NovelToon NovelToon

Perjodohan

junior senior

Krinnnnnnnnnngggggggggggggggggggggggggggggggg......bunyi alarm di kamar seorang pria, yang masih terlelap di bawah selimutnya. Bukannya bangun alarm tersebut malah dipukulnya sampai jatuh ke bawah. Tiba tiba ada tangan lembut membelai rambutnya.

M.Yuli : "Bangun sayang, bukannya kamu jadi panitia OSPEK yah,bangun dong udah siang nih."-sambil membelai rambut sang anak.

Putra : "Iya ma, ini Aja udah mau bangun kok. Aja kan ketuanya ma, jadi datang jam berapapun gak akan ada yang berani marahin Aja."

M.Yuli : "Ini udah jam 07.00 pagi, kamu mau bangun jam berapa?"

Tiba-tiba mata Putra terbuka lebar, melompat dari ranjangnya dan berlari ke kamar mandi.

Putra : "Ma, Aja berangkat ya."-sambil mengambil roti di atas meja, mencium tangan mamanya dan mencium kening adiknya.

Itulah kebiasaan Putra. Papanya lagi keluar negeri. Itu sudah menjadi hal biasa bagi Putra. Sehingga ia merasa tidak cukup dekat dengan ayahnya.

Putra mengendarai mobil sportnya ke kampus, saat mobilnya masuk para mahasiswa baru (Maba) yang sedang duduk dilapangan, serentak menoleh ke arah mobil yang cukup menarik perhatian itu.

Turunlah Putra dengan setelah jeans hitam, kemeja putih dan jaket kulit berwarna hitam. Tidak lupa kaca mata hitam. Para gadis yang melihatnya terkagum kagum dengan sosok yang baru mereka lihat. sambil berbisik, mereka berkata,

Maba : "Wah cakep banget, mobilnya bagus, itu kak Putra ya, yang papanya yang punya kampus ini."

Bryan : "Eh..eh.. Kenapa ini pada ribut, mau pada dihukum lo satu satu."-marahnya kepada mahasiswa baru.

Bryan : "Hay Bos, baru datang bos, silahkan duduk bos."-sambil mengambil kursi dan meletakkan di depan para mahasiswa baru.

Jaki : "Perkenalkan ini Putra Bachtera, ketua panitia OSPEK. Tadikan kalian udah pada diajak keliling kampus dan ngeliat ruangan-ruangan di kampus ini. Sekarang kita mau ngasih peraturan selama satu minggu masa OSPEK ini. Peraturannya yaitu:

Senior tidak pernah bersalah.

Junior selalu salah.

Jika senior salah dikembalikan ke pasal 1. Ada pertanyaan?"

Hening sejenak, para maba saling berbisik. Tiba tiba, seorang gadis berdiri dan mengacungkan tangannya.

Someone : "Saya keberatan."

Sontak Putra langsung berbalik, menurunkan kacamata hitamnya dengan jari telunjuknya dan memakainya kembali.

Jaki : "Keberatan kenapa?"

Someone : "Peraturan ini tidak manusiawi, yang membuat peraturan itu sepertinya juga tidak memiliki perikemanusiaan."

Putra menoleh kaget mendengar pernyataan dari mulut gadis itu.

Putra : "Apa lo bilang barusan?"-sambil berjalan mendekati gadis itu. Dengan membuka kacamatanya, Putra kembali mengulang pertanyaannya.

Putra : "Apa lo bilang tadi? Gue yang buat peraturan itu, berarti lo nuduh gue gak berperikemanusiaan?"

Someone : "Itu lo tau, gue gk harus mengulang pernyataan gue kan?"

Bryan : "Waduh.. Tuh cewe nyari mati."

Jaki : "Bikin masalah tuh cewe."

Kenet : "Hidupnya gk bakal tenang tuh cewe, mending dia ambil batu nisan terus nulis almarhumah, mampus.

Yaa, Bryan,Jaki dan Kenet adalah sahabat akrab Putra. Putra masih menatap tajam ke arah gadis itu, tak mau kalah gadis itu pun balik menatap Putra dengan tajam.

Putra : "Siapa nama loe?"

Someone : "Apa perlunya loe tau nama gue?"

Sontak saja seluruh anak maba seperti ketakutan dengan melihat raut muka Putra, kecuali gadis itu pastinya.

Putra : "Songong baget lo, lo tau gk siapa gue?"-bentaknya membuat semua orang ketakutan, lagi dan lagi kecuali gadis itu.

Someone : "Emang lo penting banget sampe gue harus tau nama lo."

Jawaban gadis itu semakin membuat Putra seakan ingin menggigit dan mencincang gadis itu hingga tak tersisa.

Putra : "Gue Putra Bachtera, anak pemilik dari universitas ini. Lo main-main sama gue, lo bakal mampus tauu!"

Putra menekankan dengan suara keras. Lagi lagi dengan tatapan tanpa ekspresi, gadis itu menjawab,

Someone : "Lo anaknya kan, bukan pemiliknya. Hee.. Gk malu lo ama diri lo...huft, emang ya anak orang kaya seperti lo banyak yang gk punya otak."

Putra : "Wah..Wah.. wahh.. Jakiiiii!-teriak.

Jaki : "Iya, kenapa Put?"

Putra : "Siapa nama gadis itu, perusahaan keluarganya dan dia ada di jurusan apa?"

Jaki : "Namanya Nayyara Hafeeza, keluarganya tidak ada keterangan disini Put dan dia jurusan kedoteran."

Putra : "Denger baik baik ya lo. Lo udah angkat bendera perang sama gue, nanti lo bakal rasain gimana akibatnya orang yang ngelawan perintah gue."-terangnya seakan ingin memakan Nayya hidup-hidup.

