Seorang gadis yang sedang terduduk lemah dilantai kamar mandi dengan keringat dingin yang terus keluar dari tubuhnya serta wajah yang pucat mencoba mengumpulkan kembali tenaganya karna di sebabkan dirinya yang terus memuntahkan isi perutnya,selain cairan putih dan menjadi kuning pahit yang keluar dari mulutnya.
" kenapa sih hampir lima hari terus-terusan muntah gini setiap pagi " gumam gadis itu
setelah merasa cukup memiliki tenaga gadis itu beranjak dari kamar mandi dan sebelumnya sudah membersihkan diri, dilanjutkan dengan bersiap-siap untuk pergi bekerja.
saat keluar dari kamarnya dan berjalan melewati dapur gadis itu melihat ART yang membantunya di rumah sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya.
" selamat pagi bi Tini" sapanya dengan senyum manisnya
" pagi non Mita " sahut bi Tini dengan senyum
" enak nih sarapannya " puji Mita
" ya sudah sarapan dulu non " ucap bi Tini
Mita pun mulai mengambil sarapannya dan saat akan menyuapkan satu sendok makanan kedalam mulutnya perutnya kembali mual saat aroma masakan masuk kedalam hidungnya, seperti di aduk-aduk, membuatnya harus berlari ke kamar mandi.
Hoeeekk.... hooeeekkkk ....
bi Tini yang melihat nona nya berlari dengan cepat ikut menyusul dan membantu menepuk-nepuk pundak belakang Mita tanpa rasa jijik justru merasa kasihan dengan nona yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri itu.
" non, non Nita kenapa, masuk angin ya ?" tanya bi Tini
" gak tau bi, sudah lima hari Mita begini setiap bangun tidur, dan gak bisa makan seenak dulu" ucap Mita
" apa bibi temani ke dokter aja non ?" tawar bi Tini
" enggak bi, hari ini Mita ada rapat dikantor gak bisa di tunda, ya udah Mita udah gak papa, Mita kerja dulu ya bi, maaf sarapannya gak bisa Mita makan " uca Mita dengan raut wajah sedih, karna sebenarnya dia sangat ingin makan sarapannya walau sedikit.
" iya gak papa non, non Mita hati-hati ya, kalo sakit atau ada apa-apa kasih tau bibi " ucap bi Tini khawatir.
.
.
.
Mita mengemudikan mobilnya menuju tempatnya bekerja, di salah satu perusahaan terbesar di ibukota, Pl grup merupakan perusahan yang bergerak di hampir segala jenis bisnis yang ada di Indonesia.
Mita bekerja sebagai sekretaris direktur keuangan di perusahaan Pl grup. yang membuatnya tak jarang harus berurusan dengan presdir Pl grup.
Mita sudah sampai di perusahaan tempatnya bekerja dengan langkah malas dia mulai memasuki perusahaan, banyak yang menyapa nya karna Mita memang seorang yang ramah.
" huh rasanya berat banget kaki mau masuk ruangan ini, untunglah tinggal dua bulan lagi kontrak kerja ku selesai " gumamnya saat masuk kedalam ruangan nya
Mita menyiapkan beberapa berkas yang akan di gunakannya untuk rapat akhir bulan yang biasa dilaksanakan tiap bualannya.
setelah semua siap mita memberitahukan pada pimpinananya.
" selamat pagi pak Wahyu " sapanya
" hai. .. selamat pagi Mita " sahut Wahyu
" semua dokumen yang bapak perlukan sudah saya siapkan pak, hanya tinggal tanda tangan presdir " ucap Mita
" kamu aja ya yang keruangan bos, males saya pagi-pagi ketemu bos kamu itu " ucap Wahyu
Mita mendengus kesal dia sudah tau jika bos nya ini akan menyuruhnya dengan alasan ' malas '
" gak mau itu kerjaan bapak, saya masih ada yang harus di kerjakan " sahut Mita
" eeh gak, gak , gak ada penolakan ya, cepetan 20 menit lagi rapat di mulai " perintah Wahyu
" nih dokumenya silahkan bapak urus sendiri, saya gak mau berdebat ya sama bapak gegara dokumen " ucap Mita kesal dan melangkah keluar ruangan atasanya.
Wahyu dan Mita merupakan teman atau bisa di bilang sahabat sejak mereka satu sekolah di SMP yang sama hingga mereka kuliah dan sekarang bekerja di satu perusahaan yang sama.
mereka akan bersikap profesional jika sedang bersama atau berkumpul dengan karyawan yang lainya tetapi mereka akan dengan sikap santainya jika hanya berdua.
kini giliran Wahyu yang mendengus kesal pada Mita, jika dia melanjutkan berdebat dengan sekretarisnya itu maka akan memakai waktu yang panjang.
