Pagi ini Reyna mendapati bau masakan yang amat sedap dari arah dapur. Benar memang ada yang tidak biasa, pagi-pagi sekali Nenek sudah berada di dapur untuk memasak.
"Hmmmm...baunya sedap sekali...Nenek masak apa ini?" Reyna mendekat ke dalam kompor. " Wah nasi goreng ya Nek?" Reyna merangkul pundak Nenek.
"Iya, Reza sangat suka dengan Nasi goreng cabe hijau, tabur ikan teri begini." Nenek tak henti-hentinya membolak-balikkan spatula sehingga aroma masakan menyebar ke seluruh ruangan.
Terlihat ada kerinduan yang mendalam saat setelah sekian lama tidak dikunjungi anaknya. Nampak kegembiraan terlihat dari raut muka Nenek saat menuangkan perasaannya pada masakan yang disukai anaknya. Tak butuh waktu lama masakan Nenek sudah tersaji. Di masukkannya sebagian pada kotak bekal dan sebagian di wadah mangkuk besar untuk disantap bersama.
"Ayo kita sarapan, panggil Rangga dulu Reyn." titah Nenek. Reyna mengangguk kemudian pergi menuju kamar Rangga.
Tak lama Reyna kembali menuju meja makan kemudian disusul oleh Rangga dibelakangnya. Sedari kemaren malam Rangga terlihat aneh, beberapa kali Reyna memergokinya sedang memandang ke arah Reyna. Namun ketika Reyna balik menatap ia seperti salah tingkah. Seperti ada yang ingin dikatakan namun tertahan di mulutnya. Tidak seperti biasanya Rangga banyak diam.
Selesai sarapan Nenek dan Reyna pergi ke rumah sakit diantar Pak Bejo. Sedangkan Rangga pergi ke kantor sesuai dengan perintah Papinya, agar ia mengurus pekerjaan Kakek dikantor pusat.
****
Sesampainya di rumah sakit nampaklah Kakek sudah bangun dan sedang disuapi makan oleh Reza, ketika Nenek dan Reyna masuk kedalam kamar.
"Om, biar Reyna saja yang menyuapi Kakek." Ujar Reyna sambil mengambil alih tempat duduk disamping tempat tidur Kakek.
"Benar Za, Mama sudah bawakan makanan kesukaan kamu, sana buruan kamu mandi habis itu kamu sarapan." titah Nenek.
"Iya, Ma aku mandi dulu." Reza beranjak membuka kopernya kemudian mengambil perlengkapan mandi dan pakaian ganti untuknya.
Selintas ia melihat ke arah Reyna jadi teringat keinginan ayahnya untuk segera mempersiapkan pernikahan untuk Reyna dan Rangga. Bagaimana rumah tangga mereka nanti jika harus menikah dengan keterpaksaan. Terutama untuk Reyna tidak akan mudah. Akankah Rangga bisa menjaganya dan mencintainya, terlebih lagi istrinya belum tentu setuju, ia masih bingung akan mengabari istrinya atau tidak. Ia takut kehadiran istrinya nanti akan memperburuk keadaan papanya jika istrinya menentang pernikahan ini. Reza kemudian pergi ke toilet yang ada dikamar itu untuk membersihkan diri.
"Sudah Nak, Kakek sudah kenyang." masih tersisa seperempat mangkuk bubur tapi kakek sudah menolak untuk menghabiskan makanannya.
"Ya sudah kalau begitu minum obatnya dulu ya Kek." Reyna mengambil bungkusan obatnya kemudian meminumkannya pada Kakek.
"Minum dulu Kek airnya." Reyna membantu Kakek meminum dari sedotan ketika selesai memasukkan obat kedalam mulutnya.
"Sekarang dilap dulu ya Pa badannya biar segar." Nenek menaruh baskom berisi air di nakas kemudian mengelap tubuh Kakek.
Sambil menunggu, Reyna mengambil ponselnya kemudian membuka email. Meskipun ia ijin tidak masuk kerja dan sudah ada Mira yang menghandle, tapi ia harus tetap mengecek laporan yang masuk atau email penting dari reseller maupun customer. Tak lama nampak Reza keluar dari kamar mandi sudah berpakaian rapi seolah siap untuk bepergian. Sedangkan Nenek sudah selesai membersihkan tubuh Kakek.
"Reyna siapkan makanannya ya, Om." Reyna langsung sigap mengambil bekal makanan yang tadi sudah disiapkan dari rumah. Reza mengangguk sambil tersenyum. Dipikirannya Rangga sungguh beruntung jika nantinya menikah dengan Reyna, pasalnya Reyna sangat perhatian tanpa diminta.
