~Katanya … manusia adalah makhluk paling sempurna, namun ternyata manusia tidak bisa dianggap sempurna di mata sesamanya~
Kukuruyuk … kukuruyuk ….
Kiyara berniat merebahkan tubuhnya lagi, tapi urung ia lakukan saat telinganya mendengar suara ayam jago yang bersumber dari jam weker di atas nakas, indikasi matahari akan segera terbit menyebarkan sinar penuh kehangatan, karena semalam dia memasang alarm tepat pukul 05.00 pagi. Dengan langkah gontai gadis itu keluar kamarnya, berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu sebelum melaksanakan sholat subuh.
“Assalamu’alaikum warahmatullah …” dia menolehkan kepalanya ke kiri, lalu kedua telapak tangan yang masih tertutup mukenah itu, merangkum wajah bulatnya seraya mengucapkan hamdalah. Mukenah putih dan sajadah hijau bergambar masjid dan dua pohon kelapa sudah dilipat rapi lalu di taruhnya di atas meja belajar, bersebelahan dengan buku bercover biru yang sudah tampak lusuh.
Buku diary, ya, buku berwarna biru yang sudah tampak lusuh itu adalah buku diarynya, yang di bagian covernya, tertulis kalimat ‘Verba Volant, scripta manent.’ Kalimat pelipur lara saat dirinya terabaikan dunia dan lebih memilih menyibukkan diri dengan menuangkan perasaan, dan juga harap untuk masa depannya, pada sebuah buku yang sudah terlihat usang di makan usia, agar semua kisahnya dapat ia kenang dan menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya yang penuh luka tak kasat mata. Lalu dibagian pojok kanan atas buku diarynya tertulis dengan rapi
dua susun kata ‘Kiyara Mentari’.
Tangannya yang berisi bergerak lincah membuka lembar demi lembar kertas yang sudah terpenuhi goresan pena. Nafasnya tersengal demi melihat tulisan-tulisan yang ia goreskan sendiri di diary lusuh itu, awal pertemuannya, kata-kata penuh semangatnya, caranya melindungi, bahkan caranya menatap dan berbicara pun Kiyara mengingatnya, sampai goresan-goresan tinta 5 tahun terakhir, yang lebih menceritakan tentang insecure, rasa tak dihargai, juga rasa kecewa merasa ditipu dan pencarian yang tak pernah membuahkan hasil. Sampai pria berparas manis itu menabrak tubuhnya satu minggu yang lalu, berharap hari-harinya perlahan membaik, tetapi malah banyak kejadian yang menguras emosinya.
“Kiyara, sudah jam enam Nak, ayo, sarapan lalu berangkat bersama Kakakmu … !”
Kiyara segera bangkit dari duduknya dan sesegera mungkin menyelesaikan keperluannya untuk berangkat sekolah, “Iya Bun, Kiyara nanti menyusul ke meja makan.”
Gadis itu mematut dirinya di depan kaca besar, lalu berdecak sebal, sudah beberapa minggu melakukan olahraga rutin, tapi badannya tetap tidak ada perubahan. Kiyara memang memiliki tubuh yang bisa dikatakan gendut dan bisa dikatakan sudah mengarah ke tingkat obesitas, tingginya 158 cm dan berat badannya 87 kg.
“Astagfirullah… masih sama aja. Padahal menurut mesin pencarian IMT atau indeks masa tubuh, aku itu kalau dihitung berarti tujuh puluh empat kilogram dibagi satu koma lima puluh delapan kuadrat hasilnya dua puluh
sembilan-an (87 : (1,58) 2\=29,6), aarrgggghhh itu udah mau masuk obesitas gilaakkkk. Terus udah olahraga sesuai anjuran mesin pencarian juga masa IMTnya cuma turun nol koma sekian aja, ya Allah… tobat Gustii…”Yap, padahal untuk kisaran berat badan ideal tubuh manusia harus memiliki IMT kisaran 18,5-25 saja, dan untuk kategori gemuk di kisaran angka IMT 25-30. Jadi usaha Kiyara masih sangat panjang tentunya, demi sebuah badan ideal. Niatnya agar terlihat sama dengan teman sebayanya, tak lagi mendapat olokan atau pandangan remeh teman-temannya. Meski katanya, manusia adalah makhluk paling sempurna, namun ternyata manusia tidak bisa dianggap sempurna di mata sesamanya.
Langkahnya terlihat gontai, mengingat ambisinya untuk menurunkan berat badan, kini kembali menguap entah kemana. Usianya 17 tahun, gadis itu ingin seperti kawan-kawannya yang lain, berbaur dengan baik dimana pun berada tanpa takut diejek ataupun dikucilkan karena memiliki berat badan di atas rata-rata. Tapi hatinya menciut
bila teringat kejadian masa lalu, kadang sendiri lebih baik baginya.
“Andai… dia masih sama,” ucapnya lirih, sembari menutup pintu kamarnya.
