M.Nayra : "Sayang kamu percaya bahwa jodoh itu Allah yang tentukan. Siapapun dia, kalau bukan jodoh kamu pasti Allah akan menunjukkannya nak. Mama selalu percaya, wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik, begitupula sebaliknya. Dan mama percaya, anak mama adalah anak yang baik, jadi pasti akan mendapatkan pria yang baik pula."
•
Nayya pun memeluk mamanya dan menumpahkan semua kesedihannya.
•
--Skip Pagi--
•
--Ospek hari ke-2--
•
--Pukul 05.00 di rumah Putra--
•
Putra : "Ma, buatin Aja sarapan yah. Aja gk mau makan roti ma, buatin nasi goreng yah ma."
•
Mama Yuli yang mendengar suara anaknya kaget, karena tidak biasanya Putra sudah bangun jam segini.
•
M.Yuli : "Tumben tuh anak sudah bangun, biasanya juga masih molor jam segini. Hmm.. Sudahlah."
•
Mama Yuli pun membuat nasi goreng untuk sarapan pagi keluarganya di pagi itu. Pukul 05.25, Putra turun ke meja makan.
•
Putra : "Ma, Aja makan duluan yah, buru buru nih."
•
M.Yuli : "pelan-pelan makannya Ja, nanti keselek. Tapi tumben kamu udah bangun jam segini, minta sarapan nasi goreng lagi?"
•
Putra : "Aja kan ketua ospek ma, jadi harus cepet datangnya. Terus kenapa Putra suruh mama buat nasi goreng, karena Putra butuh kekuatan lebih ma."
•
Putra pun selesai makan dan berpamitan dengan mamanya.
•
--Rumah Nayya--
•
Nampak Nayya sudah siap dengan seragam ospeknya yang cukup lucu menurut Hikma. Hikma pun tertawa kegelian melihat kakaknya yang akan berangkat ke kampus.
•
Nayya : "Kenapa sih lo ma, ketawa mulu?"
•
Hikma : "Gak, Kak Nayya lucu banget mukanya. Oh ya kak, nanti ceritain ke Hikma yah tentang Putra, yah kak ya. Kan Hikma penasaran, yah, yah."
•
Nayya : "Apaan sih lo, udah ah gue mau pergi."-langsung masuk ke dalam mobil.
•
Jam 06.00 para mahasiswa sudah berkumpul dikampus. Nampak Putra dengan mobil sportnya, seperti biasa dengan jaket hitam kemeja biru dan berkaca mata hitam. Menjadi pusat perhatian, begitulah Putra.
•
Bryan : "Hay bos, tumben bos datengnya cepet banget?"
•
Kenet : "Iya Put, biasanya juga lo datengnya jam 8 ampe 9. Bray, lo perhatiin gak tadi matahari terbit dari mana?"
•
Bryan : "Gak, kenapa emang?"
•
Kenet : "Takutnya itu matahari terbit dari selatan pagi ini."-candanya yang disambut tawa oleh Brayn dan Jaki.
•
Putra : "Udah udah, ribut aja lu pada."-sembari memperhatikan maba satu persatu.
•
Jaki : "Li cari siapa Put? Nayya? Sorry bro dia belom dateng."
•
Putra : "Apa? Belom dateng?. Wah wah wah..."
•
Kenet : "Ehh panjang umur Put, tuh yang lo cari udah dateng."
•
Putra pun menoleh, didapatinya Nayya sedang berjalan tanpa gurat rasa bersalah sedikitpun di wajahnya.
•
Bryan : "Mau kita apaain Put?"
•
Putra : "Udah, lo pada urus tuh anak maba yang lain. Yang satu ini biar jadi urusan gue."
•
Putra : "Wah..wah..wah ada yang baru dateng nih. Ini jam berapa hei?"
•
Nayya tahu kesalahannya, jadi dia hanya diam mendengar omelan Putra dan dia juga sedang tidak ingin ribut dengan Putra.
•
Putra : "Tumben lo gak ngebantah. Biasanya lo percaya diri banget ngebantah gue."
•
Nayya : "Tumben lo gak terlambat?"
