03

Ku hembuskan nafas dengan sedikit berat, sembari memainkan kaki menyapu lantai semen halte bis.

Beberapa kali aku mengecek ponsel, tapi tak ada juga pesan yang masuk ke dalam gawai. Padahal 20 menit lagi bel kelas akan masuk.

"Virgo Anthonio lihat saja nanti, akan ku hajar kau sampai cacat!" rutukku geram sendiri.

Padahal dia tidak pernah setelat ini sebelumnya. Sebagai mantan ketua osis dia paham betul bagaimana peraturan sekolah, tapi kenapa dia telat sekali hari ini?

Aku bangkit dan berjalan ke bibir halte, menghadang sebuah taksi yang melintas di depan. Tak ada waktu lagi untuk menunggu, bisa telat jika terus bertahan.

"Pak, ke SMA Swasta Bangsa Merdeka, ya. Ngebut ya pak, saya sudah hampir telat," pintaku manja.

"Baik, Neng."

Kembali menghela napas dan memandang keluar jendela. Tak pernah Virgo seperti ini sebelumnya, seharusnya dia mengabari, jika tak sempat menjemputku.

Ku husap sudut mata yang mulai berair, kesal setengah mati melihat ulah Virgo hari ini, awas saja kalau dia masih berani menampakan dirinya di hadapanku.

Ku keluarkan uang lembaran lima puluh ribu dalam saku kemeja, memberikan dengan cepat dan langsung berlari menuju kelas.

Ku ambil napas dengan memburu kencang karena berlari dari gerbang ke koridor memiliki jarak yang lumayan jauh.

Dengan membungkukan badan, ku atur kembali napas yang sempat memburu kencang karena habis berlari.

Aku melangkah, berjalan menyusuri koridor menuju kelas.

"Untunglah, aku belum telat," lirihku pelan.

Ku bangting tas di depan Shela, membuang bokong dengan keras, geram karena ulah Virgo hari ini membuat mood ku berantakan.

"Ada apa, Tamy? kenapa sengit sekali wajahmu pagi-pagi begini?" tanya Shela bingung.

"Gak apa-apa, aku hanya ingin makan orang pagi ini," jawabku ketus.

"Apa?" tanya Shela heran, "kamu sakit?" Shela meraih dahiku dan berniat mengecek suhu badan.

Ku tampel tangan Shela dan memandang kearahnya. Tak menyangka malah melihat Virgo dan Aura sedang mengobrol dibalik jendela kelas.

Seperti tak percaya, namun aku melihat ini sendiri di depan mata. Virgo, mengabaikan aku karena Aura.

Ya Tuhan? Aku tak percaya, bisakah ini hanya sebuah mimpi saja?

"Tamy!" teriak Shela mengalihkan perhatianku.

"Eh,"

"Kamu kenapa?" tanya Shela kembali.

"Gak apa-apa, aku hanya lelah."

Ku palingkan pandangan dan melipat kedua tangan di atas meja. Meletakan kepala di atas kedua tangan, kenapa aku sakit hati melihat mereka berdua?

Sebenarnya sedekat apa Virgo dan Aura?

Kenapa Virgo tak pernah cerita apapun sebelumnya?

Virgo, selama ini aku percaya padamu, jangan buat rasa ini hancur karena sikapmu.

Bel pertama kelas berbunyi, dengan cepat suasana yang tadi ramai menjadi sepi.

Ku jatuhkan kepala ke atas meja, memandang kaca jendela kelas dengan kosong. Masih terbayang, bagaimana tadi pagi Virgo dengan santai berbicara dengan Aura.

Sepertinya dia sama sekali tak ada rasa bersalah karena tak menjemputku pagi ini.

Dasar lelaki sialan!

"Tamy, gak ke kantin?"

"Enggak, uang jajan aku sudah habis, Shela."

"Heh, tumben?"

"Tapi pagi aku naik taksi," jawabku melas.

"Kenapa? biasa juga berduaan sama suami naik bis?"

"Aku ini masih gadis, belum menikah. Aku gak punya suami, catat ya, gak punya suami!" jelasku jutek.

"Cih ... jutek amat, Mbak? Sarapan apa tadi pagi, Neng?" ledek Shela sambil menyenggol bahuku.

"Sarapan serbuk cabai? Mau?" tanyaku jutek.

Kembali ku jatuhkan kepala keatas meja dan tidur membelakangi Shela. Beberapa kali aku menghela napas karena kesal, lapar juga.

"Kamu pergi ke kantin sana, belikan aku roti ya, Shela," pintaku melas.

Tak ku dengar lagi Shela menjawab perkataan, hanya langkah kaki yang terus menjauh dan perlahan menghilang.

Ku pejamkan kedua kelopak mata, rasanya jika mengingat kejadian tadi pagi, hati ini terasa nyeri sekali.

Virgo, kenapa tega sekali kamu melakukan ini padaku?

"Shela, kenapa kamu belum pergi?" tanyaku saat merasakan sebuah colekan di bahu.

Namun Shela hanya diam dan tak menjawab, entah apa maksudnya? Biarkan sajalah aku tak ingin berdebat.