Nayya : "Gue pengen liat, cowo yang gak punya otak kayak lo, bisa bikin apa ke gue."-ucapnya dengan tatapan dingin ke Putra.

Mereka pun saling bertatapan tajam.

Putra pun berbalik dan kembali ke tempat duduknya semula, lalu dia membisikkan sesuatu kepada Bryan. Terlihat Bryan menyuruh senior lain, entah apa yang diperintahkn Bryan kepada senior itu.

Senior : "Nayya kamu ikut saya sebentar!"

Nayya : "Mau kemana? Bukannya acara OSPEKnya dilakukan disini?"

Senior : "Kamu ikut saja, bisa tidak kamu tidak membantah."

Dengan kasarnya senior tersebut menarik tangan Nayya. Nayya pun mengikuti tarikan dari seniornya itu, dia berbalik sambil memandang Putra, Putra dengan wajah liciknya tersenyum ke arah Nayya. Nayya terus ditarik, dan matanya terus melihat tajam ke arah Putra.

Nayya : "Mau dibawa kemana gue."-batin.

Ia melihat ke sekeliling, ternyata dia dibawa ke sebuah gudang kosong di belakang kampus. Dia dimasukkan kedalam gudang itu.

Nayya : "Diperintahin apa kalian sama cowo idiot itu?"

Senior : "Elo diem aja, dan tetap disini sebentar."-sembari keluar dan mengunci pintu gudang itu.

Nayya terlihat tenang, tidak ada gurat ketakutan di wajahnya. Entahlah, apakah dia benar benar berani atau takut dalam hatinya. Entahlah.

10 menit kemudian, para senior itu datang dan membawa telur dalam sebuah kantong plastik, dan tepung terigu.

Senior : "Ehh lo balik kesini!"

Saat Nayya berbalik, mereka melempari Nayya dengan telur, entah sampai berapa butir, Nayya terlihat kaget. Setelah Mereka melemparkan telur, mereka pun melemparkan terigu ke seluruh tubuh Nayya. Dan alhasil, Nayya seperti adonan kue yang siap untuk digoreng.

Senior : "Ini pelajaran awal, karena lo berani menentang seorang Putra Bachtera, ngerti lo! Lo akan ikut OSPEK dalam keadaan seperti ini. Sekarang lo keluar dan ikut ospek seperti biasa.

Terlihat aura kemarahan dari wajah Nayya. Dia mengepal tangannya seakan ingin memukul seseorang. Nafasnya menderu. Namun dengan tenang Nayya kembali mengatur nafasnya dan mengatur emosinya. Para senior itu pun mendorong tubuh Nayya dan membawanya ketempat OSPEK. Nampak para maba sedang berkeliling membersihkan halaman kampus. Nayya pun dibawa kehadapan Putra. Putra terlihat sangat senang dapat mengerjai Nayya. Tiba tiba dia membunyikan bel, tanda para maba harus berkumpul lagi kelapangan. Matahari sudah mulai meninggi. Pada maba pun berkumpul kelapangan. Semua memperhatikan Nayya yang terlihat begitu memilukan.

Putra : "Perhatian semuanya! Kalian melihat seseorang didepan kalian, dia sekarang berbau amis telur, kotor dan bau. Ini salah satu contoh nyata bagi orang yang berani melawan gue, Putra Bachtera. Mengerti semua!!

All : mengerti!

Putra : "Apa lo juga mengerti?"-menatap Nayya.

Nayya : "Maafkan aku kak Putra."

Putra : "Kalian lihat kan!"-girangnya mendengar pengakuan Nayya, dengan tersenyum licik, namun tiba tiba Nayya melanjutkan kata katanya,

Nayya : "Lo pengen denger gue ngomong kayak gitu? Jangan harap lo!"-ucapnya dengan tersenyum sinis.

Suasana menjadi hening.

Nayya : "Anak orang kaya kayak lo, bisanya cuman main main doang. Cuman ini yang bisa lo lakuin ke gue, kekanak kanakan banget. Nyuruh orang lain lagi, berasa raja lo?"-tambahnya yang membuat Putra diam dan marah.

Putra : "Wah..wah..wah..gk kapok nih anak, lo mau yang lebih dari ini. Awalnya itu gue sedikit kasian sama lo, lo cewe dan gu.."-belum juga Putra melanjutkan kata katanya, Nayya langsung memotong, mendekati Putra dan berbisik di telinga Putra.

Nayya : "Hati hati lo sama gue, lo gk tau siapa gue, gue lebih mengenal lo daripada yang lo tahu. Anak mami yang dirumah makannya pun masih disuapin, berlagak bak jagoan di luar rumahnya."-bisik Nayya

Lalu menempelkan pipinya yang berlumuran terigu dan telur ke pipi Putra. Sontak saja Putra langsung menghindar dan kaget dengan apa yang dikatakan dan dilakukan Nayya.

Tiba tiba sebuah mobil mewah memasuki lapangan, dan turunlah seorang laki laki berbadap tegap bak bodyguard mendekati Nayya. Nayya terlihat mengerutkan dahinya.

Nayya : "Hmm..sepertinya permainan kita hari ini cukup sampai disini. Gue ada keperluan dan kesibukan lain, nanti kita lanjut lagi main mainnya, okk?"-ucapnya lalu mengedipkan matanya ke Putra.

Lalu berlalu pergi menaiki mobil yang dibawah oleh pria yang menjemputnya tadi. Terlihat Putra yang begitu kesal, dia melap pipinya yang sempat dikotori Nayya tadi dan membanting toa yang dipegangnya sedari tadi.

Sambil berlalu, Putra menyuruh Jaki untuk melanjutkan OSPEK hari itu. Ditempat lain, Nayya nampak di dalam mobilnya, sampai mobil itu membawa Nayya masuk ke sebuah rumah yang begitu besar dan terlihat mewah, yaa itu rumah Nayya. Nayya pun memasuki rumahnya.

