"Papa lihat kamu sudah beberapa bulan ini sering joging sama renang?"
"Oh itu cuma iseng aja pa."
Tak ingin panjang lebar menjawab pertanyaan papanya, Bisma langsung menuju kamar Zani dan berangkat ke sekolah.
"Bisma, mau kemana? Ini kan hari Minggu.
"Mau ke sekolah ma, ada ekstra."
Mengetuk kamar Zani yang masih terkunci dan terdengar belum ada aktivitas yang dilakukan Zani, Bisma langsung masuk karena sebenarnya ia memiliki kunci cadangan kamar Zani.
Inilah alasan Bisma bisa masuk kapan saja tanpa sepengetahuan Zani seperti waktu itu.
"Bangun Zan." Sambil menarik selimut Zani, Bisma terus saja menggoyangkan tubuh Zani agar segera terbangun.
"Apaan sih Zani mau istirahat Kak, lagi pula ini hari Minggu kan?"
Zani membangunkan dirinya dan duduk di ranjang di samping Bisma yang aneh ini.
"Temenin Kakak nge-gym."
"Apa? Nge-gym? Sejak kapan kak?"
"Udah nggak usah banyak nanya, buruan mandi sana! O ya, nanti kalo ditanya papa mama atau siapapun kamu bilangnya kita mau ke sekolah ada ekstra gitu!"
"Hemmm."
Zani benar-benar heran dengan Bisma yang ternyata memiliki tekad kuat dan semangat yang belum pernah ia lihat dalam diri Bisma selama ini.
"Kak, kakak yakin mau daftar TNI?" Tanya Zani semasa Bisma mengemudikan mobil.
"Yakinlah Zan."
"Tapi kenapa kak?"
"Impian kakak dari SMP. Kamu dukung kakak kan Zan?"
"Iya, apapun yang kakak lakukan pasti Zani dukung."
Tiba-tiba Bisma meraih tangan Zani dan menempelkan didadanya. "Zan, kamu ngerasain nggak?"
"Iya kak, jantung kakak deg-degan."
"Kamu tau itu perasaan apa Zan?"
Zani menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak tau maksud kakaknya itu.
"Kalau kakak di dekat kamu pasti begini Zan."
"Makasih ya kak, Kakak selalu sayang perhatian sama Zani. Kalau begitu, Zani juga akan selalu mendukung Kakak."
Senyum lebar terukir di bibir Bisma setelah mendengar ucapan adiknya yang sangat ia sayangi.
Semangat Bisma semakin besar dan berjanji kepada dirinya akan membahagiakan Zani.
"Mas, Bisma akhir-akhir ini aku perhatikan dia rajin banget joging terus renang. Kenapa ya?" Tanya Risa
"Kemarin aku tanya sama dia, katanya cuma iseng aja." Jawab Pandu
"Kamu coba tanyain lagi mas, siapa tau Bisma punya alasan lain."
"Iya Sayang."
Semua kegiatan yang dilakukan Bisma akhir-akhir ini selalu dicurigai oleh orang tuanya yang terheran dengan sikapnya.
Sampai saat ini, Bisma belum memberitahu orang tuanya mengenai rencananya setelah lulus. Zani pun juga tidak memberitahu karena ia sudah berjanji dengan Bisma.
Zani Sayangku
Zani : Kak, nanti aku mau pergi sama Juna. Kakak pulang aja duluan, katanya mau renang kan
Bisma : Kakak nggak jadi renang
Zani : Ya udah Kak, nanti kakak langsung pulang aja. Soalnya Zani mau ngerjain tugas di rumahnya Juna.
Bisma : Juna siapa? Rumahnya mana? Sama siapa? Berdua atau banyak orang?
Zani : Aku tadi dapet kelompok praktikum kimia cuma berdua sama Juna, terus belum selesai buat laporan ya mau nggak mau harus dikerjain Kak
Bisma : Kenapa nggak disekolah aja sih Zan?
Pesan terakhir dari Bisma hanya dibaca tanpa ada balasan dari Zani, sehingga Bisma langsung menelpon adiknya.
"Nomor yang Anda tuju tidak menjawab."
Tanpa berfikir panjang, Bisma langsung meninggalkan pelajaran yang sedang berlangsung dengan alasan mau ke kamar mandi.
Bisma langsung berlari menuju ruang kelas Zani di lantai satu yang membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai di sana.
Bisma mengetuk pintu kelas Zani yang nampaknya sedang pelajaran.
"Tok tok tok."