Kembali jari Shela mencolek bahu, ku hela napas dan bergeser lebih ke samping.

Tak berhenti, Shela kembali mencolek bahuku.

"Shela, aku menyuruhmu untuk membelikan roti. Aku lapar!" ucapku memalingkan wajah kearah Shela.

Namun bukan lagi Shela, melainkan Virgo yang berada di belakangku.

"Ngapain kamu kesini?"

"Laparkan? Ayo makan?"

"Lupakan saja, aku eneg setelah lihat wajah kamu," jawabku jutek.

"Tamy, kamu marah?" tanya Virgo mendekat.

"Enggak!"

"Jadi kenapa gak ke kantin?"

"Uangku habis karena untuk bayar taksi, bayar taksi!" tekanku pada Virgo.

"Tamy, soal itu ...."

"Aku tahu, kamu gak jemput aku karena pergi bareng Aura kan? Yasudah pergi saja sana, siapa yang melarangmu?" putusku geram.

"Tamy aku ...."

"Sudahlah, pergi sana! Jangan ganggu aku, hush, hush," usirku jutek.

"Tamy dengarkan aku dulu ...."

"Virgo tinggalkan aku!" bentakku keras.

"Tamy maafkan aku."

"Haish, aku mohon Virgo, tinggalkan aku sendiri disini."

Virgo menundukan pandangannya dan menghela nafas.

"Baiklah," jawab Virgo mengalah.

Virgo bangkit perlahan, tangannya menyentuh ujung kepalaku sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan sendiri.

Ku perhatikan punggung badan Virgo yang meinggalkan kelas. Ku tendang kaki meja itu karena kesal.

"Dasar Virgo gak berguna, aku suruh pergi, dia malah benar-benar pergi. Aku lapar!" ucapku geram.

***

Ku remat jemari tangan sambil berjalan keluar menuju gerbang sekolah. Sepanjang perjalanan, tak berhenti mulut mengomel karena geram.

"Virgo kurang ajar, bahkan istirahat kedua pun dia tidak membawakanku makanan, aku kesal, lihat saja kalau jumpa akan ku makan dagingnya!" rutukku geram sendiri.

Begitu sampai di gerbang sekolah aku menatap kesekeliling, mencari keberadaan lelaki tengil itu. Biasa dia akan menunggu di gerbang jika keluar lebih dulu.

Beberapa kali aku melihat kesekeliling namun Virgo dan kawan-kawannya belum menampakan batang hidung mereka.

Ku tempelkan bahu di tembok penjagaan, sekalian menunggu Virgo datang. Aku mengeluarkan gawai, dan mengirim pesan ke Virgo.

"Hai Tamy, gak pulang?" sapa seorang teman yang lewat di depanku.

"Nanti, lagi nunggu seseorang," balasku cepat.

"Tamy duluan ya," sapa seorang yang lainnya.

Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan, kembali mata ini tertuju pada gawai digenggaman. Bahkan chat yang terkirim saja tidak lagi di baca olehnya.

"Huft ...." ku hela napas dan kembali memandang ke arah koridor kelas.

Mencari sosok Virgo yang tak kunjung hadir di depan mataku.

Suara deringan ponsel mengejutkan, ku geser layar itu dengan cepat dan menempelkan di telinga kanan.

"Tamy kamu sudah pulang, Nak?" tanya Ayah cepat setelah panggilan tersambung.

"Sudah, ini lagi nunggu Virgo keluar Ayah, ada apa?" tanyaku langsung.

"Bisa kamu kerumah sakit sebentar? ada yang Ayah mau bicarakan sama kamu?"

"Apa ada sesuatu yang penting Ayah? Tamy lapar sekali."

Tak lagi ku dengarkan apa yang di bilang Ayah di seberang sana, saat melihat Virgo dan Aura jalan bersisian sambil bercanda.

Sesekali tawa Virgo pecah saat berbicara dengan Aura. Tak pernah ku lihat Virgo senyaman itu dengan wanita sebelumnya.

Sebenarnya apa yang terjadi antara Virgo dan Aura?

Apa yang tidak ku ketahui dari mereka?

Tak lama tangan Virgo mengelus pucuk kepala Aura dan kembali memecahkan tawanya. Terlihat begitu bahagia dan juga nyaman sekali saat berada di samping Aura.

Ku hirup napas yang sedikit menyesak di dada saat melihat kejadian itu. Tanpa sadar buliran dari mata, melintas tanpa menunggu waktu lama.

Ya Tuhan, apa aku gak salah lihat?

Benarkah Virgo Anthonio melupakanku secepat ini?

Kenapa? Aura dan Virgo terlihat sangat akrab begini?

Terpopuler

Comments

Amaylia NIS

Amaylia NIS

nyesek bgt thor... 😭😭😭

2020-07-08

0

Rani

Rani

Ampum dah, kok rasanya ku ikut kesal yah....

2020-06-29

1

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

hiks hiks hiks hiks...kok sy yang ngerasa sesek ya....😢😢😢

2020-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!