Sayap Patah Si Gendut

Sayap Patah Si Gendut

1. Kiyara Mentari

~Katanya mimpi adalah bunga tidur, lantas jika mimpiku jadi kenyataan, apa namanya?~

“Syukuri apa yang ada pada dirimu, jangan terlalu memikirkan apa kata orang. Bahagia tidaknya dirimu, bergantung pada hatimu … dirimu sendiri, bukan orang lain.” Lelaki kecil itu tiba-tiba menghilang berganti wujud menjadi laki-laki yang memiliki badan tinggi, tegap namun terlihat samar di bagian mukanya. Gelap-hilang.

Brak … brak … .

“Hihihihi, rasain deh … !”

“Ckckck, mangkannya badannya melar gituh doyan molor, sih.”

“Wkwkwkwk.”

Suara gebrakan di atas meja disusul suara cekikikan yang saling bersahutan, mengejutkan seorang gadis yang sedang menelungkupkan kepalanya, gadis itu tertidur saat pergantian jam, tapi nahasnya … saat guru dijam ke-2 masuk, tak ada satu pun teman sekelas yang membangunkannya.

“Kiyara Mentari … keluar dari kelas Bapak, cuci muka terus ke ruang guru ambil buku PR yang kemarin di atas meja Bapak ...!”

Ya, gadis bertubuh gendut itu … bernama Kiyara Mentari, nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya 17 tahun yang lalu, dengan harapan anaknya akan secerah dan sehangat mentari pagi. Tapi, sayang … nama, tinggalah nama karena Kiyara merupakan seorang gadis pemurung, tidak mudah bergaul, dan pemalu.

“Kiyara, cepat berdiri … !”

Kiyara masih menundukan pandangannya, dia malu … malu sekali bahkan, dua tahun berada di tingkat SMA, baru kali ini dia melakukan hal konyol seperti ini. “Ba-baik, Pak.”

Suara tawa dan bisik-bisik kata hujatan terdengar menemani langkah kaki Kiyara. “Ya Tuhan … mimpi itu lagi dan kenapa harus saat tertidur di kelas … !”

Kiyara menatap cermin di hadapannya, memandang wajah bulatnya yang benar-benar terlihat seperti orang yang baru bangun tidur, ah, untung saja tidak ada anak sungai mengalir dari bibir tipisnya itu. Ini kali kesekian dia bermimpi tentang bocah laki-laki yang sudah hampir 8 tahun dia cari, teman masa kecil yang selalu mengulurkan tangannya saat dunia seolah menjaga jarak padanya.

“Hai, Ki … kamu kenapa sedih gitu ?” Tanya seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam toilet.

“Eh … emh, anu lagi cuci muka aja,” jawab Kiyara, yang kini sudah menundukkan kepalanya. Insecure, yang ada pada dirinya mungkin sudah pada tingkat tertinggi, sehingga pada siapa pun dia merasa minder.

“Heeeyyy … santai saja, Ki. Bukankah kita berteman? Aku gadis yang beberapa waktu lalu kamu tolong saat kecopetan di bus. Maaf waktu itu aku belum mengenalkan diri, namaku Fani.” Gadis itu mengulurkan tangannya, dengan ragu Kiyara menerima uluran tangan gadis di depannya.

“Aku, Kiyara.”

“Hahaha … kamu lucu juga ternyata ya, Ki. Aku udah tahu kok siapa namamu, aku dari kelas MIA 3 sebelah kelasmu, sesekali keluarlah kelas dan berbaur dengan teman seangkatan yang lain, semua orang tahu siapa kamu tapi kamu tidak tahu siapa mereka.”

Kiyara, diam … menatap dalam mata bernetra hitam di hadapannya itu. “Kamu tidak tahu perundungan yang aku terima, lalu untuk apa aku mengetahui nama mereka? Apa agar aku mengingat nama orang-orang yang selalu membullyiku?” bisiknya dalam hati, ah… Kiyara memang gadis misterius yang sulit sekali ditebak.

“Terima kasih sudah menyapaku, aku pergi ke ruang guru dulu.”

Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Kiyara keluar dari toilet lalu mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke ruang guru.

Bruk ….

“Awww …!” Kiyara meringis, bahu kirinya yang tertabrak seseorang membuat bahu kanannya menabrak pinggiran papan mading dan sialnya ada paku kecil yang berhasil menggores bahu kanannya.

“Sorry, kamu nggak apa?” suara berat laki-laki yang berdiri di sampingnya, menyapa lembut gendang telinga Kiyara.

Kiyara, masih terdiam … matanya menatap gantungan kunci ‘A’ yang tak asing, mengabaikan rasa perih yang mulai menjalar di bahunya.

“Kamu berdarah …!”

