4. The Best Brother

~Dia yang rela berbagi kasih dan sayang, tapi tetap baik dan menjadi panutan, juga pelindung

dalam kondisi apapun~ Kiyara Mentari

.

.

Perpustakaan yang semula sepi kini mulai terisi oleh beberapa siswa-siswi, ada yang hanya sekadar ngadem di dalam perpust, ada yang mengerjakan tugas, mencari buku, berdiskusi dengan bisik-bisik, ada yang modus ke perpustakaan karena gebetan suka mojok baca buku di perpus, juga ada yang karena diusir dari kelas, seperti Kiyara.

Puk … .

Kiyara mengalihkan atensinya, mencari tahu siapa yang berani menepuk bahunya saat dia sedang serius-seriusnya membaca tentang anatomi tubuh manusia. Pandangan yang semula tajam berubah menjadi hangat.

“Hai, Ki. Untung aku feeling kamu ada di sini … kamu dicari Bu Reni tuh, disuruh menemui beliau di ruang guru. So sorry, tadi aku nggak bisa bantuin kamu.” Pria berlesung pipi itu berbicara dengan lembut sembari memposisikan duduknya tepat di sebelah Kiyara.

“Nggak apa-apa, santai aja. Makasih udah dikasih tahu, aku ke ruang guru dulu.” Kiyara beranjak dari duduknya sembari merapikan buku yang dia pinjam dan buku diary yang tadi sempat dia bawa ketika di usir dari kelas.

“Hati-hati, semoga semuanya baik-baik saja.” Kiyara mengangguk sembari berlalu.

Hubungan keduanya cukup baik meski tak terlalu dekat, tapi Cakra hampir selalu ada membantu Kiyara saat gadis itu sedang mengalami kesusahan. Meski ada rasa aneh dan asing, saat Cakra mengenalkan diri sebagai teman masa kecilnya, tapi dia memilih untuk percaya karena ada bukti kuat yang mendasari, yaitu … gantungan kunci yang pernah mereka buat 8 tahun yang lalu.

Langkah kaki Kiyara yang semula melangkah dengan ayunan stabil, kini mendadak melambatkan jalannya. Di depan kelas masih ada gerombolan teman sekelasnya yang sedang menghabiskan sisa jam istirahat dengan mengobrol dan memakan jajanan yang mereka bawa dari kantin sekolah, terlebih ada Arin yang sedang tertawa cekikikan tanpa dosa, membuatnya berpikir keras mencari jalan lain agar dapat sampai ruang guru tanpa melewati kelasnya.

“Apa aku lewat lapangan belakang aja kali ya …” gumamnya lirih, lalu bergegas membelokan langkahnya menuju lapangan belakang, sedikit memutar tak masalah daripada mendengar cemoohan yang tak berkesudahan.

Kiyara berjalan menerobos panas matahari pukul setengah sembilan pagi yang mengandung banyak vitamin D, belum istirahat memang … tapi, untuk hari ini, jam kedua sampai jam pulang sekolah memang dibebaskan dari jam pelajaran karena akan ada pensi dari anak kelas 12 acara yang merupakan  puncak rangkaian dari praktik sekolah dalam mata pelajaran seni budaya, pensi ini juga mengundang alumni untuk membantu mem-vote tampilan terbaik.

“Kiyara … Ki, di sini …!” suara teriakan perempuan, memanggil namanya, membuat Kiyara menghentikan langkahnya kemudian mencari seseorang itu.

“Gazebo bawah trembesi,” suara teriakan itu menginstrupsi kembali.

Kiyara gusar, melihat wanita berkerudung coklat khas seperti baju dinas PNS sedang duduk di gazebo dekat pohon trembesi yang langsung menghadap ke lapangan voli. Jujur saja, dia takut kena semprot di tempat umum. Membuat kakinya sangat berat untuk digunakan melangkah menuju perempuan yang sedari tadi memanggilnya.

“Untung kamu lewat sini tadi, kalau kamu lewat depan kamu nggak bakal ketemu saya. Tadi mau menghubungi kamu tapi Ibu lupa bawa handphone.” Kiyara tersenyum sembari meringis kecil.

