BIMO POV
Bimo dan kedua orang tuanya sedang berkumpul di ruang keluarga mereka setelah makan malam bersama, tidak banyak yang mereka bincangkan hingga sampai pada pembahasan tentang perjodohan antara Bimo dan Mita
" pah Bimo bisa nolak perjodohan itu ?" tanya Bimo
" maksud kamu apa? bukanya kamu juga suka sama Mita ?" tanya balik Ryan
" enggak pah, dia itu temen Bimo, dan dia juga karyawan di kantor Bimo yah, dan ...." ucapan Bimo terhenti sambil menghembuskan napas kasar
" apa ?" tanya Ryan
" Bimo sudah memiliki kekasih, dan Bimo tidak bisa membuatnya kecewa, lagi pula Bimo tidak menyukai Mita apalagi mencintainya." Bimo berusaha menjelaskan pada orang tuanya
" kamu bisa belajar pelan-pelan mencintainya Bim, Mita gadis baik, mandiri dan pintar, dia cocok dengan kamu " ujar Ryan
" pah yang tau seseorang cocok atau tidak dengan Bimo ya Bimo sendiri pah yang rasakan, jangan paksa Bimo untuk melanjutkan perjodohan ini" ucap Bimo
" mamah kecewa sama kamu Bim, bahkan kamu langsung menolak, mama kira kamu mau mencoba menjalin hubungan dulu setidaknya dengan Mita" ucap Maya
" mah Bimo gak bisa, Bimo gak mau membuat kekasih Bimo salah paham, dia juga orangnya baik dan pintar, bahkan Mita juga mengenalnya " ujar Bimo
" terserah kamu, mamah tetap berharap kamu sama Mita Bim, dan kamu lucu gak membuat pacar kamu kecewa tetapi memilih membuat orang tua kamu kecewa, kamu keterlaluan Bim" ucap Maya yang kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan dua pria beda usia yang masih duduk di ruang keluarga.
" papah sama dengan mamah mu, apapun alasannya kamu tetap akan berjodoh dengan Mita, jangan karna kekasih mu itu yang membuat Mita juga berniat membatalkan perjodohan, ingat untuk tidak membuat kecewa kami " ucap Ryan yang kemudian juga meninggalkan Bimo, menyusul istrinya.
" Arrrrrgggghhhhhhh" teriak Bimo kesal
" perempuan sialan apa yang dia katakan ke papah " Bimo merasa semakin kesal saat mengingat Mita, menurutnya Mitalah yang sengaja memanfaatkan kedekatan mereka untuk perjodohan ini, dan tanpa berpamitan dengan kedua orang tuanya Bimo pergi dari rumah dan kembali kepartemenya.
.
.
.
hari ini tepat tiga hari Mita harus memberikan jawaban pada Bimo bahwa perjodohan itu batal, tetapi harapan Mita sepertinya hampir pupus.
" aaawww...." ringis Mita mengusap hidungnya yang di cubit Wahyu " apaan sih yu " kesal Mita
" kamu dari tadi di panggil juga, gak jawab-jawab, ngelamunin aku kah ?" tanya Wahyu
Mita menggelengkan kepalanya, tatapan nya kembali sendu, dia berpikir haruskah menceritakan pada Wahyu masalahnya. tetapi dia tidak mau Wahyu menertawainya.
" aku di jodohin " ucap Mita dengan raut wajah sedihnya.
" WHAAATT " teriak Wahyu
" jangan teriak-teriak, jangan berlebihan kenapa sih ! " Mita mulai menyesal menceritakan masalahnya pada Wahyu yang sudah mulai menahan tawanya.
" yakin ada laki-laki yang mau sama kamu, galak gini, trus ...." ucap Wahyu menggantung
" trus, trus , trussss aja hina, sampai kamu puas " ujar Mita kesal
" apa pria itu gak syok saat liat kamu yang gak cantik gini, trus dia juga mau gak di jodohin sama kamu, sial banget nasib tu cowok ya " ucap Wahyu dengan wajah mengejeknya, karna membuat Mita kesal merupakan salah satu hobinya.