"Ini, Om. Masih hangat nasi goreng cabe hijau kesukaan Om Reza." Reyna menyodorkan tempat bekalnya.
"Terimakasih ya Reyn, beruntung sekali yang menjadi suami kamu nanti. Istrinya perhatian begini." Reza mengambil kotak bekalnya kemudian langsung menyantapnya.
"Om Reza bisa aja nih, dihabisin ya, Om." Reza hanya mengacungkan jempolnya karena mulutnya terisi penuh oleh nasi gorengnya. Ia benar-benar makan dengan lahap, saking rindunya masakan Mama.
"Reyn, sebaiknya kamu mempersiapkan gaun pengantin buat besok. Kakek ingin kamu terlihat cantik" tiba-tiba Kakek bersuara. Hal tersebut membuat semua orang langsung menoleh ke arah Kakek.
"Gaun pengantin?...maksudnya?" Reyna nampak bingung, ia sama sekali tak mengerti dengan ucapan Kakeknya.
Reza yang melihat Reyna nampak bingung, akhirnya ia menduga bahwa Reyna belum mengetahui sama sekali tentang hari pernikahannya yang akan dilaksanakan besok.
"Emm...Papa tidak perlu khawatir soal itu, nanti Reza yang persiapkan semuanya." Reyna hendak bertanya lagi, namun belum sempat ia berbicara tiba-tiba pintu terbuka menampakkan dokter Fery yang akan mengontrol keadaan Kakek.
"Selamat pagi Bapak Hadi, kita periksa dulu ya." Ucap dokter Fery ramah.
"Ma, aku sama Reyna keluar dulu, ayok Reyn. Silahkan dokter saya permisi keluar sebentar." mereka berdua akhirnya keluar menyisakan Nenek sebagai wali pasien.
Sesampainya diluar Reza mengajak Reyna untuk pergi ke arah taman. Reza pun mengirim pesan kepada Rangga untuk segera ke rumah sakit. Nampaknya hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu sebelum semuanya menjadi kacau jika persiapan sudah diurus namun menjadi berantakan karena belum adanya persetujuan dari salah satu pihak.
"Duduk dulu Reyna." titah Reza lembut. Reyna kemudian mengikuti Reza duduk dikursi panjang.
"Kamu pasti bingung kan?" Reza melihat ke arah Reyna kemudian menghela nafas panjangnya, berusaha tenang.
"Tentu saja Om, apa maksudnya tadi yang dikatakan oleh Kakek?" tanya Reyna penasaran.
"Reyna, saya sendiri juga baru tahu tadi pagi. Jadi kamu jangan salah paham dulu. Om akan jelaskan. Om tidak ingin membahas hal ini didalam karena tidak ingin terjadi sesuatu pada Kakek." Reza berucap dengan hati-hati. Reyna mengangguk.
"Lanjutkan Om!"
"Begini, Reyna. Kakek ingin melihat kamu dan Rangga menikah secepatnya yaitu besok. Om tidak tau kenapa tiba-tiba memutuskan untuk menikahkan kalian kita perlu penjelasan tentang hal ini dari Rangga. Om hanya diminta untuk mempersiapkan pernikahannya saja." mata Reyna seketika membulat.
"Besookk." Reyna semakin terkejut. "Kenapa secepat itu Om." Tanya lagi Reyna.
"Kakek ingin agar sudah ada yang bisa melindungi kamu setelah Kakek tiada." ujar Reza
"Tapi Om, kenapa harus dengan Rangga. Bukankah Rangga juga menolak dinikahkan dengan Reyna." air mata Reyna jatuh begitu saja.
"Maafkan aku Reyna." tiba-tiba terdengar suara dari belakang. Mereka menoleh, ternyata Rangga datang.
"Kemarin saat Kakek mengungkapkan ingin sembuh demi melihat kamu menikah, reflek aku bilang akan menikahi kamu. Aku mengaku salah karena tidak mendiskusikannya terlebih dahulu dengan kamu." Rangga berlutut dihadapan Reyna, "Reyna kumohon menikahlah denganku." seketika hal itu membuat Reyna terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Nocturnlax
Bayanginnya jam segini jadi laper🤤
2022-11-07
2
Noer Anisa Noerma
mendingan sama s Abi udah jelas mmh baik
2022-07-31
0
⚘🎤ƝƲƦƲԼ🎧♬
jangan jadikan terpaksa untuk membangun rumah tangga
2022-02-27
0