Perjodohan
Krinnnnnnnnnngggggggggggggggggggggggggggggggg......bunyi alarm di kamar seorang pria, yang masih terlelap di bawah selimutnya. Bukannya bangun alarm tersebut malah dipukulnya sampai jatuh ke bawah. Tiba tiba ada tangan lembut membelai rambutnya.
•
M.Yuli : "Bangun sayang, bukannya kamu jadi panitia OSPEK yah,bangun dong udah siang nih."-sambil membelai rambut sang anak.
•
Putra : "Iya ma, ini Aja udah mau bangun kok. Aja kan ketuanya ma, jadi datang jam berapapun gak akan ada yang berani marahin Aja."
•
M.Yuli : "Ini udah jam 07.00 pagi, kamu mau bangun jam berapa?"
•
Tiba-tiba mata Putra terbuka lebar, melompat dari ranjangnya dan berlari ke kamar mandi.
•
Putra : "Ma, Aja berangkat ya."-sambil mengambil roti di atas meja, mencium tangan mamanya dan mencium kening adiknya.
•
Itulah kebiasaan Putra. Papanya lagi keluar negeri. Itu sudah menjadi hal biasa bagi Putra. Sehingga ia merasa tidak cukup dekat dengan ayahnya.
•
Putra mengendarai mobil sportnya ke kampus, saat mobilnya masuk para mahasiswa baru (Maba) yang sedang duduk dilapangan, serentak menoleh ke arah mobil yang cukup menarik perhatian itu.
•
Turunlah Putra dengan setelah jeans hitam, kemeja putih dan jaket kulit berwarna hitam. Tidak lupa kaca mata hitam. Para gadis yang melihatnya terkagum kagum dengan sosok yang baru mereka lihat. sambil berbisik, mereka berkata,
•
Maba : "Wah cakep banget, mobilnya bagus, itu kak Putra ya, yang papanya yang punya kampus ini."
•
Bryan : "Eh..eh.. Kenapa ini pada ribut, mau pada dihukum lo satu satu."-marahnya kepada mahasiswa baru.
•
Bryan : "Hay Bos, baru datang bos, silahkan duduk bos."-sambil mengambil kursi dan meletakkan di depan para mahasiswa baru.
•
Jaki : "Perkenalkan ini Putra Bachtera, ketua panitia OSPEK. Tadikan kalian udah pada diajak keliling kampus dan ngeliat ruangan-ruangan di kampus ini. Sekarang kita mau ngasih peraturan selama satu minggu masa OSPEK ini. Peraturannya yaitu:
•
Senior tidak pernah bersalah.
Junior selalu salah.
Jika senior salah dikembalikan ke pasal 1. Ada pertanyaan?"
•
Hening sejenak, para maba saling berbisik. Tiba tiba, seorang gadis berdiri dan mengacungkan tangannya.
•
Someone : "Saya keberatan."
•
Sontak Putra langsung berbalik, menurunkan kacamata hitamnya dengan jari telunjuknya dan memakainya kembali.
•
Jaki : "Keberatan kenapa?"
•
Someone : "Peraturan ini tidak manusiawi, yang membuat peraturan itu sepertinya juga tidak memiliki perikemanusiaan."
•
Putra menoleh kaget mendengar pernyataan dari mulut gadis itu.
•
Putra : "Apa lo bilang barusan?"-sambil berjalan mendekati gadis itu. Dengan membuka kacamatanya, Putra kembali mengulang pertanyaannya.
•
Putra : "Apa lo bilang tadi? Gue yang buat peraturan itu, berarti lo nuduh gue gak berperikemanusiaan?"
•
Someone : "Itu lo tau, gue gk harus mengulang pernyataan gue kan?"
•
Bryan : "Waduh.. Tuh cewe nyari mati."
•
Jaki : "Bikin masalah tuh cewe."
•
Kenet : "Hidupnya gk bakal tenang tuh cewe, mending dia ambil batu nisan terus nulis almarhumah, mampus.