" siang nanti temani aku makan " ucap Wahyu saat melewati meja sekretarisnya
" ogah kalo aku jadi tameng mu lagi " sahut Mita
" pilih anterin dokumen ini atau makan siang bareng ?" Wahyu menyeringai dan menatap Mita yang kesal dengan dirinya
" ya udah makan siang aja " jawab sinis Mita
" anak pinter " ucap Wahyu dan mengacak-acak puncak kepala Mita, kemudian berlari dengan tertawa riang.
" WAHYUUUUUUU " teriak Mita
" sabar... sabar... untung aja kamu masih atasan aku wahyu, kalo gak sudah ku buang kamu ke jurang" Mita bergumam dan mengelus dadanya menenangkan kekesalanya.
.
.
.
tok... tok... tok...
" Masuk " perintah seorang yang sedang di sibukkan dengan tumpukan kertas dihadapannya.
" nih perlu tanda tangan lo Bim, " ucap Wahyu
" bisa gak sih lo profesional " ucap Bimo
" kita berdua juga " sahut Wahyu
" kemana sekretaris lo, tumben lo yang kesini ?" tanya Bimo sambil mengecek ulang dokumen di depannya
" gue umpetin biar gak lo goda," Wahyu melirik dokumen yang di tanda tangani oleh Bimo
" udah kan, sini, inget sepuluh menit lagi kita rapat" ucap Wahyu mengingatkan
" hemm " Bimo hanya berdehem menjawab ucapan Wahyu
Wahyu pun berjalan keluar dari ruangan Bimo dan menuju ruang rapat bersama Mita yang sudah menunggunya di depan lift.
Wahyu merupakan sepupu dari Bimo yang sudah tak memiliki orang tua, ayahnya meninggalkannya dengan wanita lain sedangkan ibunya meninggal karna sakit, hingga Wahyu tak pernah menganggap bahwa ayahnya masih hidup.
walaupun begitu dia tetap mendapat kasih sayang layaknya orang tua dari keluarga Bimo kedua orang tua Bimo bahkan sangat menyayangi seperti anak sendiri,Wahyu juga sangat bersyukur walaupun keluarga Bimo bukan sepupu dekatnya tetapi mereka tak pernah membedakannya. Wahyu pun sangat menyayangi kedua orang tua angkatnya.
.
.
.
Bimo sudah berada dalam ruang rapat dan siap untuk memimpin rapat bulanan. kegiatan rapat pun berjalan lancar seperti biasanya hanya saja menghabiskan lebih banyak waktu hingga empat jam lamanya.
setelah rapat selesai para karyawan lainnyapun bergegas meninggalkan ruang rapat untuk kembali kepekerjaan mereka masing-masing begitu pula dengan Mita yang sudah selesai membereskan semua barangnya dan akan kembali ke ruangan nya bersama Wahyu.
" langsung aja yu, lapar aku " ajak Wahyu pada Mita, dan anggukan kepala sebagai jawaban dari Mita karna sudah memasuki jam makan siang dan istirhat.
" Mita ikut saya " ucap Bimo tiba-tiba
" maaf pak tapi sekarang waktu istirahat " sahut Mita
" kalo gitu makan siang sama saya, Andi pesan makanan untuk kita, kamu ikuti saya " perintah Bimo
" baik pak " jawab Andi
" gak bisa gitu dong kan gue yang ajak Mita duluan makan siang Bim" sela Wahyu saat Bimo akan menarik tangan Mita
" batalkan, urusan gue lebih penting sama dia " ucap Bimo dengan menatap tajam pada Mita
" saya sudah janji dengan pak Wahyu jadi saya seharusnya pergi dengan pak Wahyu pak " ucap Mita
" gak perduli " ucap Bimo dan menarik tangan Mita agar mengikuti langkahnya.
" emang lo bosnya " kesal Wahyu
Andi yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sambil mengetik sesuatu di ponselnya, Wahyupun pergi meninggalkan ruang rapat itu.
.
.
.
di sisi lain Bimo dan Mita yang sudah di dalam ruangan Bimo hanya saling diam, beberapa saat kemudian Bimo mulai pembicaraannya.
" gimana sudah ada hasilnya, batal atau di teruskan ?" tanya Bimo
Mita diam tidak menjawab pertanyaan Bimo, sejenak dia berpikir agar tidak salah saat menjawab nanti atau saat Bimo mulai membentaknya.