“I-iya, Bu … tidak apa-apa. Oh Iya, Bu Reni apa betul menyuruh saya untuk menemui Ibu?” Tangan gendutnya kini sudah bertaut, saling meremas.

“Iya, saya nyuruh anak baru buat manggil kamu. Ibu udah memeriksa hasil kerja kamu, ternyata selama 28 menit kamu sudah bisa mengerjakan 4 dari 5 soal matematika dengan baik dan yang belum kamu kerjakan soal nomor 2. Jujur Ibu kecewa sama kamu, Ki.”

“Bu, ta—.”

“Stop, Ki. Maaf , Ibu tetap harus memberimu hukuman meskipun kamu adalah anak dengan

prestasi yang sangat membanggakan sekolah diajang olimpiade bergengsi taraf internasional sekalipun.”

Kiyara terpaku dalam diam, kejadian seperti ini terulang kembali, membuatnya semakin merasa rendah diri, tidak diberi kesempatan untuk berpendapat apalagi mengutarakan pembelaan bahwa dirinya tidak bersalah dan sama sekali tidak meminta jawaban dari Arin.

“Kamu saya hukum untuk membuat soal ulangan harian kelas sepuluh, 20 soal beserta jawabannya. Saya tunggu nanti jam pulang sekolah harus sudah dikumpulkan di meja kerja saya,” ucap Bu Reni dengan tegas dan lugas. “Ini, modul kelas sepuluh kamu pelajari terlebih dahulu, biar tidak menyimpang dari apa yang saya ajarkan ke adek kelasmu.”

“Ba-baik, Bu. Kalau begitu saya permisi untuk mengerjakannya. Wassalamu’alaikum …”

Di atas sana, di rooftop gedung sekolah ada sosok yang sedari tadi memerhatikan interaksi antara guru dan murid, tatapannya terlihat mengintimidasi, sayang sekali baik Bu Reni maupun Kiyara, keduanya tak menyadari sosok itu.

“Someday … somehow … gue rasa dia bakal jadi wanita inceran banyak lakik.”

Dave, laki-laki itu pun beranjak pergi dari rooftop berharap bisa mengejar gadis gendut yang tampak semakin muram, wajahnya. Seharusnya, Dave sudah berkumpul dengan teman-temannya, tapi instingnya mengajak Dave melakukan hal lain.

“Shit … perpustakaan lagi,” umpatnya.

Puk … tepukan di bahunya membuat Dave, memutarkan tubuhnya. Netra birunya menatap

asing lelaki yang memakai kemeja berwarna abu sebahu dipadankan dengan celana jeans hitam lengkap dengan sepatu kets hitam.

“Numpang tanya dong, tahu cewek kelas XI IPA namanya Kiyara Mentari?” Dave, sontak membulatkan matanya. Baru saja tadi di rooftop dia bermonolog bahwa suatu hari nanti bakal banyak laki-laki yang mengincar Kiyara, and see tak perlu menunggu waktu lama karena sekarang pun Kiyara sudah dicari oleh laki-laki tampan yang terlihat dewasa, pikirnya.

“Eh … emh, iya Bang tahu gue. Ini, gue juga lagi mau nyusulin dia ke perpust.” Laki-laki di hadapan, Dave pun mengernyitkan dahinya heran.

“Oh, yaudah kalau gituh gue ngikut lu ketemu sama Kiyara aja.” Dave menganggukkan kepalanya, menyetujui ucapan pria asing, sebetulnya dia merasa penasaran ada perlu apa laki-laki tampan ini mencari seorang Kiyara Mentari, wanita gendut yang insecurenya bukan main.

***

Tumpukan sepuluh buku ajar matematika sudah memenuhi meja yang digunakan Kiyara untuk mengerjakan hukuman dari Bu Reni, wajahnya tampak masam, meski sudah sering kali mendapat ketidakadilan, tapi tetap saja rasanya sama, nyesek.

“Kamu, mau aku bantuin bikin soal?” tanya Cakra, yang sedari tadi membantu Kiyara untuk mengumpulkan buku.

“Emh … enggak usah deh Cak. Biar aku aja yang ngerjain ini semua, kan ini memang hukuman buat aku. Mending kamu ke lapangan aja, liat pensi.”

