Izinkan Aku Bahagia

Izinkan Aku Bahagia

Berdebat

Seorang gadis yang sedang terduduk lemah dilantai kamar mandi dengan keringat dingin yang terus keluar dari tubuhnya serta wajah yang pucat mencoba mengumpulkan kembali tenaganya karna di sebabkan dirinya yang terus memuntahkan isi perutnya,selain cairan putih dan menjadi kuning pahit yang keluar dari mulutnya.

" kenapa sih hampir lima hari terus-terusan muntah gini setiap pagi " gumam gadis itu

setelah merasa cukup memiliki tenaga gadis itu beranjak dari kamar mandi dan sebelumnya sudah membersihkan diri, dilanjutkan dengan bersiap-siap untuk pergi bekerja.

saat keluar dari kamarnya dan berjalan melewati dapur gadis itu melihat ART yang membantunya di rumah sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya.

" selamat pagi bi Tini" sapanya dengan senyum manisnya

" pagi non Mita " sahut bi Tini dengan senyum

" enak nih sarapannya " puji Mita

" ya sudah sarapan dulu non " ucap bi Tini

Mita pun mulai mengambil sarapannya dan saat akan menyuapkan satu sendok makanan kedalam mulutnya perutnya kembali mual saat aroma masakan masuk kedalam hidungnya, seperti di aduk-aduk, membuatnya harus berlari ke kamar mandi.

Hoeeekk.... hooeeekkkk ....

bi Tini yang melihat nona nya berlari dengan cepat ikut menyusul dan membantu menepuk-nepuk pundak belakang Mita tanpa rasa jijik justru merasa kasihan dengan nona yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri itu.

" non, non Nita kenapa, masuk angin ya ?" tanya bi Tini

" gak tau bi, sudah lima hari Mita begini setiap bangun tidur, dan gak bisa makan seenak dulu" ucap Mita

" apa bibi temani ke dokter aja non ?" tawar bi Tini

" enggak bi, hari ini Mita ada rapat dikantor gak bisa di tunda, ya udah Mita udah gak papa, Mita kerja dulu ya bi, maaf sarapannya gak bisa Mita makan " uca Mita dengan raut wajah sedih, karna sebenarnya dia sangat ingin makan sarapannya walau sedikit.

" iya gak papa non, non Mita hati-hati ya, kalo sakit atau ada apa-apa kasih tau bibi " ucap bi Tini khawatir.

.

.

.

Mita mengemudikan mobilnya menuju tempatnya bekerja, di salah satu perusahaan terbesar di ibukota, Pl grup merupakan perusahan yang bergerak di hampir segala jenis bisnis yang ada di Indonesia.

Mita bekerja sebagai sekretaris direktur keuangan di perusahaan Pl grup. yang membuatnya tak jarang harus berurusan dengan presdir Pl grup.

Mita sudah sampai di perusahaan tempatnya bekerja dengan langkah malas dia mulai memasuki perusahaan, banyak yang menyapa nya karna Mita memang seorang yang ramah.

" huh rasanya berat banget kaki mau masuk ruangan ini, untunglah tinggal dua bulan lagi kontrak kerja ku selesai " gumamnya saat masuk kedalam ruangan nya

Mita menyiapkan beberapa berkas yang akan di gunakannya untuk rapat akhir bulan yang biasa dilaksanakan tiap bualannya.

setelah semua siap mita memberitahukan pada pimpinananya.

" selamat pagi pak Wahyu " sapanya

" hai. .. selamat pagi Mita " sahut Wahyu

" semua dokumen yang bapak perlukan sudah saya siapkan pak, hanya tinggal tanda tangan presdir " ucap Mita

" kamu aja ya yang keruangan bos, males saya pagi-pagi ketemu bos kamu itu " ucap Wahyu

Mita mendengus kesal dia sudah tau jika bos nya ini akan menyuruhnya dengan alasan ' malas '

" gak mau itu kerjaan bapak, saya masih ada yang harus di kerjakan " sahut Mita

" eeh gak, gak , gak ada penolakan ya, cepetan 20 menit lagi rapat di mulai " perintah Wahyu

" nih dokumenya silahkan bapak urus sendiri, saya gak mau berdebat ya sama bapak gegara dokumen " ucap Mita kesal dan melangkah keluar ruangan atasanya.