" jawab kenapa diem ?" bentak Bimo
" kalo kamu mau batal, kamu tinggal bilang sama tante Maya dan om Ryan, orang tua ku juga pasti bakal setuju, gak usah ngajak aku berdebat" jawab Mita
" itu udah aku lakuin tapi gak ada hasil " sahut Bimo
" ya udah kenalin aja kak Via dan kalian bisa nikah, tante dan om pasti setuju, " ucap Mita
" enteng kamu ngomong ya, kamu pikir nikah mudah, perlu persiapan banyak hal " sahut Bimo
" ya udah bilang aja sama om dan tante kalo kamu mau lanjutkan perjodohan " ucap asal Mita, beberapa saat kemudian Mita menutup mulut nya dengan kedua tangannya dan menatap was-was pada Bimo.
Bimo menyeringai mendengar jawaban Mita, dia berjalan mendekat ke arah Mita yang berdiri di depannya. " ka... kamu mau ngapain ?" tanya Mita yang mulai melangkah mundur " jangan macam-macam " ucapnya lagi saat dirinya sudah terhimpit di dinding ruangan Bimo.
" kamu harus bisa batalkan perjodohan itu, kalo kamu mau meneruskannya kamu tau bakal nerima apa dari aku " bisik Bimo di telingan Mita.
" kamu jangan keterlaluan, ngancam aku gitu, kamu pikir aku gak ada usaha, kamu tuh yang mesti usaha buat batalin, kecuali kamu emang minat nikah sama aku " jawab Mita dengan sedikit nada marah
Bimo menatap tajam Mita yang juga menatapnya tak kalah tajam, tak lama Mita menundukkan kepalanya dengan sedikit gelengan kepala.
" itu mau kamu,? baiklah kita rencanakan dengan sempurna " ucap Bimo menyeringai jahat membuat Mita yang melihatnya bergidik ngeri
" jangan berha... hhhmmmpppp " ucapan Mita terhenti saat Bimo mulai menciumnya dengan kasar, Mita membulatkan matanya mencoba mendorong Bimo tetapi sayang Bimo mengunci pergerakan tubuhnya. Bimo melepaskan ciumananya saat di rasa mulai kehabisan oksigen, Mita menghirup udara sebanyak-banyaknya yang dia bisa, air mata yang sedari tadi ditahannyapun lolos menetes di pipinya.
" terus aja permalukan aku dengan seenak kamu, karna hanya hidup kamu yang berharga " ucap lirih Mita dengan air mata yang masih menetes, Mita mendorong tubuh bimo yang sudah melonggarkan dirinya dari himpitan, tidak di rasakannya lagi bibirnya yang terasa perih dan sakit karna ulah Bimo.
Bimo menyeringai jahat " ini pantas kamu terima " ucap nya saat Mita mulai berjalan keluar ruangannya. " dan itu hanya hukuman kecil untuk keberanian mu " ucap Bimo lagi yang masih terdengar jelas oleh Mita
saat sudah keluar ruangan Mita tak sengaja bertemu dengan Andi yang datang membawa makanan mereka, Mita tak menghiraukan sapaan Andi dan terus berjalan menuju toilet.
sedangkan di dalam ruangannya Bimo melampiaskan kekesalanya dengan membanting dan menghancurkan beberapa barang yang ada di dalam ruangan
" aaaaarrrrrggggggg......." teriak Bimo
Andi yang masuk keruangan bosnyapun terkejut saat melihat keadaan kantor itu yang sudah seperti kapal pecah.
" apa " bentak Bimo pada Andi
" maaf pak saya mengantarkan pesanan bapak " jawab Andi
" taruh dan keluar " perintahnya.
" baik pak " setelah meletakkan makanan Andi pun dengan cepat keluar dari ruangan Bimo.
****************
terimakasih buat teman-teman pembaca, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, coment dan vote dengan poin yang kalian punya 😘
jika berkenan klik bintang yang ada di depan dan berikan rate kalian untuk cerita ini, satu lagi hati kalian harus ❤ seperti ini ya agar selalu tau ketika cerita ini sudah di up.
hiks....hikss....hikss.....
" ya Tuhan kenapa aku harus berurusan dengan dia, sangat menyakitkan, dia selalu mempermainkan aku mempermalukan aku, sebesar apa kesalahan ku, hiks... hikss....hikss...." tangis mita yang masih berada dalam toilet
setelah puas melampiaskan kekesalannya dengan menangis, mita membersihkan wajahnya dan kembali keruangan kerjanya. dan di sana sudah ada wahyu yang menunggunya.