Kiyara menggelengkan kepalanya menepis lamunan diwaktu yang salah, rambut hitam sebahunya bergoyang mengikuti gerak kepalanya. “Tidak masalah,” ucapnya sembari terus menatap gantungan kunci yang menyita perhatiannya sedari tadi.

“Ayo, aku antar ke UKS dulu,” ajak laki-laki yang masih berdiri tegak di hadapannya.

“Ti-tidak usah, aku harus ke ruang guru.” Kaki gendutnya ia ayunkan sedikit cepat, meninggalkan laki-laki yang baru saja menabraknya.

“Heiii … aku mau minta tolong … !”

Kiyara, sama sekali tak menghiraukan teriakan laki-laki asing itu, malah mempercepat langkahnya agar segera sampai ke ruang guru, mengambil tumpukkan buku PR yang mungkin akan membuatnya kesulitan jika membawanya seorang diri.

“Assalamu’alaikum … ,” ucap Kiyara, saat dirinya sudah berada di depan pintu ruang guru.

“Wa’alaikumsalam,” ucap guru piket di balik meja kerjanya.

“Selamat pagi, Bu Ziza … saya mau ambil buku di mejanya Pak Rusdi.”

“Ya, silakan langsung diambil saja,”  jawab Bu Ziza.

“Baik, Bu.”

“Eh, kamu yang berdiri di pintu …!” ucap Bu Ziza, membuat Kiyara menghentikan kakinya yang hendak melangkah menuju meja Pak Rusdi dan mengalihkan pandangannya menuju pintu masuk.

“Saya, Bu?” tanya laki-laki yang tadi menabrak Kiyara sembari menunjuk dirinya sendiri.

“Iya, kamu … siapa lagi?” Kata Bu Ziza, laki-laki itu pun berjalan mendekat menuju meja piket. Kiyara yang masih berdiri di dekat meja piket pun segera berlalu menuju meja Pak Rusdi.

“Kamu, anak baru itu kan? Pindahan dari Surabaya?” tanya Bu Ziza dengan suara yang masih bisa didengar oleh Kiyara, yang diam-diam mencuri dengar dari tempatnya berdiri.

“Iya, Bu. Saya Cakra Agamsyah, pindahan dari SMAN 5 Surabaya, maaf saya baru saja tiba di Bandung tadi pagi pukul 07.30 jadinya baru bisa ikut mata pelajaran ke-2.”

“Agamsyah? Apa dia Agam, yang sama?” bisik Kiyara dalam hati. “Mending aku segera membawa tumpukan buku ini,” sambungnya lagi.

Kiyara sudah membawa tumpukan buku, yang tingginya sudah hampir mencapai hidung mancungnya. Langkahnya jauh lebih hati-hati takut menabrak sesuatu sehingga merugikan dirinya sendiri, buku tercecer misalnya.

“Kamu masuk ke kelas XI MIA 2 kan, Cakra?” tanya Bu Ziza, membuat langkah Kiyara berhenti seketika.

“Ya ampun, itu kelasku,” monolog Kiyara dalam hati.

“Iya, Bu. XI MIA 2.”

“Nah, kebetulan banget … kamu ikut Kiyara, dia kelas XI MIA 2 juga. Kiyara, kamu tolongin Cakra, ya … !” ucap Bu Ziza.

“Ba-baik, Bu … saya permisi terima kasih, Wassalamu’alaikum …”

Tanpa kata, Kiyara lalu melewati tubuh tinggi Cakra begitu saja … tapi, tangan Cakra sudah lebih dulu memegang bahu kiri Kiyara.

“Sini, aku bantuin.” Tangan kekar milik Cakra hampir mengambil seluruh tumpukan buku di tangan Kiyara.

“Jangan diambil semua, kan aku yang disuruh Pak Rusdi bukan kamu.”

“Nggak masalah, kan tanganmu luka.”

“Ya udah, ayo,” ucap Kiyara, lalu berjalan mendahului Cakra.

“Aku kayak nggak asing deh sama kamu,” kata Cakra, membuat langkah Kiyara berhenti.

“Agam, mau jaga Ala sampai tua,” sambung Cakra dengan mata yang tak pernah lepas dari sosok wanita bertubuh gempal di hadapannya.

Mata bernetra coklat pekat milik Kiyara membeliak seketika, ingatannya berkelana menyusuri setiap kejadian 8 tahun yang lalu serta mimpinya tadi. “Apa dia sosok tinggi tegap yang ada dalam mimpiku tadi? Agam … Agam, sahabatku?” ucap Kiyara dalam hati, sembari menatap lekat lelaki tinggi yang kini sudah berada di hadapannya itu.

“A-apa kamu, A---.”

