Ahan

Ahan

Farel_Dirgantara_Adhiatama_1

Hari ini Farel pulang lebih awal, ia merasa lelah dengan pekerjaannya yang menumpuk.

Belum lagi dengan ibunya yang selalu mendesak dirinya untuk segera menikah. Sudah capek dengan urusan kantor, ia juga capek dengan permintaan ibunya.

Mobil sport hitam berhenti di halaman rumah yang sangat megah dan juga mewah. Farel bergegas turun dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Baru saja Farel mau naik ke atas, suara ibunya terdengar memanggil dirinya.

"Farel, ke sini sebentar Sayang, mama mau tunjukin sesuatu sama kamu," panggil Lidia ibunda Farel.

Dengan langkah kaki yang malas, Farel pun membalikan tubuhnya dan berjalan menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa.

Farel menjatuhkan bobot tubuhnya di samping ibu, punggungnya menyender di senderan sofa.

Sementara Lidia tengah sibuk dengan foto-foto yang ia pegang, Lidia tengah menaruh satu persatu foto tersebut di atas meja.

"Sayang, kamu lihat dulu sini," pinta Lidia. Dengan malas Farel pun bangkit.

Melihat foto-foto itu, Farel merasa jengah, ia tidak tau maksud ibunya dengan semua foto tersebut.

Farel pun memperhatikan foto itu, ia bergidik ngeri melihat foto-foto tersebut, meski Farel seorang lelaki, tetapi melihat foto seperti itu, ia sangat tidak suka.

"Kamu pilih salah satu di antara mereka, nanti akan mama kenalkan sama kamu," pinta Lidia. Farel langsung melotot mendengar ucapan ibunya itu.

"Enggak deh ma, enggak ada yang menarik," ucap Farel. Ia sama sekali tidak tertarik secuil pun dengan foto-foto tersebut.

"Masa enggak ada yang menarik, apa kurang cantik, atau kurang seksi," ujar Lidia. Ia heran dengan putranya itu, wajah cantik-cantik begitu masa tidak menarik.

Setelah itu, Farel memutuskan bangkit dari duduknya dan beranjak menuju ke kamar.

Sementara Lidia masih sibuk dengan foto-foto tersebut, ia masih memeriksa foto itu satu persatu.

Farel tiba di kamar, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sungguh hari yang sangat melelahkan.

Lelah hati dan juga pikirannya, ibunya selalu memaksa dirinya untuk segera menikah, dan hal itu sangat mengganggu pikiran Farel.

"Huuft." Farel membuang nafas. Ia menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya tengah berputar mencari akal agar bisa menghentikan aksi ibunya itu.

Tiba-tiba handphonenya berdering, dengan malas ia pun mengambil benda pipih itu.

Farel melihat di layar handphonenya tertera nama Viona. Semakin malas ternyata wanita itu yang menelepon.

"Ngapain sih nih orang nelfon-nelfon, kurang kerjaan banget," gerutu Farel. Bukanya di angkat, justru Farel melempar handphonenya ke samping.

Farel mencoba memejamkan matanya, berharap nanti pikirannya akan kembali fresh. Setelah otaknya berfikir seharian.

***

Pagi-pagi sekali, Farel sudah siap dengan pakaian kerjanya, pagi ini Farel ada meeting, itu sebabnya ia akan berangkat lebih awal.

Selesai bersiap-siap, Farel segera turun. Setibanya di bawah Lidia langsung memanggil putranya untuk sarapan pagi.

"Sayang, sarapan dulu, mama udah nyiapin makanan kesukaan kamu," kata Lidia. Ia masih sibuk menata makanan di atas meja.

"Farel sarapan di kantor ma, pagi ini ada meeting," sahut Farel. Ia pun menghampiri ayah dan ibunya, untuk berpamitan.

"Ya sudah, ingat ya, besok kamu harus kenalin calon istrimu pada mama sama papa, iya kan pa," tutur Lidia mengingatkan. Ia pun melirik ke arah suaminya, sementara yang dilirik hanya terkekeh.

Farel menghela nafas, masih pagi otaknya harus memikirkan hal seperti itu lagi. Belum lagi urusan kantor. Sungguh sangat menyebalkan.

Farel benar-benar tengah diuji kesabarannya.

"Ya sudah ma, pa, Farel pergi dulu, assalamualaikum," pamit Farel. Ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Kini Farel tengah dalam perjalanan, ia menyenderkan kepalanya di senderan joknya.

Ia memijit pelipisnya yang terasa sedikit pusing, minggu depan ia harus ke Jepang untuk urusan bisnisnya, besok harus mengenalkan calon istri pada orang tuanya.