" dari mana kamu, kenapa baru datang ?" tanya wahyu
" maaf pak " jawab mita
" kamu kenapa lagi ? tu mata kenapa sembab,? di apain kamu sama si bimo? kamu dimarahin lagi ? " cerca wahyu pada mita
" enggak pak, tadi cuma kemasukan debu " jawab mita
" gak usah bohong sama aku, aku tau kamu, gak bakal nih mata sampai sembab gitu, kalo bukan hal serius" ujar wahyu
" udah pak saya gak papa, saya mau lanjutin kerjaan saya " ucap mita yang ingin menyudahi pembicaraan nya dengan wahyu
" ya udah, ntar kalo mau cerita datengin aku aja, nih aku bungkusin makan siang buat kamu, pasti belum makan kan ?" wahyu menyerahkan bungkusan makanan yang di belinya saat makan siang tadi.
" terimakasih " jawab mita
wahyu kembali ke meja kerjanya dan mulai di sibukkan dengan pekerjaanya begitu pula dengan mita hingga dia melupakan makan siangnya.
saat jam menunjukkan pukul empat sore mita sudah selesai dengan pekerjaanya hari ini, dia pun membereskan meja kerjanya.
" udah ?" tanya wahyu tiba-tiba
" emmm..." jawab mita
" gak kamu makan tuh bungkusan?" tanya wahyu lagi
mita melirik ke arah bungkusan makanan yang di bawakan wahyu tadi, dia baru sadar jika telah melewtkan makan siangnya bahkan dia pun tak sempat sarapan pagi.
" maaf aku lupa " ucapnya
" ya udah temani aku makan aja sekarang ya ?" pinta mita
" hemm" jawab wahyu
sesudah mencuci tangannya mita mulai membuka bungkusan dan melahap makanannya
" masih enak ?" tanya wahyu
" lumayan, kenapa ?" tanya mita
" kan udah dua jam yang lalu makananya aku beli " jawab wahyu
" gak papa, masih enak, masih bisa di makan kok " ucap mita meyakinkan
" besok kan minggu, jalan yu ke mall " ajak wahyu
" ogah belum gajihan " sahut mita
" eehhh yakin belum gajihan kamu? ini sdah tanggal 28 loh, udah akhir bulan " ucap wahyu
Deg...
mita menatap wahyu, dengan susah dia menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. sedangkan wahyu yang di tatap oleh mita merasa heran.
" kenapa ?" tanya wahyu
tanpa menjawab pertanyaan wahyu mita membuka aplikasi siklus datang bulan di ponselnya, mita membulatkan matanya saat membaca tulisan yang ada di layar ponselnya.
" gak mungkin, aku yakin aplikasi ini pasti salah, ini gak mungkin terjadi " ucap mita lirih yang masih terdengar oleh wahyu
" kamu kenapa sih dari tadi kok mendadak aneh ?" tanya wahyu
sekali lagi mita tak memperdulikan temannya dia membereskan tas nya dan beranjak akan pergi dari kantornya, tanpa mengatakan apapun pada wahyu.
" loh ...loh ...kok main pergi aja sih, ini makanan gak di selesaikan, gak di bereskan, " teriak wahyu pada mita yang sudah tak terlihat lagi.
" ck. coba aja bukan sahabat, udah aku nikahin kamu, mana ada coba bos ngebersihin sisa makan karyawan gini " gumam wahyu dengan nada kesalnya.
.
.
.
rasa gelisah, takut, khawatir bercampur menjadi satu yang di rasakan seorang gadis yang tengah berusaha memejamkan matanya untuk tidur, tetapi hingga waktu menunjukan jam lima pagi dia masih belum bisa tertidur.
akhirnya dia memutuskan untuk kekamar mandi, beberapa saat di kamar mandi benar-benar membuatnya syok melihat hasil dari alat tes kehamilan yang menampilkan dua garis merah sebagai tanda bahwa dia sedang mengandung.
tubuhnya tak terasa lagi dia luruh ke lantai dengan air mata yang mengalir tanpa izin. isak tangisnya pecah di dalam kamar, dia meringkuk di samping ranjangnya, dengan pikiran yang berkecamuk dan berbagai hal yang tidak dapat di bayangkan olehnya.
" kenapa harus begini, apa belum cukup hukuman yang ku terima, sekarang apa yang harus ku lakukan, ya Tuhan aku sangat bodoh, apa yang harus ku lakukan hiks ....hiks....hiks..."
hingga tanpa sadar karna kelelahan menangis akhirnya dia tertidur dalam kesedihan nya.