Nayya : "Assalamualaikum"-ucapnya dengan lesu.

Ayah, ibu dan Hikma yang sedang duduk di ruang keluarga nampak kaget melihat penampilan Nayya.

M.Nayra : "Astagfirullah sayang, apa yang terjadi sama kamu?"-tanyanya khawatir.

Hikma : "Bukannya hari ini hari pertama kakak ke kampus? Kok pulangnya jadi gini sih, kayak anak TK habis main comberan, hmm mana bau banget lagi."-tambahnya yang terlihat heran dan menutup hidungnya.

Nayya : "Udah deh, ini cuman sedikit masalah yanh sering terjadi di kota besar. Nayya mau mandi dulu."

P.Adhit : "Setelah mandi, temui papa di ruang kerja papa."-sambil berlalu menuju ruang kerjanya.

M.Nayra : "Kamu sih nak, suka sekali buat papamu marah. Sana mandi dulu, terus temui papa kamu."

Nayya hanya mengangguk. Saat Nayya menekan tombol lift untuk menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, Hikma menghampiri Nayya,

Hikma : "Kak."

Nayya : "Hmmm.."

Hikma : "Udah ketemu sama yang namanya Putra Bachtera belom?"

Nayya : "Lo jangan sebut nama dia didepan gue, gue pengen muntah denger namanya."-sambil menaiki lift dan naik menuju kamarnya. Hikma terlihat bingung,

Hikma : "Ihh apaan sih, ditanya malah ekspresinya aneh gitu, ada apa yah kep deh gue."-berbicara dg dirinya sendiri.

Nayya sedang menuruni lift, ia sudah rapi dan terlihat cantik dengan setelah celana kotak kotak dan kaos putih berlengan panjang tak lupa jilbab hitamnya. Ia pun menuju ruang kerja ayahnya. Sebelum mengetuk pintu ruangan itu, ia kembali teringat dengan pembicaraan satu minggu yang lalu di ruangan ini dengan ayahnya.

--Flashback On--

Nayya pun dengan pelan mengetuk ruang kerja ayahnya, sambil menunggu jawaban yang memberikannya isyarat untuk masuk.

P.Adhit : "Masuk!"

Nayya : "Papa mau ngomong sesuatu sama Nayya?"

P.Adhit : "Duduk disitu!"

Nayya pun duduk sesuai yang diperintahkan ayahnya.

P.Adhit : "Nay, kamu tau kan, papa sangat menyayangi kamu, mama dan juga Hikma?"

Nayya : "Iya Pa."

P.Adhit : "Lalu apa maksud kamu melakukan ini ke papa?"

Nayya : "Nayya hanya ingin mencapai cita cita Nayya pa, Nayya ingin jadi dokter, kan masih ada Hikma yang bisa nerusin bisnis papa."-sambil terus menunduk, tanpa berani menatap ayahnya.

P.Adhit : "Nayya, kamu anak pertama papa, dan papa menyimpan harapan yang sangat besar terhadap kamu. Kamu masuk kuliah kedokteran tanpa sepengetahuan papa, kamu bilang kamu masuk manajem bisnis. Begitukah caramu memperlakukan papamu ini?"

Nayya : "Nayya gk bermaksud nyakitin papa pa, Nayya hanya ingin mewujudkan mimpi Nayya pa. Pa, Nayya mohon."

TBC~

Hallo jangan lupa kasih tanda jempol ya!Juga komen,Mau next?

What the ....?!

Nayya : "Nayya gk bermaksud nyakitin papa pa, Nayya hanya ingin mewujudkan mimpi Nayya pa. Pa, Nayya mohon."

Terlihat Nayya begitu memelas memohon kepada ayahnya agar diizinkan kuliah di jurusan kedokteran. Terlihat pak Adhit berpikir sambil memegang kepalanya.

P.Adhit : "Baiklah kalau itu mau kamu. Berarti, kamu menyetujui point kedua perjanjian kita, papa akan menyetujui maumu untuk kuliah di kedokteran, dengan syarat yang sudah kita sepakati sebelumnya. Pikirkan dan putuskan besok!"-sambil berlalu meninggalkan Nayya yang masih tertunduk dan terlihat berfikir sangat keras.

--Flashback Off--

Hikma : "Haaa! lagi lamunin apa kak?

Nayya : "Ihh Ma, apaan sih lo, mau buat gue serangan jantung."

Hikma : "Habisnya gue liatin elo lama banget bengongnya, nah lo tinggal ketok aja pintunya, terus masuk."

Nayya : "Sini kelapa lo yang gue ketok!"-sembari menaikkan tangannya dan akan mengetok kepala Hikma.

Hikma : "Mamaaaaaaa..."-kabur💃

Ditempat lain Putra masih berfikir begitu keras. Hari sudah sore. OSPEK hari pertama pun berakhir. Jaki, Bryan dan Kenet masuk ke ruangan tempat Putra istirahat.

Kenet : "Hay bro... Gimana kabar lo? Masih hidup kan lo?"

Putra : "Tau gak. Baru kali ini gue ketemu orang yang bisa ngelawan gue. Gila aja tuh cewe, berhasil banget dia bikin gue kesel seharian."

Bryan : "Ya allah, lo masih mikirin si anak maba itu,ssssiapa namanya?"

Putra : "Nayyara Hafeeza"

Jaki : "Yoo..Yoo.. Gila si Putra udah hapal aja namanya."-dengan nada meledek😜

Putra : "Ya harus gue tau namanya, dia itu seperti virus, jadi kita harus tau agar bisa membasminya, bener gak. Gue harus berpikir lagi ni, gimana carax memberi pelajaran ke cewek itu dan membuat dia bertekuk lutut dihadapan gue, memohon ampun dihadapan gue, wuahahahahahha."