Wahyu dan Mita merupakan teman atau bisa di bilang sahabat sejak mereka satu sekolah di SMP yang sama hingga mereka kuliah dan sekarang bekerja di satu perusahaan yang sama.

mereka akan bersikap profesional jika sedang bersama atau berkumpul dengan karyawan yang lainya tetapi mereka akan dengan sikap santainya jika hanya berdua.

kini giliran Wahyu yang mendengus kesal pada Mita, jika dia melanjutkan berdebat dengan sekretarisnya itu maka akan memakai waktu yang panjang.

" siang nanti temani aku makan " ucap Wahyu saat melewati meja sekretarisnya

" ogah kalo aku jadi tameng mu lagi " sahut Mita

" pilih anterin dokumen ini atau makan siang bareng ?" Wahyu menyeringai dan menatap Mita yang kesal dengan dirinya

" ya udah makan siang aja " jawab sinis Mita

" anak pinter " ucap Wahyu dan mengacak-acak puncak kepala Mita, kemudian berlari dengan tertawa riang.

" WAHYUUUUUUU " teriak Mita

" sabar... sabar... untung aja kamu masih atasan aku wahyu, kalo gak sudah ku buang kamu ke jurang" Mita bergumam dan mengelus dadanya menenangkan kekesalanya.

.

.

.

tok... tok... tok...

" Masuk " perintah seorang yang sedang di sibukkan dengan tumpukan kertas dihadapannya.

" nih perlu tanda tangan lo Bim, " ucap Wahyu

" bisa gak sih lo profesional " ucap Bimo

" kita berdua juga " sahut Wahyu

" kemana sekretaris lo, tumben lo yang kesini ?" tanya Bimo sambil mengecek ulang dokumen di depannya

" gue umpetin biar gak lo goda," Wahyu melirik dokumen yang di tanda tangani oleh Bimo

" udah kan, sini, inget sepuluh menit lagi kita rapat" ucap Wahyu mengingatkan

" hemm " Bimo hanya berdehem menjawab ucapan Wahyu

Wahyu pun berjalan keluar dari ruangan Bimo dan menuju ruang rapat bersama Mita yang sudah menunggunya di depan lift.

Wahyu merupakan sepupu dari Bimo yang sudah tak memiliki orang tua, ayahnya meninggalkannya dengan wanita lain sedangkan ibunya meninggal karna sakit, hingga Wahyu tak pernah menganggap bahwa ayahnya masih hidup.

walaupun begitu dia tetap mendapat kasih sayang layaknya orang tua dari keluarga Bimo kedua orang tua Bimo bahkan sangat menyayangi seperti anak sendiri,Wahyu juga sangat bersyukur walaupun keluarga Bimo bukan sepupu dekatnya tetapi mereka tak pernah membedakannya. Wahyu pun sangat menyayangi kedua orang tua angkatnya.

.

.

.

Bimo sudah berada dalam ruang rapat dan siap untuk memimpin rapat bulanan. kegiatan rapat pun berjalan lancar seperti biasanya hanya saja menghabiskan lebih banyak waktu hingga empat jam lamanya.

setelah rapat selesai para karyawan lainnyapun bergegas meninggalkan ruang rapat untuk kembali kepekerjaan mereka masing-masing begitu pula dengan Mita yang sudah selesai membereskan semua barangnya dan akan kembali ke ruangan nya bersama Wahyu.

" langsung aja yu, lapar aku " ajak Wahyu pada Mita, dan anggukan kepala sebagai jawaban dari Mita karna sudah memasuki jam makan siang dan istirhat.

" Mita ikut saya " ucap Bimo tiba-tiba

" maaf pak tapi sekarang waktu istirahat " sahut Mita

" kalo gitu makan siang sama saya, Andi pesan makanan untuk kita, kamu ikuti saya " perintah Bimo

" baik pak " jawab Andi

" gak bisa gitu dong kan gue yang ajak Mita duluan makan siang Bim" sela Wahyu saat Bimo akan menarik tangan Mita

" batalkan, urusan gue lebih penting sama dia " ucap Bimo dengan menatap tajam pada Mita

" saya sudah janji dengan pak Wahyu jadi saya seharusnya pergi dengan pak Wahyu pak " ucap Mita

" gak perduli " ucap Bimo dan menarik tangan Mita agar mengikuti langkahnya.

" emang lo bosnya " kesal Wahyu

Andi yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sambil mengetik sesuatu di ponselnya, Wahyupun pergi meninggalkan ruang rapat itu.

.

.

.

di sisi lain Bimo dan Mita yang sudah di dalam ruangan Bimo hanya saling diam, beberapa saat kemudian Bimo mulai pembicaraannya.