FLASHBACK
Dua tahun mita sudah bekerja di Pl grup, dia selalu bisa menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu, membuat pimpinannya sangat senang bekerja sama dengannya, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri Wahyu Mahesa, karna dia juga yang membantu mita bisa bekerja di Pl grup,
hal biasa baginya bertemu dengan presdir Pl grup yang masih memiliki status keluarga dengan wahyu sahabatnya, hingga mereka sudah seperti teman jika sedang berada diluar lingkungan kerja, mereka juga sering pergi bersama. wahyu yang membutuhkan bantuan mita sebagai tamengnya untuk menghindari perempuan-perempuan yang pernah di godanya karna dia memiliki label sebagai seorang playboy. sedangkan bimo walaupun sudah memiliki kekasih yang bernama Via tetapi masih suka bermain perempuan yah mungkin karna uangnya yang banyak dan gak habis-habis.
mita dan via juga sangat akrab seperti kakak dan adik, via sangat menyukainya mita karna menurutnya mita bersikap apa adanya tanpa banyak hal yang ribet. sebaliknya mita pun sangat menyukai via seperti kakaknya.
hingga sampai pada rencana perjodohan antara keluarga mita dan bimo.
.
.
makan malam di keluarga Arion cukup sunyi hanya terdengar dentingan sendok dan garpu, setelah makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga.
" mita, ayah dan ibu mau kamu menikah dengan anak sahabat ayah, anak nya om ryan " ucap ayah
" kenapa mita, ? mita belum mau menikah, tuh abang Alif aja belum nikah," sahut mita
" kamu ketemu aja dulu sama orangnya, ayah yakin kamu suka " ucap ayah
" gak ada mita sibuk banyak kerjaan " sahut mita yang sudah berdiri siap melangkahkan kakinya
" ayah gak mau tau besok kita bertemu dengan keluarga om ryan " ucap ayah dengan suara yang meninggi
" ayah jangan paksa mita dong, " ucap mita memelas
" turutin ayah atau semua fasilitas kamu berhenti" ancam sang ayah
" ibu sama abang kenapa diam aja, tega ya sama mita, gak bantuin mita supaya ayah hentikan rencana perjodohan nya ?" rengek mita
" abang setuju aja kok kalo kamu duluan nikah, biar ada yang jagain kamu, biar abang juga bisa bebas dari kamu, gak kamu repotin mulu, " sahut abang alif.
mita mendengus kesal mendengar jawaban abangnya, memang selama ini mita cukup bergantung dengan abangnya, bahkan beberapa kali mita memanfaatkan abangnya agar terhindar dari pria-pria yang coba mendekatinya.
" ibu juga ngikut aja, ayah pasti nyari calon suami buat kamu juga gak asal pilih, pasti yang terbaik " sahut sang ibu
mita menatap sedih pada ibunya, yang rela begitu saja anak gadisnya dinikahkan dengan pria yang belum di kenalanya.
" gak pokoknya mita gak mau di jodohin, mita masih muda masih 24 tahun, masih panjang jalan mita buat mewujudkan mimpi mita, ayah " ucap mita dengan memeluk lengan ayahnya berharap ayahnya akan luluh
" lepasin tangan ayah, keputusan ayah tetap sama " ujar sang ayah
" ya sudah, mita punya kesepakatan, kalo misalkan pria itu sudah punya calon istri selain mita atau sudah punya kekasih mita gak mau perjodohan itu dilanjutkan, karna mita gak mau di anggap orang ketiga atau penyebab putus nya hubungan mereka, tapi kalo dia memang tidak punya calon mita terima perjodohan nya" ucap mita lesu
" oke , ayah setuju " sahut ayah
mita mengerucutkan bibirnya dan berjalan menuju kamarnya untuk istirahat. dia berpikir kenapa ayah nya begitu yakin dengan rencana perjodohan ini, hal itu membuatnya pusing dan dia memilih untuk memejamkan matanya.
sesuai dengan rencana yang telah di sepakati antara keluarga Arion dengan keluarga Rahardian untuk bertemu dengan acara makan malam bersama di rumah keluarga Arion.
setelah semua jamuan dan menu makan malam telah siap di hidangkan, kini giliran para tuan rumah yang mempersiapkan diri untuk menyambut tamu yang akan datang.
tepat jam tujuh malam keluarga Rahardian telah sampai dikediaman Arion, keluarga Arion pun menyambut kedatangan tamunya tanpa mita yang masih bersiap-siap di kamarnya.
" selamat malam Ryan dan Maya " sapa Hendra
" selamat malam Dra, Din " balas Ryan
" ayoo masuk dulu kita ngobrol di dalam " ajak Hendra pada para tamunya
setelah mereka berkumpul di ruang keluarga, mereka saling berbincang.
" Hendra, Dini, nih kenalkan anak lelaki ku, Bimo " ucap Ryan
" selamat malam om, tante, saya Bimo " Bimo memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya
" om Hendra " jawabnya dan menerima uluran tangan Bimo
" tante Dini " ucap dini dan membalas uluran tangan Bimo
" dan ini kenalkan Alif anak pertama ku, dan sebentar lagi anak gadis ku akan turun hehe " ucap Hendra
mereka saling mengenalkan diri, Ryan dan Maya menyambut uluran tangan Alif dengan senang hati begitu pula dengan Bimo.