•
Putra : "Apa? Huft.... Gue ketua panitia, jadi suka suka gue dong mau datang terlambat atau gk."
•
Nayya : "Jadi lo mau apa?"
•
Putra : "Nantangin lo skotjam 10 kali."
•
Nayya : "10 kali aja? gue kasih bonus deh jadi 50 kali."
•
Nayya kembali menantang dan langsung melakukan skotjam yang diperintahkan Putra. Putra pun terlihat kaget dengan apa yang dikatakan Nayya.
•
Nayya : "1..2..3..4.."
•
Nayya melakukan skotjam seperti orang profesional. Putra yang melihatnya hanya bengong 😦 sembari menaik turunkan matanya mengikuti gerakan skotjam yang dilakukan Nayya. Skak Mat, Putra seperti mendapat perlawanan yang lebih dari seorang cewe yang bernama Nayya.
•
Putra : "Astaga... Nih cewe bener bener hasssh."
•
Putra membuka jaket hitamnya, melepas kacamatanya dan melemparkannya kepada Bryan. Bryan, Jaki dan Kenet hanya tersenyum geli melihat kelakuan Putra dan Nayya.
•
Nayya : "24..25..26.."
•
Putra : "Udah udah, berdiri lo."
•
Nayya pun berhenti dan dengan pelan mengatur nafasnya kembali. Putra terlihat berpikir.
•
Nayya : "Apa lagi? Lo mau nyuruh gue apa lagi?"
•
Putra : "Mmmm, lari keliling lapangan 50 kali."
•
Nayya : "Oke, gue kasi bonus 10, jadi 60 kali."-tantang Nayya lagi, lalu berlari mengelilingi lapangan.
•
Putra dibuat kaget dengan kelakuan Nayya. Niat ingin mengerjai Nayya, malah ia mendapatkan tantangan. Ekspresi dan wajah Nayya yang santai membuat Putra semakin kesal. Ia pun kembali ketempat duduknya dan terus memperhatikan Nayya berlari. Sambil memegang bibirnya Putra terus berpikir dengan wajah kesalnya.
•
Jaki : "Hei.. Mikirin apa lo Put? Masih mikirin si Nayya?"
•
Putra : "hmm.. Gue lagi mikirin cara buat tuh anak menderita. Gila aja gue kasih dia hukuman, dia malah nantangin gue Jak, hah.. Gimana gue gak kesel gitu kan."
•
Jaki : "Lo harus cerdas Put kalau mau ngerjain dia. Cari tau dulu tentang dia, apa yang dia suka, apa yang dia gak suka. Terus lo bisa ngerjain dia tepat sasaran."
•
Putra : "Kalau gitu, lo bantuin gue. Lo cari tau tentang dia di SMA dia sebelumnya, dari teman-teman atau sahabatnya. Terus lo kasih lihat ke gue!Ok!"
•
Jaki : "Ok, gue kasih lo informasinya besok."
•
Mereka kembali memperhatikan Nayya yang masih berlari mengelilingi lapangan.
•
Nayya : "Ok udah 60 kali, selanjutnya apa?"
•
Jaki : "Udah, lo gabung sama temen-temen lo yang lain."
•
Putra pun hanya melihat Nayya berlalu dengan ekor matanya. Putra berpikir sejenak, berdiri dan berlalu pergi dengan mobil sport nya.
•
Kenet : "Mau kemana tu anak?"
•
Jaki : "Menenangkan diri mungkin, udah ya gue mau hubungi seseorang dulu."
•
Pukul 12.30, waktu makan siang pun datang. Nampak Nayya duduk seorang diri, tidak ada yang menemaninya duduk di cafe kampus. Dia meminum minumannya tanpa ekspresi sedikitpun. Terlihat seorang maba lain mendekatinya.
•
Someone : "Hay, boleh gue duduk disini gak?"
•
Nayya : "Boleh, duduk aja."
•
Someone : "Kenalin nama gue Naykila, lo boleh panggil gue Nay aja. Gue juga mahasiswa kedokteran."