"hati-hati ya kalo kamu yang jatuh cinta sama aku" sahut Mita yang sudah sangat kesal dengan Wahyu.
" ya udah kalo gak mau bagi cerita, nih anterin ke bos kamu si Bimo " suruh Wahyu, dan menyerahkan dokumen yang ada di tanganya, Mita memelototkan matanya pada Wahyu yang di balas dengan kedipan sebelah mata dari Wahyu.
" jangan aku dong, kamu aja ya, nanti aku traktir makan deh " ucap Mita dengan penuh harap, namun Wahyu menggelengkan kepalanya dan berlenggang kembali keruanganya.
Mita berjalan menuju ruangan Bimo, dengan perasaan yang sedikit was-was dan gugup takut jika Bimo menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya, takut jika Bimo akan memarahinya.
" bang Andi " panggil Mita saat melihat pria itu tengah duduk di depan meja kerjanya
" eeh ... kamu Mita, kenapa ? anter sendiri ya aku banyak kerjaan " ucap Andi langsung saat melihat Mita membawa beberapa dokumen, Mita yang merasa niat nya ketahuan mengerucutkan bibirnya membuat Andi tertawa gemas, Mita langsung melangkah meninggalkan Andi yang masih tertawa.
.
.
setelah mengetuk pintu dan di persilahkan untuk masuk oleh pemilik ruangan, Mita segera menyerahkan dokumen yang dibawanya.
" kalo begitu saya permisi pak " ucap Mita sesudah menyelesaikan urusannya, tidak ada jawaban dari Bimo yang masih konsentrasi menatap lembaran kertas di hadapanya. Mitapun memutar badannya dan mulai melangkahkan kakinya
" siapa yang memberimu izin untuk keluar? " tanya Bimo tiba-tiba, membuat Mita harus menghentikan langkahnya dan memutar kembali tubuhnya menghadap kearah Bimo.
" maaf pak, apa ada yang harus saya lakukan?" tanya Mita dengan berusaha menutupi kegugupanya.
"langsung ke point, apa hasilnya ?" tanya Bimo langsung
Mita menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya, mencoba menstabilkan dirinya dari rasa gugup. " apa bisa kita membicarakannya setelah selesai bekerja, saat ini kita sedang dalam waktu yang kurang pas " ucap Mita
" katakan padaku sekarang " ucap Bimo yang sudah tidak sabar mendengar jawaban Mita
" Baiklah, ayah ku sudah membantu mengatakan pada om Ryan bahwa aku tidak setuju dengan perjodohan ini, dan ayah juga tidak memaksa ku untuk menerima perjodohan, tetapi " Mita menjeda sebentar ucapannya dan menatap Bimo kilas " om Ryan bilang dia masih ingin melanjutkan perjodohan, tapi kamu jangan khawatir ayah janji sama aku, akan mencoba bicara lagi sama om Ryan untuk membatalkan perjodohan" Mita berharap bahwa Bimo akan menerima penjelasanya.
"kamu yakin dengan ucapan kamu ?, bukanya kamu dengan sengaja memanfaatkan situasi ini agar perjodohan tetap sesuai rencana mu ?" cerca Bimo menatap tajam Mita
ternyata papah serius dengan ucapannya, bahkan om Hendra sudah berusaha membatalkan, atau akal-akan gadis licik ini. batin Bimo
Mita menyatukan keningnya merasa bingung dengan ucapan Bimo yang sama sekali tidak sama dengan pemikiran dan niatnya. " enggak, aku gak ada niat gitu, sama sekali gak ada, kenapa terus nuduh aku gitu ? aku sudah bilang ayah ku akan mencoba untuk membicarakan lagi " ucap Mita dengan perasaan yang mulai kesal oleh tuduhan Bimo.
" perusahaan ayah kamu memerlukan dukungan dari perusahaan ku, jadi apa salah kalo aku berpikir seperti itu, apa kamu pikir perjodohan ini hanya murni karna ayah mu dan papah ku bersahabat?, jika kamu berpikir seperti itu kamu bodoh, jaman sekarang mana ada yang suka rela?" ujar Bimo dengan senyum meremehkan
" kamu jangan keterlaluan kak, ayah ku gak mungkin memiliki niat lain, dari pada kamu terus menyalahkan aku mending kamu tanya sendiri ke orang tua kamu, kamu yang merasa hebat pasti bisa membatalkan perjodohan itu, dan berhenti menekan aku" ucap Mita dengan tatapan tajam nya.