" ya udah aku tinggal panggil anak gadis ku dulu ya " ucap Dini
" iya Din aku sudah gak sabar pengen ketemu sama calon mantu ku " ucap Maya senang, tanpa di sadarinya ada seseorang yang mendengus kesal mendengar ucapan mamah nya, siapa lagi jika bukan Bimo.
.
.
Mita sudah bergabung bersama keluarganya dan keluarga Rahardian, setelah berkenalan suasana menjadi sangat canggung bagi Mita, bagaimana tidak pria yang di jodohkan dengan nya adalah Bimo, pimpinan sekaligus kekasih dari temannya hal ini benar-benar membuatnya terkejut.
mereka berdua saling menatap, Mita dengan tatapan bingungnya sedangkan Bimo menatapnya dengan tajam dan wajah datarnya serta sesekali dia menyeringai kepada Mita, membuat Mita semakin merasa canggung dan gelisah.
" udah ngeliatin Mita nya, ntar mata kamu keluar" tegur Ryan pada anaknya
" kaya kamu tuh kalo liat gadis cantik gak berkedip" ujar Maya meledek suaminya
" papah sama mamah jangan bikin Bimo malu dong " ucap Bimo kesal, karna di tertawakan semua orang yang ada di sana kecuali Mita
" yuk kita makan malam dulu, setelah itu kita bisa ngobrol lagi " ajak Dini
mereka pun memulai acara makan malam, tanpa banyak bicara, dan setelah selesai makan malam mereka kembali berkumpul di ruang keluarga.
" jadi bagaimana dengan rencana kita Hendra ?" tanya Ryan
" aku sih setuju saja, asalkan mereka mau, jadi bagaimana menurut kalian berdua ?" tanya Hendra pada Bimo dan Mita
" ayah sepertinya kita perlu bicara nanti, sebelum memutuskan " jawab Mita dengan senyum terpaksanya
" kalo Bimo mau minta waktu untuk kenal dulu boleh ya pah, om ?" tanya Bimo
" udah kita tentukan aja tanggal pernikahannya langsung, sambil nunggu waktu nya kalian kan bisa saling mengenal " ucap Maya semangat
" ENGGAK / JANGAN " ucap Mita dan Bimo bersamaan, membuat para orang tua menatap mereka heran dan akhirnya tertawa
" kalian cocok, kayanya kalian memang jodoh ya " kali ini Dini yang bersemangat
" APA/ TIDAK " jawab mereka lagi bersamaan, dan di sambut gelak tawa dari para orang tua
" Semangat banget sih kalian berdua " ucap Alif dengan senyum manisnya
"........" diam tidak ada yang menjawab antar Mita dan Bimo
" nah kan diam juga kompakan " ledek Alif lagi
Mita mendengus kesal pada kakaknya, yang sangat semangat jika mengerjainya, sedangkan Bimo menatap tajam pada Alif, yang di respon dengan cengiran kuda oleh Alif.
" om, tante, apa Bimo bisa ngobrol berdua dengan Mita, mungkin kami akan ke cafe dekat sini " tanya Bimo
ayah Mita menatap anak nya di lihatnya Mita menggelengkan kepalanya, berharap ayah nya mengerti bahwa dia tidak ingin pergi.
ayah Mita pun tersenyum melihat anaknya yang menggelengkan kepalanya dan kemudian mengangukan kepalanya, Mitapun bernafas lega karna ayahnya mau mengerti keinginan nya.
" boleh, asal tidak terlalu larut " ujar Hendra, Mita membulatkan sempurna matanya saat mendengar ucapan ayahnya.
" baik om, Terimakasih " jawab Bimo
" jaga calon mantu mamah baik-baik" ucap Maya
" jangan di apa-apain " goda Ryan
" ck, Bimo cuma mau ajak ngobrol pah, mah " ucap kesal Bimo dan di sambut gelak tawa oleh para orang tua
" Mita ikut aku " ajak Bimo dan hanya di angguki oleh Mita
.
.
mereka berdua sudah di dalam mobil, suasanapun sepi tanpa ada yang memulai pembicaraan, hingga mobil menepi di pinggir jalan sekitar taman kota.
" turun " ucap Bimo dingin, tanpa menjawab Bimo, Mita segera mengikuti Bimo dari belakang, dan tanpa di sadarinya Bimo telah berhenti di sebuah taman.
Brukk.....
" aaawwhhh " Mita mengusap kening dan hidungnya
" gunakan mata untuk melihat dengan benar " sarkas Bimo, Mita tidak menanggapi ucapan Bimo hanya mengerucutkan bibirnya.