“Heh, Adik Kelas tergendut … tumben mau jalan bareng cowok … !” ucap laki-laki tinggi dengan paras kebarat-baratan menyentak gendang telinga Kiyara.

“Ya … Tuhan dia selalu mengganggu disaat yang nggak tepat, dasar bule gadungan,”  kata Kiyara dalam hati.

Kiyara mencoba tak peduli, dia melangkahkan kembali kaki gendutnya menuju ruang kelas, diikuti laki-laki berparas manis dengan lesung pipi yang tampak menggoda saat bibirnya memamerkan seulas senyum, mengabaikan laki-laki blasteran yang menatapnya tajam.

Terpopuler

Comments

Megumi

Megumi

baru mampir.
Biasanya kalo cowok hobi gangguin cewek itu cuma caper, padahal mah naksir

2022-09-22

0

MA¹²queen

MA¹²queen

hai kak aku ma¹² mampir kenovel, jangan lupa mampir kenovel ku ya kak,, sukses selalu🤗🤗🥰

2022-07-07

1

🐾COCO🐾

🐾COCO🐾

mampir baca thor..

2022-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kiyara Mentari
2 2. Mentari Yang Redup
3 3. Luka Hati
4 4. The Best Brother
5 5. Teman Kecil
6 6. Buruk dan Baik
7 7. Silih Berganti
8 8. Bullying dan Bullying
9 9. Dalam Diam
10 10. Strategi Bangkit
11 11. Tulisan Mengubah Pandangan
12 12. Senakal-nakalnya Laki-Laki
13 13. You'r The Reason
14 14. Gue Nggak Buta
15 15. KARENA KAMU SEMPURNA
16 Sabar dan Lebar
17 Villa
18 PENSI Dadakkan
19 Wahai Diri !
20 Bodo Amat
21 Tetangga Baru
22 Berteman?
23 Mama Kak Dafa Kritis
24 Tetap Jadi Kakak yang Terbaik
25 Saudara se-Ayah (1)
26 Saudara se-Ayah (2)
27 Bule Ganteng Banget
28 Bule Ganteng Banget (2)
29 Semenjak Ada Dirimu
30 Rumah Tetangga
31 Mengagumi
32 Nginep?
33 Kamar
34 Insiden Pagi Hari
35 Insiden Pagi Hari (2)
36 Masih Rumah Dave
37 Adik Tiri
38 Belum Ada Perkembangan
39 Lelaki Itu
40 Rumit
41 Salah Ngomong
42 Usaha
43 Usaha Lagi
44 Status
45 Memaafkan
46 Berkumpul
47 GGL
48 Temen Lucknut
49 Ujian Cinta (Katanya)
50 Kegundahan Mommy
51 Limirin
52 KARYA
53 Semua Baik-Baik Saja
54 Jangan Merasa Sendiri
55 Sahabat Kiyara
56 Tak Pantas Bersanding
57 Sayap Patah
58 Menikah Secepatnya
59 Sudah Ada Cucu Mommy?
60 Gendut Sekali
61 Comberan
62 Pernikahan
63 Ayo Kita Buatkan !
64 Dasar Dave
65 Menggoda Adik Ipar
66 Kakak Beradik
67 Pekerjaan Kakak Apa?
68 Maafkan Aku
69 Bagaikan Air
70 Godaan
71 Orang Lama
72 Apartemen
73 Jangan Salah Paham
74 Sayang, Tanggung Jawab!
75 Isi Hati Mommy
76 Harus Serba Bisa
77 Masa Lalu
78 Rujuk?
79 Jujur
80 Bipolar?
81 AADK
82 Bucin
83 OTW
84 Menemukan Jalannya sendiri
85 Mau Serabi Oncom
86 Akan Bucin Pada Saatnya
87 Menghina
88 Ikhlas
89 Masih Insecure
90 Di Kamar Mommy
91 Ramuan Cinta
92 Makan Kamu Dulu
93 Orang Tua
94 Kegilaan Tama
95 Korban Tabrakan
96 Meluruskan
97 Lotek Kebahagiaan
98 DuPer
99 Dave ... Dave
100 Sakit Membawa Berkah
101 Keberanian Yang Tiba-Tiba Muncul
102 Ikut Suami Kerja
103 Shock Terapi I
104 Adu Mulut Dikit
105 Lemas Lagi
106 Panik
107 Balada Test Pack
108 Rumah Sakit
109 Memberi Kabar
110 Over Protektif
111 Kepanasan
112 Partner Membully
113 Memberi Sedikit Jalan
114 Kelam
115 Pemakaman
116 You'r Stronger
117 Jangan Melamun Papa
118 Teman
119 Sedikit BM
120 Pening