"Pak, saya mau bertemu adik saya Zani. Ada keperluan sebentar."
"Oh maaf Bisma, Zani tidak sedang di kelas." Jawab Pak Agung.
"Zani di UKS Kak." Teriak salah seorang teman Zani.
Bisma berlari secepat mungkin menuju UKS dan berharap tidak terjadi apa-apa dengan adiknya.
Pintu UKS yang tadinya tertutup langsung Bisma buka dan mengecek satu persatu kamar rawat perempuan.
"Zani." Teriak Bisma setelah menemukan Zani berbaring sambil memegangi perutnya.
"Kamu kenapa?"
Bibir Zani yang tadinya terlapisi lipstik tipis sekarang berubah menjadi pucat dan kering bahkan ia tak mampu membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Bisma.
Zani hanya menggeleng-geleng dengan lemas dan pucat.
Bisma tiba-tiba keluar terburu-buru dan berlari kembali ke kelas.
"Eh Bisma, dari mana aja Lo? Terus sekarang lo bawa kunci mobil buat apa?" Tanya Akbar.
"Zani sakit, gue harus bawa dia ke rumah sakit."
"Tapi, abis ini guru killer masuk Bis."
"Bodo amat."
Bisma kembali ke UKS dan langsung menggendong Zani dan memasukkannya ke mobil yang sudah ia ambil dari parkiran.
"Bisma."
Bisma menghiraukan panggilan dari guru yang berdiri di belakangnya dan langsung mengemudikan mobilnya.
Sesekali Bisma menoleh ke arah Zani yang sedang menahan rasa sakit.
Sesampainya di rumah sakit, semua orang yang ada di sana tak hentinya memperhatikan Bisma yang menggendong Zani dengan masih berseragam sekolah.
Setelah Zani di bawa masuk ke IGD, Bisma tetap berdiri di depan pintu. Perhatian terus saja tertuju kepada Bisma, namun ia tidak memperdulikannya.
"Gimana dokter, adik saya kenapa?" Tanya Bisma setelah dokter keluar dari IGD.
"Bukan apa-apa dek, ini hal biasa yang terjadi dengan wanita seumuran adik kamu."
"Maksudnya dok?"
"Mari ikut ke ruangan saya."
Bisma hanya tersenyum mengingat kelakuannya baru saja yang terlalu khawatir dengan Zani dan rela meninggalkan pelajaran.
"Gimana Zan, udah enakkan belum perutnya?"
"Uudah Kak, makasih ya udah bawa Zani ke sini."
Telunjuk Bisma menempel di bibir Zani. "Usstt, jangan banyak bicara dulu."
Zani hanya tersenyum dan berusaha bangkit namun di halangi oleh Bisma.
Cukup lama Zani berbaring di rumah sakit dan akhirnya pulang setelah keadaannya membaik.
Mereka berdua berjalan menuju mobil, Zani yang digandeng oleh Bisma menghentikan langkah dan menempelkan kepalanya di dada Bisma.
Bisma menyambut pelukan hangat dari Zani. "Makasih kak, kakak udah peduli sama Zani."
Bisma mengecup ubun-ubun Zani sambil tersenyum.
Suasana yang tadinya senyap terganggu dengan suara notifikasi handphone Zani.
"Halo Jun, ada apa?"
"Tadi gue dengar dari Riani katanya lo sakit."
"Iya Jun, tapi sekarang udah sembuh kok."
"Nanti gue, Riani, sama Sarah ke rumah Lo"
"Iya makasih ya Jun"
"Dari Juna?" Tanya Bisma.
"Iya kak, nanti dia mau ke rumah."
"Udah dengar, kamu ada hubungan apa sama Juna?"
"Kenapa kakak tanya begitu?"
Bisma langsung menarik tangan Zani tidak dengan lembut seperti tadi, membuat Zani merintih kesakitan yang tidak pedulikan oleh Bisma.
Karena kejadian ini, selama perjalanan ke rumah, Zani tidak berani berkata-kata dengan Bisma. Dari dulu Zani takut jika membuat kakaknya marah.
"Maafin Kakak Zan, kakak cuma nggak suka lihat kamu sama cowok selain Kakak. Kamu masih kecil." Guman Bisma dalam hati.
Melihat Zani terlelap, Bisma hanya tersenyum dan lalu mencium punggung tangan Zani.
"Kakak sayang kamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Belove
saudara kandung bukan sih...kok kayaknya Bisma perasaannya bukan cma cinta sma adik deh😆🤔🤔
2020-06-25
11