Sore menjelang saatnya untuk bersiap pulang. Waktu menunjukkan pukul lima sore, artinya karyawan yang lain sudah pulang. Menyisakan Reyna sendirian yang masih berada di ruang kantor nya.
Sedangkan Mira ijin pulang duluan karena mau dinner romantis bersama Jonathan yaitu pacarnya.
Reyna kemudian keluar dan mengunci pintu ruko. Ia menuju ke motor maticnya kemudian menaikinya. Ia merasakan ada yang tidak biasa pada sepeda motornya. Ditengoknya ban motornya bagian belakang, rupanya kempes.
"Duh gimana nih musti ditambal dulu." Ditemukannya sebuah paku yang masih menancap pada ban motornya.
"Eh, kak Reyna baru mau pulang ya? Itu kenapa motornya?" Nampaklah Fely berjalan mendekat.
"Kempes nih motor aku. Musti ditambal karena ada pakunya." Reyna tampak cemberut.
"Tinggal aja dulu di Ruko, besok minta Mang Asep bawa ke tukang tambal ban." Fely memberi ide. Mang Asep adalah tukang parkir dikawasan ruko.
"Emm...iya deh, Fe." Reyna kemudian membuka kembali pintu Ruko, memasukkan motornya ke dalam, kemudian mengunci kembali pintunya.
Reyna mengambil ponselnya hendak memesan taxi online untuk mengantarnya pulang.
Fely mendekat mengintip pada layar handphone Reyna. "Kak Reyna mau pesan taxi online? Gak usah!" Cegah Fely.
"Terus aku naik apa?" Tanya Reyna bingung.
"Ehh tuh kakak. Kak sini bentar!" Fely melambaikan tangan memanggil Abiyu.
"Kenapa?" Tanya Abi.
"Mau pulang kan, sekalian gih anterin kak Reyna pulang. Ban motornya kempes." Pinta Fely.
"Ehh gak usah, nanti merepotkan. Aku naik taxi aja." Tolak Reyna.
"Gak ada penolakan. Udah buruan sana. Keburu malam lhoh kak." Desak Fely.
Akhirnya Reyna menyetujui pulang bersama Abiyu. Di dalam mobil terasa canggung, terlebih karena baru saja kenal. Beberapa saat hanya terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Ehmm Reyna di rumah tinggal dengan siapa?" Akhirnya Abiyu bersuara.
"Sama kakek dan nenek, kak." Jawab Reyna singkat.
"Orangtua kamu dimana?" Abiyu menyelidik.
"Sudah meninggal kak, hampir dua tahun yang lalu. Saya anak tunggal, jadi gak punya saudara." Reyna menjelaskan.
"Kalau pacar ada gak? Eh maaf, takutnya ada yang marah kalau saya antar." Abiyu bertanya dengan hati-hati.
"Belum kak, nggak ada yang mau. Hehee...." Jawab Reyna asal.
"Bukan nggak ada kalii...kamunya aja yang suka pilih-pilih." Abiyu menanggapi.
"Beneran juga, pilih-pilih itu kalau orangnya istimewa. Sedangkan saya kan hanya gadis biasa saja." Reyna merendah.
"Masa sih, bunda sama Fely daritadi yang semangat aja cerita soal kamu." Tutur Abiyu.
"Ehh itu sih pasti melebih-lebihkan. Bunda orangnya kan baik." Kekeuh Reyna.
"Diujung, belok kanan ya kak. Disitu rumah kakek." Reyna memberi tau.
Sesampainya di dihalaman Reyna berterima kasih, kemudian turun dari mobil. Tangannya melambai, setelah mobil meninggalkan pelataran kemudian ia berjalan masuk.
"Assalamu'alaikum." Reyna memberi salam.
"Wa'alaikumsalam. Diantar sama siapa Reyn?" Tanya nenek yang sedang menyiram bunga hias di teras.
"Tetangga di Ruko sebelah, nek. Tadi motor Reyna bannya bocor." Ungkap Reyna.
"Ya sudah buruan mandi gih, bentar lagi maghrib." Titah nenek.
"Iya, nek." Reyna berlalu kedalam rumah.
****
Sore ini Rangga sampai dirumahnya setelah memakan waktu perjalanan selama 1 jam 15 menit. Kakinya yang terkilir terasa semakin sakit karena terasa kaku. Mami mengompres dengan air hangat.
"Seharusnya kamu jangan pulang dulu Ga, kalau masih bengkak begini." Omel mami.
"Kasian papi, mi. Nanti pekerjaannya menumpuk." Rangga beralasan, ia tidak mungkin menceritakan yang sesungguhnya pada mami.
"Suruh Putri kesini Ga, anak itu udah lama gak kemari. Mama pengen ngajakin dia nyalon."
Titah mami.
"Mami aja yang chat sendiri. Kita lagi marahan." Tutur Rangga.
"Ehh ada masalah apa? Awas ya Ga, jangan sampai putus. Mami sih sudah cocok sama anak itu. Pacar secantik dan sebaik itu susah nyarinya."
"Gak tau lah mi, cantik kalau susah dibilangin juga percuma. Bikin gak nyaman."
Rangga mulai frustasi mengingat Putri yang selalu menyangkal kalau temennya yang cowok berusaha mengambil hatinya. Setiap Rangga sibuk dan gak bisa nemenin, pasti cowok itu selalu ada buat menawarkan diri mengantar Putri kesana kemari. Hal itu membuat Rangga kesal.
Keesokan harinya saat jam istirahat kantor Rangga berniat mendatangi tempat pemotretan Putri untuk mengajaknya makan siang. Mami mendesak agar Rangga berbaikan dengan Putri.
Sesampainya di tempat pemotretan Rangga benar-benar marah. Ia menyaksikan Putri sedang disuapi sepotong pizza dengan seorang laki-laki. Rangga kemudian menghampiri cowok itu. Tanpa ba-bi-bu Rangga langsung melayangkan kepalan tangannya di muka cowok itu.
"Owh jadi kayak gini ya Put, perbuatan kamu dibelakang aku." Rangga berbicara dengan penuh emosi.
"Rangga...!! Tunggu Ga, ini gak seperti yang kamu lihat." Putri berusaha menjelaskan.
"Kita putus!!" Rangga langsung pergi meninggalkan tempat itu. Putri sempat mengejarnya tapi langkah Rangga yang sangat cepat tidak bisa diimbangi.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tolong bantu likenya ya readers,, biar authornya semangat nulisnya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Uneh Wee
yah putus cinta deh ga ..tenang ada rena tuh ga pepet terus jngn sampe ada yg nikung hihihiiii
2022-12-03
1
Nocturnlax
Setuju Rangga, percuma goodlooking kalo keras kepala
2022-11-05
0
Noer Anisa Noerma
seharusnya gitu
2022-07-31
0