“Nggak ah, aku temenin aja ya di sini?” Kiyara mengangguk, kehadiran teman masa kecilnya cukup membantu membuat moodnya sedikit membaik.

Mereka berdua larut dalam aktivitas masing-masing, sampai suara derap langkah yang

kian mendekat dan suara deheman membuat keduanya mendongakan kepala.

“Kakak …”

“Kak Dafa.” Keduanya berucap lirih secara bersamaan.

“Kalian ngapain berduaan di perpust yang lagi sepi kayak gini? Yang lain udah pada ke lapangan buat liat pensi, kalian?” tanya Dafa dengan tatapan mengintimidasi, sedangkan Dave masih mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di hadapannya ini.

“Aku, lagi nemenin Kiyara buat ngerjain tugas dari Bu Reni.” Dafa mengernyitkan dahinya, heran.

“Katanya, semalam nggak ada tugas,” ucap Dafa sembari mendudukan tubuhnya di kursi samping Kiyara, mengabaikan si bule yang masih setia berdiri dengan tatapan penuh tanya.

“Ah, i-itu Kak--.”

“Kiyara, dihukum karena di fitnah minta contekan sama Arin.” Dengan santainya Cakra mengucapkan apa yang sebenarnya terjadi, membuat Kiyara menundukan kepalanya dalam.

“Astaga, berapa kali Kakak bilang. Jangan mudah terintimidasi, jangan mudah mengalah jika kamu tidak melakukan kesalahan, lawan mereka … lawan Ki.” Dafa, berucap dengan gusar, adiknya ini selalu saja mengalah meski tak bersalah, selalu jadi yang tertindas. Payah … !

“Kak, please jangan di sini kalau mau ngomelin aku.”

“Cakra, lu ikut gue ke ruang guru. Lu, Bule … gue nitip Adik gue bentaran.” Tanpa menunggu jawaban dari Cakra dan Dave, Dafa langsung berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari perpustakaan.

Cakra mengayunkan langkahnya cepat, untuk mensejajarkan langkah Dafa. “Apa yang mau Kak Dafa lakukan?”

“Mau, nunjukin bukti kalau Kiyara nggak salah.”

“Caranya?”

“Sebenernya, gue nyimpen kamera kecil di tasnya Kiyara jaga-jaga kalau ada orang yang ngebully dia, gue punya bukti buat bikin pelajaran sama mereka-mereka.”

“Always, the best brother,” kata Cakra yang membuat Dafa tersenyum sinis, membayangkan wajah gadis yang memfitnah adiknya, terkena hukuman.

Sementara itu, di dalam perpustakaan Kiyara masih sibuk mengerjakan hukuman yang diberi Bu Reni, tak menghiraukan kehadiran Dave yang masih setia berdiri di belakangnya.

“Eheemmm … .” Dave berdehem cukup keras, membuat Kiyara mengalihkan atensinya.

“Ada apa?”

Dave mendudukkan dirinya di samping Kiyara. “Dia, Kakak lu?”

“Hem … .”

“Kenapa, masih ngerjain hukuman yang lu sendiri nggak ngerasa ngelakuin kesalahan?”

Kiyara menghentikan gerakan tangannya. “Bukan urusan, Kakak … !”

“Temen baru lu itu, kok bisa kenal sama Kakak lu?”

“Diem, Kak ... ! Ini, nggak selesai-selesai kalau Kak Dave ngajak ngobrol terus. Sana gih, bukannya pensi malah nongkrong di sini.”

“Nunggu Kakak lu dulu, baru gue cabut dari sini.”

.

.

.

Selamat membaca readers ... semoga suka dengan cerita baru yang Author buat ... jangan lupa like dan favoritenya ya ... bentar lagi mau lebaran nih ... masih semangatkan puasanya?