•
Nayya : "Bisa samaan kitu namanya😅, kalo nama gue Nayya panggil aja Nae atau Nayyul."
•
Nayki : "Lo tau gk, lo sekarang jadi populer banget lho. Bukan cuma dikalangan anak baru, tapi seantero kampus ini tuh pada penasaran sama lo. Soalnya lo berani banget ngelawan seorang Putra Bachtera."
•
Nayya : "Biasa aja."
•
Nayki : "beneran. Lo tau gk, gk ada yang berani sama Putra dikampus ini. Siapa berani, hidupnya gk bakal tenang di kampus ini."
•
Nayki : "Loe, termasuk yang berani ngelawan dia. Makanya gk ada yang berani deketin Loe. Karena bagi Putra, sahabat musuhnya adalah musuhnya juga."
•
Nayya : "Terus kenapa lo duduk di depan gue? Bukannya lo bakal kena masalah juga kalau deket ama gue?"
•
Nayki : "Karena gue sependapat sama lo. Bukan karena dia yang anak yang punya kampus ini, jadi dia berperilaku seenak jidatnya. Kita kan kuliah disini gk gratis, cuman gue gk seberani lo."
•
Nayya pun hanya memasang ekspresi dinginnya. Terlihat Putra berjalan menuju cafe kampus, semua orang berbisik dan hal itupun terdengar oleh Naykila dan Nayya. Terlihat Putra mendekati meja mereka.
•
Putra : "Lo bisa minggir gak?"-tanyanya ke Nayki.
•
Nayki pun langsung berdiri dan pindah kemeja lain. Nampak Nayya masih meminum minumannya. Putra duduk ditempat Nayki sebelumnya, berhadapan dengan Nayya.
•
Putra : "Enak banget ya lo minumnya, haus banget ya lo?"
•
Terlihat dari jauh Kenet,Jaki dan Bryan menuju cafe kampus.
•
Putra : "Mas!"
•
Pelayan cafe itupun datang dengan tergesa gesa.
•
🙇 : "Iya mas Putra, mas Putra mau pesan apa?"
•
Putra : "Jus alpucat 2 gelas, jangan lama. Cepet sana bikinin!.
•
Nayya sibuk dengan mi goreng dan minumannya. Sedangkan Putra melingkarkan tangannya dan sibuk memperhatikan Nayya. Kenet, Jaki, dan Bryan mendekati Putra dan Nayya.
•
Bryan : "Hay bos, dari mana aja lo?"
•
Putra : "Habis nyari udara segar gue, soalnya disini kebanyakan CO2 jadi sesak nafas gue."
•
Jus alpukat pesanan Putra pun datang. Ia langsung meminum segelas jusnya.
•
Putra : "Gak ada yang mau temenan ama lo ya, kasian banget."
•
Putra : "Ehh lo, lo temennya dia bukan?"-tanyanya kepada Nayki.
•
Nayki menggelengkan kepalanya menandakan bukan. Putra pun memberikan senyuman menghinanya kepada Nayya.
•
Putra : "Gak bakal ada yang berani temenan ama lo disini, lo bakal sendirian."
•
Nayya : "Hay lo!"-melihat ke arah Bryan.
•
Bryan pun melihat kebelakang mencari cari siapa yang dipanggil Nayya. Lalu dia mengarahkan telunjuknya ke mukanya.
•
Bryan : "lo panggil gue?"
•
Nayya : "Iya lo!, hmm lo kacungnya Putra ya?"-dengan senyuman menyindir.
•
Terlihat Bryan kaget denga pertanyaan Nayya, begitu pun dengan Jaki dan Kenet yang berusaha berpikir dan menelisik pertanyaan Nayya. Nayya pun melanjutkan kata-katanya.
•
Nayya : "Panggil Putra dengan sebutan bos, mengikuti kemana Putra pergi, mengikuti semua perintahnya. Berarti lo kacungnya kan?"
•
Tampak Bryan marah dengan pernyataan Nayya.
•
Nayya : "Bener kan Putra Bachtera, BOS!!"-memberi penekanan pada kata bos dan menatap Lekat Putra. Putra pun berbalik menatap tajam kearah Nayya.
