04

Kubalikan badan dengan cepat dan berlari menjauh dari gerbang sekolah.

Aku tak mau melihatnya lagi, gak sanggup jika menghadapi kenyataan ini. Virgo, kamu menghancurkan kepercayaanku.

Kustop sebuah taksi dan memasukinya. Memecahkan tangisan yang berusaha untuk ditahan sedari tadi. Ada perasaan nyeri di bagian kiri dada yang tak sanggup untuk ditahan lagi.

Sakit sekali, saat melihat Virgo bisa sebahagia itu, tapi bukan dengan aku.

Tak lama taksi itu berhenti di depan sebuah rumah sakit besar, kupandangi papan nama rumah sakit itu dan menghapus buliran air mata yang tersisa.

"Pak tunggu sebentar ya, saya minta uang dulu sama Ayah," ucapku sambil menghapus sudut dagu yang masih berair.

Dengan sedikit berlari aku memasuki koridor rumah sakit dan membuka daun pintu ruangan ayah.

"Ayah, aku ...." Kugantungkan kalimat saat melihat ayah sedang bersama beberapa Dokter lainnya di dalam ruangan.

Aku menyeringai dan kembali menutup daun pintu ruangan Ayah.

"Haduhhhh, bagaimana ini? Bagaimana aku bisa membayar ongkos taksi itu?" Kuhentakan kedua kaki di lantai dan kembali berjalan menuju lobi rumah sakit.

Mencari seseorang yang mungkin aku kenali. Setelah berkeliling di lobi, bahkan satupun petugasnya tak ada yang kenal.

Kubuang bokong di kursi antrean obat, menjatuhkan kepala di atas sandaran kursi stainles itu.

"Tuhan bagaimana ini? Kalau nunggu ayah pasti tagihan taksi itu membengkak."

Kugesekan kedua kaki beberapa kali ke lantai karena kesal. Tak sengaja salah satu kaki menjegal langkah seseorang.

Bugh

Seorang pria berjaket putih jatuh karena jegalan kaki. Kututup mulut yang sempat menganga lebar menggunakan kedua telapak tangan.

"Aduh ... anak kecil kalau mau main jangan disini," ucapnya jutek.

"Maaf, maaf ya Kak." Aku berjongkok di sebelahnya dan mencoba melihat luka di badannya.

"Kakak gak apa-apa?" tanyaku hati-hati.

"Sakit!" balasnya jutek.

Lelaki itu mengusap sudut dahinya yang sempat terbentur lantai.

"Aku minta maaf, Kak. Apa Kakak mau ke rumah sakit?"

"Ini kan di rumah sakit?" jawabnya ketus.

"Oh iya, ini rumah sakit. Apa Kakak butuh perawatan? Apa ada luka dalam?" tanyaku kembali.

"Haduh ...." Lelaki itu menepuk dahinya dan menggelengkan kepala.

"Sudahlah, kali ini aku tidak akan mempersalahkannya. Lain kali hati-hati, kalau duduk jangan terlalu lasak." Lelaki itu bangkit dengan cepat dan membersihkan sebagian celanya yang kotor.

Kutarik sisi lengan jaketnya ketika lelaki itu ingin pergi. Kembali lelaki itu memandang ke arahku.

"Apa?" tanyanya judes.

"Kak, itu. Apa aku bisa minta bantuan?"

"Apa?" tanyanya ketus.

"Ada taksi di depan yang lagi nungguin aku, bisa aku pinjam uang Kakak? Aku gak punya uang," ucapku lirih.

Kutundukan pandangan, malu sekali rasanya saat harus meminta bantuan pada orang yang aku celakai.

"Berapa?" tanyanya kembali.

"Seratus ribu," jawabku cepat.

Lelaki itu menghela napas, tangannya merogo saku celana.

Ia menyerahkan uang seratus ribu kehadapanku.

Kugulum senyum dan mengambil uang itu dengan cepat.

"Terima kasih ya, Kak. Nanti aku akan ganti saat ayah sudah tidak sibuk lagi."

"Sudahlah, anggap saja itu hadiah pertemuan kita. Selamat tinggal." Lelaki itu langsung berjalan meninggalkanku.

Setelah lelaki itu pergi, aku berlari menuju gerbang rumah sakit. Membayar tagihan taksi yang sedari tadi sudah menunggu.

***

Kutarik pintu mobil ayah dengan kuat, menutup dengan sedikit membantingnya.

"Tumben kamu mau ikut sama Ayah? Gak bareng pacar tercinta?" ledek Ayah padaku.

"Ayah, uang jajanku sudah habis. Aku gak ada ongkos buat naik bis."

"Kenapa boros sekali? Tamy, apa kamu jajan sembarangan di sekolah?" tanya Ayah ketus.

"Apanya yang jajan, sudah dua hari aku gak jajan Ayah. Uangku habis karena naik taksi, kemarin saja aku pinjam uang sama orang asing buat bayar taksi."

"Apa? Kenapa bisa? Kalau sampai orang lain tahu anak Ayah pinjam uang untuk bayar taksi, bisa hancur image Ayah."