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Asli deh, aku beneran kesel sama Bu Reni..
Kok bisa seorang guru kayak gitu, ga mau denger penjelasan muridnya..😤
Padahal dia tau, Kiyara murid yang cerdas..
Mantap nih Dafa, beneran the best brother 🤩
Untung Dafa bisa ngebuktiin Kiyara ga salah, dianter Cakra..😄
Dave kayaknya ada sesuatu deh sama Kiyara..
Dia sok cuek tapi sebenarnya perhatian banget sama Kiyara..☺️

2021-06-04

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kiyara Mentari
2 2. Mentari Yang Redup
3 3. Luka Hati
4 4. The Best Brother
5 5. Teman Kecil
6 6. Buruk dan Baik
7 7. Silih Berganti
8 8. Bullying dan Bullying
9 9. Dalam Diam
10 10. Strategi Bangkit
11 11. Tulisan Mengubah Pandangan
12 12. Senakal-nakalnya Laki-Laki
13 13. You'r The Reason
14 14. Gue Nggak Buta
15 15. KARENA KAMU SEMPURNA
16 Sabar dan Lebar
17 Villa
18 PENSI Dadakkan
19 Wahai Diri !
20 Bodo Amat
21 Tetangga Baru
22 Berteman?
23 Mama Kak Dafa Kritis
24 Tetap Jadi Kakak yang Terbaik
25 Saudara se-Ayah (1)
26 Saudara se-Ayah (2)
27 Bule Ganteng Banget
28 Bule Ganteng Banget (2)
29 Semenjak Ada Dirimu
30 Rumah Tetangga
31 Mengagumi
32 Nginep?
33 Kamar
34 Insiden Pagi Hari
35 Insiden Pagi Hari (2)
36 Masih Rumah Dave
37 Adik Tiri
38 Belum Ada Perkembangan
39 Lelaki Itu
40 Rumit
41 Salah Ngomong
42 Usaha
43 Usaha Lagi
44 Status
45 Memaafkan
46 Berkumpul
47 GGL
48 Temen Lucknut
49 Ujian Cinta (Katanya)
50 Kegundahan Mommy
51 Limirin
52 KARYA
53 Semua Baik-Baik Saja
54 Jangan Merasa Sendiri
55 Sahabat Kiyara
56 Tak Pantas Bersanding
57 Sayap Patah
58 Menikah Secepatnya
59 Sudah Ada Cucu Mommy?
60 Gendut Sekali
61 Comberan
62 Pernikahan
63 Ayo Kita Buatkan !
64 Dasar Dave
65 Menggoda Adik Ipar
66 Kakak Beradik
67 Pekerjaan Kakak Apa?
68 Maafkan Aku
69 Bagaikan Air
70 Godaan
71 Orang Lama
72 Apartemen
73 Jangan Salah Paham
74 Sayang, Tanggung Jawab!
75 Isi Hati Mommy
76 Harus Serba Bisa
77 Masa Lalu
78 Rujuk?
79 Jujur
80 Bipolar?
81 AADK
82 Bucin
83 OTW
84 Menemukan Jalannya sendiri
85 Mau Serabi Oncom
86 Akan Bucin Pada Saatnya
87 Menghina
88 Ikhlas
89 Masih Insecure
90 Di Kamar Mommy
91 Ramuan Cinta
92 Makan Kamu Dulu
93 Orang Tua
94 Kegilaan Tama
95 Korban Tabrakan
96 Meluruskan
97 Lotek Kebahagiaan
98 DuPer
99 Dave ... Dave
100 Sakit Membawa Berkah
101 Keberanian Yang Tiba-Tiba Muncul
102 Ikut Suami Kerja
103 Shock Terapi I
104 Adu Mulut Dikit
105 Lemas Lagi
106 Panik
107 Balada Test Pack
108 Rumah Sakit
109 Memberi Kabar
110 Over Protektif
111 Kepanasan
112 Partner Membully
113 Memberi Sedikit Jalan
114 Kelam
115 Pemakaman
116 You'r Stronger
117 Jangan Melamun Papa
118 Teman
119 Sedikit BM
120 Pening
121 Berusaha Lebih Baik
122 USG
123 Menyinggung Masa Lalu
124 Kiyara dan Dave
125 Perut Meleyot
126 Rungsing
127 Spot Jantung
128 Memberi Nama
129 Aqiqah
130 Anak, anak, anak
131 Perdebatan Kecil