•
Nayya : "Lo gak anggap mereka temenkan, tapi kacung kacung lo. Lo gk punya temen kan Putra, lo cowok kesepian."
•
Jaki terlihat tenang, namun Bryan dan Kenet terlihat begitu marah dengan kata kata Nayya barusan. Tanpa terkecuali dengan Putra, matanya memerah menahan marah. Kata kata Nayya barusan seperti tamparan keras yang membuatnya begitu emosi.
•
Putra : "Ngomong sekali lagi!"
•
Nayya : "Lo cowok kesepian yang gk punya temen!!"
•
Sontak Putra langsung menumpahkan jus alpukat ke muka Nayya, Nayya pun terlihat kaget dan kesal. Dia membalasnya dengan menumpahkan mi goreng diatas kepala Putra. Nafas Putra menderu menahan emosinya, begitupun dengan Nayya. Mereka saling bertatapan tajam. Dengan marah Putra membersihkan mi yang ada di kepalanya.
•
Putra : "Gue pastiin hidup lo gak bakal tenang kuliah disini."-dengan amarahnya lalu berjalan pergi.
•
Nayya pun kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
•
Nayya : "ahhh dasar cowo idiot. Hah gue bakal nikah sama cowo kayak gitu. Oh ya tuhan musibah apa ini!"-teriaknya sambil mengipas-ngipas wajahnya yang panas karena emosi.
•
Ditempat lain Putra masuk ke kamar mandi pria untuk membersihkan rambutnya yang masih bau mi.
•
Putra : "Hahh tuh cewe bener bener gak bisa dimaafin, gue harus buat dia keluar dari kampus ini."
•
Jaki, Kenet dan Bryan masuk dan menemui Putra.
•
Jaki : "Put, lo gkpapa kan?"
•
Putra : "Gue bakal buat perhitungan sama cewek itu, jangan panggil gue Putra kalau gak berhasil buat tuh anak keluar dari kampus ini."
•
Kenet Dan Bryan masih terlihat diam. Putra keluar dari kamar mandi dan melihat ekspresi Kenet dan Bryan.
•
Putra : "Lo pada kenapa? Masih mikirin pertanyaan cewe hunter tadi?"
•
Kenet : "Perkataan Nayya buat gue berpikir Put, sebenarnya lo anggap kita sahabat gk sih Put?"
•
Pertanyaan itu membuat Putra terdiam. Jaki mengamati teman temannya.
•
Jaki : "Awalnya gue berpikir hal yang sama saat cewe itu ngomong tadi."
•
Jaki : "Tapi coba lo pada inget, kita udah saling mengenal selama 5 tahun, dari awal SMA. Lo inget gk bry, saat Putra, gue sama Kenet nemenin lo waktu kakak lo meninggal. Selama 1 minggu kita nemenin lo di rumah, ngasih semangat sama lo. Lo inget Net, waktu lo berantem sama ayah lo dan lo kabur dari rumah, siapa yang selalu nyemangatin dan memberi nasehat sama lo? Kita kan. Dan saat bokap gue ngalamni paceklik keuangan di perusahaannya, bukannya kalian yang ngebantu usaha papa gue dengan mengajukan kerjasama antara orang tua kita. Saat ada preman mukulin Putra, bukankah kita semua berantem buat ngebantu Putra, walaupun muka kita kabur dan muka kita pada bonyok semua. Lo pada inget gak waktu kita tertawa bersama, balapan bersama, ke pulau bersama, nyanyi bersama. Itu yang namanya sahabat, selalu ada disaat kita senang dan sedih, itu baru namanya sahabat."-terangnya yang membuat Putra, Kenet dan Bryan memandangnya lekat.
•
**Hello Ga bosen bosen buat miss je ngingetin kalian kalo jangan lupa buat Kasih jempol dam Pencet Love,dan kasih kritik juga saran.
Novel ini sangat membutuhkan dukungan kalian wahai para readers yang budiman**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Midah Hamidah
Ditunggu klanjutannya Kak..
jgan lupa mampir di novelku jg ya
2020-03-04
3