalah hingga terjadi perceraian itu.
Namun, Nayla tak sedkit pun merasa gentar, karena ia tahu di belakangnya ada keluarga dan juga teman-temannya yang mendukung penuh keputusannya.
Ia ingin segera persidangan itu berakhir, agar ia segera terbebas dari Stefan dan segala dramanya. Pernikahan yang sudah bagaikan racun dalam hidupnya, memang sudah tak layak lagi dipertahankan.
Setelah menimbang segala bukti yang ada, hakim pun membacakan keputusannya. Ia menyetujui perceraian Nayla dan Stefan. Dan saat palu sudah diketuk, mereka berdua sudah resmi bercerai.
Mendengar itu, udara berat di sekitar Nayla langsung terasa terangkat. Ia menghembuskan nafas lega. Suasana hatinya juga jadi jauh lebih baik. Akhirnya, ia terbebas dari belenggu yang telah menyiksanya beberapa waktu ini.
"Apakah persidangannya sudah selesai?" Tanya seorang pemuda yang duduk di kursi paling belakang. Ia berbicara dengan setengah berteriak sampai semua mata tertuju padanya.
Pemuda itu perlahan bangkit dari duduknya dan berjalan ke depan, ke arah Nayla yang masih duduk di kursinya. Stefan menatap itu dengan bingung, terlebih saat ia mengenali siapa pemuda itu.
"Karena anda sudah sendiri sekarang. Bolehkah aku menggenggam tanganmu, nona?" Ucap Hayden dengan senyum menggoda. Nayla pun ikut terseyum dibuatnya.
"Dengan senang hati tuan." Jawabnya sambil menerima uluran tangan Hayden.
Nayla pun bangkit dari duduknya kemudian melingkarkan tangannya dilengan Hayden dengan mesra.
"Apa maksud semua ini Nayla?!" Seru Stefan yang terlihat sangat marah.
Nayla hanya diam dan tersenyum menyaksikan tatapan murka mantan suaminya itu. Ia merasa sangat puas dengan drama yang baru saja ia buat. Menurutnya itu cukup untuk membalaskan penghinaan Stefan padanya selama ini.
....
Keluarga Calypso adalah salah satu keluarga besar dan terpandang di negara A. Kekayaan dan nama keluarganya terkenal di seluruh penjuru negeri. Dan Nayla merupakan anak kedua sekaligus putri satu-satunya dari keluarga itu. Nayla Elara Calypso.
Dari kecil ia hidup dengan terhormat dan bergelimang harta. Ia juga sangat di sayang oleh keluarganya. Kehidupan yang begitu sempurna.
Ditambah saat pertama kalinya ia bertemu dengan kelurga Stefan dari keluarga Saverio. Keluarga itu adalah keluarga paling terpandang dan terkemuka di negara A. Dan Stefan adalah satu-satunya anak sekaligus pewaris dari keluarga itu. Stefan Bastian Saverio
Keduanya bertemu untuk pertama kalinya saat berusia 7 tahun. Dan setelah pertemuan itu, keduanya menjadi teman akrab dari kecil. Kedua keluarga yang merasa kedekatan anak-anak mereka cukup baik mencoba untuk mengikat keduanya dalam hubungan yang lebih dalam.
Saat itu, baik Nayla dan Stefan sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Membayangkan mereka akan hidup bersama menjadi sebuah keluarga suatu hari nanti, dengan hubungan pertemanan mereka saat itu, justru membahagiakan bagi keduanya.
Setelah menikah di usia mereka yang ke 25 tahun waktu itu. Keduanya menjalani kehidupan pernikahan yang begitu damai. Nayla menjalankan peranannya sebagai istri dan pasangan yang luar biasa di samping Stefan. Terlebih tepat beberapa bulan setelah pernikahan pemimpin keluarga Saverio, ayah Stefan meninggal dunia.
Dan semenjak saat itulah, Stefan harus mewarisi semua kekayaan sekaligus beban dari keluarganya. Dan di saat itulah peranan Nayla sangat besar. Ia berdiri begitu kokoh di samping sang suami, sampai Stefan bisa bangkit menjadi pemimpin keluarga yang besar seperti sekarang.