" gimana sudah ada hasilnya, batal atau di teruskan ?" tanya Bimo

Mita diam tidak menjawab pertanyaan Bimo, sejenak dia berpikir agar tidak salah saat menjawab nanti atau saat Bimo mulai membentaknya.

" jawab kenapa diem ?" bentak Bimo

" kalo kamu mau batal, kamu tinggal bilang sama tante Maya dan om Ryan, orang tua ku juga pasti bakal setuju, gak usah ngajak aku berdebat" jawab Mita

" itu udah aku lakuin tapi gak ada hasil " sahut Bimo

" ya udah kenalin aja kak Via dan kalian bisa nikah, tante dan om pasti setuju, " ucap Mita

" enteng kamu ngomong ya, kamu pikir nikah mudah, perlu persiapan banyak hal " sahut Bimo

" ya udah bilang aja sama om dan tante kalo kamu mau lanjutkan perjodohan " ucap asal Mita, beberapa saat kemudian Mita menutup mulut nya dengan kedua tangannya dan menatap was-was pada Bimo.

Bimo menyeringai mendengar jawaban Mita, dia berjalan mendekat ke arah Mita yang berdiri di depannya. " ka... kamu mau ngapain ?" tanya Mita yang mulai melangkah mundur " jangan macam-macam " ucapnya lagi saat dirinya sudah terhimpit di dinding ruangan Bimo.

" kamu harus bisa batalkan perjodohan itu, kalo kamu mau meneruskannya kamu tau bakal nerima apa dari aku " bisik Bimo di telingan Mita.

" kamu jangan keterlaluan, ngancam aku gitu, kamu pikir aku gak ada usaha, kamu tuh yang mesti usaha buat batalin, kecuali kamu emang minat nikah sama aku " jawab Mita dengan sedikit nada marah

Bimo menatap tajam Mita yang juga menatapnya tak kalah tajam, tak lama Mita menundukkan kepalanya dengan sedikit gelengan kepala.

" itu mau kamu,? baiklah kita rencanakan dengan sempurna " ucap Bimo menyeringai jahat membuat Mita yang melihatnya bergidik ngeri

" jangan berha... hhhmmmpppp " ucapan Mita terhenti saat Bimo mulai menciumnya dengan kasar, Mita membulatkan matanya mencoba mendorong Bimo tetapi sayang Bimo mengunci pergerakan tubuhnya. Bimo melepaskan ciumananya saat di rasa mulai kehabisan oksigen, Mita menghirup udara sebanyak-banyaknya yang dia bisa, air mata yang sedari tadi ditahannyapun lolos menetes di pipinya.

" terus aja permalukan aku dengan seenak kamu, karna hanya hidup kamu yang berharga " ucap lirih Mita dengan air mata yang masih menetes, Mita mendorong tubuh bimo yang sudah melonggarkan dirinya dari himpitan, tidak di rasakannya lagi bibirnya yang terasa perih dan sakit karna ulah Bimo.

Bimo menyeringai jahat " ini pantas kamu terima " ucap nya saat Mita mulai berjalan keluar ruangannya. " dan itu hanya hukuman kecil untuk keberanian mu " ucap Bimo lagi yang masih terdengar jelas oleh Mita

saat sudah keluar ruangan Mita tak sengaja bertemu dengan Andi yang datang membawa makanan mereka, Mita tak menghiraukan sapaan Andi dan terus berjalan menuju toilet.

sedangkan di dalam ruangannya Bimo melampiaskan kekesalanya dengan membanting dan menghancurkan beberapa barang yang ada di dalam ruangan

" aaaaarrrrrggggggg......." teriak Bimo

Andi yang masuk keruangan bosnyapun terkejut saat melihat keadaan kantor itu yang sudah seperti kapal pecah.

" apa " bentak Bimo pada Andi

" maaf pak saya mengantarkan pesanan bapak " jawab Andi

" taruh dan keluar " perintahnya.

" baik pak " setelah meletakkan makanan Andi pun dengan cepat keluar dari ruangan Bimo.

****************

terimakasih buat teman-teman pembaca, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, coment dan vote dengan poin yang kalian punya 😘

jika berkenan klik bintang yang ada di depan dan berikan rate kalian untuk cerita ini, satu lagi hati kalian harus ❤ seperti ini ya agar selalu tau ketika cerita ini sudah di up.

Terpopuler

Comments

Egha

Egha

mau coba lanjut baca lagi...

2021-07-23

0

Cahya

Cahya

aku mampir

2020-10-07

1

ayyona

ayyona

like like duyu 😎😍

2020-10-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!