Teman-temannya hanya melongo😧 dan saling menatap melihat tingkah Putra.

Jaki : "Tapi tu cewe, gue pikir bukan cewe sembarangan deh Put."

Putra : "Maksud lo?"

Jaki : "Dia berani banget ngelawan lo. Tadi dia berani banget pulang tanpa izin. Gue udah laporin di bidang kemahasiswaan, tapi mereka bilangnya gkpapa dia pulang, karena keluarganya udah ngabarin kampus. Terus, keterangan tentang keluarganya tuh gk ada Put. Di departemen kampus tertulis secret, waktu gue coba nyari tau tadi. Aneh kan."

Putra pun teringat dengan ucapan Nayya saat berbisik di telinganya sebelum dia pergi.

Putra : "Bener juga kata Jaki, tu cewe siapa sebenernya."-batin.

Putra : "Udah ah, cape gue mikirin tuh cewe. Gue mau pulang sekarang, nanti gue kabarin apa yang harus kita lakukan besok. Bye all."

Jaki : "Tunggu Put, gue ikut lo."

Putra : "Oke, tapi lu yang nyetir, males nih gue."

Jaki : "Serah lu dh."

Bryan : "Terus kita gimana Net?"

Kenet : "Gue mah mau pulang, kalu lo mau tetep disini ampe besok juga gkpapa."-sembari berlalu meninggalkan Bryan.

Bryan : "Ahh lo mah, gue ikut."-sambil mengejar Kenet.

--Di dalam mobil JakPut--

Jaki : "Put"

Putra : "Hmm"

Jaki : "Lo kenal Tiara gk?"

Sontak Putra seperti terlihat kaget dan berbalik ke arah Jaki.

Putra : "Kenapa dengan Tiara? Iya gue kenal, dia anaknya temen papa gue, kenapa emangnya?"

Jaki : "kemarin gue ketemu ama Tiara. Kita cerita cerita gitu, eh ternyata dia kenal lo, gue bilang aja kalau gue sahabat lo."

Putra : "Lo ketemu Tiara dimana?"

Jaki : "Di rumah sepupu gue. Lo kenal Lutfi sepupu gue kan. Tiara itu mau tunangan ama Lutfi."

Putra : "Hah apa??😱"-dengan tatapan kaget ke Jaki.

Jaki : "Woyy bro, santai, kayak pacar lo ketangkep selingkuh aja ekspresi lo, santai bro kaget gue."-sambil memegang dadanya.

Putra pun terlihat diam, dan seperti memikirkan sesuatu.

Jaki : "Put,Put lo gk papakan. Emang lo sedeket apa ama Tiara? Lo gk papa kan?"

Putra : "Gk kok, gk papa. Lo lanjutin aja nyetirnya, kalau udh sampe rumah lo bangunin gue."

Jam 19.00 di rumah Nayya, Nayya tampak baru saja keluar dari ruang kerja ayahnya. Cukup lama

Jam 19.00 di rumah Nayya, Nayya tampak baru saja keluar dari ruang kerja ayahnya. Cukup lama Nayya di ruang kerja ayahnya. Entah apa yang mereka berdua bicarakan. Hikma pun langsung mendekati Nayya dan menyerbunya dengan berbagi pertanyaan.

Hikma : "Gimana kak, apa kata papa? Ayo dong kak cerita!"-sambil terus mengikuti Nayya.

Nayya pun menuju ke dapur menghampiri mamanya yang sedang membantu mbo Nem mempersiapkan makan malam.

Nayya : "Malam ma, makanannya udah siap belom? Nayya laper ma."

M.Nayra : "Iya, ini bentar lagi beres kok. Gimana urusan kamu dengan papamu?"

Hikma : "Iya kak, cerita dong. Terus gimana dengan anak pak Radis yang namanya Putra Bachtera itu, ayo dong kak cerita!"

Nayya berbalik menatap tajam kearah Hikma.

Hikma : "Ihh mama, kak Nayya nyeremin. Natap Hikmanya gitu ma."-rajuknya ke mama Nayra.

M.Nayra : "Kamu sih nanya nya gitu amat sama kakak kamu. Biarkan kakak kamu bernafas dulu lah. Kamu gk kehabisan oksigen di dalam kan Nay?"-godanya kepada Nayya.

Namun Nayya tetap diam, seperti tidak mendengarkan apa yang dikatakan mama Nayra.

M.Nayra : "Nayyaaa!"-membuyarkan lamunan Nayya dengan membunyikan piring dan sendok. Dan Nayya pun terlihat kaget.

Nayya : "Ih Mama, apaan sih. Tau ah."-dan kembali membisu.

Hikma dan Mama Nayra pun saling berbisik.

Hikma : "Ma, kak Nayya kenapa sih, hidupnya kayak berat banget."-sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya.

Mama Nayra pun langsung menjewer kuping Hikma.

M.Nayra : "Kamu ini, masih kecil juga, mau tau banget urusan orang dewasa."-tanpa melepaskan jewerannya.

Hikma : "Aw..Aw.. Sakit ma."

Nayya hanya melihat pemandangan di depannya tanpa ekspresi.

--Rumah Putra--

Nampak Putra baru selesai mandi. Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, Putra membuka lemarinya dan mengambil box yang ada didalamnya. Dibukanya satu persatu isi dari box itu, Nampak foto anak kecil laki laki dan perempuan di foto tersebut. •

Dibalik foto tersebut tertulis Putra & Tiara. Putra pun mengingat momen momen saat bersama Tiara dalam lamunannya. Putra bermain dengan Tiara, mereka bermain rumah rumahan, Putra menjadi ayah dan Tiarppa menjadi ibu. Putra pun tersenyum sambil mengingat-ngingat momen momen indah bersama Tiara. Tiba-tiba raut muka Putra berubah saat mengingat perkataan Jaki yang menpgatakan Tiara akan bertunangan dengan Lutfi. Putra pun mengambil handphonenya, lalu menekan tombol no 1.

