PRIYA

PRIYA

PROLOG

Apakah kamu tahu,

Apa special moment bagi seorang anak?

Dan apa special moment bagi sepasang kekasih?

“Bagaimana cara memenangkan mecha event di HM Hero of Leaf Valley,” gumam Kiya sambil mengetik di kolom search Youtube.

Setelah menekan tombol Enter, berbagai macam video muncul. Kiya segera mencari akun bernama BigGames. Sejak dia memulai memainkan game ini, akun tersebutlah yang menjadi referensinya. Selain video berkualitas HD, tips dan triknya pun mudah dimengerti. Cocok banget untuk Kiya yang pemain pemula di Harvest Moon Hero of Leaf Valley ini.

Permainan Harvest moon sendiri adalah permainan simulasi yang dikeluarkan oleh Natsume. Semua orang pasti mengetahuinya, setidaknya pernah mendengar namanya. Game ini memiliki banyak versi. Kiya dulu pernah memainkan Harvest Moon Back to Nature di playstation satu. Tapi udah lamaaa... banget. Terakhir main mungkin waktu kelas empat SD sebelum PS tersebut rusak.

“Kamu udah makan belum Dek?” tanya Raika yang kepalanya melongok di pintu kamar Kiya.

“Bentar lagi Mbak,” jawab Kiya tanpa menoleh.

“Udah hampir jam satu lho dek. Nanti maagmu kambuh.”

“Iya Mbak. Bentar lagi. Nanggung nih.”

“Ck, pasti main game lagi, kan?!”

Kiya tak mengindahkan celetukkan Raika, justru semakin memfokuskan pandangannya ke layar laptop. Dia memperhatikan dengan saksama setiap pergerakan si Hero—nama pemain yang dibuat BigGames—saat menyelesaikan event melawan mecha crow. Cukup mudah. Hanya perlu mengambil semua makanan di area sekitar Lyla Shop atau Louis Shop.

Kiya tak berniat sececahpun untuk berhenti dan beranjak. Perutnya masih belum lapar. Dia malah berniat melanjutkan menonton video-video milik BigGames yang lain. Mungkin dia bisa menemukan game simulasi lainnya selain Harvest Moon ini.

Dia segera mengklik nama akun BigGames hingga menampilkan tampilan depan menu beranda. Kemudian dia mengklik menu video. Muncullah beberapa video yang sudah diupload BigGames. Dan manik Kiya menatap sedikit ganjil pada video pertama yang terlihat berbeda dari video yang di bawahnya. Gambar awal video tersebut tidak seperti video-video lain yang menampilkan grafis-grafis 2D atau 3D, namun sebuah gambar candi yang cukup familier dengan teras berundak dan sebuah stupa. Ah, benar. Ini candi Borobudur yang terletak di daerah Magelang. Dia dan keluarganya pernah ke sana. Beberapa kali.

Kiya terus menilik, lalu dia tiba-tiba sedikit tersentak. Bukan. Bukan karena bentuk candinya yang berubah. Itu hal yang mustahil terjadi. Tapi dua wajah remaja laki-laki yang mendadak memenuhi layar laptopnya. Salah satunya sedang tersenyum lebar sambil menyapa. Sementara yang memakai topi merah tampak enggan melihat ke arah kamera.

Tunggu! Tunggu! Kalau nggak salah...

Kiya memundurkan lagi durasi videonya. Dia memperhatikan dengan cermat. Dia seperti pernah melihat mereka. Sungguh nggak asing.

“Kak Awan? Kak Prisma?” ujar Kiya sambil sedikit mengernyitkan alis.

Sebenarnya Kiya tak terlalu kenal mereka, hanya tahu saja. Awan dan Prisma itu merupakan salah dua dari cowok-cowok ganteng di sekolahnya. Banyak anak-anak cewek SMAN 24 Sleman mengidolakan mereka. Termasuk sahabatnya, Yeyen.

Kiya kembali memperhatikan isi video tersebut. Cukup menarik untuk dilihat. Mengingatnya kembali dengan kenangan bersama keluarganya saat berkunjung ke sana. Tapi sampai durasi 08:36, matanya kontan terbelalak. Tercengang. Juga sedikit menatap tak percaya.

Sepasang pria dan wanita yang tertangkap kamera itu menggelitik kasar hati Kiya, apalagi melihat tangan mereka yang saling merangkul mesra. Kiya juga melihat sang pria mencium sayang pucuk kepala sang wanita sebelum terarah ke tempat lain.

“Ah, aku pasti salah lihat. Nggak mungkin itu Papa,” lirih Kiya seraya mengucek-ngucek kedua matanya. Mungkin efek mengantuknya sudah memengaruhi. Malam tadi dia tidur jam empat pagi dan terbangun tiga jam kemudian.

Tapi beberapa kalipun dia memastikan penglihatannya, laki-laki itu tetap terlihat mirip dengan Papanya, terutama tahi lalat cukup besar yang ada di bawah mata kanannya.

“Siapa wanita itu? Kenapa Papa bisa bersamanya....”

Kiya segera memutar kembali video itu dari awal. Kalau nggak salah, dia menangkap sebuah suara yang sedang menanyakan tanggal hari itu. Dan di detik 07:50, dugaan Kiya memang benar. Suara serak yang diyakini Kiya sebagai Prisma sedang menanyakan tanggal. Suara lain pun menjawab—Kiya menyakini suara itu suara Awan—kalau sekarang tanggal 7 Juli. Lantas Kiya segera menggeser ke bawah dan mendapatkan sebuah tulisan: published on Jul 9. Berarti sudah tiga hari setelah hari ini.

Benak Kiya mulai meraung-meraung kini. Bertanya-tanya silih berganti. Kenapa pria paruh baya itu bisa ada di sana? Bukankah beliau mengatakan sedang ada tugas di Bandung? Lalu siapa perempuan itu. Mereka tidak terlihat seperti teman. Apa mungkin...? Dan kini pikiran-pikiran negatif menggerubungi benak Kiya.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KARYAKU YANG BARU.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

menarik sekali lanjutkan

2023-08-26

0

Sept September

Sept September

jempol

2020-07-30

1

syah2

syah2

ok aku baca mulai awal menarik lanjut deh kayaknya favorit

2020-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!