132 Banyak Anak Banyak Rezeki
133 Berkunjung
134 Jahil
135 Persiapan
136 Jakarta
137 Nayra
138 Keluarga Bahagia
139 Keluarga Kecil
140 Triplets SMP
141 Menyerah?
142 Episode Terakhir- Tamat
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1. Kiyara Mentari
2
2. Mentari Yang Redup
3
3. Luka Hati
4
4. The Best Brother
5
5. Teman Kecil
6
6. Buruk dan Baik
7
7. Silih Berganti
8
8. Bullying dan Bullying
9
9. Dalam Diam
10
10. Strategi Bangkit
11
11. Tulisan Mengubah Pandangan
12
12. Senakal-nakalnya Laki-Laki
13
13. You'r The Reason
14
14. Gue Nggak Buta
15
15. KARENA KAMU SEMPURNA
16
Sabar dan Lebar
17
Villa
18
PENSI Dadakkan
19
Wahai Diri !
20
Bodo Amat
21
Tetangga Baru
22
Berteman?
23
Mama Kak Dafa Kritis
24
Tetap Jadi Kakak yang Terbaik
25
Saudara se-Ayah (1)
26
Saudara se-Ayah (2)
27
Bule Ganteng Banget
28
Bule Ganteng Banget (2)
29
Semenjak Ada Dirimu
30
Rumah Tetangga
31
Mengagumi
32
Nginep?
33
Kamar
34
Insiden Pagi Hari
35
Insiden Pagi Hari (2)
36
Masih Rumah Dave
37
Adik Tiri
38
Belum Ada Perkembangan
39
Lelaki Itu
40
Rumit
41
Salah Ngomong
42
Usaha
43
Usaha Lagi
44
Status
45
Memaafkan
46
Berkumpul
47
GGL
48
Temen Lucknut
49
Ujian Cinta (Katanya)
50
Kegundahan Mommy
51
Limirin
52
KARYA
53
Semua Baik-Baik Saja
54
Jangan Merasa Sendiri
55
Sahabat Kiyara
56
Tak Pantas Bersanding
57
Sayap Patah
58
Menikah Secepatnya
59
Sudah Ada Cucu Mommy?
60
Gendut Sekali
61
Comberan
62
Pernikahan
63
Ayo Kita Buatkan !
64
Dasar Dave
65
Menggoda Adik Ipar
66
Kakak Beradik
67
Pekerjaan Kakak Apa?
68
Maafkan Aku
69
Bagaikan Air
70
Godaan
71
Orang Lama
72
Apartemen
73
Jangan Salah Paham
74
Sayang, Tanggung Jawab!
75
Isi Hati Mommy
76
Harus Serba Bisa
77
Masa Lalu
78
Rujuk?
79
Jujur
80
Bipolar?
81
AADK
82
Bucin
83
OTW
84
Menemukan Jalannya sendiri
85
Mau Serabi Oncom
86
Akan Bucin Pada Saatnya
87
Menghina
88
Ikhlas
89
Masih Insecure
90
Di Kamar Mommy
91
Ramuan Cinta
92
Makan Kamu Dulu
93
Orang Tua
94
Kegilaan Tama
95
Korban Tabrakan
96
Meluruskan
97
Lotek Kebahagiaan
98
DuPer
99
Dave ... Dave
100
Sakit Membawa Berkah
101
Keberanian Yang Tiba-Tiba Muncul
102
Ikut Suami Kerja
103
Shock Terapi I
104
Adu Mulut Dikit
105
Lemas Lagi
106
Panik
107
Balada Test Pack
108
Rumah Sakit
109
Memberi Kabar
110
Over Protektif
111
Kepanasan
112
Partner Membully
113
Memberi Sedikit Jalan
114
Kelam
115
Pemakaman
116
You'r Stronger
117
Jangan Melamun Papa
118
Teman
119
Sedikit BM
120
Pening
121
Berusaha Lebih Baik
122
USG
123
Menyinggung Masa Lalu
124
Kiyara dan Dave
125
Perut Meleyot
126
Rungsing
127
Spot Jantung
128
Memberi Nama
129
Aqiqah
130
Anak, anak, anak
131
Perdebatan Kecil
132
Banyak Anak Banyak Rezeki
133
Berkunjung
134
Jahil
135
Persiapan
136
Jakarta
137
Nayra
138
Keluarga Bahagia
139
Keluarga Kecil
140
Triplets SMP
141
Menyerah?
142
Episode Terakhir- Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!