Rencana_Pernikahan_4

Tidak butuh waktu lama, kini Adel dan Farel sudah berada di pusat perbelanjaan terbesar di kotanya, Farel langsung membawa gadis itu untuk mencari baju yang pas untuk tubuhnya yang mungil itu.

"Mba, tolong carikan dia baju," pinta Farel pada pegawai wanita tersebut.

"Baik Tuan," pegawai itu mengangguk paham.

Setelah itu, Adel diajak pegawai wanita itu untuk mencari baju. Adel hanya menurut saja, ia tidak mau berkomentar apa-apa lagi.

Sementara Farel memilih duduk di kursi, sembari memainkan ponselnya.

Selang 30 menit, Adel datang menghampiri Farel, penampilan sungguh membuat lelaki itu tidak berkedip. Dress lengan pendek dan panjang selutut, sangat pas dengan tubuh Adel yang mungil itu.

Rambut hitam yang panjang tergerai bebas, sungguh sangat indah ciptaan Tuhan. Farel meneguk salivanya sendiri, ia benar-benar takjub melihat kecantikan Adel.

Aksesoris jepit rambut yang menempel menambah imut wajah gadis itu.

Farel masih saja terdiam dengan memandangi gadis yang berdiri di depannya itu. Sementara Adel merasa risih, ia takut jika penampilannya tidak sesuai dengan keinginan lelaki itu.

"Maaf Om, apa penampilan Adel buruk ya?" akhirnya Adel bersuara, dan itu membuat Farel sadar dari lamunannya.

"Ah tidak ... sangat sempurna," Farel berujar dengan mata yang tak lepas dari gadis itu.

Tanpa membuang waktu lagi, Farel kembali menarik tangan Adel dan berjalan keluar. Lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian setiap pengunjung yang datang. Tapi Farel sama sekali tidak perduli dengan hal itu.

Langkah Farel terhenti saat Adel tiba-tiba berhenti. Hampir saja Adel terjatuh gara-gara tarikan tangan Farel yang agak keras.

Farel pun terpaksa berhenti dan membalikkan badannya menghadap ke arah gadis itu.

Kening Farel berkerut. "Kenapa." Matanya menatap tajam ke arah gadis itu.

"Om tadi belum bayar, nanti kita malah di kira pencuri," ucap Adel.

Farel menghela nafas, lalu menatap kembali manik mata gadis yang bersamanya itu. Tanpa Adel duga, tangannya kembali di tarik oleh Farel. Lagi-lagi Adel kewalahan mengikuti langkah Farel.

"Kita tidak perlu membayarnya, karena tempat ini milik saya," Farel berkata sembari terus berjalan.

Adel dibuat melongo oleh perkataan Farel, tempat sebesar dan sebagus ini adalah miliknya.

Adel benar-benar takjub dengan lelaki yang bersamanya, wanita yang bisa menjadi pendamping hidupnya akan sangat beruntung.

Kini keduanya sudah berada dalam perjalanan ke rumah Farel.

Farel tetap fokus menyetir, sementara Adel memilih melihat ke luar jendela, melihat pemandangan malam. Lampu yang berkelap-kelip menambah indahnya suasana di malam hari.

Mobil Lamborghini Veneno berhenti tepat di halaman rumah yang sangat luas. Mata Adel memandang takjub. Sementara Farel langsung melepas sabuk pengamannya. Tapi sebelum mereka turun, Farel kembali bertanya pada Adel, untuk meyakinkan.

"Kamu ingat semua kan, kamu juga paham apa yang akan kamu lakukan nanti?" Farel kembali mempertanyakan hal itu.

Adel mengangguk. "Adel paham Om." Gadis itu tersenyum.

"Baiklah, meski kita hanya berpura-pura, tapi kita harus bisa meyakinkan orang tua saya, bahwa kita memang sepasang kekasih," ujar Farel. Ia yakin kalau gadis itu mampu bersandiwara.

Adel mengangguk mantap. "Baik Om."

Setelah itu keduanya pun turun dari mobil, ada rasa canggung pada diri Adel, tapi dengan segera gadis itu menepis jauh-jauh rasa itu.

Ia harus bisa bersandiwara seperti yang Farel inginkan.

Kini keduanya sudah turun dari mobil, dan saat ini sandiwara yang akan Adel dan Farel lakukan, telah dimulai.

Keduanya berjalan dengan beriringan, agar terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan, Adel mengapit lengan kekar Farel.

Meski Adel akui itu sangat canggung dan juga sulit, sebab tinggi badan Adel yang hanya sebahu Farel, itu pun di bawah lagi.

Keduanya telah masuk ke dalam, dan tentunya mereka langsung mendapat sambutan hangat dari kedua orang tua Farel.

"Malam ma, pa," sapa Farel. Sementara Adel hanya tersenyum ramah.

"Malam Sayang, akhirnya kalian datang juga," Lidia pun menyambut kedatangan putranya dan juga calon menantunya itu.

Lidia memandangi Adel dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.

Sementara yang dipandang merasa risih, Adel takut jika orang tua Farel merasa curiga terhadapnya.

Namun yang Adel pikirkan sangat jauh, tanpa di duga, Lidia langsung menarik tangan Adel dan mengajaknya untuk masuk ke dalam.