" bagus, rencana kalian memang sempurna, apa kamu pikir aku tidak tau dengan permainan seperti ini" Bimo berjalan mendekati Mita dengan mata yang terus menatap Mita tajam seakan menilai dari ujung kaki hingga kepala, membuat Mita merasa sedikit risih dengan tatapan itu.
" terserah mau berpikir apa, yang pasti aku ataupun ayah ku tidak memiliki niat seperti yang kamu pikirkan" Mita memutar tubuhnya dan melangkah menuju pintu tapi dengan cepat Bimo mengehentikan langkah Mita, mencengkram lengan Mita mutar kembali agar menghadap nya,
" lepas, tangan ku sakit, apaan sih kamu kak " ujar Mita menatap Bimo dengan tajam.
" pikirkan cara terbaik agar perjodohan ini batal " bisik Bimo tepat di telinga Mita membuat Mita merinding
Mita kesal dan mulai marah dengan apa yang dilakukan oleh Bimo, tatapan tajam dia berikan pada Bimo tak berpengaruh sama sekali
" aku ingin perjodohan ini batal, dan kamu juga ingin kan? pikirkan saja bagaimana caranya jangan cuma memaksa orang lain, atau bagaimana jika kita menikah saja toh tidak akan merugikan mu juga kan, ?"ucap Mita dengan nada sinisnya, cengkraman tangan Bimo semakin kuat, membuat Mita meringis merasakan sakit.
" tentu, maka persiapkan dirimu jika kamu sudah setuju dengan perjodohan ini, aku berjanji akan memperlakukan mu dengan baik" ucap Bimo dengan seringai jahatnya, membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa ngeri, Bimo melepaskan lengan Mita yang di cengkram nya.
" sekarang pergilah " usir Bimo, tanpa menjawab Mita dengan cepat meninggalkan ruangan Bimo.
.
.
.
Mita yang sudah selesai dengan pekerjaan nya dan bersiap-siap untuk pulang kerumahnya merasa gelisah tetapi entah apa yang membuat pikirannya tidak karuan, hingga dia mencoba menepis dengan beberapa kali menghelapas dan menggelengkan kepalanya.
saat Mita mulai berjalan menuju lift dilihatnya Wahyu yang juga akan pulang kerja.
" Wahyu jalan yu " ajak Mita tetapi Wahyu tidak menjawabnya, hingga beberapa menit Mita menunggu jawaban tetapi Wahyu juga tidak menjawabnya, Mita cukup heran dari masuk hingga keluar dari lift Wahyu masih mendiamkannya.
" ya udah kalo gak mau, tinggal jawab aja susah banget kamu " ucap Mita kesal pada Wahyu, dan mempercepat langkahnya meninggalkan Wahyu yang semula mereka berjalan beriringan.
kini Mita sudah berada di dalam mobilnya siap untuk melajukannya dengan perasaan yang sedikit kesal pada sahabatnya.
tok...tok...tok...
" apa " ucap Mita pada orang yang membuatnya kesal siapa lagi jika bukan Wahyu
" nebeng " ucap Wahyu dengan santai
" O- gah " sahut Mita
" buka gak, kalo gak buka aku teriak kalo kamu mau nabrak aku " ancam Wahyu, membuat Mita berdecak kesal, Wahyu tersenyum penuh kemenangan dan sudah duduk di sebelah Mita tanpa perduli dengan kekesalan Mita.
Mita mulai menjalan kan mobilnya tanpa bersuara dan menganggap orang disebelahnya tidak ada, hingga dia sampai di rumahnya.