"Pikiri saja image Ayah itu, gak perlu lagi Ayah pikiri putri Ayah ini." Kusilangkan kedua tangan di dada dan memandang keluar jendela.

"Baiklah, jangan merajuk, Sayang. Ayo kita berangkat sebelum kamu telat," bujuk Ayah mengalah

Sepanjang perjalan aku hanya memandang keluar jendela. Rasanya entah bagaimana harus bersikap saat berjumpa dengan Virgo nanti.

Aku masih tak ingin untuk bertemu dengannya dulu. Gak mau berbicara dengan penipu itu.

"Tamy, ingat jangan makan bakso, siomay, batagor dan juga snack kemasan," titah Ayah langsung saat mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah.

"Iya Ayah," jawabku malas.

Ayah pasti akan bertitah seperti ini saat mengantarkan aku ke sekolah. Karena itu, rasanya malas sekali jika harus berangkat dengan Ayah ke sekolah.

"Jangan banyak minun es, minuman soda dan juga gak boleh minum soft drink."

"Iya Ayah, aku tahu."

Kuambil tangan Ayah dan menciumnya dengan cepat. Membuka pintu mobil dan langsung melompat keluar.

"Dadah Ayah," ucapku sambil berlari menuju gerbang sekolah.

Menghindari titah Ayah yang bakalan panjang jika harus didengarkan semua.

Sesekali aku berlari sambil melihat kebelakang, melihat mobil Ayah yang masih terparkir di depan gerbang sekolah.

Bugh

Kutabrak punggung badan seseorang dengan keras. Mundur beberapa langkah karena benturan kepalaku dan punggung badan lelaki itu terlalu keras.

"Auh. Maaf," ucapku sambil memegangi sudut dahi yang sakit karena tertabrak lelaki itu.

"Tamy."

"Virgo."

Kulangkahkan kaki meninggalkan Virgo, memasuki gerbang sekolah saat melihat lelaki yang tertabrak adalah dia.

Berusaha menghindar tapi malah bertemu dengannya. Buat sebal saja.

"Tamy tunggu!" Virgo meraih pergelangan tanganku.

"Apa lagi?" tanyaku jutek.

"Aku hubungi kamu dari kemarin gak bisa, aku chat gak kamu balas. Kamu kenapa?" tanya Virgo lembut.

"Menurut kamu?" tanyaku sengit.

"Kamu masih marah karena aku gak jemput kamu kemarin?" tanya Virgo kembali.

"Kenapa juga aku harus marah? Lagian kamu juga sudah lupa sama aku." Kulepaskan pegangan tangan Virgo dan kembali berjalan masuk.

"Maksud kamu apa sih? Aku minta maaf Tamy, aku salah," ucap Virgo berjalan mengikuti langkahku.

"Kamu tahukan kamu salah, kalau begitu yasudah, jangan dekat-dekat sama aku."

"Tamy, kamu aneh tahu gak."

"Sudah tahu kan aku aneh, kalau gitu yasudah kenapa masih mau?"

Virgo meraih tanganku, kembali mencoba menghentikan langkahku.

"Tamy kamu kenapa? Gak bisa kamu jelasin sama aku baik-baik?"

"Apa yang harus aku jelasin? Kamu lebih tahu permasalahannya dari pada aku."

"Gimana aku bisa tahu kalau kamu gak pernah mau bilang? Kamu pikir aku ini peramal?"

"Oh bukan ya? Kalau gitu maaf." Kembali kulangkahkan kaki, namun dengan keras Virgo kembali menarik pergelangan tangan.

Membuat badanku menempel pada badannya. Virgo menatap wajahku dengan lekat, pandangan matanya menjadi begitu tajam.

"Apa maksud dari sikapmu ini? Tamy, kamu aneh."

"Kalau aku tanya, apa maksud kamu dengan tidak datang menjemputku, namun berdiri di depan kelasku bercanda dengan Aura tanpa menyapa aku? Hm?" tanyaku sengit.

"Tamy, itu--"

"Saat pulang aku menunggumu di depan gerbang, tapi kamu malah asyik bercanda dan tertawa dengan Aura? Apa maksudnya?"

"Jadi karena ini kamu marah?" tanya Virgo lembut.

"Aku gak marah, Virgo."

"Kamu cemburu?" tanyanya kembali.

"Enggak!" sanggahku keras.

"Kamu cemburu, Tamy," ledek Virgo senang.

"Enggak, aku gak cemburu, Virgo," belaku kembali.

"Jadi ini apa?" tanya Virgo lembut.

"Aku mau kita putus."

"Apa?"

Terpopuler

Comments

Anna Bundanya ALsyakiyaa

Anna Bundanya ALsyakiyaa

aku pernah ngalamin ini waktu masih smp... kerjaannya putus nyambung wkwkwkwkwk

2020-06-25

0

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

baca ini sy merasa jadi tamy...iihh ikut kesel sama sikapnya virgo...

2020-03-11

2

Rian Ardiyanto

Rian Ardiyanto

ya putus aja Tami, trs sama kakak yg mesterius ituu asek.. asek

2020-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!