Dewan Cinta Hati Freya

Dewan Cinta Hati Freya

Bab 1

"Kaya ... aku males sekolah," rengek seorang gadis yang masih setia membungkus diri dengan selimut. Tidak dibiarkan hawa dingin mengusik mimpi indah. Dia juga tidak begitu peduli dengan matahari yang sedang memaksa masuk melalui jendela di seberang kasurnya---lagian siapa sih yang meletakkan jendela di sana?! Gerutu gadis itu setiap hari.

Sedangkan anak perempuan satunya lagi sudah siap dengan blazer abu dengan logo Bayanaka International School yang berada di depan saku dada kirinya. Sekolah kenamaan yang menjadi tempat mereka untuk menimba ilmu sejak dini.

Kaya hanya bisa berkacak pinggang melihat kelakuan sahabatnya. Tidak berlangsung lama dia mengembuskan napas dan menyimpan tasnya di bawah meja belajar. Dia lalu mendekati temannya lalu berucap, "Freyaaa ... bangun!!!"

Freya mengintip tetapi tidak membuka mata sepenuhnya. Tangannya bergerak otomatis ke bawah bantal. Menarik sebuah ponsel dan melihat jam yang tercetak pada benda canggih itu.

"Baru juga jam enam. Bangunin aku jam setengah tujuh ya," ucap Freya lalu kembali menarik selimut hingga menutupi wajah.

Kaya hanya bisa menggelengkan kepala. Terpaksa dia mendekati jendela dan membuka gordennya. Biarkan saja sinar matahari masuk dan membuat sahabatnya itu menggeliat seperti cacing kepanasan. Namun, sahabatnya itu benar-benar tidak peduli. Bahkan mengubah posisi miring menjadi menghadap pada bantal. Mengesalkan sekali.

"Come on, Freya! Mau sampai kapan kamu malas-malasan? Disaat banyak orang yang mau sekolah, kamu malah menolaknya?!" ucap Kaya lantang, tetapi Freya tidak mendengarkan. Kalau saja dia kuat seperti anak laki-laki, dia pasti akan menggeret sahabatnya ke kamar mandi. Bikin kesal saja!

Kaya kembali berkacak pinggang dan mengembuskan napas hingga poni panjangnya ikut terbawa ke atas. Sesekali memperhatikan jam tangan di pergelangan kiri, mereka mungkin saja bisa telat di upacara pembukaan murid baru. Senior bisa menghukum mereka, terlebih SMA Bayanaka punya organisasi khusus untuk menyidak murid-murid yang melanggar aturan. Ayolah! Masa seorang Kaya Alfinatun harus ikhlas menerima nilai minus di buku sikap?

Sambil berpikir, dia mengetuk ujung kaki dengan lantai. Itu tidak akan membuat Freya bangun, jadi dia bisa santai sedikit. Kaya benar-benar menolak mendapat nilai minus! Sepertiya Kaya memang harus mengeluarkan jurus rahasianya.

"Frey, enggak mau ketemu Kak Areka gitu? Pagi ini pasti muncul di upacara lho," ucap Kaya.

Tidak perlu menunggu hingga dua menit berlalu. Freya segera duduk di tepi ranjang sambil mengusap matanya. Setelah sepenuhnya sadar, gadis berambut panjang sebahu itu segera berlari ke kamar mandi.

Kaya menutup mulutnya, lalu tertawa. Untungnya Freya sudah berlari ke kamar mandi sambil membawa baju ganti. Dia tidak perlu sungkan karena kebohongan kecil yang sudah dia utarakan.

"Dasar, Freya! Ah iya, dia pasti belum siapin buku buat hari ini. Aaa! Kapan sih dia berhenti kekanak-kanakan," gerutu Kaya.

Sambil menunggu sahabatnya, Kaya mengambil tas warna biru. Freya benar-benar tidak menyiapkan apa pun. Apa jadinya jika Kaya meninggalakan gadis itu barang sehari saja? Ya ampun.

Kaya dengan telaten mengambil buku tulis tanpa sampul ke dalam tas. Mengambil beberapa pulpen dan pensil lalu memasukkannya ke kotak pensil. Tidak lupa dia cek kembali barang-barang milik Freya.

BRAK

Kaya segera menoleh pada sumbr suara yang di dapatnya. Gadis itu lengkap dengan seragamnya. "Kay, Kay! Ayo ke sekolah!"

"Hah?! Kamu kan belum makan!" amuk Kaya.