" katakan apa rencana yang kamu miliki ?" tanya Bimo
pertanyaan Bimo cukup membuat Mita bingung, rencana apa yang di maksud oleh Bimo?, di dalam pikiran Mita saat ini hanya ada bagaimana dia bisa membatalkan perjodohan, saat ini itulah rencana yang ada di dalam pikirannya, apakah itu yang dimaksud Bimo ? atau sebaiknya Mita bertanya saja ?.
" rencana apa ?" Mita balik bertanya
" ck, kamu jangan berpura-pura " ucap Bimo
" ngomong aja yang jelas, gak usah berbelit aku gak ngerti" ucap Mita yang mulai kesal
" katakan kalo tujuan mu selama ini mendekati aku untuk perjodohan ini kan ? kamu lupa aku sudah punya Via ? kalian juga dekat " ujar Bimo
" gak ada sama sekali niat gitu, aku baru tau kemarin kalo aku di jodohin, tapi aku gak tau juga kalo anak om Ryan itu kamu, jangan cuman nyalahin aku aja kamu " ucap Mita
" lalu sekarang udah tau, mau nerima perjodohan nya ?" tanya Bimo
" gak tau, kemarin aku udah nolak ke ayah, tapi ayah tetap kekeh mau nemuin aku sama kamu, lagian kenapa kamu belum nikah sih sama kak Via ?" tanya Mita
" bukan urusan kamu, intinya batalkan perjodohan konyol ini " ucap sinis Bimo
" kamu nyuruh aku ? kenapa gak kamu aja yang batalkan, " ucap Mita tak kalah sinis
" kamu yang mulai, dalam tiga hari aku harus dengar kabar kamu batalkan perjodohan ini, kalo gak kamu bakal tau konsekuensinya " ancam Bimo
" kamu bodoh atau gila ? yang punya rencana itu orang tua kita, yaah kamu bilang dong sama orang tua kamu kalo kamu sudah punya pacar, trus kamu nikahin deh bereskan, jadi perjodohan ini bisa batal, ngapain ngancam-ngancam aku segala coba, emang kamu pikir aku mau apa di jodohin sama pria seperti kamu ?" ucap Mita dengan kesal
" aku gak mau tau pokoknya harus batal, liat saja pelajaran apa yang bakal aku kasih ke kamu kalo kamu gak bantu buat batalin perjodohan ini " Bimo menyeringai jahat dan menatap tajam pada Mita.
Mita yang melihat seringaian Bimo merasa gelisah dan ngeri, dia cukup mengerti dengan karakter Bimo yang tidak akan melepaskan siapa pun yang menggangunya.
" udah aku mau pulang, masalah perjodohan aku bakal coba obrolin sama ayah dan ibu, tapi kamu juga usaha kak, sama-sama usaha" kata Mita
" pulang aja sana" usir Bimo yang membuat Mita kesal, tanpa menjawab ucapan Bimo, Mita mulai berjalan meninggalkan Bimo dengan menghentak-hentakkan kakinya.
" dasar cowok sialan, gak tanggung jawab, lagian ayah aneh ngejodohin sama orang gak normal, bakal gimana rumah tangga kalo nikah sama cowok brengsek gitu, bisa-bisa kerjaannya cuma main sama ja****,
aaaaakkkkhhhhhhh ngeriiiii " Mita terus menggerutu tanpa tau di belakangnya ada Bimo yang sudah mengikutinya, karna walau bagaimanapun Bimo tidak mungkin membiarkan mita pulang sendiri, jika terjadi sesuatu dirinya lah yang akan di salahkan.
" ayo cepetan, kebanyakan ngomel kamu " ucap Bimo dengan menarik tangan Mita menuju arah mobil yang terparkir
" lepas, tanga aku sakit, aku bisa jalan sendiri, kak, " ucap Mita sambil memukul tangan Bimo dengan sebelah tangannya karna Bimo yang terus menariknya hingga membuatnya harus berjalan dengan tergesa-gesa.
" KAK BIMO " teriak Mita yang sudah sangat kesal dengan Bimo
" APA " bentak Bimo, yang membuat Mita terkejut dan menghentikan langkahnya, beberapa kali dia mengerjapkan matanya.
" tangan ku sakit kak, kaki ku juga karna jalan setengah lari " ucap Mita lirih sambil menunduk, karna takut melihat ekspresi dingin dari wajah Bimo
Bimo melepaskan gengaman tangannya pada pergelangan tangan Mita yang sudah memerah karna terlalu kuatnya Bimo mencekal tangan Mita
" mangkanya tinggi biar langkah bisa lebar, pendek gini mana bisa cepet " ejek Bimo
" Bodo " sahut Mita kesal dan berjalan meninggalkan Bimo, menuju mobil dan langsung masuk kedalam mobil,dan duduk dengan melipat kedua tangannya di dadanya.