"Arrght sial," Farel mengerang frustasi. Supirnya hanya menggelengkan kepalanya melihat Tuannya.

***

Di lain sisi, seorang gadis sedang duduk di bangku, sementara teman-temannya yang lain sudah berhamburan keluar menuju ke kantin.

Tiba-tiba salah satu temannya datang menghampirinya.

"Ke kantin yuk Del," ajaknya. Sementara yang di ajak masih duduk santai.

"Kamu aja Ris, aku bawa bekel," jawab Adelia. Iya gadis itu adalah Adelia, sementara temannya bernama Riska.

"Oh, ya sudah, duluan ya," sahut Riska, dan dibalas dengan anggukan oleh Adelia.

Setelah Riska pergi, Adelia segera membuka bekel makanannya. Setiap hari Adel memang selalu membawa bekel dari rumah.

Lumayan, biar uang sakunya irit, hidup dalam kondisi serba kekurangan, membuat gadis berusia 18 tahun itu, harus pintar mengatur keuangannya.

Adel tidak seperti teman-temannya, yang hidup serba kecukupan, tapi meski begitu, Adel tetap menjalaninya dengan senang hati. Ia tidak pernah merasa minder atau gengsi dengan temannya, walaupun sering ada yang menghinanya.

Selesai makan, Adel bergegas menuju ke perpustakaan untuk belajar, hampir setiap hari Adel seperti itu, ia lebih memilih untuk membaca buku, ketimbang ngumpul bareng temannya yang ujung-ujungnya bergosip. Saat Adel tengah fokus membaca, tiba-tiba seseorang datang, dan tanpa permisi orang itu langsung duduk di sebelah Adel.

"Kok, sendirian sih Del, temen kamu mana?" tanyanya, sementara Adel tetap fokus pada buku yang ia pegang.

"Ini temen aku," jawab Adel, sembari menunjuk buku yang ia pegang.

Seketika orang itu tertawa, entah apa yang lucu, sampai membuat orang itu tertawa.

Namun Adel sama sekali tidak menggubris teman sekelasnya itu, ia tetap fokus membaca.

"Del, nanti pulang sekolah kita jalan ya," ujarnya. Ia berharap jika gadis itu mau menurutinya.

"Nggak." Tolak Adelia dengan tegas.

Matanya pun tetap fokus pada buku yang ia pegang.

"Adelia, ayolah, sekali ini saja," bujuknya. Cowok itu terus membujuk Adel agar mau menerima ajakannya.

"Revan, kamu ajak Putri aja, primadona di sekolah ini, dan kamu juga tau kan, aku itu enggak suka sama kamu, jadi aku minta kamu jangan ganggu aku lagi, ngerti," jelas Adelia panjang lebar. Setelah itu Adel pun bangkit dan beranjak pergi.

Sementara itu, Revan masih duduk, ia tidak percaya jika Adel akan bicara seperti itu.

Padahal Revan sangat mengharapkan jika rasa yang ia miliki bisa terbalaskan, tapi kenyataannya itu hanya mimpi.

"Aku enggak akan nyerah begitu saja, Adelia kamu pasti akan menjadi milikku," desis Ravan. Matanya menatap tajam pada punggung gadis itu yang mulai menghilang.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, semua siswa-siswi sudah berhamburan pulang, begitu juga dengan Adel, ia juga sudah pulang.

Namun sebelum ia pulang ke rumah, terlebih dahulu Adel datang menemui ibunya yang tengah berjualan kue.

"Aku harus cepat sampai, kasihan ibu, pasti sangat lelah dari pagi berjualan," gumam Adelia. Ia terus berjalan menyusuri jalan raya yang ramai akan kendaraan.

Jarak sekolah ke tempat ibunya berjualan lumayan jauh, untuk berjalan kaki menempuh sekitar 40 menit, sementara sekolah ke rumah, hampir 2 jam. Maka dari itu, Adelia selalu datang lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah.

Meski begitu, Adel tidak pernah mengeluh, ia tetap bersemangat untuk bersekolah.

Adel ingin membahagiakan kedua orang tuanya, kedua adiknya pun begitu, meski hidup dalam keluarga yang sederhana, mereka tidak pernah putus asa.

Adel telah tiba di tempat di mana ibunya berjualan kue.

Namun mata Adel membulat sempurna saat melihat kejadian yang di luar dugaannya. Dengan segera Adel berlari menghampiri ibunya.

Terpopuler

Comments

Priska Anita

Priska Anita

Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜

2020-07-25

0

gemini_girl

gemini_girl

visualnya dong thor

2020-06-12

0

Lysha caca

Lysha caca

mulai baca ne Thor visualnya donk,,,biar lebih menarik bacanyaaa

2020-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!