--via tlp on--

☎ : "Halo:v"

Putra : "Malam kak Tiara. Lagi ngapain kak?"

☎Tiara : "Aku lagi di mall Put, nanti aja ya telponnya, lagi sibuk nih."

Bip--Bip--Bip🔇

Terdengar bunyi telpon dimatikan. Putra pun menatap layar telponnya.

Putra : "Kak Tiara, Putra rindu sama kak Tiara. Kak Tiara, Putra cuman mau ketemu sama kak Tiara, mau bilang kalau Putra sayang sama kak Tiara."-dengan mata berkaca-kaca.

Tok..tok..tok

M.Yuli : "Ja, ayo makan nak. Papamu udah pulang, kita makan sama sama yuk nak."

Putra : "Iya ma, bentar lagi Aja turun."

M.Yuli : "Mama tunggu di bawah ya sayang."

Putra : "Iya ma"

Putra pun turun mengikuti ajakan mamanya, terlihat Riani, mamanya dan papanya sudah siap di meja makan. Putra ikut duduk dan makan bersama keluarganya.

P.Radis : "Gimana sekolahnya anak papa yang manis ini? Udah masuk SMP udah gede kesayangan papa."

Riani : "baik kok pa, kemarin Aku ikut ospek, tapi gk ada yang berani nyuruh nyuruh aku, karena mereka tau Riani anak papa. Aku udah punya banyak temen loh pa."

P.Radis : "Waah, kalau kamu Ja gimana kuliahnya?"

Putra : "B aja"

P.Radis : "Kamu selesainya dua tahun lagi kan?"

Putra : "Iya pa"

M.Yuli : "makanan kamu dimakan atuh sayang, jangan cuma diaduk aduk gitu, nanti nasinya berubah jadi bubur lho."

Putra : "Iya ma, Aja mau makan kok, tapi mau disuapin sama mama."

Riani : "Yaampun kak Aja, udah kumisan juga masih aja disuapin. Gk malu sama umur."

Putra : "Biarin suka suka gue, mama, mama gue. Sirik aja lu gk disuapin.

M.Yuli : "Hust.. Sudah sudah jangan ribut, sini mama suapin."

P.Radis : "Jangan terlalu manja gitu Ja, kasian nanti istri kamu harus nyuapin kamu kalau mau makan, iya gk Ni?

Riani : bener tuh 😂.

Putra : "Kalau dia mau jadi istri gue, dia harus mau nyuapin gue lah."

P.Radis : "Iya dia anak yang bppaik kok. Pasti mau nyuapin kamu."

Seketika Putra batuk karena kaget, mama Yuli langsung memberikan air kepada Putra.

Putra : "Maksud papa apa? Kok ngomongnya gitu, Raja belum mau nikah pa, Raja masih 18 tahun."

P.Radis : "Memang siapa yang mau nikahin kamu sekarang, kan nunggu kamu lulus kuliah dulu."

Putra : "Emang Raja gak boleh nikah sama wanita pilihan Raja pa?"

P.Radis : "Ini sudah kesepakatan Ja, dan papa gk sembarangan milihin perempuan buat kamu. Papa lihat bibit,bebet dan bobotnya. Dan wanita pilihan papa ini dijamin, kamu pasti suka. Dia cantik, baik dan pintar Ja."

Putra : "Jadi papa anggap hidup Raja itu sebuah kesepakatan? Hidup Raja bukan untuk dirundingkan pa. Hidup Raja, Raja yang tentukan."-dan langsung naik ke kamarnya.

Mama Yuli memanggil Putra, namun Putra tidak bergeming. Ia hanya berlalu menuju kamarnya. Putra pun masuk ke kamar dan membanting pintu kamarnya. ia memikirkan hidupnya, apa yang akan ia lakukan di masa depan, semuanya sudah direncanakan oleh ayahnya. Putra tau, apapun yang akan dia katakan atau dia lakukan tidak akan merubah keputusan ayahnya.

Putra berbaring di kasur nya, merebahkan badannya dan berusaha mengistirahatkan raga dan pikirannya yang seharian sudah cukup lelah.

-----------------------

Di rumah Nayya dan keluarganya pun sedang menikmati makan malam bersama. Mama Nayra memulai pembicaraan,

M.Nayra : "Jadi gimana pa?"

P.Adhit : "Papa sudah bicara dengan Nayya, dan Nayya pun menyetujuinya. Iya kan Nay. Beri tau Mama dan Hikma akan apa yang akan kamu lakukan dalam hidupmu."

Nayya : "Iya ma, Nayya udah setuju dengan rencana papa. Papa setuju Nayya kuliah kedokteran, dan Nayya pun setuju dengan syarat yang diberikan papa."

Hikma : "Jadi Kakak setuju bakal dijodohin sama kak Putra?"

M.Nayra : "Hikma.. Udah kamu makan aja."

M.Nayra : "Jadi kamu siap dijodohin sama Putra Nay?"

Nayya : "Iya"

Mama Nayra melihat Nayya dengan tatapan iba. Dia tau betul apa yang dirasakan dan diinginkan Nayya. Nayya pun menyelesaikan makannya dan minta izin ke kamarnya.

Di balkon kamarnya Nayya sedang memandang langit yang dipenuhi banyak bintang, terdengar ketukan pintu,

M.Nayra : "Nay, mama boleh masuk?"

Nayya : "Iya ma masuk aja, gk dikunci kok."

Mama Nayra masuk dan menghampiri Nayya dibalkon kamarnya.

M.Nayra : "bintangnya bagus nya sayang."-membelai rambut Nayya.

Nayya : "Iya ma, indah banget."

M.Nayra : "Sayang mama mau tanya sesuatu ke kamu."