•
Yaa, Bryan,Jaki dan Kenet adalah sahabat akrab Putra. Putra masih menatap tajam ke arah gadis itu, tak mau kalah gadis itu pun balik menatap Putra dengan tajam.
•
Putra : "Siapa nama loe?"
•
Someone : "Apa perlunya loe tau nama gue?"
•
Sontak saja seluruh anak maba seperti ketakutan dengan melihat raut muka Putra, kecuali gadis itu pastinya.
•
Putra : "Songong baget lo, lo tau gk siapa gue?"-bentaknya membuat semua orang ketakutan, lagi dan lagi kecuali gadis itu.
•
Someone : "Emang lo penting banget sampe gue harus tau nama lo."
•
Jawaban gadis itu semakin membuat Putra seakan ingin menggigit dan mencincang gadis itu hingga tak tersisa.
•
Putra : "Gue Putra Bachtera, anak pemilik dari universitas ini. Lo main-main sama gue, lo bakal mampus tauu!"
•
Putra menekankan dengan suara keras. Lagi lagi dengan tatapan tanpa ekspresi, gadis itu menjawab,
•
Someone : "Lo anaknya kan, bukan pemiliknya. Hee.. Gk malu lo ama diri lo...huft, emang ya anak orang kaya seperti lo banyak yang gk punya otak."
•
Putra : "Wah..Wah.. wahh.. Jakiiiii!-teriak.
•
Jaki : "Iya, kenapa Put?"
•
Putra : "Siapa nama gadis itu, perusahaan keluarganya dan dia ada di jurusan apa?"
•
Jaki : "Namanya Nayyara Hafeeza, keluarganya tidak ada keterangan disini Put dan dia jurusan kedoteran."
•
Putra : "Denger baik baik ya lo. Lo udah angkat bendera perang sama gue, nanti lo bakal rasain gimana akibatnya orang yang ngelawan perintah gue."-terangnya seakan ingin memakan Nayya hidup-hidup.
•
Nayya : "Gue pengen liat, cowo yang gak punya otak kayak lo, bisa bikin apa ke gue."-ucapnya dengan tatapan dingin ke Putra.
•
Mereka pun saling bertatapan tajam.
•
Putra pun berbalik dan kembali ke tempat duduknya semula, lalu dia membisikkan sesuatu kepada Bryan. Terlihat Bryan menyuruh senior lain, entah apa yang diperintahkn Bryan kepada senior itu.
•
Senior : "Nayya kamu ikut saya sebentar!"
•
Nayya : "Mau kemana? Bukannya acara OSPEKnya dilakukan disini?"
•
Senior : "Kamu ikut saja, bisa tidak kamu tidak membantah."
•
Dengan kasarnya senior tersebut menarik tangan Nayya. Nayya pun mengikuti tarikan dari seniornya itu, dia berbalik sambil memandang Putra, Putra dengan wajah liciknya tersenyum ke arah Nayya. Nayya terus ditarik, dan matanya terus melihat tajam ke arah Putra.
•
Nayya : "Mau dibawa kemana gue."-batin.
•
Ia melihat ke sekeliling, ternyata dia dibawa ke sebuah gudang kosong di belakang kampus. Dia dimasukkan kedalam gudang itu.
•
Nayya : "Diperintahin apa kalian sama cowo idiot itu?"
•
Senior : "Elo diem aja, dan tetap disini sebentar."-sembari keluar dan mengunci pintu gudang itu.
•
Nayya terlihat tenang, tidak ada gurat ketakutan di wajahnya. Entahlah, apakah dia benar benar berani atau takut dalam hatinya. Entahlah.
•
10 menit kemudian, para senior itu datang dan membawa telur dalam sebuah kantong plastik, dan tepung terigu.
•
Senior : "Ehh lo balik kesini!"
•
Saat Nayya berbalik, mereka melempari Nayya dengan telur, entah sampai berapa butir, Nayya terlihat kaget. Setelah Mereka melemparkan telur, mereka pun melemparkan terigu ke seluruh tubuh Nayya. Dan alhasil, Nayya seperti adonan kue yang siap untuk digoreng.