"Ayo Sayang, kamu pasti haus kan, Tante sudah buatkan makanan dan minuman yang enak-enak, kamu pasti suka," Lidia berkata sembari menuntun Adel untuk masuk ke dalam.

Sementara Farel masih diam di tempat. Lelaki itu benar-benar merasa heran dengan ibunya, dia yang anaknya, justru tidak di perpedulikan sama sekali oleh ibunya. Indra selaku ayahnya hanya bisa tersenyum, lalu berjalan mendekati putranya itu.

"Kamu tidak perlu kaget seperti itu, kelakuan mama kamu memang tidak bisa pernah berubah," Indra berujar dengan menepuk pelan bahu putranya itu.

Sementara Farel hanya menghela nafasnya, memang yang dikatakan oleh ayahnya itu benar.

Setelah itu Farel dan Indra masuk ke dalam menyusul dua wanita itu.

Farel berjalan menghampiri Adel yang tengah duduk di sofa bersama dengan Lidia. Farel pun menjatuhkan bobot tubuhnya di samping gadis itu.

Setelah semuanya duduk, Lidia pun memulai pembicaraannya.

Perlahan wanita itu memulai mengutarakan niat dan maksudnya memaksa putranya untuk segera memperkenalkan siapa calon istrinya.

"Baik, langsung saja ya, kalian berdua sudah lama menjalin hubungan?" Lidia bertanya dengan menatap Farel dan Adel secara bergantian.

Farel terdiam, lelaki itu sengaja diam. Ia ingin mengetes Adel, apakah gadis itu ingat, apa yang harus dikatakannya.

"Sudah Tante, awal kita ketemu saat mas Farel datang ke sekolah Adel, saat itu mas Farel berkunjung untuk memberikan bantuan kepada murid-murid yang kurang mampu.

Lalu mas Farel melakukan kunjungan lagi saat menghadiri acara di sekolah Adel. Saat itu mas Farel menjadi tamu terhormat, saat itu juga Adel terpilih menjadi juara satu lomba mapel matematika tingkat Nasional. Mas Farel lah yang memberikan piala kepada Adel, dan saat itu kita mulai saling mengenal,"

Farel dibuat melongo oleh penjelasan yang Adel berikan.

Memang yang Adel katakan benar, jika Farel pernah berkunjung ke sekolah yang ternyata tempat di mana Adel bersekolah. Tapi Farel sama sekali tidak tau jika Adel bersekolah di sekolahan itu. Sementara Lidia dan Indra hanya tersenyum mendengar penjelasan dari Adel.

"Tapi Farel tidak pernah bilang, kalau sudah punya pacar," sanggah Indra. Matanya menatap ke arah kedua sejoli itu secara bergantian.

"Iya Om, soalnya Adel sama mas Farel sepakat untuk tidak mengumbar hubungan kita, sampai kita menuju ke jenjang yang lebih serius," lagi-lagi Farel dibuat melongo dengan penjelasan yang Adel katakan.

"Jadi kapan kalian akan menikah?" pertanyaan yang secara tiba-tiba mampu membuat Adel dan Farel terlonjak kaget.

"Menikah." Ucap Farel dan Adel secara bersamaan. Lalu keduanya saling memandang.

Keduanya terdiam cukup lama, Farel sama sekali tidak kepikiran jika ibunya akan mempertanyakan hal itu. Sementara Adel benar-benar tidak menyangka kalau kejadiannya akan sangat berbeda dengan rencana yang sudah mereka buat.

"Kenapa diam, hubungan kalian kan sudah cukup lama, jadi tidak ada salahnya kan, kalian menikah," sela Indra. Hal itu semakin membuat Farel bingung.

"Minggu depan ma," spontan Farel menjawab pertanyaan itu. Seketika mata Adel membuka sempurna, ia tidak menyangka jika Farel akan memberi jawaban di luar dugaan.

"Ok, mama setuju, semakin cepat kalian menikah, maka semakin cepat mama punya cucu, iya kan pa," Farel dan Adel melongo mendengar ucapan Lidia. Sungguh semua di luar dugaan dan rencana.

"Bener ma, teman-teman kita sudah pada punya cucu, sedangkan kita belum, padahal kalau di lihat, anak kita sangat memenuhi standar kualitas, tapi justru anak teman-teman kita yang laku duluan," terang Indra. Kini Lidia dan Indra justru sibuk bicara berdua, dengan sesekali mereka tertawa.

Adel masih menatap tajam ke arah Farel, gadis itu benar-benar tidak menyangka jika akan seperti itu.

Semua Farel hanya mengangkat bahunya, lelaki itu mungkin sudah pasrah dengan keadaan.

Terpopuler

Comments

yanthy arvan

yanthy arvan

🤣🤣🤣🤣

2020-04-05

0

ဣӂ꧂✪ⓝⓘⓣⓐ ⓚⓘⓜ ӂ

ဣӂ꧂✪ⓝⓘⓣⓐ ⓚⓘⓜ ӂ

Nah nikah benaran kan

2020-04-02

0

Aqiela Comell

Aqiela Comell

lanjut thor

2020-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!