Kiyara, adalah salah satu sosok korban bullying semenjak duduk di bangku sekolah dasar hingga saat ini. Sebetulnya Kiyara, memiliki paras ayu nan tegas khas Jawa, hidungnya mancung meski sedikit tertutup pipinya
yang kelewat chubby, matanya tidak terlalu bulat pun tidak sipit dengan netra coklat pekat yang memikat. Sayangnya itu semua tertutup oleh rasa tidak percaya dirinya, istilah bulenya sih insecure. Sampai film layar lebar pun mengangkat kisah ini, karena banyak orang yang menganggap gendut adalah suatu ketidaksempurnaan diri
manusia. Seperti halnya orang-orang di sekitar Kiyara, dan diri Kiyara sendiri.
“Kiyara, kenapa kamu, Nak?” suara bariton milik ayahnya pun menyapa gendang telinganya, lembut.
“Eh, Ayah, pagi Yah. Kiyara, baik-baik saja kok, Yah,” ucapnya sembari tersenyum cerah, seperti mentari pagi. Ya, setidaknya di dalam rumah dan bersama keluarganya lah, Kiyara bisa menjadi sosok dirinya sendiri tanpa takut
dipandang rendah. Meski, tak dipungkiri kadang ada kalanya dia menutup diri dari keluarganya juga.
Pasangan ayah dan anak itu pun berjalan beriringan menuruni anak tangga, berjalan menuju ruang makan dengan diselingi canda tawa. Membuat Kiyara, melupakan sejenak kesedihannya.
“Nah, akhirnya muncul juga Ayah sama si Bungsu. Tuh, kasihan si Kakak dari tadi nungguin,” ucap sang Bunda yang masih sibuk menata menu sarapan di atas meja makan.
Bagi keluarga ini sarapan adalah salah satu hal wajib yang mesti dilakukan sebelum dimulainya aktifitas padat selama seharian penuh, ini adalah peraturan yang dibuat khusus oleh wanita yang menjabat sebagai istri dan juga ibu di rumah itu, untuk semua anggota keluarganya. Apalagi semenjak anak bontotnya, Kiyara, melakukan diet ketat sewaktu SMP akibat bullying dari teman-temannya, sampai Kiyara, harus melakukan rawat inap di rumah sakit,
dan sejak saat itu Bunda Alana benar-benar mengatur jadwal makan anggota keluarganya dengan teliti dan cermat, tak lagi mau kecolongan.
Rutinitas pagi yang begitu menghangatkan siapa saja yang melihatnya, sosok keluarga sempurna yang didamba setiap insan. Tapi yang namanya ujian pasti akan tetap ada, bukan?
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” – QS. Al Baqarah: 155
~~~ ~~~
Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring, riuh rendah terdengar di atas meja makan, di mana keluarga kecil itu tengah menikmati sarapannya, berupa nasi goreng sayur dan ayam potong dadu dengan nikmat, penuh rasa syukur. Sementara jarum jam dinding terus berputar, menjalankan peran sebagai penanda bahwa waktu
terus dan masih akan berjalan sampai titik dimana semua tujuan manusia diturunkan ke muka bumi usai.
“Ara, ayo, kita berangkat nanti Kakak telat masuk kampus.”
Kiyara mengangguk sembari tersenyum, meski tak memiliki teman dekat di sekolahnya, Kiyara tetap harus semangat menjalani masa putih abu-abunya yang tinggal satu setengah tahun lagi akan segera usai.
“Ayo, Kak! Yah, Bun, Kiyara sama Kakak berangkat dulu ya, assalamu’alaikum.” Kakak beradik itu bergantian menyalimi tangan kedua orang tuanya, lalu beranjak pergi meninggalkan rumah, menyisakan pasangan yang tak lagi muda di ruang makan tersebut.
Mereka berdua terhanyut dalam pikiran masing-masing, Kiyara Mentari, anaknya yang dulu paling ceria kini berangsur-angsur menjadi anak yang lebih pendiam dan tertutup, semenjak kasus bullying yang ia terima saat SMP. Berharap secerah dan sehangat mentari pagi, nyatanya Kiyara Mentari kini menjadi sosok gadis yang beraura hujan, apalagi jika di luar rumah. Beruntungnya beberapa bulan ini, gadis bontotnya itu sudah mulai bisa berbicara dengan nyaman dan tersenyum dengan ikhlas saat masih dalam rumahnya. Entah di luaran sana seperti apa, yang mereka tahu anaknya tetap tersenyum ketika di dalam rumah.
.
.
.
*Ini cerita baru, yang Othor buat ... semoga kalian suka ya ... jangan lupa like dan favoritkan cerita ini biar bisa tahu kelanjutan cerita Kiyara* ...
*Terima kasih* ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
allvaro Putra
suka kak apalgi tentang cewek gemoy
2024-09-23
0
Senajudifa
salken dr kutukan cinta. mampirlah jika berkenan
2022-05-25
0
Ciara_Meirika
salam dari Cinta Made In Hong Kong
2022-01-29
0