" pindah kedepan kamu pikir aku supir kamu, enak aja duduk di belakang " perintah Bimo tetapi Mita sama sekali tak bergerak, hal itu membuat Bimo semakin kesal, Bimo membuka pintu belakang mobil dan ikut masuk kedalam mobil, dia mulai menyeringai dan menghadap pada Mita.
" ngapain disini ? cepetan aku mau pulang " ucap Mita sinis, tetapi Bimo tak juga bergerak dan terus menatap Mita, Mita mengeryitkan dahinya dan melirik kilas pada Bimo yang masih diam.
" jangan deket-deket, apaan sih " ucap Mita saat Bimo mendekatkan dirinya.
" pindah kedepan atau aku bakal makan kamu disini " ucap Bimo tepat di hadapan wajah Mita yang membuat hembusan nafas saling menyentuh wajah mereka, Mita membulatkan matanya saat Bimo semakin mendekatkan wajahnya.
Mita secara reflek mendorong Bimo agar menjauh dari dirinya, karna hal yang dilakukan Bimo cukup membuat jantungnya maraton, dan membuat Mita sesak untuk bernapas akibat gugup.
" makan apaan aku bukan makanan, tadi di rumah udah makankan kamu kak?" tanya Mita yang tidak mengerti dengan ucapan Bimo
" Bodoh, udah cepat pindah atau mau disini terus " ancam Bimo, didalam hatinya dia mengumpat merutuki dirinya sendiri.
kenapa aku mesti deket banget gini sih, dari deket gini kok dia kelihatan cantik banget, ya ampun bibirnya menggoda apalagi aroma tubuhnya ngerusak pikiran aja, SHIT. batin Bimo mengumpat kebodohanya.
" iya, iya ,iya, kakak minggir dulu, gimana aku mau keluar kalo kak Bimo gini " jawab Mita dan beranjak keluar mobil berpindah ke kursi depan sedangkan Bimo tersenyum puas.
Bimopun mengantar Mita kembali kerumahnya, tanpa ada obrolan selama dalan perjalanan, setelah sampai di rumah Mita, Bimo menghentikan mobilnya, saat di rasa mobil sudah terparkir dengan benar Mita langsung keluar dari mobil tanpa mengajak Bimo.
saat Mita memasuki rumah, ternyata di sana masih ada keluarga Bimo terkecuali kakaknya yang pergi entah kemana.
" loh loh kok kamu sendiri, dimana Bimo ? apa dia buat ulah ?" tanya Maya karna melihat Mita seperti tergesa-gesa masuk ke dalam rumah.
" ah... eh tante masih disini ?" Mita malah berbalik tanya
" kamu kenapa sayang, kok kaget gitu ?" tanya Dini pada anaknya
" enggak kok bu, Mita cuma buru-buru mau kekamar mandi aja " bohong Mita
" ya udah Mita permisi kekamar mandi dulu ya" sambungnya dengan cepat melangkahkan kakinya untuk menjauh dari para orang tua, apalagi di lihatnya Bimo yang mulai memasuki rumah.
" Bimo cepet sini " panggil Maya
" kenapa mah ?" tanya Bimo
" kamu apain si Mita kenapa dia ketakutan gitu ?" tanya Maya dan ketiga orang tua lainyapun ikut menatap Bimo seakan meminta jawaban darinya
" gak di apa-apain mah, kami cuma ngobrol aja, ya Bimo gak tau kenapa dia buru-buru turun " jawab Bimo
" udah mba May tadi kan Mita bilang dia buru-buru karna mau kekamar mandi " ucap Dini
" ya sudah kalo gitu, kami pamit pulang dulu ya Hendra, Dini, terimakasih untuk jamuanya, nanti aku telfon kamu untuk atur waktu menentukan tanggal pernikahan mereka " ucap Ryan
Bimo cukup terkejut saat mendengar papahnya berencana menentukan tanggal pernikahan. " jangan terlalu buru-buru pah, biar Bimo sama Mita yang obrolin tentang tanggalnya " sahut Bimo
" yah kita lihat saja nanti, ya sudah ayo kita pulang " ajak Ryan
setelah berpamitan keluarga Rahardian kembali kerumahnya dengan perasaan senang karna kedatangan ya di sambut baik oleh keluarga Arion.
********************
Cerita pertama yang aku tulis, semoga kalian suka dan mau memberikan like,komen dan vote, jangan lupa beri dukungan kalian di novel ini, Terimakasih 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!