Freya segera berlari ke arah Kaya. Mengambis tas berwara biru lalu memakainya. "Percuma! Di rumah juga gak ada apa-apa. Mama sama Papa lagi di luar kota," balas Freya.

Kaya baru mau menjawab lagi, tetapi Freya justru menari tangan sahabatnya. Beginikah rasanya menghadapi orang yang sedang mabuk cinta?

Kaya hanya bisa pasrah. Si Kunci Hati sudah telanjur menetap di relung terdalam hati sahabatnya. Bahkan sampai dua tahun! Ayolah ini hanya cinta monyet! Memang Areka itu semenarik apa sih?

----------------

"Selamat pagi, kami selaku OSIS Bayanaka mengucapkan selamat datang pada siswa dan siswi baru baik di SMP maupun di SMA Internasional Bayanaka," ucap kakak kelas dengan rambut digerai berwarna perak dan logat luar, tetapi belum fasih dalam berbahasa Indonesia.

Ih, kenapa gak Kak Areka aja? Freya menggembungkan pipi, matanya panas. Dia malas mendengarkan anggota OSIS yang sedang berceramah tentang peraturan untuk murid baru. Hari ini lebih dingin dari biasanya, seharusnya Freya menggunakan baju hangatnya saja.

Lapangan luas dipenuhi semua murid dari SMP dan SMA kelas satu yang dipersilakan duduk beberapa menit lalu, sisanya sudah kembali ke kelas kecuali anggota OSIS, tidak tahu mau apa. Freya lebih sibuk memeluk dirinya sendiri. Mengusap kedua telapak tangannya untukk menghantarkan hangat melalui mulut ke tubuhnya sendiri.

"Bagi nama-nama yang sudah disebutkan harap masuk barisan kelasnya masing-masing. Setelahnya, masa orientasi akan kami mulai," ucap anak OSIS yang sebelumnya. Freya terbelalak! Gila, dari tadi kakak itu membagi nama kelas satu? Gawat ... dia sama sekali tidak menyimak.

Sedia payung sebelum hujan. Sedia Kaya sebelum kena masalah.

Tergesa-gesa dia menarik lengan gadis berambut ikal pendek tersebut. Padahal sahabatnya itu baru saja mau melangkah pergi ke barisan. "Sekarang kenapa? Ayo masuk barisan kelas!"

"Masalahnya itu, aku enggak tau aku kelas apa," ucap Freya. Kaya menarik napas pelan lalu tersenyum seperti sudah terbiasa menghadapi hal ini.

"Kita sekelas, kok. Ayo! Nanti ketinggalan," ajak Kaya. Freya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Untung sekelas lagi dengan Kaya. Kalau tidak ... masa SMA-nya akan sama seperti bajunya. Abu-abu!

Warna rambut beraneka ragam, diperkenankan oleh sekolah dengan syarat memang sejak lahir punya warna rambut itu. Tidak ada cat rambut. Kalau ketahuan bisa dapan poin minus di buku sikap, fatalnya kena skors.

Freya berdiri di samping Kaya, memang satu kelas dibuat dua banjar. Lalu, datang beberapa kakak kelas yang merupakan anggota OSIS. Di tangan mereka terdapat kertas HVS yang sudah ada tulisan, tapi karena terbalik jadi tidak terbaca.

"Adik-adikku, di sini kami selaku OSIS akan membimbing kalian selama sehari penuh untuk masa orientasi. Silahkan ikuti pembimbing kalian. Terima kasih," ucap kakak kelas dengan logat Melayunya yang kental.

Satu per satu pembimbing menyebutkan kelas yang mereka bimbing. Sampai pada kelas Freya dan Kaya. "Kelas X-IPS 3 harap ikuti saya!"

Freya terlonjak kaget. Bukan karena perintahnya, tapi karena suara berat yang sudah lama dia tidak dengar sepanjang liburan. Itu Kak Areka!

"Kaya itu ... Kak Areka!" Freya langsung meremas tangannya karena terlalu senang. Kaya hanya menutup wajah malu, karena sahabatnya ini mencuri perhatian orang-orang di sekitar. Bagus kalau Areka tidak mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Sri Indah Wijayanti

Sri Indah Wijayanti

Manja banget dah si freya, jadi gemes aku

2020-04-10

0

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

keren Thor

2020-04-03

0

Vania Amanda

Vania Amanda

Semangat, kak

2020-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!