Adik Kesayangan Kakak

Adik Kesayangan Kakak

Enaknya Disayang

Bisma meraih gagang pintu kamarnya setelah mandi dan membaringkan tubuhnya yang gila ke ranjang tepat di depan cermin besar yang menempel di pintu lemari.

Bangun dan menatap cermin besar itu, Bisma dapat melihat tubuh bagian atasnya yang telanjang dengan perut sixpack yang membuat siapa saja tergila-gila, tak terkecuali adiknya yang paling ia sayangi.

"Kak!!" Panggil Zani.

Zani menghampiri Bisma yang sedang melamun untuk mengajaknya sarapan.

"Astagfirullah Kak Bisma!" Teriak Zani.

Bisma langsung tersadar dari lamunannya dan menuju meja makan.

"Bisma, nanti sepulang sekolah kamu langsung ke butiknya mama ya!"

"Tapi ma, nanti Bisma mau nganterin Zani beli buku."

"Ya sudah, kalian pergi saja."

Pukul setengah tujuh, Bisma dan Zani meluncur ke sekolah dengan mobil putih yang di berikan papanya.

Gerbang sekolah yang sudah terbuka lebar, harumnya gedung sekolah karena bunga-bunga bermekaran, Bisma yang tampan dan selalu dicari para wanita tak terkecuali guru-guru perempuan yang menagih tugas telah tiba di sekolah.

"Turun Zan!" Ujar Bisma sambil membukakan pintu mobil kepada Zani.

"Iya Kak, makasih."

Semua teman mereka yang melihat keakraban dua kakak beradik ini hanya bisa terpana dan berdesas-desus satu sama lain.

"Belajar yang rajin ya Zan, nanti setelah bel pulang Kakak tunggu di sini." Ujar Bisma di depan kelas Zani.

Zani memanggutkan kepalanya dan melenggang masuk ke kelas yang sudah cukup ramai.

"Zan, Kakak lo namanya siapa sih?" Tanya Sarah salah satu teman Zani.

"Bisma!" Jawab Riani.

Riani adalah teman Zani yang paling dekat dan paling pengertian dengan Zani.

"Eh, gue nanya sama Zani bukan sama lo ya Rin." Ujar Sarah dengan nada tinggi.

"Ngapain lo dekat-dekat sama Zani? Apa karena lo mau kenal Kak Bisma aja?" Tanya Riani.

"Udah Rin, siapa aja boleh kenal sama kakak gue."

"Tuh kan!" Ucap Sarah.

"Udah Rin, lo nggak usah ngeladenin Sarah kaya lo nggak tau sifatnya aja." Ujar Zani.

Delapan jam di sekolah sungguh sangat melelahkan, yang dirasakan Zani sama halnya yang dirasakan Bisma. Rasa empati yang terus keluar dari dalam diri Bisma kepada Zani sungguh tidak dapat dibendung sejak dulu, malahan semakin kuat.

"Zan ini Kakak bawakan minuman, diminum gih!"

"Loh kak, makasih ya."

Semua cewek yang ada di kelas Zani tidak bisa berkata sepatah kata pun membuat Zani merasa heran.

"Weee, kelas kok jadi sepi gini." Guman Zani dalam hati.

"Rin, lo ngapain sih kok diem?" Tanya Zani kepada Riani yang duduk di sebelahnya.

"Eh nggak papa kok Zan, tadi gue cuma kaget kenapa tiba-tiba Kak Bisma datang ke kelas." Jawab Riani yang baru saja tersadar.

Bel pulang sudah dibunyikan, semua murid kelas Zani keluar tak beraturan dari dalam kelas. Namun, setiap teman perempuan Zani terlihat selalu kaget saat keluar pintu.

Zani pun juga kaget bukan main, setelah melihat Bisma berdiri dengan hoodie biru warna kesukaannya berdiri di depan pintu kelasnya.

"Bikin kaget aja Kak, lain kali kalo nungguin Zani agak jauhan dikit dari pintu kenapa sih, kasian tem-" Ucapan Zani yang panjang diputus oleh Bisma saat tangannya meraih tangan Zani dan membawanya pergi.

"Tadi pagi katanya mau beli buku, ya udah sekarang kita beli ." Ujar Bisma.

Sepanjang koridor sekolah yang dilalui Bisma dan Zani, banyak sekali siswa perempuan yang tak segan berhenti untuk memperhatikan mereka berdua yang sangat mesra tak selayaknya kakak beradik.

Hari yang melelahkan bagi Zani setelah menerima pelajaran dari sekolah belum lagi tugas-tugas yang diberikan gurunya seperti bukan hal yang tidak wajar.