•
Senior : "Ini pelajaran awal, karena lo berani menentang seorang Putra Bachtera, ngerti lo! Lo akan ikut OSPEK dalam keadaan seperti ini. Sekarang lo keluar dan ikut ospek seperti biasa.
•
Terlihat aura kemarahan dari wajah Nayya. Dia mengepal tangannya seakan ingin memukul seseorang. Nafasnya menderu. Namun dengan tenang Nayya kembali mengatur nafasnya dan mengatur emosinya. Para senior itu pun mendorong tubuh Nayya dan membawanya ketempat OSPEK. Nampak para maba sedang berkeliling membersihkan halaman kampus. Nayya pun dibawa kehadapan Putra. Putra terlihat sangat senang dapat mengerjai Nayya. Tiba tiba dia membunyikan bel, tanda para maba harus berkumpul lagi kelapangan. Matahari sudah mulai meninggi. Pada maba pun berkumpul kelapangan. Semua memperhatikan Nayya yang terlihat begitu memilukan.
•
Putra : "Perhatian semuanya! Kalian melihat seseorang didepan kalian, dia sekarang berbau amis telur, kotor dan bau. Ini salah satu contoh nyata bagi orang yang berani melawan gue, Putra Bachtera. Mengerti semua!!
•
All : mengerti!
•
Putra : "Apa lo juga mengerti?"-menatap Nayya.
•
Nayya : "Maafkan aku kak Putra."
•
Putra : "Kalian lihat kan!"-girangnya mendengar pengakuan Nayya, dengan tersenyum licik, namun tiba tiba Nayya melanjutkan kata katanya,
•
Nayya : "Lo pengen denger gue ngomong kayak gitu? Jangan harap lo!"-ucapnya dengan tersenyum sinis.
•
Suasana menjadi hening.
•
Nayya : "Anak orang kaya kayak lo, bisanya cuman main main doang. Cuman ini yang bisa lo lakuin ke gue, kekanak kanakan banget. Nyuruh orang lain lagi, berasa raja lo?"-tambahnya yang membuat Putra diam dan marah.
•
Putra : "Wah..wah..wah..gk kapok nih anak, lo mau yang lebih dari ini. Awalnya itu gue sedikit kasian sama lo, lo cewe dan gu.."-belum juga Putra melanjutkan kata katanya, Nayya langsung memotong, mendekati Putra dan berbisik di telinga Putra.
•
Nayya : "Hati hati lo sama gue, lo gk tau siapa gue, gue lebih mengenal lo daripada yang lo tahu. Anak mami yang dirumah makannya pun masih disuapin, berlagak bak jagoan di luar rumahnya."-bisik Nayya
•
Lalu menempelkan pipinya yang berlumuran terigu dan telur ke pipi Putra. Sontak saja Putra langsung menghindar dan kaget dengan apa yang dikatakan dan dilakukan Nayya.
•
Tiba tiba sebuah mobil mewah memasuki lapangan, dan turunlah seorang laki laki berbadap tegap bak bodyguard mendekati Nayya. Nayya terlihat mengerutkan dahinya.
•
Nayya : "Hmm..sepertinya permainan kita hari ini cukup sampai disini. Gue ada keperluan dan kesibukan lain, nanti kita lanjut lagi main mainnya, okk?"-ucapnya lalu mengedipkan matanya ke Putra.
•
Lalu berlalu pergi menaiki mobil yang dibawah oleh pria yang menjemputnya tadi. Terlihat Putra yang begitu kesal, dia melap pipinya yang sempat dikotori Nayya tadi dan membanting toa yang dipegangnya sedari tadi.
•
Sambil berlalu, Putra menyuruh Jaki untuk melanjutkan OSPEK hari itu. Ditempat lain, Nayya nampak di dalam mobilnya, sampai mobil itu membawa Nayya masuk ke sebuah rumah yang begitu besar dan terlihat mewah, yaa itu rumah Nayya. Nayya pun memasuki rumahnya.