" loh...loh..., kok kerumah kamu, tadi bilangnya mau jalan ?" tanya Wahyu
" udah gak selera aku, udah sana kamu pulang " usir Mita
" trus gimana aku pulangnya, aku kan gak bawa mobil Miiiit " ucap Wahyu yang mulai kesal
" bodo amat, siapa juga yang nyuruh kamu masuk kemobil aku " Mita melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya yang diikuti oleh Wahyu
" siapa yang suruh kamu masuk, aku nyuruh kamu pulang ya " ulang Mita
"anterin ya princess " ucap Wahyu dengan manja, Mita mencebikkkan bibirnya menunjukkan rasa jijik pada sahabatnya itu dengan gaya bicaranya yang di buat-buat.
" sory aku gak ada tuh nawarin kamu buat pulang bareng, pulang sana di luar masih banyak ojek, taksi atau jalan kaki aja" ujar Mita yang kembali mengusir Wahyu dengan mengibaskan tangannya.
" keterlaluan kamu, atau aku bawa mobil kamu aja yah, besok pagi aku jemput, tapi aku numpang makan malam dulu " ujar Wahyu dengan cengiran kudanya, sedangkan Mita memutar bola matanya malas.
" terserah kamu " Mita pun meninggalkan Wahyu ke kamarnya untuk membersihkan diri, setelah selesai dengan kegiatannya Mita keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang di lakukan Wahyu.
" Wahyu, " panggil Mita saat Wahyu sedang asik menonton siaran televisi di ruang keluarga rumah Mita, Wahyu memalingkan wajahnya dari tv menatap Mita yang tersenyum padanya.
Glek....
dengan susah Wahyu menelan salivanya saat melihat Mita yang tampak cantik, manis dan lebih segar setelah mandi di tambah dengan piyama terusan bermotif doraemon yang panjangnya hanya di atas lutut, apalagi saat dia ikut duduk lesehan di atas karpet bulu, membuat piyama tersingkap sedikit keatas memperlihatkan paha putih mulus miliknya, benar-benar menggangu pikiran jernih Wahyu, sedang Mita dengan acuh menaruh pandangan matanya pada tv di depan mereka.
" yu, besok jangan telat ya jemput nya, jangan terlalu pagi juga sih hehe " ucap Mita yang menyadarkan lamunan Wahyu
" ehh iya Mita, " sahut Wahyu sekenanya, di dalam hatinya Wahyu masih mengumpat kesal pada Mita, "sadar enggak sih, aku ini pria dewasa si Mita ini ?" tanyanya dalam hati, sengaja atau tidak Mita telah membangunkan jiwa lelakinya, tentu saja karna dia pria normal yang memiliki nafsu, Wahyu menarik napas dalam-dalam agar otaknya dan hatinya tenang, dan terus mengumpat pada dirinya sendiri, agar pikiranyabkembali jernih, ingat dia sahabat yabg harus di jaga, berulang kali Wahyu merapalkan kalimat itu di hati dan menamam di otaknya.😅.
" non makan malamnya sudah siap " ucap bi Tini menyadarkan Wahyu yang sempat kembali melamun.
" iya bi, terimakasih ya " jawab Mita
" iya non " jawab bi Tini yang kemudian kembali ke dapur
" ya udah ayo makan, habis itu kamu pulang, lagian bos apaan yang selalu numpang makan di rumah karyawannya." cibir Mita
" aku itu bos baik, selalu mengkhawatirkan karyawannya sudah makan apa belum jdi ku temani sekalian " jawab Wahyu, Mita memutar bola matanya jengah.
setelah makan malam Wahyu benar-benar di usir oleh Mita untuk segera pulang, karna Mita juga ingin segera istirahat, karna esok hari dia harus melanjutkan pekerjaannya yang membuatnya sibuk seharian penuh.
************
Gimana dengan ceritanya ? kalian suka Bimo ama Mita ? atau Mita ama Wahyu ? kasih tau donk.
jangan lupa like,komen dan vote ya dan terimakasih untuk kalian yang sudah mampir membaca dan mamberi dukungan untuk cerita ini ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Cahya
Jempol untukmu
2020-10-07
1
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
DING DONG
5 LIKE & RAT 5
PESANAN ANDA TELAH DIANTAR
Mampir juga dalam Genre ROMAN & MISTERY
Dalam Novel *REINKARNASI*
TARANGKYU akaaa👌💗
2020-10-01
1
Eyha
semangat kakak author
2020-09-17
1