Namun, kedamaian itu langsung runtuh selama setahun terakhir sebelum tuntutan perceraian akhirnya Nayla layangkan pada suaminya, setelah 5 tahun pernikahan.
...
Hari itu saat Nayla baru saja sampai di rumah, setelah melakukan meeting penting dengan salah satu kolega bisnis suaminya, ia merasa ada yang aneh dengan suasana rumahnya itu.
Ia melihat para pelayan sedang berbisik dan menatapnya dengan tatapan bingung dan iba?
"Apa yang terjadi?" Tanya Nayla pada para pelayan setianya.
"Maafkan saya harus mengatakan ini pada anda nyonya ... Sebenarnya, baru saja tuan pulang dengan membawa seorang gadis muda bersamanya. Tuan membawanya ke paviliun belakang." Jawab Ana kepala pelayannya sambil membungkukkan badannya merasa tak tega harus menyampaikan berita itu pada nyonya yang sangat ia hormati itu.
Nayla hanya diam, ia berusaha mencerna apa maksud dari perkataan Ana itu.
"Mungkin itu tamu suamiku? Apa yang salah dengan itu?" Tanya Nayla yang berusaha masih berpikir positif.
"Maaf harus mengatakan ini lagi nyonya. Saya rasa itu bukan hanya sekedar tamu... Ta-tadi tuan memerintahkan kami untuk memperlakukan gadis itu dengan baik mulai sekarang. Gadis itu tiba dengan salah satu kaki yang digips. Sepertinya ia baru saja terluka dan tuan sangat memperhatikan gadis itu." Jawab Ana dengan berat hati.
Nayla kembali terdiam. Sisi lain hatinya sudah mulai menebak ke arah mana obrolan ini berakhir. Namun, ia masih berusaha tenang. Ia masih melihat beberapa pelayan yang seperti ingin menambahkan ceritanya, tapi terlihat ragu.
"Kalau masih ada yang ingin kalian sampaikan. Kalian bisa mengatakannya padaku." Ucap Nayla dengan tenang.
"Se-sebenarnya, gadis itu terlihat sangat cantik nyonya. Wajahnya yang kecil terlihat imut, polos dan tak bersalah ... Ta-tapi, tentu saja tak secantik anda nyonya. Dia tak punya kharismatik seperti anda. Maksud saya, kecantikan gadis itu seperti kecantikan gadis-gadis pemikat." Imbuh Lisa pelayannya yang lain.
Batin Nayla mulai berkecamuk. Ia bertanya-tanya siapa gadis yang dibawa oleh suaminya itu? Apakah memang seperti dugaan para pelayannya bahwa suaminya itu telah terpikat pada kecantikan gadis itu?
"Apa ada yang mau menambahkan lagi?" Tanya Nayla sekali lagi ke arah pelayannya.
"Ini hanya dugaan saya nyonya. Se-sepertinya tuan menyukai gadis itu. Tuan terlihat sangat memperhatikan gadis itu. Saya tak pernah melihat tuan seperti itu selain pada anda selama ini." Ucap Risa salah satu pelayannya yang lain.
Mendengar perkataan Risa itu, seakan ketakutan dalam hatinya telah menjadi nyata. Nayla hanya bisa diam mematung di tempatnya.
"Anda tenang saja nyonya. Kami semua ada dipihak anda. Siapapun gadis itu, nyonya yang kami akui hanyalah anda." Ucap Ana memberi dukungan pada Nayla yang terlihat begitu terpukul saat itu.
Nayla bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskan ia segera berlari menuju ke paviliun belakang dan menangkap basah suaminya itu? Atau apa yang harus ia lakukan? Ia tak pernah menyangka hal ini akan terjadi dalam kehidupannya. Sampai ia tak bisa berpikir secara jernih.
Akhirnya, Nayla memilih menunggu di dalam kamarnya sampai sang suami datang. Ia masih belum mau melihat secara langsung hubungan antara suaminya dengan gadis itu. Ia berdiam diri menunggu Stefan datang padanya.
Namun, berapa lama pun ia menunggu. Malam itu, suaminya tak datang ke kamarnya. Di sanalah Nayla seakan mendengar suara retakan yang sangat besar dalam hubungan pernikahannya. Karena, mulai saat itu pernikahannya yang damai dan membahagiakan tak kan lagi sama.
.
.
.
Bersambung ...