Putra : "Apa ma?"

M.Nayra : "Beneran kamu mau kerja di rumah sakit yang nanti papa kamu mau buatkan buat kamu? Bukannya kamu gak mau kerja di perusahaan papa?"

Nayya : "Gkpapa ma, yang penting Nayya bisa jadi dokter."

M.Nayra : "Kamu juga akan menikah dengan Putra? Apa kamu siap menikah dengan seseorang yang tidak kamu kenal? Pernikahan itu hal yang sakral nak, hanya sekali seumur hidup. Kamu akan dewasa, tua dan mati bersama orang yang akan menjadi suami kamu nak. Apa kamu sudah siap dengan semuanya?"

Nayya : "Apa Nayya punya pilihan lain Ma?"

Tak terasa air mata Nayya jatuh membasahi pipinya.

Nayya : "Nayya gk punya pilihan ma. Paling tidak Nayya bisa meraih sesuatu yang Nayya inginkan, yaitu menjadi dokter. Bukankah jika aku memilih pilihan pertama papa, dengan kuliah manajemen bisnis melanjutkan usaha papa, apakah ada jaminan papa tidak akan menilai seorang pria pilihanku. Tidak ma, papa akan tetap menilai pria yang akan menjadi pendampingku. Lalu bagaimana dengan pria itu, akankah dia bisa menghadapi papa, baru memikirkannya saja Nayya udah kasian ma, apalagi jika hal itu benar benar terjadi pada Nayya. Jadi Nayya pun pasrah dengan semuanya ma. Nayya akan mengikuti apa yang diinginkan papa."

M.Nayra : "Sayang kamu percaya bahwa

Hallo jangan lupa kasih jempol ya,di komen juga kalo ada sesuatu yang kurang dan Salah!

MISS JE TUNGGU KRITIK SARAN DARI KALIAN!

Apa-Apaan

M.Nayra : "Sayang kamu percaya bahwa jodoh itu Allah yang tentukan. Siapapun dia, kalau bukan jodoh kamu pasti Allah akan menunjukkannya nak. Mama selalu percaya, wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik, begitupula sebaliknya. Dan mama percaya, anak mama adalah anak yang baik, jadi pasti akan mendapatkan pria yang baik pula."

Nayya pun memeluk mamanya dan menumpahkan semua kesedihannya.

--Skip Pagi--

--Ospek hari ke-2--

--Pukul 05.00 di rumah Putra--

Putra : "Ma, buatin Aja sarapan yah. Aja gk mau makan roti ma, buatin nasi goreng yah ma."

Mama Yuli yang mendengar suara anaknya kaget, karena tidak biasanya Putra sudah bangun jam segini.

M.Yuli : "Tumben tuh anak sudah bangun, biasanya juga masih molor jam segini. Hmm.. Sudahlah."

Mama Yuli pun membuat nasi goreng untuk sarapan pagi keluarganya di pagi itu. Pukul 05.25, Putra turun ke meja makan.

Putra : "Ma, Aja makan duluan yah, buru buru nih."

M.Yuli : "pelan-pelan makannya Ja, nanti keselek. Tapi tumben kamu udah bangun jam segini, minta sarapan nasi goreng lagi?"

Putra : "Aja kan ketua ospek ma, jadi harus cepet datangnya. Terus kenapa Putra suruh mama buat nasi goreng, karena Putra butuh kekuatan lebih ma."

Putra pun selesai makan dan berpamitan dengan mamanya.

--Rumah Nayya--

Nampak Nayya sudah siap dengan seragam ospeknya yang cukup lucu menurut Hikma. Hikma pun tertawa kegelian melihat kakaknya yang akan berangkat ke kampus.

Nayya : "Kenapa sih lo ma, ketawa mulu?"

Hikma : "Gak, Kak Nayya lucu banget mukanya. Oh ya kak, nanti ceritain ke Hikma yah tentang Putra, yah kak ya. Kan Hikma penasaran, yah, yah."

Nayya : "Apaan sih lo, udah ah gue mau pergi."-langsung masuk ke dalam mobil.

Jam 06.00 para mahasiswa sudah berkumpul dikampus. Nampak Putra dengan mobil sportnya, seperti biasa dengan jaket hitam kemeja biru dan berkaca mata hitam. Menjadi pusat perhatian, begitulah Putra.

Bryan : "Hay bos, tumben bos datengnya cepet banget?"

Kenet : "Iya Put, biasanya juga lo datengnya jam 8 ampe 9. Bray, lo perhatiin gak tadi matahari terbit dari mana?"

Bryan : "Gak, kenapa emang?"

Kenet : "Takutnya itu matahari terbit dari selatan pagi ini."-candanya yang disambut tawa oleh Brayn dan Jaki.

Putra : "Udah udah, ribut aja lu pada."-sembari memperhatikan maba satu persatu.

Jaki : "Li cari siapa Put? Nayya? Sorry bro dia belom dateng."

Putra : "Apa? Belom dateng?. Wah wah wah..."

Kenet : "Ehh panjang umur Put, tuh yang lo cari udah dateng."

Putra pun menoleh, didapatinya Nayya sedang berjalan tanpa gurat rasa bersalah sedikitpun di wajahnya.

Bryan : "Mau kita apaain Put?"

Putra : "Udah, lo pada urus tuh anak maba yang lain. Yang satu ini biar jadi urusan gue."

Putra : "Wah..wah..wah ada yang baru dateng nih. Ini jam berapa hei?"

Nayya tahu kesalahannya, jadi dia hanya diam mendengar omelan Putra dan dia juga sedang tidak ingin ribut dengan Putra.

Putra : "Tumben lo gak ngebantah. Biasanya lo percaya diri banget ngebantah gue."

Nayya : "Tumben lo gak terlambat?"