•
Nayya : "Assalamualaikum"-ucapnya dengan lesu.
•
Ayah, ibu dan Hikma yang sedang duduk di ruang keluarga nampak kaget melihat penampilan Nayya.
•
M.Nayra : "Astagfirullah sayang, apa yang terjadi sama kamu?"-tanyanya khawatir.
•
Hikma : "Bukannya hari ini hari pertama kakak ke kampus? Kok pulangnya jadi gini sih, kayak anak TK habis main comberan, hmm mana bau banget lagi."-tambahnya yang terlihat heran dan menutup hidungnya.
•
Nayya : "Udah deh, ini cuman sedikit masalah yanh sering terjadi di kota besar. Nayya mau mandi dulu."
•
P.Adhit : "Setelah mandi, temui papa di ruang kerja papa."-sambil berlalu menuju ruang kerjanya.
•
M.Nayra : "Kamu sih nak, suka sekali buat papamu marah. Sana mandi dulu, terus temui papa kamu."
•
Nayya hanya mengangguk. Saat Nayya menekan tombol lift untuk menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, Hikma menghampiri Nayya,
•
Hikma : "Kak."
•
Nayya : "Hmmm.."
•
Hikma : "Udah ketemu sama yang namanya Putra Bachtera belom?"
•
Nayya : "Lo jangan sebut nama dia didepan gue, gue pengen muntah denger namanya."-sambil menaiki lift dan naik menuju kamarnya. Hikma terlihat bingung,
•
Hikma : "Ihh apaan sih, ditanya malah ekspresinya aneh gitu, ada apa yah kep deh gue."-berbicara dg dirinya sendiri.
•
Nayya sedang menuruni lift, ia sudah rapi dan terlihat cantik dengan setelah celana kotak kotak dan kaos putih berlengan panjang tak lupa jilbab hitamnya. Ia pun menuju ruang kerja ayahnya. Sebelum mengetuk pintu ruangan itu, ia kembali teringat dengan pembicaraan satu minggu yang lalu di ruangan ini dengan ayahnya.
•
--Flashback On--
•
Nayya pun dengan pelan mengetuk ruang kerja ayahnya, sambil menunggu jawaban yang memberikannya isyarat untuk masuk.
•
P.Adhit : "Masuk!"
•
Nayya : "Papa mau ngomong sesuatu sama Nayya?"
•
P.Adhit : "Duduk disitu!"
•
Nayya pun duduk sesuai yang diperintahkan ayahnya.
•
P.Adhit : "Nay, kamu tau kan, papa sangat menyayangi kamu, mama dan juga Hikma?"
•
Nayya : "Iya Pa."
•
P.Adhit : "Lalu apa maksud kamu melakukan ini ke papa?"
•
Nayya : "Nayya hanya ingin mencapai cita cita Nayya pa, Nayya ingin jadi dokter, kan masih ada Hikma yang bisa nerusin bisnis papa."-sambil terus menunduk, tanpa berani menatap ayahnya.
•
P.Adhit : "Nayya, kamu anak pertama papa, dan papa menyimpan harapan yang sangat besar terhadap kamu. Kamu masuk kuliah kedokteran tanpa sepengetahuan papa, kamu bilang kamu masuk manajem bisnis. Begitukah caramu memperlakukan papamu ini?"
•
Nayya : "Nayya gk bermaksud nyakitin papa pa, Nayya hanya ingin mewujudkan mimpi Nayya pa. Pa, Nayya mohon."
•
TBC~
Hallo jangan lupa kasih tanda jempol ya!Juga komen,Mau next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Amira Adzkia
bagus thor ceritanya
2020-10-15
1
Dihya Haris
hai kak,. akuh udah mampir ya ke ceritamu jgn lupa mampir jg ke lapak kuh.. semangat terus..
2020-04-12
3