121 Berusaha Lebih Baik
122 USG
123 Menyinggung Masa Lalu
124 Kiyara dan Dave
125 Perut Meleyot
126 Rungsing
127 Spot Jantung
128 Memberi Nama
129 Aqiqah
130 Anak, anak, anak
131 Perdebatan Kecil
132 Banyak Anak Banyak Rezeki
133 Berkunjung
134 Jahil
135 Persiapan
136 Jakarta
137 Nayra
138 Keluarga Bahagia
139 Keluarga Kecil
140 Triplets SMP
141 Menyerah?
142 Episode Terakhir- Tamat
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1. Kiyara Mentari
2
2. Mentari Yang Redup
3
3. Luka Hati
4
4. The Best Brother
5
5. Teman Kecil
6
6. Buruk dan Baik
7
7. Silih Berganti
8
8. Bullying dan Bullying
9
9. Dalam Diam
10
10. Strategi Bangkit
11
11. Tulisan Mengubah Pandangan
12
12. Senakal-nakalnya Laki-Laki
13
13. You'r The Reason
14
14. Gue Nggak Buta
15
15. KARENA KAMU SEMPURNA
16
Sabar dan Lebar
17
Villa
18
PENSI Dadakkan
19
Wahai Diri !
20
Bodo Amat
21
Tetangga Baru
22
Berteman?
23
Mama Kak Dafa Kritis
24
Tetap Jadi Kakak yang Terbaik
25
Saudara se-Ayah (1)
26
Saudara se-Ayah (2)
27
Bule Ganteng Banget
28
Bule Ganteng Banget (2)
29
Semenjak Ada Dirimu
30
Rumah Tetangga
31
Mengagumi
32
Nginep?
33
Kamar
34
Insiden Pagi Hari
35
Insiden Pagi Hari (2)
36
Masih Rumah Dave
37
Adik Tiri
38
Belum Ada Perkembangan
39
Lelaki Itu
40
Rumit
41
Salah Ngomong
42
Usaha
43
Usaha Lagi
44
Status
45
Memaafkan
46
Berkumpul
47
GGL
48
Temen Lucknut
49
Ujian Cinta (Katanya)
50
Kegundahan Mommy
51
Limirin
52
KARYA
53
Semua Baik-Baik Saja
54
Jangan Merasa Sendiri
55
Sahabat Kiyara
56
Tak Pantas Bersanding
57
Sayap Patah
58
Menikah Secepatnya
59
Sudah Ada Cucu Mommy?
60
Gendut Sekali
61
Comberan
62
Pernikahan
63
Ayo Kita Buatkan !
64
Dasar Dave
65
Menggoda Adik Ipar
66
Kakak Beradik
67
Pekerjaan Kakak Apa?
68
Maafkan Aku
69
Bagaikan Air
70
Godaan
71
Orang Lama
72
Apartemen
73
Jangan Salah Paham
74
Sayang, Tanggung Jawab!
75
Isi Hati Mommy
76
Harus Serba Bisa
77
Masa Lalu
78
Rujuk?
79
Jujur
80
Bipolar?
81
AADK
82
Bucin
83
OTW
84
Menemukan Jalannya sendiri
85
Mau Serabi Oncom
86
Akan Bucin Pada Saatnya
87
Menghina
88
Ikhlas
89
Masih Insecure
90
Di Kamar Mommy
91
Ramuan Cinta
92
Makan Kamu Dulu
93
Orang Tua
94
Kegilaan Tama
95
Korban Tabrakan
96
Meluruskan
97
Lotek Kebahagiaan
98
DuPer
99
Dave ... Dave
100
Sakit Membawa Berkah
101
Keberanian Yang Tiba-Tiba Muncul
102
Ikut Suami Kerja
103
Shock Terapi I
104
Adu Mulut Dikit
105
Lemas Lagi
106
Panik
107
Balada Test Pack
108
Rumah Sakit
109
Memberi Kabar
110
Over Protektif
111
Kepanasan
112
Partner Membully
113
Memberi Sedikit Jalan
114
Kelam
115
Pemakaman
116
You'r Stronger
117
Jangan Melamun Papa
118
Teman
119
Sedikit BM
120
Pening
121
Berusaha Lebih Baik
122
USG
123
Menyinggung Masa Lalu
124
Kiyara dan Dave
125
Perut Meleyot
126
Rungsing
127
Spot Jantung
128
Memberi Nama
129
Aqiqah
130
Anak, anak, anak
131
Perdebatan Kecil
132
Banyak Anak Banyak Rezeki
133
Berkunjung
134
Jahil
135
Persiapan
136
Jakarta
137
Nayra
138
Keluarga Bahagia
139
Keluarga Kecil
140
Triplets SMP
141
Menyerah?
142
Episode Terakhir- Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!