Putra : "Apa? Huft.... Gue ketua panitia, jadi suka suka gue dong mau datang terlambat atau gk."

Nayya : "Jadi lo mau apa?"

Putra : "Nantangin lo skotjam 10 kali."

Nayya : "10 kali aja? gue kasih bonus deh jadi 50 kali."

Nayya kembali menantang dan langsung melakukan skotjam yang diperintahkan Putra. Putra pun terlihat kaget dengan apa yang dikatakan Nayya.

Nayya : "1..2..3..4.."

Nayya melakukan skotjam seperti orang profesional. Putra yang melihatnya hanya bengong 😦 sembari menaik turunkan matanya mengikuti gerakan skotjam yang dilakukan Nayya. Skak Mat, Putra seperti mendapat perlawanan yang lebih dari seorang cewe yang bernama Nayya.

Putra : "Astaga... Nih cewe bener bener hasssh."

Putra membuka jaket hitamnya, melepas kacamatanya dan melemparkannya kepada Bryan. Bryan, Jaki dan Kenet hanya tersenyum geli melihat kelakuan Putra dan Nayya.

Nayya : "24..25..26.."

Putra : "Udah udah, berdiri lo."

Nayya pun berhenti dan dengan pelan mengatur nafasnya kembali. Putra terlihat berpikir.

Nayya : "Apa lagi? Lo mau nyuruh gue apa lagi?"

Putra : "Mmmm, lari keliling lapangan 50 kali."

Nayya : "Oke, gue kasi bonus 10, jadi 60 kali."-tantang Nayya lagi, lalu berlari mengelilingi lapangan.

Putra dibuat kaget dengan kelakuan Nayya. Niat ingin mengerjai Nayya, malah ia mendapatkan tantangan. Ekspresi dan wajah Nayya yang santai membuat Putra semakin kesal. Ia pun kembali ketempat duduknya dan terus memperhatikan Nayya berlari. Sambil memegang bibirnya Putra terus berpikir dengan wajah kesalnya.

Jaki : "Hei.. Mikirin apa lo Put? Masih mikirin si Nayya?"

Putra : "hmm.. Gue lagi mikirin cara buat tuh anak menderita. Gila aja gue kasih dia hukuman, dia malah nantangin gue Jak, hah.. Gimana gue gak kesel gitu kan."

Jaki : "Lo harus cerdas Put kalau mau ngerjain dia. Cari tau dulu tentang dia, apa yang dia suka, apa yang dia gak suka. Terus lo bisa ngerjain dia tepat sasaran."

Putra : "Kalau gitu, lo bantuin gue. Lo cari tau tentang dia di SMA dia sebelumnya, dari teman-teman atau sahabatnya. Terus lo kasih lihat ke gue!Ok!"

Jaki : "Ok, gue kasih lo informasinya besok."

Mereka kembali memperhatikan Nayya yang masih berlari mengelilingi lapangan.

Nayya : "Ok udah 60 kali, selanjutnya apa?"

Jaki : "Udah, lo gabung sama temen-temen lo yang lain."

Putra pun hanya melihat Nayya berlalu dengan ekor matanya. Putra berpikir sejenak, berdiri dan berlalu pergi dengan mobil sport nya.

Kenet : "Mau kemana tu anak?"

Jaki : "Menenangkan diri mungkin, udah ya gue mau hubungi seseorang dulu."

Pukul 12.30, waktu makan siang pun datang. Nampak Nayya duduk seorang diri, tidak ada yang menemaninya duduk di cafe kampus. Dia meminum minumannya tanpa ekspresi sedikitpun. Terlihat seorang maba lain mendekatinya.

Someone : "Hay, boleh gue duduk disini gak?"

Nayya : "Boleh, duduk aja."

Someone : "Kenalin nama gue Naykila, lo boleh panggil gue Nay aja. Gue juga mahasiswa kedokteran."

Nayya : "Bisa samaan kitu namanya😅, kalo nama gue Nayya panggil aja Nae atau Nayyul."

Nayki : "Lo tau gk, lo sekarang jadi populer banget lho. Bukan cuma dikalangan anak baru, tapi seantero kampus ini tuh pada penasaran sama lo. Soalnya lo berani banget ngelawan seorang Putra Bachtera."

Nayya : "Biasa aja."

Nayki : "beneran. Lo tau gk, gk ada yang berani sama Putra dikampus ini. Siapa berani, hidupnya gk bakal tenang di kampus ini."

Nayki : "Loe, termasuk yang berani ngelawan dia. Makanya gk ada yang berani deketin Loe. Karena bagi Putra, sahabat musuhnya adalah musuhnya juga."

Nayya : "Terus kenapa lo duduk di depan gue? Bukannya lo bakal kena masalah juga kalau deket ama gue?"

Nayki : "Karena gue sependapat sama lo. Bukan karena dia yang anak yang punya kampus ini, jadi dia berperilaku seenak jidatnya. Kita kan kuliah disini gk gratis, cuman gue gk seberani lo."

Nayya pun hanya memasang ekspresi dinginnya. Terlihat Putra berjalan menuju cafe kampus, semua orang berbisik dan hal itupun terdengar oleh Naykila dan Nayya. Terlihat Putra mendekati meja mereka.

Putra : "Lo bisa minggir gak?"-tanyanya ke Nayki.

Nayki pun langsung berdiri dan pindah kemeja lain. Nampak Nayya masih meminum minumannya. Putra duduk ditempat Nayki sebelumnya, berhadapan dengan Nayya.

Putra : "Enak banget ya lo minumnya, haus banget ya lo?"

Terlihat dari jauh Kenet,Jaki dan Bryan menuju cafe kampus.

Putra : "Mas!"

Pelayan cafe itupun datang dengan tergesa gesa.

🙇 : "Iya mas Putra, mas Putra mau pesan apa?"