Setelah membersihkan diri, Zani langsung masuk ke kamar dan menghadap meja belajarnya untuk bersiap mengerjakan tugas sebelum kakaknya yang paling sayang itu datang dan menganggu.

"Hahh." Hela napas Zani.

"Mau kakak bantu ngerjain tugas nggak?" Suara Bisma yang tiba-tiba terdengar oleh telinga Zani.

"Loh, kakak kok di kamar Zani?" Tanya Zani terheran-heran.

"Itu nggak penting." Jawab Bisma

"Keluar kak! Zani mau ngerjain tugas." Usir Zani.

"Sini kakak bantu."

"Kakak selesaiin tugas kakak sendiri biar nggak dikejar-kejar sama guru mulu."

"Weeee, dari mana kamu tau? Kamu belum ada satu bulan masuk sekolah di sana." Tanya Bisma sambil memberikan tatapan mengerikan kepada Zani.

"Semua tau Kak, Bisma Ramawijaya sudah terkenal nggak pernah ngerjain tugas."

"Bilang apa kamu adikku sayang?

Bisma mendekatkan wajahnya ke wajah Zani dan bersiap menerkam mulut Zani yang baru saja menjelekkan namanya.

Udara dingin keluar dari mulut Bisma setelah ia meniup bibir Zani yang ceriwis.

"Mulut kakak bau, sana keluar atau Zani teriak biar kakak dimarahin Papa."

"Iya iya."

Bisma melenggang keluar dan pergi ke ruang tv.

Rin Riani

Zani : Rin, besok pagi tolong bawain gue kertas folio ya. Tadi gue lupa beli.

Riani : Heem iya, kalo nggak lupa ya beb.

Zani : Awas aja kalo sampai lupa

Riani : Ehhh udah minta nyolot lagi, dasar Zani

Zani : Iya maaf, tapi jangan sampai lupa lo.

Riani : Emang buat apa sih Zan.

Zani : Tugas ekonomi kemarin.

Riani : Berarti lo mau ngerjain besok di sekolah Zan? Besok kan harus dikumpul.

Zani : Ya nyontek lo lah Rin, ngapain ambil pusing.

Riani : Hem

Zani memang anak yang santai sama seperti Bisma namun ia lebih pintar dan rajin. Bisma sudah beberapa kali diingatkan oleh mamanya namun tetap saja berperilaku sama dan tidak ada hal yang berubah dari dalam dirinya.

Zani yang sangat disayanginya memang satu-satunya semangat hidup yang dimiliki Bisma sejak kecil.

Saat Bisma berumur tiga tahun ia kedatangan adik perempuan lucu yang sudah ia tunggu-tunggu. Setiap hari Bisma bahkan rela tidak keluar rumah demi menjaga dan bermain dengan adiknya.

Sayang dan perhatian Bisma kepada Zani memang sudah tidak diragukan lagi. Dulu pernah, ketika Zani terjatuh ke kolam di rumahnya, Bisma rela  menjatuhkan diri ke air untuk menolong Zani walaupun ia belum bisa berenang.

Sampai sekarang pun, Zani yang sudah besar dan dewasa masih ia anggap sebagai seorang anak kecil yang lemah dan menggemaskan. Walaupun Zani menolak tawarannya, ia tetap melakukannya.

Kelas 12 merupakan masa diambang kelulusan membuat Zani khawatir dengan kakaknya dan ia pun berusaha menyadarkan kakaknya agar belajar dan mengerjakan tugas.

"Kak, sebentar lagi kakak kan lulus?"

"Iya terus kenapa?"

Hari ini Bisma dan Zani sedang keluar menikmati akhir pekan sambil menjaga butik milik mamanya seperti biasa.

"Kakak mau lanjut kuliahkan?"

"NGGAK!" Jawab Bisma lantang.

"Terus, kalau nggak kuliah mau ngapain kak? Nganggur? Nyusahin papa mama? Nikah terus punya an-"

"Kakak mau daftar TNI."

"Hah? Serius kak?" Zani terkejut.

"Serius lah Zan, liat nih." Jawab Bisma sambil membuka kaos dan memamerkan perut penuh abs nya kepada Zani.

"Kakak sudah bilang ke papa?"

"Belum."

"Buruan bilang kak, takutnya nanti papa sudah buat rencana buat Kakak."

"Iya."

"Kakak punya abs ternyata, gue nggak nyangka. Dan gue pikir Kak Bisma emang  keren juga ya, ganteng pula, pantesan teman-teman pada naksir sama Kak Bisma." Batin Zani.

"Ehh jantung gue kok jadi deg-degan gini sih." 

 

Terpopuler

Comments

Kania Gustina

Kania Gustina

bisma kakak nya zani baik banget ke adik nya beda banget sama gw dan abang gw kayak kucing ama tikus😂😂

2020-06-24

12

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!