Pagi ini Reyna bangun dengan perasaan senang. Entah mengapa ia merasa bahagia manakala mendapati mimpinya kembali ke masa ia masih berada di bangku SMP. Dalam mimpinya seperti terputar kembali kenangan indah saat ia mulai mengenal cinta pertamanya. Namanya, Rangga.
Sedari lulus sampai ia bekerja, hanya sekali saja ia bertemu lagi dengan Rangga, yaitu saat reuni. Bahkan tanpa ada kesempatan menyapa atau berbicara. Anehnya meski setelahnya tak pernah bertemu lagi. Reyna seringkali mendapat mimpi itu tanpa terduga kapan waktunya, bahkan saat ia mengingat orangnya belum tentu nantinya ia akan memimpikannya.
Seperti kali ini, ia bermimpi sedang melihat pertandingan voli di depan kelasnya. Teman-teman Reyna duduk di teras kelas. Karena penuh, ia mengambil kursi dan duduk di samping pintu kelas. Saat ada temannya yang menoleh, ia kaget mendapati ada seseorang sedang berdiri dibelakang kursi Reyna.
"Ciyeee.....Reyna, kalian kaya raja dan ratu aja."
Sorak sorai temannya membuat Reyna seketika menoleh kebelakang, rupanya ada Rangga yang berdiri tepat dibelakangnya.
Reyna langsung berdiri dengan muka merah merona ia menuju teman-temannya di teras dan menepuk bahu Mela.
"Ihh..Melaa, apaan sih! Suka asal kalau ngomong"
Reyna tak berani lagi menoleh kearah Rangga, entah apa yang terjadi dengannya. Yang jelas dari kejadian itu membuat Reyna mendapatkan tatapan tajam dari cewek pengagum Rangga.
"Tok...tok..tokk..tok"
"Non Reyna?"
Terdengar suara si embak dari luar kamar.
"Iya mbk, masuk aja!"
Kemudian pintu terbuka menampakkan si embak dari balik pintu.
"Non Reyna dicari tuan. Ditunggu diruang tengah katanya."
"Iya mbk, sebentar lagi Reyna ke depan."
Sehabis mandi kilat, Reyna segera mendatangi kakek diruang tengah.
"Maaf kek, barusan mandi dulu."
"Iya Reyn, kakek perhatikan tiap weekend kamu dirumah saja. Memangnya gak main keluar sama temen kamu?"
Reyna merasa kali ini ada yang berbeda dari kakek.
"Emm..kan Reyna pengen nemenin kakek sama nenek di rumah hari ini."
Kakek mengeluarkan nafas panjangnya.
Sementara nenek mulai mengambil tangan Reyna dan digenggamnya. Kemudian mengelus-elus punggung tangan Reyna dan menatapnya dengan hangat.
"Reyn, nenek dan kakek sudah tua, tak lama lagi akan tiba saatnya kami kembali ke sang pencipta. Kini saatnya kamu memikirkan kebahagian kamu sendiri, nak!"
"Nenek bahas itu bikin Reyna jadi sedih nih!"
Muka Reyna jadi masam kala diingatkan akan kematian.
"Nak, temukan seseorang yang bisa menjaga mu dan melindungi mu. Sudah saatnya kamu membangun keluarga kecilmu."
Kata-kata kakek membuat Reyna terharu. Ia merasa berat harus meninggalkan kakek dan nenek jika ia menikah nanti. Apakah suaminya kelak akan mengijinkan Reyna tetap tinggal di rumah ini. Reyna merasa banyak berhutang budi pada mereka. Kasih sayang kakek dan nenek selama ini membuat Reyna tak bisa jauh-jauh dari mereka.
Tiba-tiba ada sebuah suara dari pintu depan ruang tamu.
"Assalamualaikum nek, kek?"
Terdengar familiar di telinga Reyna. Mereka menjawab salam, kemudian nenek berdiri menyambut tamu tersebut ke depan ruang tamu.
"Nenek, masih cantik saja meski lama tidak bertemu."
"Kamu ini masih sama nakalnya ya, menggoda nenek. Sekarang sudah bisa cari uang lupa sama nenek."
Terdengar percakapan mereka sungguh akrab. Sepertinya itu cucu nenek yang datang.
"Ayo, masuk! Windi dan Cacha gak ikut kemari? sudah sebesar apa cicit nenek itu?"
"Kebetulan tadi ada pertemuan dengan klien didekat sini. Langsung aja mampir kesini. Kakek mana?"
"Ada di dalam. Nanti nginep kan?"
Degg...
Nampaklah mereka berjalan mendekat kearah ruang tengah. Jantung Reyna berdetak kencang serasa mau copot. Tubuhnya semakin kaku tak mampu digerakkan. Kakek berdiri menyambutnya dengan pelukan, kemudian ia menoleh kearah Reyna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
jadi penasaran siapa yg datang
2022-07-31
0
Titin Msi
tadi gak pake "aku" Reyna ini koq sekarng pake "aku" terasa berbicara pada diri sendiri😌
2022-06-08
1
Mira kader Mira
pasti rangga
2022-05-06
1