Putra : "Jus alpucat 2 gelas, jangan lama. Cepet sana bikinin!.

Nayya sibuk dengan mi goreng dan minumannya. Sedangkan Putra melingkarkan tangannya dan sibuk memperhatikan Nayya. Kenet, Jaki, dan Bryan mendekati Putra dan Nayya.

Bryan : "Hay bos, dari mana aja lo?"

Putra : "Habis nyari udara segar gue, soalnya disini kebanyakan CO2 jadi sesak nafas gue."

Jus alpukat pesanan Putra pun datang. Ia langsung meminum segelas jusnya.

Putra : "Gak ada yang mau temenan ama lo ya, kasian banget."

Putra : "Ehh lo, lo temennya dia bukan?"-tanyanya kepada Nayki.

Nayki menggelengkan kepalanya menandakan bukan. Putra pun memberikan senyuman menghinanya kepada Nayya.

Putra : "Gak bakal ada yang berani temenan ama lo disini, lo bakal sendirian."

Nayya : "Hay lo!"-melihat ke arah Bryan.

Bryan pun melihat kebelakang mencari cari siapa yang dipanggil Nayya. Lalu dia mengarahkan telunjuknya ke mukanya.

Bryan : "lo panggil gue?"

Nayya : "Iya lo!, hmm lo kacungnya Putra ya?"-dengan senyuman menyindir.

Terlihat Bryan kaget denga pertanyaan Nayya, begitu pun dengan Jaki dan Kenet yang berusaha berpikir dan menelisik pertanyaan Nayya. Nayya pun melanjutkan kata-katanya.

Nayya : "Panggil Putra dengan sebutan bos, mengikuti kemana Putra pergi, mengikuti semua perintahnya. Berarti lo kacungnya kan?"

Tampak Bryan marah dengan pernyataan Nayya.

Nayya : "Bener kan Putra Bachtera, BOS!!"-memberi penekanan pada kata bos dan menatap Lekat Putra. Putra pun berbalik menatap tajam kearah Nayya.

Nayya : "Lo gak anggap mereka temenkan, tapi kacung kacung lo. Lo gk punya temen kan Putra, lo cowok kesepian."

Jaki terlihat tenang, namun Bryan dan Kenet terlihat begitu marah dengan kata kata Nayya barusan. Tanpa terkecuali dengan Putra, matanya memerah menahan marah. Kata kata Nayya barusan seperti tamparan keras yang membuatnya begitu emosi.

Putra : "Ngomong sekali lagi!"

Nayya : "Lo cowok kesepian yang gk punya temen!!"

Sontak Putra langsung menumpahkan jus alpukat ke muka Nayya, Nayya pun terlihat kaget dan kesal. Dia membalasnya dengan menumpahkan mi goreng diatas kepala Putra. Nafas Putra menderu menahan emosinya, begitupun dengan Nayya. Mereka saling bertatapan tajam. Dengan marah Putra membersihkan mi yang ada di kepalanya.

Putra : "Gue pastiin hidup lo gak bakal tenang kuliah disini."-dengan amarahnya lalu berjalan pergi.

Nayya pun kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Nayya : "ahhh dasar cowo idiot. Hah gue bakal nikah sama cowo kayak gitu. Oh ya tuhan musibah apa ini!"-teriaknya sambil mengipas-ngipas wajahnya yang panas karena emosi.

Ditempat lain Putra masuk ke kamar mandi pria untuk membersihkan rambutnya yang masih bau mi.

Putra : "Hahh tuh cewe bener bener gak bisa dimaafin, gue harus buat dia keluar dari kampus ini."

Jaki, Kenet dan Bryan masuk dan menemui Putra.

Jaki : "Put, lo gkpapa kan?"

Putra : "Gue bakal buat perhitungan sama cewek itu, jangan panggil gue Putra kalau gak berhasil buat tuh anak keluar dari kampus ini."

Kenet Dan Bryan masih terlihat diam. Putra keluar dari kamar mandi dan melihat ekspresi Kenet dan Bryan.

Putra : "Lo pada kenapa? Masih mikirin pertanyaan cewe hunter tadi?"

Kenet : "Perkataan Nayya buat gue berpikir Put, sebenarnya lo anggap kita sahabat gk sih Put?"

Pertanyaan itu membuat Putra terdiam. Jaki mengamati teman temannya.

Jaki : "Awalnya gue berpikir hal yang sama saat cewe itu ngomong tadi."

Jaki : "Tapi coba lo pada inget, kita udah saling mengenal selama 5 tahun, dari awal SMA. Lo inget gk bry, saat Putra, gue sama Kenet nemenin lo waktu kakak lo meninggal. Selama 1 minggu kita nemenin lo di rumah, ngasih semangat sama lo. Lo inget Net, waktu lo berantem sama ayah lo dan lo kabur dari rumah, siapa yang selalu nyemangatin dan memberi nasehat sama lo? Kita kan. Dan saat bokap gue ngalamni paceklik keuangan di perusahaannya, bukannya kalian yang ngebantu usaha papa gue dengan mengajukan kerjasama antara orang tua kita. Saat ada preman mukulin Putra, bukankah kita semua berantem buat ngebantu Putra, walaupun muka kita kabur dan muka kita pada bonyok semua. Lo pada inget gak waktu kita tertawa bersama, balapan bersama, ke pulau bersama, nyanyi bersama. Itu yang namanya sahabat, selalu ada disaat kita senang dan sedih, itu baru namanya sahabat."-terangnya yang membuat Putra, Kenet dan Bryan memandangnya lekat.

**Hello Ga bosen bosen buat miss je ngingetin kalian kalo jangan lupa buat Kasih jempol dam Pencet Love,dan kasih kritik juga saran.

Novel ini sangat membutuhkan dukungan kalian wahai para readers yang budiman**.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!